Lili menuruni anak tangga dengan perlahan menuju ruang makan, entah kenapa ia merasa lapar sekali saat ini, meskipun ia tak ingin bertemu dengan Alin dalam keadaan yang memprihatinkan seperti itu, namun karena dorongan laparnya, mau tak mau ia harus keluar kamarnya.
Melihat Lili yang menuruni tangga, semua orang yang tadinya saling bercanda kini menatap kearahnya, Lili pun tersenyum ke arah Alin dan melambaikan tangannya, dan di balas pula oleh Alin.
" Ayo kita makan siang dulu, pasti kamu juga lapar kan, sayang?"
Mama Zahira menarik lembut tangan Alin mengikutinya ke ruang makan, diikuti Papa Sanjaya juga Reza.
Bersamaan dengan itu Lili juga sampai diruang makan, ia pun memeluk Alin dan mereka saling berpelukan.
" Gimana kabarmu putri manja, lama kita nggak ketemu, makin cantik aja kamu."
Alin mencubit hidung Lili sambil tersenyum.
" Auw,, sakit ,, dasar usil,, aku baik, kamu gimana?"
Lili menarik lembut tangan Alin mengajaknya duduk di kursi meja makan, karena semua orang sudah menunggu mereka.
Alin duduk di dekat Reza dan Lili mengambil kursi di depan mereka bersebelahan dengan Mama Zahira, sedang Papa Sanjaya duduk di kursi kebesarannya, ditengah mereka.
Hidangan yang tersedia merupakan semua makanan kesukaan Alin, dan Lili hanya bisa mendesah pelan, karena diantara semua makanan itu tak ada yang ia sukai.
Reaksi Lili bisa dilihat oleh semuanya, dan mereka hanya bisa menahan senyum.
" Sayang,,, apa kau ingin sesuatu?"
Goda Mama Zahira pada Lili, membuatnya memandang Mama Zahira dengan cemberut.
" Ma,,, sudah jangan meledekku lagi, Mama taukan ini semua bukan seleraku,,,"
Ia hendak meninggalkan tempat itu, namun tangannya di cekal Mama Zahira.
" Duduk,,, kamu nggak menghargai sekali jerih payah koki kita, kamu pikir makanan ini tidak pake uang, seenaknya saja mau kau tinggal gitu saja, kamu juga tak menghargai Alin yang baru datang, kan ini semua untuk menyambutnya."
Lili yang sudah mendengar ceramah Mamanya, sebelum panjang kali lebar kali tinggi dan mengisi volumenya, ia pun duduk kembali meski dengan cemberut.
" Li,,, liat deh wajahmu di cermin saat ini, nampak cantik banget."
Goda Alin sambil tersenyum ke arah Lili.
" Tertawalah kalian diatas penderitaanku, kalau bukan karena ini harimu Alin, aku akan pergi dari sini."
Cetusnya dengan sewot.
Membuat semua orang tertawa, jarang jarang mereka bisa mengerjai Lili yang manja dan arogan itu.
Sebenarnya Lili tidak menyukai sayur sayuran, dan semua hidangan yang tersedia memakai bahan dasar sayur, hingga mau tak mau ia harus memakannya.
" Eza, ini sayur kesukaanmu kan? Ayo makan yang banyak biar tubuhmu sehat."
Alin mengambil piring berisi nasi Reza dan mengambilkannya sayur cap cay dan udang crispy nya.
Dengan tersenyum, Reza mengambil piring itu dari Alin, dan tanpa sengaja tangan mereka bersentuhan, membuat keduanya saling canggung, dan malu malu.
" Ekheeemmm,,, kalau mau romantis, ntar malam aja kalian dinner, kan kalian udah lama tidak bertemu, pasti banyak yang ingin kalian bicarakan."
Suara Mama Zahira mengakhiri tatapan keduanya, lalu mereka pun kembali fokus pada makannya.
Sedang Lili yang masih mengotak atik nasinya pun berdiri dari duduknya, membawa nasi itu ke arah dapur lalu menyalakan kompor, mengambil penggorengan, dan menuangkan minyak, diambilnya beberapa potong nugget lalu digorengnya.
Bibi May pun menghampiri Lili, lalu mengambil alih spatula yang di pegang Lili.
" Sayang,,, kenapa kamu tidak makan udang dan ayam crispy yang tersedia di meja makan, kenapa menggoreng nugget sendiri, tanganmu kan masih sakit?"
" Sapa suruh meletakkan makanan itu di depan si kuman, mana mungkin aku mau makan bekas dia."
Gumamnya lirih namun bisa di dengar semuanya. Membuat mereka semua menggelengkan kepalanya melihat sikap Lili yang tak berubah terhadap Reza.
" Ternyata kalian tetap sama seperti dulu, seperti anjing dan kucing."
Gumam Alin disela makannya, membuat Lili dan Reza memandang ke arah Alin.
" Sudah,,, lanjutkan makan kalian, biarkan ia berbuat semaunya kalau tak ingin ada drama lagi nantinya, jangan hiraukan dia."
Papa Sanjaya menimpali ucapan Alin, lalu pergi meninggalkan ruang makan karena ia memang sudah selesai makannya.
" Nanti malam hadiri acara baksos di Panti Asuhan Kasih Bunda, kau ingatkan Reza?"
Ucapnya sebelum pergi dari ruang makan itu, di susul oleh Mama Zahira yang mengikuti langkah suaminya menuju kamar mereka.
Namun sebelum pergi ia membelai rambut Alin dan menyuruhnya lekas istirahat di kamarnya setelah selesai makan, dan Alin pun menganggukkan kepalanya.
" Eza, tolong tunjukkan kamarku, ada hal yang ingin ku bicarakan denganmu."
Tanpa menunggu jawaban Reza, Alin menarik tangan Reza dan membawanya melangkah ke arah kamar Alin.
Sedang Lili hanya menyaksikan interaksi kedua orang itu dengan mengernyitkan alisnya.
" Non,, apa kamu cemburu sama Alin?"
Goda Bibi May yang melihat Lili terus memandangi kepergian keduanya.
" Bibi bicara apa sih, mana mungkin aku cemburu pada kuman jelek itu."
Ucapnya sambil memakan makanannya.
Bibi May hanya tersenyum melihat tingkah Lili yang cemberut sambil sesekali melihat ke arah kamar Alin.
" Kenapa mereka lama sekali di kamar, kenapa hatiku terasa sakit bayangin yang tidak tidak, nggak mungkin, aku nggak mungkin suka pada kuman itu kan?"
Bisiknya dalam hati, dengan kegelisahan yang ada di benaknya, Lili pun meninggalkan ruang makan setelah menghabiskan makanannya menuju ke kamarnya.
Saat ia mau menaiki tangga, tangan Reza sudah mencekal lengannya, membuat tubuh Lili mundur ke belakang.
" Apa apaan sih, lepas nggak, kamu ingin memperparah sakitku dengan tanganmu yang penuh bakteri dan kuman itu."
Lili berusaha melepas tangan Reza yang mencengkram lengannya.
" Minum obatmu sekarang, kalau tidak aku yang akan meminumkannya seperti tadi pagi, ayo minum sekarang."
Tangan Reza yang satunya sudah membawa obat dan segelas air putih.
Melihat obat itu Lili sedikit memundurkan tubuhnya ke belakang, ia pun tersenyum pada Reza.
" Baiklah, karena obat itu pahit klo diminum langsung, lebih baik aku minum dari kamu seperti tadi pagi saja, gimana, kan kita bisa rasakan pahit bersama."
Dengan sedikit tersenyum dan mengerlingkan sebelah matanya pada Reza. Membuat pria ini curiga pasti ada udang dibalik rempeyek, he,,, he,,, he,,, ( authornya lagi gesrek).
Namun Reza tetap menaruh obat itu di mulutnya dan meminum sedikit air dan menarik tubuh Lili dekat dengannya, saat is ingin meminumkan obat itu, Lili berkata," Alin, kamu mau kemana, kenapa tak istirahat di kamar?"
Mendengar Lili menyapa Alin, spontan Reza menoleh ke belakang, dan kesempatan itu dibuat Lili menutup mulut Reza dengan kedua tangannya dan menginjak kaki Reza dengan sandalnya yang berduri, membuat Reza menelan obat itu sendiri.
Dan segera Lili berlari ke kamarnya setelah tangannya terlepas dari cengkraman Reza.
" Lili,,, awas kau,,, dasar licik,,," teriak Reza.
" Kamu aja yang bodoh, mau ku kelabui,, ha,,, ha,,, ha,,, dasar otak bulus,,," tawa Lili menggema di ruang tangga.
Saat Reza naik ke tangga menuju ke arahnya, dengan cepat Lili masuk ke kamarnya dan menguncinya.
" Liat aja nanti malam, habis kau sama aku, dasar licik." Ancam Reza dibalik pintu kamar Lili karena tak bisa membuka pintu kamar itu.
Sedang Lili tertawa puas bisa mengerjai Reza.
" Kau kira aku akan terjebak untuk kedua kalinya, dasar otak bulus,, ha,,, ha,, ha,,,"
bersambung,,, 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
banyubiru
udah boom like ya ka
2021-12-01
1
🎀ᵀᵗᵇ'ˢ YAZID
licik sm bulus beda ya?🤔
2021-08-03
36
🍾⃝⃡ ⃯sͩᴀᷝʙͧɴᷠᴀͣ•᭄͜͡
ngakak malam² awas lili yaa nanti jadi bucin loh sama reza😂😂
2021-07-08
2