9. Transit

Saddam duduk dengan kaki tersilang dan membaca sebuah buku. Sesekali pandangannya terangkat mengamati beberapa orang yang duduk terkantuk-kantuk di executive lounge maskapai nomor satu di Singapura itu saat waktu telah melewati tengah malam.

Beberapa saat lagi mereka akan boarding, dan Eko yang telah mendapatkan semua paspor mereka beberapa saat yang lalu kini duduk bersandar dengan mata terpejam.

Saddam mengerling jijik ke arah Rizky yang membenarkan letak rambut Vero saat wanita itu memejamkan mata sambil memeluk tas tangannya yang besar.

Pria itu benar-benar tahu cara mengambil kesempatan. Setelah puas mengelus dan mengusap-usap kepala Vero, pria itu duduk bersandar serta merta memejamkan matanya.

Rully memainkan ponselnya sedari tadi, Saddam bisa menebak pria itu pastilah masih berkirim pesan dengan tunangannya. Karena dilihatnya sesekali rully tersenyum dan mengetikkan sesuatu.

"Your attention please, passengers of..."

Panggilan untuk boarding baru saja menggema, Saddam segera bangkit dan mencolek lengan Eko yang langsung terbangun dengan sigap.

Ketika melewati Rizky yang masih tersandar dengan mata terpejam dan mulut setengah ternganga, Saddam menyempatkan menendang ujung sepatu pria itu.

Rizky terlonjak dengan mengerjap-ngerjapkan matanya, Saddam berlalu dari ruangan itu dengan senyum sinis yang tersungging di sudut bibirnya.

Eko berjalan cepat di belakang mengikutinya menuju jalur prioritas untuk masuk ke dalam pesawat.

Saddam tiba lebih dulu di dalam kabin bisnis pesawat dan duduk di kursi yang ditunjukkan Eko kepadanya.

Masih dengan wajah datar, dia kembali membuka buku yang tadi dibacanya. Eko masih berdiri membereskan barang bawaan mereka.

Ketika akhirnya ketiga orang lainnya muncul, Eko menyerahkan kertas boarding mereka kepada pramugari yang berdiri tersenyum di kabin bisnis.

Pramugari langsung menyebut nama "Mr. Rizky." dan mengambil bawaan tangan Rizky serta menunjukkan sebuah kursi  tunggal di dekat jendela persis di belakang kursi Rully.

"Vero duduk di mana?" Saddam mendengar suara Rizky bertanya entah pada siapa. Saddam berusaha tidak menoleh untuk mencari tahu.

"Silakan duduk dulu Mas Rizky, Mba Vero juga duduk di kelas bisnis. Ga mungkin di ekonomi sendirian." Eko yang masih berdiri menjawab pertanyaan Rizky sambil terkekeh. Pramugari tadi ikut tersenyum mendengar perkataan Eko.

Saddam berusaha keras untuk tidak tersenyum. Baru kali ini dia terbang dengan orang yang terkesan repot sekali dengan posisi tempat duduk di dalam pesawat.

"Miss Veronica," Pramugari yang menyebutkan nama Vero mengambil bawaan wanita itu dan menunjukkan kursi di sebelah Saddam.

Nafas Saddam tertahan sambil sedikit melirik ke arah Vero yang kini telah duduk di sebelahnya.

Sedari tadi dia mengira bahwa Eko akan duduk di sebelahnya seperi biasa.

Saat Saddam berusaha memberikan tatapan minta penjelasan ke arah Eko yang duduk di kursi tunggal sebelah kanannya, asistennya itu terlihat pura-pura sibuk dengan layar televisi yang berada di depannya.

Saddam mengatupkan rahang dan kembali menatap buku yang masih berada di tangannya.

Lirih didengarnya Vero mengatakan "Thankyou," kepada pramugari yang baru saja berlalu dari hadapan mereka.

Lampu pesawat telah dipadamkan, dalam keadaan remang-remang dibantu oleh lampu baca Saddam melihat Vero memijat-mijat bahu.

Sepertinya tas yang dibawa wanita itu benar-benar berat untuk ditopang oleh bahu mungilnya.

Saddam merasa kerongkongannya terasa sangat kering dan dia telah meminum air mineral berkali-kali sambil terus melanjutkan membaca.

Dia merasa tak pernah segugup itu. Wanita di sebelahnya sekarang seperti membawa perasaan tidak nyaman pada jantungnya.

Sedikit melirik ke kanan, Saddam melirik sepatu dan pakaian yang dikenakan Vero.

"Pakaian murah, meski tetap bagus di badannya." Saddam lagi-lagi berkata di dalam hati.

Kini Saddam merasa dirinya seperti seorang wanita nyinyir yang sedang menilai dan mengomentari pakaian wanita lain.

Sedikit malu dengan hal yang berada di dalam pikirannya, kini dia berusaha memusatkan konsentrasi pada buku yang dibacanya.

Dan sepertinya tidak berhasil.

Beberapa saat setelah pesawat stabil terbang di udara, Vero membaringkan tubuhnya membelakangi Saddam. Vero jatuh tertidur dengan cepat.

Saddam mendengar nafas wanita di sebelahnya mulai teratur. Selimut yang harusnya bisa dikenakan Vero hanya teronggok terlipat di atas tubuhnya.

"Keliatan capek banget, kayak ga pernah jalan jauh. Tapi berani ikut ke Afrika. Mending lu diem di rumah, belajar masak." Saddam mengomeli Vero di dalam kepalanya.

Sedikit menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan semua orang telah tidur, Saddam mengambil selimut dari atas tubuh Vero dan membuka lipatannya.

Saddam menyelimuti tubuh wanita mungil yang tidur meringkuk di sebelahnya itu.

Setelah memastikan seluruh tubuh Vero tertutup selimut dari kaki hingga ke bahunya, Saddam kembali menyandarkan tubuh untuk melanjutkan membaca.

Sekilas melirik posisi Vero yang membenamkan wajahnya di bantal dengan rambut yang jatuh menutupi wajahnya, Saddam mengulurkan tangan kanannya menyibakkan rambut panjang itu dan menyelipkannya ke belakang telinga Vero.

Vero sedikit bergerak dan Saddam buru-buru menarik tangannya untuk membalik halaman buku yang dipegangnya.

...--oOo--...

Mata Rully setengah terpejam saat dirinya melihat Saddam menoleh ke kiri dan ke kanan seperti hendak melakukan pencurian dalam cahaya remang kabin.

Sedikit tertarik dengan apa yang akan di lakukan Saddam, Rully terus mengamatinya.

Ternyata pria kasar dan sombong itu menyelimuti tubuh Vero yang telah tidur di kursinya.

Vero pasti tertidur seperti anak anjing kedinginan yang meringkuk dengan sembrono seperti biasa.

Setengah tak menyangka bahwa Saddam bisa tersentuh dengan hal seperti itu.

Seperti menyadari sesuatu, Rully tersenyum dan berkata dalam hati.

"Sepertinya perjalanan ini bakal semakin menarik."

...--oOo--...

Eko menghindari tatapan bosnya yang meminta penjelasan kepadanya sedari tadi. Dia terus pura-pura sibuk dan tak peduli. Dia memang harus mengambil resiko untuk membuktikan teorinya. Tak apa jika nanti Saddam akan membentak atau memelototinya karena telah membuat bosnya duduk di sebelah wanita yang bernama Veronica itu.

Eko baru memperhatikan di perjalanan pertama mereka, bahwa Saddam terlihat sering memperhatikan Veronica.

Dan dugaannya benar, baru saja dilihatnya Saddam menyelimuti Vero diam-diam.

Eko merasa sangat bahagia, setelah sekian lama baru kali ini bosnya itu terlihat peduli dengan orang lain.

...--oOo--...

Jantung Vero benar-benar tidak bisa diajak berkompromi saat pramugari menunjukkan kursi yang akan didudukinya sebelas jam ke depan berada di sebelah Saddam.

Entah kebetulan atau memang telah diatur oleh seseorang, Vero sangat kesal karena harus duduk bersebelahan dengan pria yang nyaris tak pernah berbicara itu.

"Gua langsung tidur aja kali ya... Jadi gua ga perlu basa-basi." Vero berbicara di dalam hati.

Posisi Rully terlalu jauh untuk melihat bagaimana reaksi pria itu melihatnya terjebak di sebelah Saddam.

Sesaat setelah pesawat stabil berada di udara, Vero membaringkan badannya membelakangi Saddam yang masih tekun berkutat dengan bacaannya.

Rasa kantuk yang sudah menyerangnya sejak berada di lounge ternyata sangat membantu.

Matanya langsung terpejam dan perlahan dirinya merasa sudah terombang-ambing di alam setengah sadar.

Mungkin Vero baru tertidur setengah jam saat dirinya merasa seseorang menutupi badannya dengan selimut.

Awalnya Vero mengira bahwa itu adalah pramugari, tapi saat dia menyadari jika dirinya tidur menghadap lorong dan tak ada seorang pun yang berdiri di hadapannya, Vero segera menyadari sesuatu.

Saddamlah yang telah merentangkan selimut dan menutupi tubuhnya yang meringkuk kedinginan.

"Ni laki ngapain sih? Biarin aja. Gua ga minta diselimutin." Vero menggerutu dalam hati.

Vero memejamkan matanya rapat-rapat dan bersyukur karena rambutnya jatuh menutupi wajah hingga tak memperlihatkan matanya yang masih setengah terbuka.

Saat mengira Saddam telah selesai, Vero menarik nafas lega meski tubuhnya terasa menegang karena gelisah dan detak jantungnya masih berdebar tak beraturan.

Tiba-tiba jari tangan yang terasa hangat menyentuh pipinya, jari-jari tangan itu mengangkat rambutnya yang terjuntai ke wajah dan menyelipkan ke belakang telinganya.

Jari-jari tangan itu begitu hangat saat tersentuh pipinya. Vero memejamkan mata dan kembali hanyut tertidur.

...***...

...Mohon dukungan atas karyaku dengan like, comment atau vote ...

Terpopuler

Comments

Nana Maryani

Nana Maryani

mbabang saddam biasa dugem kuat melek lah pa lagu sebelahnya cewek ga bisa banget liat cewek nganggur

2024-03-14

0

Mytha🕊

Mytha🕊

aiiiih kok aku yg jadi senyum2 ini liat saddam sama vero 😄

2024-03-09

0

Dewi Sri

Dewi Sri

saya datang kak jus, saya dah baca yg 1 dan itu sangat ngeri.

2024-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 1. Percakapan Terakhir
2 2. Sekretaris
3 3. Ibu
4 4. Fotografer
5 5. Peneliti
6 6. Bola Mata Coklat Muda
7 7. Pecinta
8 8. Keberangkatan
9 9. Transit
10 10. Ketibaan
11 11. Johannesburg
12 12. Sudut Pandang
13 13. Keluarga
14 14. Another Strangers
15 15. Berkumpul
16 16. Hawa Dingin
17 17. Kokwane
18 18. Fakta
19 19. Follow Me
20 20. Shock Therapy
21 21. Kabut Tebal
22 22. Malam Dingin Pertama
23 23. Awal Mula
24 24. Dalam Sebuah Kastil
25 25. Bayi Pertama
26 26. Akhir Penantian
27 27. Suara Nafas
28 28. Guncangan
29 29. Cause of Me
30 30. Terpisah
31 31. Mulai Gelap
32 32. Hanyut
33 33. I Will Find You
34 34. Skin to Skin
35 35. Let's Get It On
36 36. Canggung
37 37. Penculikan
38 38. The Last Porter
39 39. Di Sepanjang Lembah
40 40. Asisten Ulung
41 41. Nasib Rizky
42 42. Di Dalam Gendongan
43 43. Pergumulan
44 44. Serum Terakhir
45 45. Before You Go
46 46. Petarung
47 47. Wait For Me
48 48. Pria di Kursi Roda
49 49. Tuan Rumah
50 50. The Laboratory
51 51. Cucu Bungsu
52 52. Bukan Teman Pilihan
53 53. Teman ??
54 54. Trespass
55 55. Save You
56 56. The Real Fight
57 57. Kecupan Di Pipi
58 58. Ledakan Terakhir
59 59. Tatoo
60 60. Kritis
61 61. Menunggu
62 62. Ketika Tuan Enzo Sadar
63 63. Istri ?
64 64. Mulai Janggal
65 65. Kembalinya Ingatan
66 66. So What?
67 67. The Conclusion
68 68. Mahasiswi Miskin
69 69. Rully Ngambek
70 70. Di Atas Parit
71 71. Masih Butuh Waktu
72 72. Menanggalkan Kenangan
73 73. Pesona Tuan Enzo
74 74. Pindahan
75 TERIMA KASIH PEMBACA
76 75. Basecamp Baru
77 76. Panas
78 77. Ya atau Tidak ?
79 78. Interview oleh Vero
80 79. Kastil Saddam
81 80. Pandangan Veronica
82 81. Canggung (lagi)
83 82. Kejutan
84 83. Kejutan (2)
85 84. I Want You to The Bone
86 85. Beautiful
87 86. Handsome
88 87. Singa Betina
89 88. Secret Villa
90 89. I Belong To You
91 90. Last Day
92 91. Ngambek
93 92. Curhat Saddam
94 93. Apologize
95 94. Early Morning
96 95. Untuk Sahabatku, Rully
97 96. Hadiah Wisuda
98 97. Menyambut Dunia Baru
99 98. Tetap Di Sampingku
100 99. Arriving at Moskwa
101 100. Pertemuan Bisnis
102 101. Menjadi Istrinya
103 102. Jangan Tidur
104 103. A Mother
105 104. Hai Zach!
106 105. Afrika Selatan ?
107 106. Tiba di Masa Depan
108 EXTRA PART 1
109 EXTRA PART 2
110 EXTRA PART 3 : IN THE END
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Percakapan Terakhir
2
2. Sekretaris
3
3. Ibu
4
4. Fotografer
5
5. Peneliti
6
6. Bola Mata Coklat Muda
7
7. Pecinta
8
8. Keberangkatan
9
9. Transit
10
10. Ketibaan
11
11. Johannesburg
12
12. Sudut Pandang
13
13. Keluarga
14
14. Another Strangers
15
15. Berkumpul
16
16. Hawa Dingin
17
17. Kokwane
18
18. Fakta
19
19. Follow Me
20
20. Shock Therapy
21
21. Kabut Tebal
22
22. Malam Dingin Pertama
23
23. Awal Mula
24
24. Dalam Sebuah Kastil
25
25. Bayi Pertama
26
26. Akhir Penantian
27
27. Suara Nafas
28
28. Guncangan
29
29. Cause of Me
30
30. Terpisah
31
31. Mulai Gelap
32
32. Hanyut
33
33. I Will Find You
34
34. Skin to Skin
35
35. Let's Get It On
36
36. Canggung
37
37. Penculikan
38
38. The Last Porter
39
39. Di Sepanjang Lembah
40
40. Asisten Ulung
41
41. Nasib Rizky
42
42. Di Dalam Gendongan
43
43. Pergumulan
44
44. Serum Terakhir
45
45. Before You Go
46
46. Petarung
47
47. Wait For Me
48
48. Pria di Kursi Roda
49
49. Tuan Rumah
50
50. The Laboratory
51
51. Cucu Bungsu
52
52. Bukan Teman Pilihan
53
53. Teman ??
54
54. Trespass
55
55. Save You
56
56. The Real Fight
57
57. Kecupan Di Pipi
58
58. Ledakan Terakhir
59
59. Tatoo
60
60. Kritis
61
61. Menunggu
62
62. Ketika Tuan Enzo Sadar
63
63. Istri ?
64
64. Mulai Janggal
65
65. Kembalinya Ingatan
66
66. So What?
67
67. The Conclusion
68
68. Mahasiswi Miskin
69
69. Rully Ngambek
70
70. Di Atas Parit
71
71. Masih Butuh Waktu
72
72. Menanggalkan Kenangan
73
73. Pesona Tuan Enzo
74
74. Pindahan
75
TERIMA KASIH PEMBACA
76
75. Basecamp Baru
77
76. Panas
78
77. Ya atau Tidak ?
79
78. Interview oleh Vero
80
79. Kastil Saddam
81
80. Pandangan Veronica
82
81. Canggung (lagi)
83
82. Kejutan
84
83. Kejutan (2)
85
84. I Want You to The Bone
86
85. Beautiful
87
86. Handsome
88
87. Singa Betina
89
88. Secret Villa
90
89. I Belong To You
91
90. Last Day
92
91. Ngambek
93
92. Curhat Saddam
94
93. Apologize
95
94. Early Morning
96
95. Untuk Sahabatku, Rully
97
96. Hadiah Wisuda
98
97. Menyambut Dunia Baru
99
98. Tetap Di Sampingku
100
99. Arriving at Moskwa
101
100. Pertemuan Bisnis
102
101. Menjadi Istrinya
103
102. Jangan Tidur
104
103. A Mother
105
104. Hai Zach!
106
105. Afrika Selatan ?
107
106. Tiba di Masa Depan
108
EXTRA PART 1
109
EXTRA PART 2
110
EXTRA PART 3 : IN THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!