Malam semakin larut, tak membuat matanya bisa terpejam, ia pun nampak gelisah di peraduannya. Dibolak balikkan tubuhnya mencari posisi tidur yang enak baginya. Namun berbagai posisi tak bisa membuatnya memejamkan mata dan terbuai dalam mimpinya.
Kegelisahan nampak terpancar jelas di wajah gadis ini, hingga ia pun memutuskan untuk menenangkan hati dan pikirannya dengan menghirup udara malam ini yang terasa dingin menusuk persendian.
Diatas balkon kamarnya ia menikmati indahnya kerlip bintang dan cahaya bulan, semilir angin malam menerpa wajahnya dan menyibakkan anak rambutnya yang tergerai indah.
Diambilnya nafas dalam dalam, lalu dihembuskannya perlahan.
Kini pandangan matanya terpusat pada gazebo taman. Di mana ada dua insan sedang asyik bernyanyi ria, nampak rona bahagia terpancar dari keduanya. Seakan mereka begitu menikmati kebersamaan mereka. Lili pun tersenyum tipis, karena malam yang sunyi, suara mereka pun terdengar jelas di pendengaran Lili.
"Eza, liat bulan dan bintang itu, tiap malam aku selalu memandanginya, dan kutitipkan rinduku lewat mereka, berharap kau juga sama, sedang memandangi mereka. Dan sampailah pesanku pada mereka untukmu."
Alin menatap Reza dengan penuh cinta, terpancar jelas kerinduan yang begitu dalam dimatanya. Reza yang asyik memainkan dawai gitarnya kini pun memandang ke arah Alin dengan lekat.
" Alin,,, sudah empat tahun, tapi kamu tak berubah, suka blak blakan, dan kulihat Alin masih tetap sama tak berubah, namun waktu terus berjalan, dan selang waktu itu sudah ada hati yang pernah mengisinya."
Reza pun menaruh gitarnya kemudian bangkit dari duduknya. Berdiri menatap indahnya bintang dan bulan. Lalu ia pun mendesah perlahan.
" Eza, apa dihatimu sekarang telah terisi oleh wanita itu? Apa aku sudah terbuang dari dalam hatimu?"
Alin berusaha menegarkan hatinya mendengar pernyataan Reza barusan, ia sungguh sakit mendengarnya. Air mata yang setiap saat ia tumpahkan kala merindukan kekasih masa kecilnya kini pun tak dapat ia tahan lagi, mengalir tanpa suara membasahi pipi cuby nya.
Reza tak menyadari jika gadis ini sedang menangis, karena pandangannya kini telah terfokus pada sosok yang berdiri dengan menatap hal yang sama dengannya, yaitu bintang dan bulan.
" Kau tetap disana Alin, tak akan ada yang bisa mengambil posisimu di tempatnya, tapi ada ruang lain yang tersimpan untuk gadis ini, kalian berada dihatiku, dan aku sulit untuk menentukan siapa diantara kalian, kamu akan selalu jadi cinta pertamaku tapi kutak tau apakah kamu juga cinta terakhirku. Biarkan takdir yang berbicara untuk cinta kita."
Ucapnya lirih namun penuh dengan penekanan. Diambilnya nafas perlahan lalu dihembuskannya dengan berat.
" Sudah larut, sebaiknya kamu istirahat, karena besok kita akan pergi ke puncak, pembuatan iklan kecantikan yang kemarin kita ajukan itu."
Namun Alin tak merespon kata Reza, ia tenggelam dengan pemikirannya sendiri.
" Apa wanita itu yang sudah mencuri hatimu?"
Suaranya tertahan karena menahan tangisnya.
" Ia mengisi hariku selama dua tahun ini, namun semua telah berakhir karena pengkhianatannya, namun bukan dia yang tinggal dihatiku sekarang."
Tangisan Alin pun tak bisa ditahan lagi, ia menumpahkan semua perasaannya lewat air mata yang terus mengalir dengan derasnya. Reza pun menoleh ke belakang dan menghampiri Alin lalu mensejajarkan tubuhnya dengan gadis itu.
Perlahan dihapusnya air mata itu, lalu menakupkan kedua tangannya di pipi Alin. Menatapnya dengan penuh kasih.
Terselip senyuman tipis di bibirnya," jangan menangis lagi, aku tak tahan melihatnya."
Alin menatap lekat kearah wajah yang selama ini ia rindukan, perlahan kedua tangannya menakup di pipi Reza, disusurinya tiap inci wajah Reza, dan pandangannya tertuju pada bibir yang merona itu, entah dorongan kerinduan atau rasa cintanya, ia tak bisa menahan gejolak rasanya, tanpa sadar ia pun mencium bibir Reza, untuk sesaat Reza masih terpaku dan terkejut dengan tindakan Alin.
Perlahan ia melepaskan ciuman mereka," tidurlah sudah larut, nanti kamu sakit."
Reza pun bangkit dari posisinya, ingin melangkah pergi, namun baru beberapa langkah, tubuhnya telah terpaku dengan pelukan Alin dari belakang, untuk sesaat mereka dalam posisi itu.
" Bisakah kita kembali seperti dulu, aku membutuhkanmu, Eza.'
" Biarkan semua berjalan seperti air yang mengalir, aku tak ingin memberikan harapan palsu untukmu, jika kita berjodoh pasti kita bersama."
Kini mata Reza beralih pada gadis yang masih setia berdiri di balkon kamarnya, yang menatap ke arah mereka, saat Reza menatapnya ia pun mengalihkan pandangannya ke arah bintang.
" Kenapa hatiku sakit melihatnya dekat dengan wanita lain, ada apa dengan ku, tidak aku pasti cuma kelelahan saja, kenapa aku merasa ada yang hilang dan terlepas dari ragaku."
Gumam Lili pelan sambil menatap bintang.
" Apa tak ada sedikitpun rasa disana, apa kau tak cemburu melihatku dengan yang lain, ternyata semua hanya anganku saja, princess crewet."
Reza pun melepas tangan Alin yang melingkar di perutnya, lalu membalikkan tubuhnya, membelai lembut rambut gadis itu, lalu tersenyum," ayo tidur, sudah larut malam, aku tidak mau kamu sakit, kita bahas semua ini setelah kita pulng dari puncak, ok."
Alin pun mengangguk dan tersenyum, lalu mereka melangkah masuk ke dalam mansion menuju kamar masing masing.
Lili pun merasakan tubuhnya seperti es, karena udara yang terasa dingin, tubuhnya menggigil kedinginan, dan ia pun memutuskan untuk masuk ke kamarnya.
Karena merasakan dingin yang sangat, ia pun memutuskan untuk ke dapur membuat teh hangat, perlahan ia keluar dari kamarnya dan menuruni tangga menuju dapur, setelah tehnya siap, ia pun berjalan ke ruang makan dan meminum tehnya.
" Kenapa belum tidur?"
Lili terkejut dengan suara yang kini sudah ada di belakangnya. Nampak Reza berdiri sambil bersedekap dada, memandangnya dengan tajam.
Lili pun bangkit dari duduknya, berjalan tanpa menghiraukan ucapan Reza menuju kamarnya, namun langkahnya terhenti, Reza sudah mencengkram tangannya dan menggandengnya menuju ruang keluarga dan mendudukkan Lili di sofa.
" Apa apaan sih kamu, lepas gk?"
" Nggak sebelum tanganmu q olesi obat ini dulu biar tak ada bekas lukanya."
Reza mengambil kotak P3K yang ada di sampingnya. Namun Lili tak menghiraukan ucapan Reza, dia bangkit dari duduknya ingin pergi dari tempat itu, namun Reza menariknya kasar hingga dia terjatuh ke sofa dan menimpa tubuh Reza. Bersamaan dengan itu Alin keluar dari kamarnya dan melihat semuanya.
Mereka bertiga hanya saling pandang hingga akhirnya,," Apa yang kalian lakukan,,,?"
Mama Zahira sudah berdiri di belakang Lili yang masih dalam posisi jatuh diatas tubuh Reza.
bersambung🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
gusion&Lesley
ぁんじゅt.っk
2021-03-18
0
Nur LloVve
Di tunggu feedback nya yah kak.Kalo udah feedback komen aja yah,ntar aku kasih vote karya kakak.
#I'm A Special Girl
2021-03-18
2
🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹
aq cemburu za.....batin lili🤭
2021-03-16
3