Di dalam ruang kerjanya, Reza sedang bergelut dengan tumpukan berkas yang harus diselesaikan malam ini juga, karena Lili yang tidak bisa bekerja, maka ia yang menghandle semuanya.
Setelah makan siang tadi ia segera ke kantor, menyelesaikan semua kerjaannya yang kini makin menumpuk, dan harus selesai hari ini juga, karena lusa ia dan Lili akan melakukan pemotretan di puncak untuk produk Ceofeng.
Saat bergelut dengan pekerjaannya, terdengar bunyi pintu diketuk, tak lama muncul asisten pribadinya bersama dengan Salsa yang mengekorinya dari belakang.
" Bos,,, orang yang anda tunggu sudah datang."
Ucapnya sambil menunduk hormat.
Reza pun mengangkat kepalanya, melihat ke arah Vino dan Salsa.
" Kamu keluarlah Vin, akan kuselesaikan sendiri."
Perintahnya sambil memberikan isyarat tangannya pada Vino.
Tanpa menunggu perintah kedua kalinya dari mulut Reza, asistennya segera mengangguk hormat lalu keluar dari ruang kerja Reza, meninggalkan mereka berdua, yang dulunya sepasang kekasih, dan kini hanya tinggal kenangan untuk keduanya.
Reza menatap tajam kearah Salsa yang masih berdiri di depan nya dengan senyum menghiasi bibirnya.
" Sayang,,, aku sangat merindukanmu."
Salsa berjalan ke arah Reza dan memeluknya dari belakang.
" Sayang,,, bisakah kita kembali seperti dulu lagi, aku sangat merindukan saat saat kita bersama."
Kini Salsa sudah duduk di pangkuan Reza dan bergelayut manja di leher Reza dan berusaha mencium bibir Reza.
Namun dengan cepat Reza melepas tangan Salsa dan mendorongnya kasar hingga model cantik ini terjatuh dari pangkuannya, Salsa meringis kesakitan saat kakinya terkilir karena posisi jatuhnya yang salah.
" Kau pikir aku bodoh, hentikan sandiwaramu sekarang, dan ingat jika kau tak ingin kariermu hancur maka jangan sekali kali kau menyentuh Lili, kalau tidak ini akan menyebar ke media dan pasti jadi konsumsi publik yang menjadi trending topik utama."
Reza menunjukkan laptop nya ke arah Salsa yang masih bersimpuh di lantai, dengan air matanya yang membasahi pipinya.
Sebenarnya ada rasa sakit dan tak tega melihat wanita yang pernah mengisi hidupnya dengan kasih sayang, meskipun luka yang telah ditorehkan Salsa pun masih menganga lebar, namun saat melihat air mata Salsa, hatinya sedikit melunak.
Salsa hanya bisa memandang ke arah laptop itu dengan derai air mata, tubuhnya gemetar menahan rasa sakit hati atas perlakuan kasar Reza dan juga apa yang dilihatnya sekarang.
" Aku benar benar membenci wanita itu, aku ingin melihatnya hancur dan mati mengenaskan, baru aku puas, dia yang jadi penyebab kehancuran kita, dia yang membuatmu jauh dariku.'
Salsa berusaha bangkit dengan meringis menahan sakit kakinya.
" Sudah ku bilang, jangan sentuh Lili sehelai rambutpun, semua itu kesalahanmu sendiri yang membuat kita berakhir seperti ini.
Karena aku masih memandang hubungan kita dulu, maka aku memberikanmu kesempatan tetap berkarier, tapi jika sedikit saja kau melukai Lili seperti kemarin, maka kau tau akibatnya."
Reza mencengkram dagu Salsa hingga wajah mereka begitu dekatnya, hingga orang yang tidak tau pasti menafsirkan kalau posisi mereka akan berciuman, bersamaan dengan itu pintu ruang Reza terbuka, dan nampak dua orang gadis yang berdiri terpaku di depan pintu.
Mereka tak berkedip melihat ke arah Reza dan Salsa. Lili yang tau sapa wanita itu pun pergi dari sana menyisakan Alin yang masih terpaku seperti tersihir dengan pemandangan di depannya.
Reza yang menyadari kehadiran keduanya pun melepaskan tangannya dari Salsa.
" Pergi, dan renungkan kata kataku."
Lalu Reza pun melangkah keluar meninggalkan Salsa yang masih berderai air mata.
" Apa kamu tidak terlalu kejam meninggalkan wanita itu dalam kondisi seperti itu, Eza?"
Tanpa menoleh kearah Reza yang masih fokus dengan mengemudi mobilnya.
Kini mereka bertiga sudah dalam perjalanan ke arah panti asuhan. Lili yang duduk di belakang hanya melihat ke luar jendela mobil, ia berpura pura mendengarkan lagu dengan memakai headseatnya.
Reza yang melihat Lili dari kaca spion pun menjawab pertanyaan Alin.
" Dia sudah berani menyakiti keluargaku, seharusnya aku bisa lebih kejam dari tadi."
Ucapnya dingin tanpa ekspresi dan tetap fokus menatap ke arah jalanan yang padat merambat itu.
Setelah sejam perjalanan mereka pun sampai di panti asuhan itu. Setelah menemui pengurus panti dan memberikan donasi, Reza melangkahkan kakinya ke arah anak anak yang sudah berkumpul di musholla panti.
Nampak seorang ustadz dan ustadzah yang memberikan ceramah kajian pada mereka.
Reza pun masuk dan membaur bersama dengan mereka, anak anak pun bergantian
menjabat tangannya dan mencium punggung tangan Reza, setelah itu mereka melanjutkan membaca Al Qur'an dan Reza ikut mengajari mereka, begitupun dengan Lili dan Alin.
Ke dua gadis itu sangat cantik dengan balutan baju syar'i mereka, wajah keduanya bersinar seperti bulan yang sedang memancarkan cahayanya, begitu meneduhkan dan menentramkan hati.
Dengan sabar dan telatennya Reza mengajari anak anak itu, dan ia sangat dekat dengan anak anak panti, bahkan ustadzah Annisa pun menaruh hati padanya.
Tanpa sadar ustadzah cantik ini mencuri pandang kearah Reza, saat ia mengajari anak anak panti. Dan itu tak lepas dari pandangan seorang Liliana, namun ia hanya terdiam dan melanjutkan mengajari anak anak.
Tanpa Lili sadari jika dari tadi ada sepasang mata yang sudah mengamati tiap gerak geriknya, pria itupun tersenyum, sungguh ia terpesona dengan sosok wanita cantik yang kini dengan senyum manisnya sedang mengajari anak anak panti mengaji.
Mungkin ini pertemuan pertama mereka, namun hatinya telah terikat pada wanita ini.
Setelah kajian selesai mereka pun pamit pada anak anak dan pengurus panti juga pada ustadz dan ustadzah tadi. Namun hanya Reza dan Alin yang berpamitan dengan mereka, sedangkan Lili sudah ada di dalam mobil menunggu mereka.
Tanpa seorang pun tau, gadis itu sedang menangis sendiri di dalam mobil, ia merasa teriris hatinya melihat ada bayi yang sakit dan ditinggalkan ibunya di panti tadi, saat ia tak sengaja melihatnya saat keluar dari musholla.
Ia tak bisa membayangkan jika itu terjadi pada dirinya.
" Ya Allah,,, aku masih beruntung dari bayi tadi, aku tak akan pernah menyiakan amanatmu Ya Allah."
bisiknya dalam hati lalu mengusap airmatanya setelah Alin dan Reza membuka pintu mobil mereka.
" Kita pulang sekarang?"
Tanya Reza pada keduanya.
" Aku ingin nonton bioskop, bisa kita nonton, gimana Li, kamu mau?"
Tanya Alin penuh semangat dengan binar matanya yang penuh harap.
" Iya, kita pergi ke bioskop, apa pun maumu Tuan Putri kami siap melayani."
Balas Lili sambil tersenyum manis saat melihat Alin cemberut karena tak suka di panggil Tuan Putri.
Reza yang melihat ke arah Lili pun tau jika saat ini ia sedang bersedih, bekas tangisnya yang tertinggal di matanya yang merah tak dapat mengelabuhi Reza.
" Kita ke taman kota saja, melihat indahnya danau, apa lagi sedang bulan purnama, besok baru kita nonton."
" Tapi Eza,,, aku ingin sekarang, Lili juga setuju, iya kan Li?"
"Iya,,, kita nonton saja."
Reza pun memandang ke arah Lili, namun gadis itu membuang wajahnya kesamping, menghindari tatapan Reza.
" Apa yang kau sembunyikan?"
Gumamnya dalam hati.
bersambung🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Awalin An
banyak cewek yang suka krnapa gk di tembak ??? apa gak suka cwek thooor??
2021-03-03
3
🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹
jadi penasaran ma reza🤔
banyak kali yang tertarik padanya...😂😂
2021-03-03
6