Malam yang semakin larut, tak membuat pria ini berhenti mengelilingi kota, mencari seorang gadis manja yang sangat membencinya. Ia tak mau berpangku tangan hanya menunggu kabar dari anak buahnya, hatinya cukup gelisah setelah mendengar Lili tidak pulang ke rumah, sekilas perdebatannya dengan Lili terulang kembali dalam memori ingatannya.
Setelah rapat dan mengetahui apa yang dijadikan jaminan Lili untuk mendapatkan kontrak itu, Reza sangat marah, ia tak habis pikir dengan jalan pikiran gadis ini.
Dengan perasaan yang berkecamuk di hatinya ia memasuki ruangan kerja Lili yang berada di sebelah ruangannya.
Tanpa mengetuk pintu ia segera masuk ke dalam ruangan dan mendapati Lili yang sedang fokus dengan laptop di mejanya dan berkas berkas yang harus di pelajarinya, karena ia baru seminggu ini bergabung dan bekerja di kantor Papanya, itupun dengan berjuta drama yang harus dimainkan oleh kedua orang tuanya dan juga Reza agar Lili mau bekerja bersama Reza membangun kerajaan bisnis mereka.
"Jelaskan padaku sekarang, kenapa kau memutuskan semuanya sendiri, kau pikir perusahaan ini milikmu, ini milik orang tuamu, kau tahu berapa keringat yang harus di cucurkan oleh Papamu demi perusahaan ini, dengan mudahnya kau pertaruhkan hanya untuk sebuah kontrak yang belum tentu sepadan hasilnya dengan apa yang kau pertaruhkan!"
Raut wajah Reza yang biasanya nampak cool kini terlihat sangat garangnya. Tatapannya tajam menusuk ke arah gadis yang masih setia dengan laptopnya. Ia tak menghiraukan apa pun yang terucap dari bibir Reza, membuat pria ini semakin marah dan menutup laptop Lili tanpa persetujuan dari sang empunya laptop. Membuat Lili menghunuskan tatapan tajamnya.
Lili pun bangkit dari duduknya lalu berjalan memutar meja dan berdiri tepat di hadapan Reza dengan bersedekap dada, sambil mendudukkan pantatnya di meja kerjanya.
" Tak ada yang perlu ku jelaskan padamu, apa pun keputusanku itu adalah final, karena aku adalah putri pemilik dari perusahaan ini, dan kau,,, siapa kau berani membentakku, ha,,,,?"
Wajah cantik itupun mengeluarkan aura membunuhnya.
Dengan tatapan yang meremehkan dan cibiran bibirnya ia berniat meninggalkan ruang kerjanya yang terasa sesak karena kehadiran Reza.
Namun tangannya telah tercekal oleh tangan kekar yang menariknya dengan kasar hingga ia jatuh terduduk di sofa. Belum sempat ia bangun dan berdiri, Reza sudah mengunci tubuhnya, membuatnya memundurkan tubuhnya dan membentur sandaran sofa.
" Apa maumu,, menjauh dariku!"
Tangannya mendorong kuat tubuh Reza agar menjauh darinya, namun usahanya hanya sia sia.
" Dengar kataku, jika kau tak memenangkan kontrak ini, kau tau apa yang akan terjadi dengan keluargamu, ratusan karyawan yang hidupnya bergantung pada perusahaan.Dan juga nasibmu sendiri, kau ingin menjadi budak nafsu si tua bangkotan itu, haaahhh,,,!"
Bentak Reza yang membuat Lili sedikit terkejut dengan perlakuan Reza padanya.
" Kau pikir siapa kau berani membentakku, kau hanya anak haram yang tak diinginkan oleh ibumu, makanya kau dibuang dan dipungut oleh kedua orang tuaku karena kasihan. Harusnya kau sadar diri sebelum membentakku, berkacalah sebelum berani memarahiku, minggir,,, dasar ibu dan anak sama saja,, hanya membuat aib keluarga,,,"
Lili menepis tangan Reza yang tengah mengukungnya.
Ia berusaha bangkit dan berdiri namun baru selangkah dia berjalan tangannya tertarik hingga ia jatuh dalam pangkuan Reza.
Dengan kasarnya Reza mencium bibir Lili, membuat gadis ini berontak namun tetap saja ia tak bisa melepaskan ciuman itu, karena tangan kekar Reza telah melingkar di tengkuknya dan menariknya lembut hingga memperdalam ciumannya.
Setelah beberapa saat, Reza pun melepas tangannya dan mengakhiri ciumannya.
" Ini hukuman atas mulutmu yang telah lancang menghina ibuku."
" Plaaakkkk,,, plaakkk,,,"
Tamparan keras mendarat di kedua pipi Reza.
" Beraninya kau padaku, atas dasar apa kau berani men,,,"
Ucapan Lili terputus karena Reza sudah menciumnya lagi.
Saat ciuman itu terlepas, Lili ingin menamparnya lagi, namun tangannya tercekal oleh Reza.
" Jika kau ingin aku menciummu terus maka tampar aku, berapa kali kau menamparku, maka aku akan menciummu sebanyak tamparanmu."
" Kau,,,"
Lili mengarahkan telunjuknya ke arah Reza yang memandangnya dengan senyum sinisnya.
Membuat Lili geram dan menginjak kaki Reza dengan high hellsnya.
" Aw,,, " pekiknya pelan karena tajamnya sepatu Lili terasa menusuk kakinya.
" Rasakan, dasar sampah,,"
Dengan geramnya Reza memeluk tubuh Lili kasar dan menciumnya kembali. Dengan sekuat tenaga gadis ini ingin melepaskan diri dari pelukan Reza namun semakin dia berontak tubuh mereka semakin menyatu dan Lili sulit bergerak karena tubuhnya telah terkunci oleh Reza.
Lili bisa merasakan debaran jantung Reza yang berdetak dengan cepat dan kencang, namun hatinya terasa sakit dengan perlakuan kasar Reza membuatnya mengalirkan butiran bening membasahi pipinya.
Menyadari itu Reza pun melepas pelukan dan ciumannya.
Saat ingin menghapus air mata Lili, tangannya telah ditepis oleh Lili.
" Jangan menyentuh tubuhku lagi, sampah tetaplah sampah meskipun telah dipoles sedemikian rupa, dari semua di dirimu dan perbuatanmu semua sampah di mataku."
Dengan marah yang menguasai dirinya, tatapan yang tajam menusuk ke jantung Reza, tangannya ingin menampar pria di depannya, namun telah tertahan oleh tangan Reza.
" Aku bersumpah, tak akan menyentuhmu sampai kau sendiri yang mengemis cinta padaku, karena ku tau meskipun bibirmu menolakku tapi tidak dengan tubuhmu."
Reza menghempas kasar tangan Lili. Meskipun hatinya terasa sakit bersikap kasar pada Lili, namun ia juga marah mengingat Lili menjadikan dirinya sebagai jaminan untuk kontrak kerja itu.
Dengan marah yang masih menguasai dirinya Reza keluar dari ruangan Lili dan membsnting pintu dengan kasar. Meninggalkan gadis ini yang terduduk di sofa dengan derai airmatanya.
" Kau pikir aku mau menghancurkan hidup dan perusahaanku, kalau bukan karenamu aku tak akan sebodoh itu, kau yang berharga bagi kami, bukan perusahaan ini."
gumamnya lirih di sela sela isak tangisnya.
Tangannya mengepal mengambil ponsel yang tergeletak dimeja, dibacanya ancaman yang diterimanya saat rapat kemarin,,," aku akan menolongmu bibi,,, tunggu aku,,,"
Lili mengganti baju kerjanya dengan celana jeans, kaos dan jaket hitam. Lalu keluar dari perusahaan dengan motor nya. Dan sepasang mata hanya bisa mengawasi kepergiannya dari balik jendela ruangannya.
" Awasi kemana Nona Muda pergi."
Ucapnya pada seseorang di seberang sana sesaat setelah tlp mereka terhubung, lalu mematikannya.
******
Di dalam mobil yang melaju sedang ia sangat cemas dan takut terjadi apa apa dengan Lili.
" Kau dimana, maafkan aku, tapi tolong jangan hukum aku atas kesalahanku dengan menghilang seperti ini, Lili,, kau dimana sekarang,,, aaarrgghhhh,,,"
tangannya memukul setir kemudinya meluapkan semua rasa yang berkecamuk di dadanya. Tak lama terdengar nada sambung yang masuk ke ponselnya. Segera ia mengangkat sambungan tlp.
" Hallo,,"
" Tuan, Nona Muda ada di Rumah Sakit Medika sekarang,,,"
Reza pun mematikan ponselnya tanpa bertanya atau apa, karena pikirannya sekarang hanya tertuju pada Lili.
Dengan kecepatan penuh ia melajukan mobilnya memecah kesunyian malam menuju Rumah Sakit Medika.
" Kau kenapa sayang,,,"
bersambung🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
jgn lupa jejaknya,, makasih🙏
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
aran
bang Reza nyosor terooss 🤣🤣,aku msh polos mataku ternodai 🙈
2021-10-03
1
🚬
semangat kak
2021-09-19
1
Nurfitri Susanti
td Aby yg nlong
2021-08-22
1