2. Sekretaris

Pintu ruang karaoke terbuka dan Agnes masuk ke dalam. Masih mengenakan pakaian yang sama seperti dikenakannya di kantor tadi.

Lewat jam 7 malam Saddam menelepon dan memintanya datang ke sebuah karaoke yang menyatu dengan tempat SPA dan Club.

Saat itu Saddam sudah setengah mabuk bersama ketiga orang temannya yang telah ditemani beberapa orang wanita setengah telanj*ng yang sedang asik memberikan pelayanan sambil bernyanyi mengikuti teks di layar.

"Eko di mana Pak?" Agnes menyapa Saddam dan duduk di sebelahnya.

Pandangan Saddam buram dan kepalanya terasa terayun-ayun. Dia tak mengerti apa yang baru saja dikatakan Agnes barusan.

"Saya bilang tadi, kamu boleh menolak untuk ga dateng ke sini. Kalo kamu dateng, kamu udah bakal tau bakal gimana." Saddam mencoba menuangkan Jack Daniels ke gelasnya yang nyaris kosong.

Agnes meraih botol dan menuangkannya untuk Saddam.

"Ga masalah Pak, santai aja. Saya juga anggap ini cuma entertainment aja kok," Agnes melirik bosnya sambil membakar sebatang rokok.

Saddam terpana sesaat melihat tingkah asli sekretarisnya. Tapi Saddam merasa tidak begitu heran mengingat Agnes adalah tipikal perempuan berani yang sangat profesional dalam pekerjaannya.

Saddam kembali melihat paha Agnes yang begitu dekat dengan kakinya. Sejurus kemudian Saddam menarik Sekretarisnya dan mencium bibir wanita itu.

Tangannya masuk ke dalam rok pendek Agnes dan jari-jarinya berhasil menyusup ke lipatan paha yang membuat wanita itu harus merenggangkan kakinya.

Terdengar nafas dan suara Agnes yang menikmati keahlian tangan Saddam di antara kedua pah*nya.

Musik dalam ruangan kini telah berganti tak lagi diisi orang bernyanyi yang diiringi lagu-lagu santai. Kendali musik telah diserahkan kepada operator yang menyambungkan musik yang sedang di putar di club ke dalam ruangan itu.

Semua orang di dalam ruangan KTV VIP itu tak ada lagi yang berbicara. Semua hanyut dalam pengaruh minuman keras dan narkob*.

Hampir jam 1 dini hari, dan Agnes sudah menelan 2 butir pil ekst*si. Dia tak merasa harus buru-buru pulang malam itu karena dirinya mengingat bahwa esok adalah hari sabtu.

Dalam redup cahaya ruangan yang diselingi lampu warna warni berkedip-kedip Agnes menari di depan bosnya yang duduk di sofa dengan mata sayu karena mabuk alkohol.

Agnes menyapukan pandangan buramnya ke seisi ruangan yang penghuninya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Sekilas dilihatnya seorang pria di sudut ruangan sudah menurunkan resleting celananya dan menikmati aktifitas wanita yang berjongkok di kakinya.

Kemeja yang dikenakan Agnes sendiri sudah terbuka beberapa kancing karena Bosnya tadi sempat bermain-main dengan dadanya saat mereka berciuman di sofa.

Agnes tak mengharapkan hal lebih dari Saddam, dua tahun menjadi Sekretaris pria itu cukup baginya mengenal bosnya itu sosok pria seperti apa.

Tak terhitung banyaknya wanita yang dikencaninya dengan bermodal wajah tampan ala timur tengah dan kekayaan yang dimilikinya.

Bagi Agnes yang memang tak menginginkan suatu hubungan dan hanya terobsesi pada tubuh seksi seorang pria, menikmati sentuhan sensual serta bercinta semalam suntuk bersama Saddam sudah cukup memuaskan hatinya.

Jam menunjukkan hampir pukul 4 pagi ketika dirinya dan Saddam terseok-seok memasuki sebuah kamar hotel.

Saddam telah meminta Eko untuk membawa pulang mobilnya setelah mengantarkan mereka ke sebuah hotel bintang lima tak jauh dari club.

Pengaruh ekst*si yang mulai berkurang membuat Agnes sadar saat melucuti pakaiannya sendiri dan mulai menunggangi bosnya disertai desahan-desahan.

Bercinta dengan kondisi setengah fly membuat stamina Agnes menjadi berkali-kali lipat.

Tak terhitung banyaknya dia merasakan puncak kenikmatan yang diberi Saddam malam itu.

Hingga yang semula dikiranya dia akan diminta pergi keesokan harinya ternyata Saddam masih menahan dirinya untuk tetap menemani pria itu hingga hari minggu.

Dua hari bersama Bosnya di sebuah kamar suite hotel mewah sama sekali tidak membuat pria itu mau berbicara banyak dengannya.

Saddam lebih banyak diam di depan laptopnya yang diantarkan Eko pada hari sabtu pagi ke kamar.

Sifat Eko juga hampir mirip seperti Bosnya tapi dengan versi yang lebih merakyat. Supir sekaligus asisten pribadi Saddam itu tak pernah banyak bicara padanya.

Agnes ingat betul dua hari bekerja sebagai Sekretaris Saddam, Eko berkata padanya bahwa 'semakin sedikit hal yang diketahuinya tentang Saddam itu akan semakin baik untuk dirinya'.

Awalnya Agnes mengira, Eko membuat ungkapan itu karena kreatifitasnya sendiri. Tapi ternyata ungkapan itu berasal dari Saddam. Karena suatu kali Saddam juga pernah memberinya wejangan serupa.

Dalam hal apa pun, jika dirinya terlalu mencari tahu akan suatu hal, maka dirinya harus bersiap dengan sakitnya kenyataan. Jika tak ingin sakit atau mendengar hal buruk, maka jangan mencari tahu.

Lama-kelamaan ungkapan itu berhasil dipraktekkan oleh Agnes. Dia tak mau ambil pusing pada suatu hal yang memang tidak diberitahukannya kepadanya.

Agnes tidak mau ambil pusing dengan perasaan yang timbul saat Saddam mengutarakan suatu hal. Baik hal yang baik, atau yang dinilai Agnes terlalu kasar.

Dia tak mau membawanya ke dalam hati. Karena bagi Agnes, Saddam itu seperti zombie tampan yang tak memiliki perasaan.

"Anji**! Tolol!" Saddam mengumpat dari balik laptopnya.

Agnes hanya melirik Bosnya dari atas ranjang dengan tubuh tel*njang yang tertutup selimut. Dia sama sekali tak tertarik untuk mengetahui siapa yang dimaki oleh pria itu.

"Dasar b*rengsek! Tolol kok diborong semua!" Saddam menutup laptopnya dengan kasar.

"Nes! Sini kamu." Pinta Saddam.

Agnes berdiri dan berjalan telanj*ng ke arah Bosnya yang masih duduk di belakang meja kerja kamar hotel. Dia mengerti apa yang diinginkan Saddam saat itu.

Saat Agnes mendekat, Saddam menurunkan boxer dan memegang properti miliknya. Agnes langsung berjongkok di depan pria itu.

Tak berapa lama kemudian, dirinya sudah duduk di pangkuan Bosnya dengan posisi membelakangi dan bergerak naik turun. Tangan Saddam memegang pinggulnya untuk memandu.

...--oOo--...

Hampir satu minggu Saddam tak bertemu dengan Ibunya. Saat dirinya kembali ke rumah, Ibunya sudah tertidur.

Dan saat dirinya berangkat ke kantor Ibunya sedang berada di sisi lain rumah berusaha untuk menghindarinya.

Saddam tahu Ibunya kecewa padanya. Bukannya tak ingin meminta maaf dan berbaikan kepada sang Ibu, tapi saat ini dirinya benar-benar merasa lelah.

Semakin hari dia merasa hidupnya semakin hancur. Dia sendiri tak tahu apa lagi yang bisa dilakukannya untuk mengisi hari-harinya agar terasa lebih berarti.

Dia memiliki semua hal yang diimpikan para laki-laki. Wajah yang tampan, tubuh yang bagus dan karir yang cemerlang. Meski begitu, hatinya terasa kosong.

Setelah menghabiskan dua hari mengurung diri bertelanj*ng ria di sebuah hotel bintang lima bersama sekretarisnya tak membuat mereka memiliki hubungan canggung selama di kantor.

Seperti keinginannya, Agnes bersikap seperti tidak terjadi suatu hal apa pun di antara mereka. Begitu pula Eko yang bisa bersikap peduli namun dibungkus dengan sikap datarnya seperti biasa.

Bagi Saddam, Agnes seperti wanita-wanita yang ditemuinya selama ini. Mereka hanya menginginkan hiburan dan privellege saat pergi berkencan dengannya.

Semua wanita itu dikasarinya, tapi entah mengapa mereka semua tidak kapok dan selalu mencarinya kembali.

Seperti Agnes yang melayaninya dengan penuh semangat meski nyaris tak pernah berpakaian saat menghabiskan dua hari bersamanya di kamar.

Saddam hampir mengira kalau Agnes sangat terobsesi pada tubuhnya, karena wanita itu seperti tak mengenal lelah untuk mengajaknya bercinta.

Tapi dirinya tak akan membiarkan keahlian Agnes tersalur dengan cuma-cuma dan tak dihargai.

Mata wanita itu berbinar saat dirinya mengatakan bisa menggunakan kartu kredit perusahaan untuk kebutuhan pribadi wanita itu.

...--oOo--...

"Pak, ada telfon dari Ibu." Eko berbicara pada Saddam di antara dentuman suara musik club.

"Ya??!"

"Ibu Bapak telfon." Eko menunjukkan ponsel di tangannya.

Saddam mengangguk dan berbisik kepada seorang wanita muda berambut pendek yang sedari tadi berdisko sambil menempelkan tubuh padanya.

Eko berjalan ke arah pintu keluar club dan berdiri di dekat charger station menunggu Bosnya.

"Ya Bu?" Saddam menempelkan telinganya ke ponsel.

"Maaf kalau Ibu mengganggu kamu. Ibu cuma mau bilang, kalau Ibu baru landing di Singapura. Penerbangan Ibu akan lanjut sebentar lagi"

"Ibu mau ke mana?" Suara Saddam jelas-jelas menggambarkan orang yang sedang teler.

"Ibu mau ke tempat Mba Citra. Kayaknya Ibu akan tinggal beberapa lama di sana. Ibu kangen Oliv. Ibu kesepian, kayaknya kamu ga butuh Ibu lagi."

"Hah??! Ibu ke Afrika Selatan? Sendirian?" Saddam nyaris tak percaya seminggu lebih mendiamkan Ibunya membuat wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya itu pergi kabur meninggalkannya.

"Iya. Sendirian. Ibu capek tinggal sama kamu. Ibu kayak ga punya anak. Ibu pergi dulu. Sehat-sehat kamu. Tolong kasi telfon ini ke Eko"

Ponsel berpindah tangan,

"Ko, saya pergi dulu ke tempat Citra. Jaga Saddam ya, cuma kamu yang tau dia gimana. Kalo dia kelewatan, tolong diingetin ya Ko. Kamu pasti ngerti apa maksud saya."

"Ndalem Bu.. nggih... Hati-hati di jalan. Sehat-sehat ya Bu. Saya pasti dampingi Pak Saddam ke mana aja."

Hampir sadar saat Saddam melihat Eko mengakhiri pembicaraan dengan Ibunya dan menyimpan ponsel ke kantong.

"Gimana Pak? Kita pulang? Kasian Ibu Bapak yang biasanya pergi ke mana-mana ditemani. Sekarang malah berani sendirian ke Singapura." Eko menilik wajah Saddam menunggu reaksi.

"Ibu bisa kok. Santai aja. Kamu tau sendiri Ibu gua beraninya kayak apa. Gua mau lanjut sebentar, kamu tunggu di mobil aja. Kalo udah selesai gua telfon kayak biasa." Saddam mengibas-ibaskan tangannya sebagai isyarat agar Eko pergi dari tempat itu.

Saat itu Saddam sama sekali tak mengira kalau percakapan di telepon barusan adalah percakapan terakhirnya bersama sang Ibu.

...***...

...Mohon dukung karyaku dengan like, comment atau vote...

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

Afrika Selatan,, we back again....
dr Firza dan Shena berjodoh d situ ...
Apakah nanti ad new couple lagi?

2025-02-10

1

Yeti Kosasih

Yeti Kosasih

Bu sopia kaah yg duduk bareng Shena ketika penerbangan k Singapura kah?

2025-02-28

0

Al Fatih

Al Fatih

btw,, ibu nya Saddam ini,, apakah ibu yg duduk d sebelahnya Shena yaa

2025-02-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Percakapan Terakhir
2 2. Sekretaris
3 3. Ibu
4 4. Fotografer
5 5. Peneliti
6 6. Bola Mata Coklat Muda
7 7. Pecinta
8 8. Keberangkatan
9 9. Transit
10 10. Ketibaan
11 11. Johannesburg
12 12. Sudut Pandang
13 13. Keluarga
14 14. Another Strangers
15 15. Berkumpul
16 16. Hawa Dingin
17 17. Kokwane
18 18. Fakta
19 19. Follow Me
20 20. Shock Therapy
21 21. Kabut Tebal
22 22. Malam Dingin Pertama
23 23. Awal Mula
24 24. Dalam Sebuah Kastil
25 25. Bayi Pertama
26 26. Akhir Penantian
27 27. Suara Nafas
28 28. Guncangan
29 29. Cause of Me
30 30. Terpisah
31 31. Mulai Gelap
32 32. Hanyut
33 33. I Will Find You
34 34. Skin to Skin
35 35. Let's Get It On
36 36. Canggung
37 37. Penculikan
38 38. The Last Porter
39 39. Di Sepanjang Lembah
40 40. Asisten Ulung
41 41. Nasib Rizky
42 42. Di Dalam Gendongan
43 43. Pergumulan
44 44. Serum Terakhir
45 45. Before You Go
46 46. Petarung
47 47. Wait For Me
48 48. Pria di Kursi Roda
49 49. Tuan Rumah
50 50. The Laboratory
51 51. Cucu Bungsu
52 52. Bukan Teman Pilihan
53 53. Teman ??
54 54. Trespass
55 55. Save You
56 56. The Real Fight
57 57. Kecupan Di Pipi
58 58. Ledakan Terakhir
59 59. Tatoo
60 60. Kritis
61 61. Menunggu
62 62. Ketika Tuan Enzo Sadar
63 63. Istri ?
64 64. Mulai Janggal
65 65. Kembalinya Ingatan
66 66. So What?
67 67. The Conclusion
68 68. Mahasiswi Miskin
69 69. Rully Ngambek
70 70. Di Atas Parit
71 71. Masih Butuh Waktu
72 72. Menanggalkan Kenangan
73 73. Pesona Tuan Enzo
74 74. Pindahan
75 TERIMA KASIH PEMBACA
76 75. Basecamp Baru
77 76. Panas
78 77. Ya atau Tidak ?
79 78. Interview oleh Vero
80 79. Kastil Saddam
81 80. Pandangan Veronica
82 81. Canggung (lagi)
83 82. Kejutan
84 83. Kejutan (2)
85 84. I Want You to The Bone
86 85. Beautiful
87 86. Handsome
88 87. Singa Betina
89 88. Secret Villa
90 89. I Belong To You
91 90. Last Day
92 91. Ngambek
93 92. Curhat Saddam
94 93. Apologize
95 94. Early Morning
96 95. Untuk Sahabatku, Rully
97 96. Hadiah Wisuda
98 97. Menyambut Dunia Baru
99 98. Tetap Di Sampingku
100 99. Arriving at Moskwa
101 100. Pertemuan Bisnis
102 101. Menjadi Istrinya
103 102. Jangan Tidur
104 103. A Mother
105 104. Hai Zach!
106 105. Afrika Selatan ?
107 106. Tiba di Masa Depan
108 EXTRA PART 1
109 EXTRA PART 2
110 EXTRA PART 3 : IN THE END
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Percakapan Terakhir
2
2. Sekretaris
3
3. Ibu
4
4. Fotografer
5
5. Peneliti
6
6. Bola Mata Coklat Muda
7
7. Pecinta
8
8. Keberangkatan
9
9. Transit
10
10. Ketibaan
11
11. Johannesburg
12
12. Sudut Pandang
13
13. Keluarga
14
14. Another Strangers
15
15. Berkumpul
16
16. Hawa Dingin
17
17. Kokwane
18
18. Fakta
19
19. Follow Me
20
20. Shock Therapy
21
21. Kabut Tebal
22
22. Malam Dingin Pertama
23
23. Awal Mula
24
24. Dalam Sebuah Kastil
25
25. Bayi Pertama
26
26. Akhir Penantian
27
27. Suara Nafas
28
28. Guncangan
29
29. Cause of Me
30
30. Terpisah
31
31. Mulai Gelap
32
32. Hanyut
33
33. I Will Find You
34
34. Skin to Skin
35
35. Let's Get It On
36
36. Canggung
37
37. Penculikan
38
38. The Last Porter
39
39. Di Sepanjang Lembah
40
40. Asisten Ulung
41
41. Nasib Rizky
42
42. Di Dalam Gendongan
43
43. Pergumulan
44
44. Serum Terakhir
45
45. Before You Go
46
46. Petarung
47
47. Wait For Me
48
48. Pria di Kursi Roda
49
49. Tuan Rumah
50
50. The Laboratory
51
51. Cucu Bungsu
52
52. Bukan Teman Pilihan
53
53. Teman ??
54
54. Trespass
55
55. Save You
56
56. The Real Fight
57
57. Kecupan Di Pipi
58
58. Ledakan Terakhir
59
59. Tatoo
60
60. Kritis
61
61. Menunggu
62
62. Ketika Tuan Enzo Sadar
63
63. Istri ?
64
64. Mulai Janggal
65
65. Kembalinya Ingatan
66
66. So What?
67
67. The Conclusion
68
68. Mahasiswi Miskin
69
69. Rully Ngambek
70
70. Di Atas Parit
71
71. Masih Butuh Waktu
72
72. Menanggalkan Kenangan
73
73. Pesona Tuan Enzo
74
74. Pindahan
75
TERIMA KASIH PEMBACA
76
75. Basecamp Baru
77
76. Panas
78
77. Ya atau Tidak ?
79
78. Interview oleh Vero
80
79. Kastil Saddam
81
80. Pandangan Veronica
82
81. Canggung (lagi)
83
82. Kejutan
84
83. Kejutan (2)
85
84. I Want You to The Bone
86
85. Beautiful
87
86. Handsome
88
87. Singa Betina
89
88. Secret Villa
90
89. I Belong To You
91
90. Last Day
92
91. Ngambek
93
92. Curhat Saddam
94
93. Apologize
95
94. Early Morning
96
95. Untuk Sahabatku, Rully
97
96. Hadiah Wisuda
98
97. Menyambut Dunia Baru
99
98. Tetap Di Sampingku
100
99. Arriving at Moskwa
101
100. Pertemuan Bisnis
102
101. Menjadi Istrinya
103
102. Jangan Tidur
104
103. A Mother
105
104. Hai Zach!
106
105. Afrika Selatan ?
107
106. Tiba di Masa Depan
108
EXTRA PART 1
109
EXTRA PART 2
110
EXTRA PART 3 : IN THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!