19. Follow Me

Tangan Vero kemudian melepaskan pegangannya pada jaket Saddam.

Mendengar kata-kata Vero, Saddam sepertinya tersadar akan situasi mereka dan melepaskan Rizky dengan kasar hingga Rizky setengah terjungkal ke depan.

Rully tertawa terbahak-bahak. Vero sebal melihat ekspresi Rully yang seperti sedang mengolok-oloknya.

"Gitu dong. Gua suka kalo lu tegas gini. Biar ga terus-terusan ditindas orang lain" Rully mengacak-acak rambut Vero sambil berjalan menuju ranselnya yang teronggok di dekat ban mobil.

Awalnya Vero merasa bergidik mendengarkan cerita yang dituturkan Osas di depan pondok Penjaga Hutan saat itu.

Apalagi hutan yang rimbun dan musim dingin membuat matahari seperti tak pernah terbit di daerah sana.

Vero melirik jamnya dan melihat saat itu sebenarnya masih pukul 2 siang, tapi kabut membuat penampakan sekitar mereka tampak seperti saat magrib atau subuh.

Angin yang sesekali menerpa pipinya terasa dingin menusuk.

Jika tiba-tiba perasaan enggan masuk ke hutan saat itu muncul di benak Vero, hal itu mungkin terjadi bukan karena kengeriannya terhadap makhluk kanibal.

Tapi lebih kepada keinginannya untuk tetap berada di bawah selimut untuk bergulung agar tetap hangat.

Dia merasa ujung-ujung jarinya kebas mati rasa di dalam sarung tangan wolnya.

Keempat orang pemandu sudah sejak tadi berdiri memanggul tas mereka.

Saddam berbicara pada Osas yang tak jauh dari Eko yang terlihat masih berjongkok mengatur isi ranselnya.

Rizky tampak berbicara serius dengan Ndaka. Tampak pria berkulit hitam itu sesekali menunjuk hutan yang berada di belakangnya.

Vero tak mengerti apa yang sedang dibicarakan kedua orang pria yang nyaris baku hantam tadi.

"Ly! Lu ngapain?" Tanya Vero.

Rully yang berada tak jauh dari wanita bermata sipit itu menunjuk peta kertas yang dibentangkannya di atas kap mobil.

Vero berjalan mendekati mobil, Rully masih tekun melihat antara peta kertas dan ponselnya secara bergantian.

"Ngapain sih?" Desak Vero.

"Aneh deh" Rully bergumam.

"Apanya?"

"Bentuk hutan ini di peta kertas dan di ponsel beda. Emang ga terlalu mencolok sih, tapi menurut gua hutan pada peta ponsel sedikit mengecil di bagian ini" Rully menunjuk bagian timur hutan.

Vero meniru tingkah Rully. Matanya bergantian menatap peta kertas dan di ponsel secara bergantian.

"Apa peta kertasnya ini udah lama?" Vero menjentikkan peta kertas di depannya.

"Baru kok. Gua baru beli kemarin. Di kasi peta terbaru. Ya ini" Rully masih tertegun.

"Apa mungkin peta di ponsel udah lama ga di-update?" Vero kembali bertanya.

"Bagian ujung timur hutan ini, dari peta satelit udah bukan bagian hutan lagi"

"Kita jalan sekarang?" Saddam menghampiri Rully dan Vero yang masih menatap peta.

"Ayo" Rully melipat peta kertas dan menyelipkannya di kantong samping ranselnya.

Keempat pria lokal pemandu mereka telah melangkah lebih dulu di depan. Salim yang tertua di antara keempat pemandu itu tampak berjalan paling depan.

...--oOo--...

Afrika Selatan termasuk negara yang paling maju di benua Afrika. Afrika Selatan memegang sebagian besar industri modern di benua tersebut.

Geologi Afrika termasuk kepada batuan tua. Morfologinya merupakan plato raksasa dengan lembah-lembah retakan yang menyebar di daerah timur.

Dulunya Afrika menyumbang 25% hutannya untuk paru-paru dunia. Sejak kebakaran hebat yang merenggut 1 juta mil persegi wilayah hutannya, kini dunia merasa takut bahwa jumlah itu bisa terus meningkat.

Orang-orang mengenal Afrika sebagai benua terpanas sepanjang tahun dengan adanya musim hujan dan kemarau yang jelas kecuali di daerah equator.

Sedikit yang sadar bahwa Afrika tak melulu akrab dengan cuaca panas.

Seperti halnya hutan yang sedang mereka masuki sekarang ini. Sebelah utara dan barat hutan itu berbatasan langsung dengan negara Lesotho.

Suatu keadaan yang kontras sekali. Di mana Afrika Selatan adalah negara yang berbentuk republik, berbatasan langsung dengan Lesotho yang berbentuk monarki konstitusional.

Bisa dikatakan, Lesotho adalah sebuah negara yang terjebak di tengah-tengah Afrika Selatan.

Sampai dengan hari ini, 40% populasi negara ini hidup di bawah garis kemiskinan. Tak heran banyak dokter sukarelawan maupun aktivis-aktivis dunia yang mengabdikan hidupnya di negara itu. Meski tentu saja mereka tetap harus keluar masuk melalui Afrika Selatan.

Lesotho adalah negara dataran tinggi yang seluruhnya berada 1000 meter di atas permukaan laut. Pada musim dingin, iklim di negara itu benar-benar bisa menyiksa makhluk tropis.

75% penduduk negaranya tinggal di daerah pedesaan dan 90% barang yang dikonsumsi berasal dari negara tetangga; Afrika Selatan.

Bisa dibayangkan betapa negara ini sangat bergantung dengan tetangganya.

Rakyat Afrika Selatan juga terbiasa dengan adanya penyusup dari Lesotho yang mencari nafkah di negara mereka.

Makalo, salah satu pendamping mereka masuk ke hutan pun bisa jadi berasal dari Lesotho. Karena pria itu tampak paling penurut dan lebih banyak diam dibanding ketiga lainnya.

Sebelum berangkat ke Afrika Selatan, Vero sempat mempelajari beberapa hal penting tentang Afrika Selatan dan negara sekitarnya.

Sehingga ketika mengetahui hutan itu dikenal berbahaya oleh penduduk sekitar tapi masih banyak orang yang menawarkan diri sebagai pendamping karena tergiur oleh bayarannya, Vero memaklumi hal tersebut.

Penduduk di sekitar hutan itu lebih takut mati kelaparan ketimbang mati karena disantap oleh makhluk kanibal.

Salim telah berjalan jauh di depan mereka sambil sesekali menebas dedaunan yang melintang dan dirasa menghalangi jalan mereka.

Setelah kira-kira berjalan selama hampir satu jam, Vero mendengar Osas berteriak mengatakan sesuatu dalam bahasa mereka kepada Salim.

Salim berhenti dan menoleh ke belakang. Osas berjalan ke depan dan mengatakan sesuatu kepada ketiga orang temannya.

Setelah menjawab berupa anggukan, Makalo dan Ndaka berjalan ke belakang.

Rully yang berjalan di depan Vero ikut menoleh melihat kemana Makalo dan Ndaka pergi.

Ternyata Osas sepertinya mengatakan kepada dua orang pemandu untuk berjalan di belakang sebagai sweeper.

Mereka berjalan dalam satu garis lurus mengikuti jalan setapak yang sepertinya sudah lama sekali tidak dilalui manusia. Jalanan itu mulai mengabur dan hampir tertutup oleh rumput dan dedaunan kering.

Formasi mereka melalui jalan setapak yang sudah mulai mengabur saat itu adalah Salim, pemandu sekaligus porter dengan usia paling tua. Salim berusia 42 tahun. Di belakang Salim, Osas mengikuti dengan membawa sebuah ransel yang cukup besar dan berat. Ransel itu berisi tenda dan peralatan membuat bivak. Osas sendiri berusia 37 tahun.

Di belakang Osas, berurutan Saddam, Rully, Vero, Eko dan Rizky.

Di belakang Rizky disusul oleh Ndaka yang berusia 36 tahun dan Makalo yang termuda, pria itu masih berusia 28 tahun.

Entah apa saja yang dibicarakan Rizky dan Ndaka selama perjalanan. Tapi kedua orang itu terdengar sesekali tertawa.

Suasana hutan yang terkesan sangat dingin dan semakin lama semakin gelap sedikit mencair karena percakapan Rizky dan Ndaka.

Bahkan Saddam yang sejak awal terlihat sangat anti dengan Rizky pun merasa tidak terganggu oleh suara tawa mereka.

"Sir, soon it will get darker, can you still walk for another hour?" Osas berbicara pada Saddam sambil tetap berjalan dan menoleh sebentar pada pria di belakangnya.

Pemimpin porter itu mengatakan jika hari sebentar lagi akan gelap, dan dia bertanya apa mereka sanggup untuk berjalan kira-kira sejam lagi.

"One hour?" Saddam melihat jam dan menoleh ke belakang dan menatap Rully menanti kesepakatan.

Rully menaikkan bahunya tanda bahwa hal itu bukan masalah. Vero menatap Saddam dengan wajah yang masih segar. Sedangkan Eko yang ditatap majikannya cuma bisa nyengir dengan bulir peluh di dahinya.

"I think that is okay. Just do what you think is good. You know this place better" Saddam mengangguk kepada Osas. Menyetujui bahwa mereka akan melanjutkan perjalanan sebentar lagi.

Saddam juga mengatakan kepada Osas untuk melakukan hal terbaik menurutnya karena pemimpin porter itu mengenali hutan lebih baik dari mereka semua.

Osas mengangguk mantap,

"Okay Sir"

Jalanan di depan terlihat mulai menanjak. Saat kaki Vero baru mulai menjejakkan langkah pertamanya di sebuah akar pohon yang mencuat, sebuah suara mengejutkan mereka.

"ADUUUHHHH.... ADUUUHHHH...."

Suara Rizky menggema di hutan yang hening dan mulai gelap.

Beberapa burung yang bertengger di atas pohon di sekitar mereka tampak terbang berhamburan karena teriakan Rizky.

...***...

...Mohon dukungan atas karyaku dengan like, comment atau vote ...

Terpopuler

Comments

anisa f

anisa f

eh ngapain itu penggiat alam

2023-09-16

0

EndRu

EndRu

kenaoa Riz? drama.apa lagi

2023-01-03

0

MyRosse🥀

MyRosse🥀

di culik atu² repot ini😬

2022-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 1. Percakapan Terakhir
2 2. Sekretaris
3 3. Ibu
4 4. Fotografer
5 5. Peneliti
6 6. Bola Mata Coklat Muda
7 7. Pecinta
8 8. Keberangkatan
9 9. Transit
10 10. Ketibaan
11 11. Johannesburg
12 12. Sudut Pandang
13 13. Keluarga
14 14. Another Strangers
15 15. Berkumpul
16 16. Hawa Dingin
17 17. Kokwane
18 18. Fakta
19 19. Follow Me
20 20. Shock Therapy
21 21. Kabut Tebal
22 22. Malam Dingin Pertama
23 23. Awal Mula
24 24. Dalam Sebuah Kastil
25 25. Bayi Pertama
26 26. Akhir Penantian
27 27. Suara Nafas
28 28. Guncangan
29 29. Cause of Me
30 30. Terpisah
31 31. Mulai Gelap
32 32. Hanyut
33 33. I Will Find You
34 34. Skin to Skin
35 35. Let's Get It On
36 36. Canggung
37 37. Penculikan
38 38. The Last Porter
39 39. Di Sepanjang Lembah
40 40. Asisten Ulung
41 41. Nasib Rizky
42 42. Di Dalam Gendongan
43 43. Pergumulan
44 44. Serum Terakhir
45 45. Before You Go
46 46. Petarung
47 47. Wait For Me
48 48. Pria di Kursi Roda
49 49. Tuan Rumah
50 50. The Laboratory
51 51. Cucu Bungsu
52 52. Bukan Teman Pilihan
53 53. Teman ??
54 54. Trespass
55 55. Save You
56 56. The Real Fight
57 57. Kecupan Di Pipi
58 58. Ledakan Terakhir
59 59. Tatoo
60 60. Kritis
61 61. Menunggu
62 62. Ketika Tuan Enzo Sadar
63 63. Istri ?
64 64. Mulai Janggal
65 65. Kembalinya Ingatan
66 66. So What?
67 67. The Conclusion
68 68. Mahasiswi Miskin
69 69. Rully Ngambek
70 70. Di Atas Parit
71 71. Masih Butuh Waktu
72 72. Menanggalkan Kenangan
73 73. Pesona Tuan Enzo
74 74. Pindahan
75 TERIMA KASIH PEMBACA
76 75. Basecamp Baru
77 76. Panas
78 77. Ya atau Tidak ?
79 78. Interview oleh Vero
80 79. Kastil Saddam
81 80. Pandangan Veronica
82 81. Canggung (lagi)
83 82. Kejutan
84 83. Kejutan (2)
85 84. I Want You to The Bone
86 85. Beautiful
87 86. Handsome
88 87. Singa Betina
89 88. Secret Villa
90 89. I Belong To You
91 90. Last Day
92 91. Ngambek
93 92. Curhat Saddam
94 93. Apologize
95 94. Early Morning
96 95. Untuk Sahabatku, Rully
97 96. Hadiah Wisuda
98 97. Menyambut Dunia Baru
99 98. Tetap Di Sampingku
100 99. Arriving at Moskwa
101 100. Pertemuan Bisnis
102 101. Menjadi Istrinya
103 102. Jangan Tidur
104 103. A Mother
105 104. Hai Zach!
106 105. Afrika Selatan ?
107 106. Tiba di Masa Depan
108 EXTRA PART 1
109 EXTRA PART 2
110 EXTRA PART 3 : IN THE END
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Percakapan Terakhir
2
2. Sekretaris
3
3. Ibu
4
4. Fotografer
5
5. Peneliti
6
6. Bola Mata Coklat Muda
7
7. Pecinta
8
8. Keberangkatan
9
9. Transit
10
10. Ketibaan
11
11. Johannesburg
12
12. Sudut Pandang
13
13. Keluarga
14
14. Another Strangers
15
15. Berkumpul
16
16. Hawa Dingin
17
17. Kokwane
18
18. Fakta
19
19. Follow Me
20
20. Shock Therapy
21
21. Kabut Tebal
22
22. Malam Dingin Pertama
23
23. Awal Mula
24
24. Dalam Sebuah Kastil
25
25. Bayi Pertama
26
26. Akhir Penantian
27
27. Suara Nafas
28
28. Guncangan
29
29. Cause of Me
30
30. Terpisah
31
31. Mulai Gelap
32
32. Hanyut
33
33. I Will Find You
34
34. Skin to Skin
35
35. Let's Get It On
36
36. Canggung
37
37. Penculikan
38
38. The Last Porter
39
39. Di Sepanjang Lembah
40
40. Asisten Ulung
41
41. Nasib Rizky
42
42. Di Dalam Gendongan
43
43. Pergumulan
44
44. Serum Terakhir
45
45. Before You Go
46
46. Petarung
47
47. Wait For Me
48
48. Pria di Kursi Roda
49
49. Tuan Rumah
50
50. The Laboratory
51
51. Cucu Bungsu
52
52. Bukan Teman Pilihan
53
53. Teman ??
54
54. Trespass
55
55. Save You
56
56. The Real Fight
57
57. Kecupan Di Pipi
58
58. Ledakan Terakhir
59
59. Tatoo
60
60. Kritis
61
61. Menunggu
62
62. Ketika Tuan Enzo Sadar
63
63. Istri ?
64
64. Mulai Janggal
65
65. Kembalinya Ingatan
66
66. So What?
67
67. The Conclusion
68
68. Mahasiswi Miskin
69
69. Rully Ngambek
70
70. Di Atas Parit
71
71. Masih Butuh Waktu
72
72. Menanggalkan Kenangan
73
73. Pesona Tuan Enzo
74
74. Pindahan
75
TERIMA KASIH PEMBACA
76
75. Basecamp Baru
77
76. Panas
78
77. Ya atau Tidak ?
79
78. Interview oleh Vero
80
79. Kastil Saddam
81
80. Pandangan Veronica
82
81. Canggung (lagi)
83
82. Kejutan
84
83. Kejutan (2)
85
84. I Want You to The Bone
86
85. Beautiful
87
86. Handsome
88
87. Singa Betina
89
88. Secret Villa
90
89. I Belong To You
91
90. Last Day
92
91. Ngambek
93
92. Curhat Saddam
94
93. Apologize
95
94. Early Morning
96
95. Untuk Sahabatku, Rully
97
96. Hadiah Wisuda
98
97. Menyambut Dunia Baru
99
98. Tetap Di Sampingku
100
99. Arriving at Moskwa
101
100. Pertemuan Bisnis
102
101. Menjadi Istrinya
103
102. Jangan Tidur
104
103. A Mother
105
104. Hai Zach!
106
105. Afrika Selatan ?
107
106. Tiba di Masa Depan
108
EXTRA PART 1
109
EXTRA PART 2
110
EXTRA PART 3 : IN THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!