20. Shock Therapy

"KENAPAAAAA???!!" Rully yang berada di depan Vero langsung lari menghambur ke belakang.

Jantung Vero serasa jatuh hingga ke tanah, sedangkan Saddam memasang wajah kaku melihat punggung Rully yang berlari ke belakang.

Rully yang tadinya lari pontang-panting hingga nyaris menabrak Vero dan Eko yang sedang jalan bersisian kini menghentikan langkahnya.

"HAHAHAHAHA!!!" tawa Rizky dan seorang lainnya tak lama kemudian terdengar di udara.

Rully terengah-engah.

"Berengsek!! Gak lucu Riz!! Gak pada tempatnya lu bercandaan kayak gini!!" maki Rully.

"Gua cuma bercanda, santai dong. Elu-elu aja yang serius banget. Gua ama Ndaka lg bosen. Sepi!" tukas Rizky sambil mengeluarkan rokoknya.

Ndaka yang ternyata sudah menjadi teman sekutu Rizky terlihat masih cengengesan meski telah melihat ekspresi murka Rully.

Saddam meludah dan kembali berjalan mengikuti Salim yang sudah kembali berjalan sambil menebaskan parangnya ke kiri dan ke kanan. Porter paling tua itu tampak tidak terusik oleh tingkah konyol tamunya.

Osas mengatakan sederet kalimat bahasa lokal kepada Ndaka yang berhasil menutup rapat mulut pria itu.

"Ada-ada aja sih Mas Rizky ini" gumam Eko yang kemudian mulai kembali berjalan mengikuti bosnya yang sudah mendahului.

"Sekali lagi lu bercandaan kayak gitu, kita bakal ribut Riz!" tegas Rully.

Rizky tak menjawab, hanya membentuk mulutnya seperti cibiran tanpa suara.

"Come on!" tangan Rizky mengibas ke arah Ndaka yang berada di belakangnya untuk memberi isyarat agar Ndaka dan Makalo lanjut berjalan.

Masih beberapa langkah Rully meninggalkan Rizky yang melanjutkan obrolannya bersama Ndaka, tiba-tiba Rizky menjerit lagi.

"ADUUUHH....ADUUHH... ANJING!! KAKI GUA." Rizky ternyata menginjak bagian akar pohon yang rumit dan renggang. Tanah tempat di mana akar pohon itu tumbuh sangat lunak hingga kaki Rizky terbenam.

Kaki pria itu terjepit di antara akar pohon di sebelah kanannya hingga hingga nyaris ke lutut.

"Lu punya masalah apa sih Riz?" teriak Rully dari depan.

"Ini serius!! Kaki gua keperosok di akar. Bantu gua kek! Ngomel aja lu kayak ibu-ibu kurang jatah" sergah Rizky sambil tangannya sibuk menarik akar pohon yang menjepit kakinya.

Rombongan mereka kembali menghentikan langkah untuk menoleh ke belakang, tempat di mana Rizky mengumpat dan memaki-maki akar pohon.

Vero melihat Saddam mengatupkan rahangnya rapat-rapat. Wajah pria itu jelas menyiratkan kekesalan.

Ndaka dan Makalo terlihat menolong Rizky. Sedangkan Rully tetap berjalan menuju tempat di mana Saddam sedang berdiri.

"Temen lu emang serese itu? Atau resenya baru sekarang aja?" tanya Saddam saat Rully tiba di dekatnya.

"Sorry" bisik Rully.

"Gua ga nyalahin lu, tapi gua tau elu pasti ngerasa risih ke gua."

Mendengar perkataan Saddam, Rully hanya menyeringai.

"UDAH BISA LANJUT JALAN??" Teriak Rully dengan meletakkan kedua tangannya di mulut membentuk corong.

"BELOOMM... DIKIT LAGI. SAKIT BANGET TAU. ADUH ANJI**!!." Terdengar kembali makian Rizky dari arah belakang.

Hari semakin sore dan suhu sebenarnya melorot perlahan-lahan. Lebih lama berhenti tanpa aktifitas, membuat hawa dingin terasa lebih menusuk ke kulit.

Rizky terus menggerak-gerakkan kakinya di antara jalinan akar. Makalo sedang memotong bagian akar yang paling menghimpit kaki Rizky.

Makalo menggerakkan pisaunya maju mundur seperti sedang menggergaji. Sebenarnya dengan sekali tebas menggunakan parang, akar itu pasti bisa terlepas.

Tapi dengan adanya kaki Rizky yang terperosok ke dalam tanah lembek di antara akar-akar itu, Makalo harus ekstra hati-hati membebaskan kaki pria rewel itu.

...--oOo--...

Ndaka sedang membantu mengangkat tubuh Rizky saat Makalo telah berhasil memotong akar yang licin ketika tiba-tiba sebuah anak panah melesat di antara wajahnya dan wajah Rizky yang sedang berdekatan.

Anak panah itu menancap pada pohon yang akarnya baru saja membelit kaki Rizky.

Ndaka dan Rizky berpandangan tak percaya. Rizky menarik anak panah yang berada di dekatnya untuk melihat bentukan anak panah itu.

Masih hendak akan mengamati ujung mata panah yang terbuat dari besi yang sangat mengkilat, sebuah anak panah susulan mengenai pohon yang sama.

"RULLLYYYYYY..... ADA YG NEMBAK PAKE PANAH!!" Rizky berusaha bangkit dan lari terpincang-pincang menyeret ranselnya.

Jarak Rizky dan Rully nyaris 50 meter jauhnya.

"APA LAGIII???" Rully yang sudah sangat emosi berteriak ke arah Rizky yang dilihatnya berlari terseok-seok di belakang diikuti oleh Ndaka dan Makalo.

"PANAH BRENGSEK!!! ADA YANG NEMBAK GUA PAKE PANAH!!" Rizky terus berlari ke depan.

Vero yang melihat Rizky berlari terpincang-pincang sambil memegang sesuatu dengan diikuti oleh kedua orang porter di belakangnya mulai menajamkan telinga.

Vero mendengar Rizky mengatakan sesuatu soal panah.

"Pak Saddam!! Mas Rizky bilang dia baru aja ditembak pake panah!!" Eko yang sudah jelas mendengar apa yang dikatakan Rizky menarik tangan Vero dan menyeretnya.

"Panah??" Belum lagi selesai rasa terkejut Saddam oleh hal yang baru saja dikatakan Eko padanya, tiba-tiba sebuah anak panah menancap di pohon yang baru saja dilewati oleh Eko dan Vero.

Saddam dan Rully saling pandang.

"Osas!! Someone shooting us with arrows!"

Teriak Saddam.

Osas yang mendengar jelas perkataan Saddam meneriakkan sesuatu kepada Salim di depan.

"RUN!!" teriak Rully sambil berbalik arah beberapa langkah ke belakang untuk mencabut anak panah kedua yang menancap di belakang Eko dan Vero.

Eko dan Vero berlari mendahului Rully yang sepertinya menunggu Rizky yang nyaris sampai.

Eko masih menggandeng tangan Vero yang terlihat kepayahan karena ranselnya yang cukup besar untuk seorang wanita berbadan kecil sepertinya.

Saddam yang tak sabar menunggu Eko dan Vero berbalik arah sambil menoleh ke arah Salim dan Osas yang terus berteriak dari depan agar mengikuti mereka.

Saddam menggapai tangan Vero dan melepaskan ransel wanita itu terburu-buru.

Saddam memanggul ransel Vero dengan terengah-engah,

"Ikutin Salim dan Osas, cepat!!"

"Pak Saddam juga," sela Eko bingung memandang antara bosnya dan seorang wanita berwajah pucat yang tangannya masih berada dalam pegangannya.

Eko yang gugup hendak meninggalkan bosnya dan panik saat melihat Osas dengan bawaan yang super besar itu nyaris hilang dari pandangan karena berbelok ke arah kanan kembali terlonjak.

Sebuah anak panah kembali melesat di antara mereka dan mengenai serimbunan tanaman perdu.

"CEPAT KO!!" bentak Saddam.

Sadar apa yang harus dilakukannya, Eko kembali menyeret Vero meninggalkan Saddam yang sedang menunggu Rully.

Vero melangkahkan kakinya secepat mungkin untuk mengimbangi langkah Eko.

Dengan barang bawaan yang besar dan berat Makalo dan Ndaka setengah mendorong Rizky agar lebih cepat menaiki tanah yang mulai mendaki.

Melihat Rizky mulai mendekat, Rully menyusulnya ke belakang dan menarik lengan Rizky agar lebih cepat.

Kemudian bertubi-tubi anak panah lainnya melesat ke arah mereka.

Sambil berlari Saddam menoleh mencari arah datangnya anak-anak panah itu. Hutan  yang semakin gelap membuat usahanya sia-sia.

Suara Osas terdengar berteriak-teriak di kejauhan. Mungkin Osas melakukan hal itu agar mereka yang di belakang bisa terus mengikutinya.

"Terus lari!! Ikutin suara Osas!" Saddam berteriak kepada Eko yang dilihatnya hanya beberapa meter di depannya masih menggandeng Vero.

"TO THE WRECK" suara Ndaka bergema dari arah belakang. Pria itu mengatakan ke bangkai pesawat.

Dua anak panah kembali melesat ke arah mereka. Mengenai sebuah pohon yang baru saja dilewati Rizky dan Rully.

Saddam terus berlari hingga hampir mencapai Eko dan Vero, Ransel Vero tergantung di bahu kirinya.

"AWWW....!! Aduuuhhh!!" teriakan dan rintihan Vero terdengar jelas bergantian.

Sebuah anak panah yang menyerempet lengan kirinya kini sudah tertancap di pohon.

Jaket parka tebal yang membungkus tubuh wanita mungil itu robek di bagian lengan kirinya. Saddam melihat lengan atas wanita itu seperti baru saja kena sabetan pisau.

Vero mencengkeram lukanya erat-erat sambil menunduk.

Hutan semakin gelap.

"Ssstttttt.....Sssshhhh....." Saddam meletakkan telunjuknya di bibir.

Bayangan Osas dan Salim terlihat di depan. Saddam memberi isyarat agar mereka diam dan menunduk.

Vero merintih tertahan. Nafasnya tersengal-sengal. Eko mengeluarkan sapu tangan dan melilitkannya di lengan wanita itu.

Ketika Rully dan Rizky mendekat,

"Kita harus berenti dulu, makin kita bergerak dan berisik sesuatu yang sedang memburu kita ini kayaknya makin tau posisi kita. Vero udah luka keserempet anak panah. Kita berenti dulu" bisik Saddam dengan posisi berjongkok sambil menarik lengan Rully agar ikut menunduk.

Semua orang mengikuti kata-kata Saddam. Mereka mulai berjongkok tak bergerak sambil mengatur nafas.

Kabut tebal semakin menyelimuti hutan, hawa dingin mulai menerpa wajah mereka.

...***...

...Mohon dukungan atas karyaku dengan like, comment atau vote ...

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

kereeennnn....

2023-12-15

0

HNF G

HNF G

bercanda bercanda, ntar beneran dikira bercanda mampos lo😒

2023-11-22

1

Nur Hayati

Nur Hayati

walaupun dah dua kali baca tetep ajah bikin tahan napas bacanya

2023-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 1. Percakapan Terakhir
2 2. Sekretaris
3 3. Ibu
4 4. Fotografer
5 5. Peneliti
6 6. Bola Mata Coklat Muda
7 7. Pecinta
8 8. Keberangkatan
9 9. Transit
10 10. Ketibaan
11 11. Johannesburg
12 12. Sudut Pandang
13 13. Keluarga
14 14. Another Strangers
15 15. Berkumpul
16 16. Hawa Dingin
17 17. Kokwane
18 18. Fakta
19 19. Follow Me
20 20. Shock Therapy
21 21. Kabut Tebal
22 22. Malam Dingin Pertama
23 23. Awal Mula
24 24. Dalam Sebuah Kastil
25 25. Bayi Pertama
26 26. Akhir Penantian
27 27. Suara Nafas
28 28. Guncangan
29 29. Cause of Me
30 30. Terpisah
31 31. Mulai Gelap
32 32. Hanyut
33 33. I Will Find You
34 34. Skin to Skin
35 35. Let's Get It On
36 36. Canggung
37 37. Penculikan
38 38. The Last Porter
39 39. Di Sepanjang Lembah
40 40. Asisten Ulung
41 41. Nasib Rizky
42 42. Di Dalam Gendongan
43 43. Pergumulan
44 44. Serum Terakhir
45 45. Before You Go
46 46. Petarung
47 47. Wait For Me
48 48. Pria di Kursi Roda
49 49. Tuan Rumah
50 50. The Laboratory
51 51. Cucu Bungsu
52 52. Bukan Teman Pilihan
53 53. Teman ??
54 54. Trespass
55 55. Save You
56 56. The Real Fight
57 57. Kecupan Di Pipi
58 58. Ledakan Terakhir
59 59. Tatoo
60 60. Kritis
61 61. Menunggu
62 62. Ketika Tuan Enzo Sadar
63 63. Istri ?
64 64. Mulai Janggal
65 65. Kembalinya Ingatan
66 66. So What?
67 67. The Conclusion
68 68. Mahasiswi Miskin
69 69. Rully Ngambek
70 70. Di Atas Parit
71 71. Masih Butuh Waktu
72 72. Menanggalkan Kenangan
73 73. Pesona Tuan Enzo
74 74. Pindahan
75 TERIMA KASIH PEMBACA
76 75. Basecamp Baru
77 76. Panas
78 77. Ya atau Tidak ?
79 78. Interview oleh Vero
80 79. Kastil Saddam
81 80. Pandangan Veronica
82 81. Canggung (lagi)
83 82. Kejutan
84 83. Kejutan (2)
85 84. I Want You to The Bone
86 85. Beautiful
87 86. Handsome
88 87. Singa Betina
89 88. Secret Villa
90 89. I Belong To You
91 90. Last Day
92 91. Ngambek
93 92. Curhat Saddam
94 93. Apologize
95 94. Early Morning
96 95. Untuk Sahabatku, Rully
97 96. Hadiah Wisuda
98 97. Menyambut Dunia Baru
99 98. Tetap Di Sampingku
100 99. Arriving at Moskwa
101 100. Pertemuan Bisnis
102 101. Menjadi Istrinya
103 102. Jangan Tidur
104 103. A Mother
105 104. Hai Zach!
106 105. Afrika Selatan ?
107 106. Tiba di Masa Depan
108 EXTRA PART 1
109 EXTRA PART 2
110 EXTRA PART 3 : IN THE END
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Percakapan Terakhir
2
2. Sekretaris
3
3. Ibu
4
4. Fotografer
5
5. Peneliti
6
6. Bola Mata Coklat Muda
7
7. Pecinta
8
8. Keberangkatan
9
9. Transit
10
10. Ketibaan
11
11. Johannesburg
12
12. Sudut Pandang
13
13. Keluarga
14
14. Another Strangers
15
15. Berkumpul
16
16. Hawa Dingin
17
17. Kokwane
18
18. Fakta
19
19. Follow Me
20
20. Shock Therapy
21
21. Kabut Tebal
22
22. Malam Dingin Pertama
23
23. Awal Mula
24
24. Dalam Sebuah Kastil
25
25. Bayi Pertama
26
26. Akhir Penantian
27
27. Suara Nafas
28
28. Guncangan
29
29. Cause of Me
30
30. Terpisah
31
31. Mulai Gelap
32
32. Hanyut
33
33. I Will Find You
34
34. Skin to Skin
35
35. Let's Get It On
36
36. Canggung
37
37. Penculikan
38
38. The Last Porter
39
39. Di Sepanjang Lembah
40
40. Asisten Ulung
41
41. Nasib Rizky
42
42. Di Dalam Gendongan
43
43. Pergumulan
44
44. Serum Terakhir
45
45. Before You Go
46
46. Petarung
47
47. Wait For Me
48
48. Pria di Kursi Roda
49
49. Tuan Rumah
50
50. The Laboratory
51
51. Cucu Bungsu
52
52. Bukan Teman Pilihan
53
53. Teman ??
54
54. Trespass
55
55. Save You
56
56. The Real Fight
57
57. Kecupan Di Pipi
58
58. Ledakan Terakhir
59
59. Tatoo
60
60. Kritis
61
61. Menunggu
62
62. Ketika Tuan Enzo Sadar
63
63. Istri ?
64
64. Mulai Janggal
65
65. Kembalinya Ingatan
66
66. So What?
67
67. The Conclusion
68
68. Mahasiswi Miskin
69
69. Rully Ngambek
70
70. Di Atas Parit
71
71. Masih Butuh Waktu
72
72. Menanggalkan Kenangan
73
73. Pesona Tuan Enzo
74
74. Pindahan
75
TERIMA KASIH PEMBACA
76
75. Basecamp Baru
77
76. Panas
78
77. Ya atau Tidak ?
79
78. Interview oleh Vero
80
79. Kastil Saddam
81
80. Pandangan Veronica
82
81. Canggung (lagi)
83
82. Kejutan
84
83. Kejutan (2)
85
84. I Want You to The Bone
86
85. Beautiful
87
86. Handsome
88
87. Singa Betina
89
88. Secret Villa
90
89. I Belong To You
91
90. Last Day
92
91. Ngambek
93
92. Curhat Saddam
94
93. Apologize
95
94. Early Morning
96
95. Untuk Sahabatku, Rully
97
96. Hadiah Wisuda
98
97. Menyambut Dunia Baru
99
98. Tetap Di Sampingku
100
99. Arriving at Moskwa
101
100. Pertemuan Bisnis
102
101. Menjadi Istrinya
103
102. Jangan Tidur
104
103. A Mother
105
104. Hai Zach!
106
105. Afrika Selatan ?
107
106. Tiba di Masa Depan
108
EXTRA PART 1
109
EXTRA PART 2
110
EXTRA PART 3 : IN THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!