Pagi yang mulanya cerah dan indah menurut Reza kini berubah menjadi pagi yang terasa di neraka karena ulah Lili. Karena sekarang semua mata sudah menatap ke arahnya, menunggu jawaban dari seorang Reza yang biasanya cukup lugas menyampaikan sesuatu kini hanya terpaku sambil memandang ke arah Lili yang sudah tersenyum manis padanya.
" Dasar kuman, awas ya kalau kau sampai mengacaukan rencanaku, aku akan buat hidupmu menderita."
Mungkin itulah ungkapan di balik mata indah yang memandang ke arah Reza dengan sendu namun tajam menusuk.
Seolah mengerti akan isyarat gadis ini, Reza pun menghela nafas perlahan, sedang tangan Lili yang bergelayut manja di lengannya sudah beraksi dengan mencubitnya kecil.
Membuat Reza mau tak mau harus ikut perkataan Lili, kalau tidak ia akan dapat masalah seharian ini.
" Reza, apa benar yang dikatakan Lili kalau kalian sudah jadi kekasih?"
Tatapan tajam menusuk dari seorang Abymana, seolah menelanjangi apa yang ada dihati Reza saat ini, seakan mencari kebenaran yang sebenar benarnya.
Reza pun tak mau kalah dari Aby, ia pun menatap sinis ke arah pria yang sudah menyakiti Princess manjanya itu.
" Karena kau telah membuatnya terluka, aku tak akan membiarkanmu untuk memilikinya, cukup sudah ia terlalu bodoh selama ini, berada dalam bayang bayangmu."
Bisik hati Reza saat menatap tajam ke arah Abymana.
" Reza kenapa hanya diam? Jawab pertanyaanku tadi!"
Dengan nada sedikit meninggi menahan gemuruh hatinya, Abymana mengepalkan tangannya, ingin sekali ia menghajar Reza saat ini juga dengan tangannya sendiri, karena telah merebut kekasih hatinya.
Namun ia tahan karena melihat Lili yang sudah menatapnya dengan tajam.
" Reza, apa benar yang dibilang Lili tadi?"
Kini suara lembut itu mengalihkan pandangan Reza dari Abymana.
Ia pun menatap Mama Zahira dengan rasa bersalah dan menganggukkan kepalanya. Sebagai bukti pembenaran ucapan dari Lili.
Mama Zahira yang melihat Reza hanya mengangguk dan tak berkata pun mengerti akan situasinya saat ini, ia pun hanya terdiam sambil memandang suaminya, yang masih terlihat tenang dan santai dengan apa yang terjadi.
"Lili, apa kamu tidak salah menjatuhkan pilihanmu, dia hanya seorang anak pungut yang besar dari belas kasih orang tuamu, apa yang bisa dibandingkan dengan putraku yang jelas jelas melebihi dari anak pungut itu."
Tuan Alfarizi tak terima dengan penghinaan yang diterima oleh anaknya, ia pun ikut geram dengan ulah Lili. Yang dulunya dianggap sebagai menantu ideal bagi putranya.
" Maaf Om,,, mungkin keputusanku sudah melukai Om dan keluarga, maaf karena ku bukanlah wanita yang terbaik untuk mendampingi putra Om."
Tuturnya yang lembut dan mengatupkan kedua tangannya di dada sebagai tanda permintaan maafnya, Lili memandang penuh penyesalan ke arah Papa Aby.
" Namun saya harap Om tidak menjelek jelekkan orang yang telah saya pilih untuk menjadi pendamping hidup saya, karena itu juga melukai saya."
Tuturnya lebih lanjut dan memandang ke arah Reza dengan tatapan yang tak dapat diartikan sambil tersenyum semanis mungkin.
Membuat seorang Abymana kebakaran jenggot, ia pun semakin menghina Reza di depan Lili, berharap gadis itu malu memilih Reza sebagai kekasihnya.
" Apa yang bisa kau banggakan darinya? Ia hanya anak yatim yang dipungut oleh Papamu, dia anak haram yang tak tau siapa ayahnya, dan pasti itu karena ibunya yang juga seorang jalan9, dan pasti darahnya pun mewarisi orang tuanya, dasar anak haram.
Cih,,, aku aja malu untuk mengucapkan kalau dia itu kekasih mantan kekasihku."
Dengan sikap arogannya ia memandang ke arah Reza dan Lili.
Mendengar Aby yang telah menghina Ibunya membuat darah Reza pun bergemuruh, tangannya mengepal dan siap ia layangkan ke wajah Abymana namun tercekal oleh Lili.
Ia pun memandang gadis itu dengan marahnya. Namun Lili tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
Ia pun meraih tangan Reza yang terkepal itu lalu menciumnya.
" Tangan yang seharusnya untuk kucium sebagai bakti seorang istri tak bole digunakan untuk hal yang tak berguna, mengerti sayang."
Dengan senyuman terindahnya Lili memandang wajah Reza yang terpaku dengan ucapan dan tindakan Lili.
Hampir saja ia memegang dahi Lili untuk mengecek suhu tubuhnya, apa ada yang salah, atau ada setan baik yang menghinggapi gadis itu hingga ia berbuat semanis ini. Namun ia pun tersadar kalau sekarang Lili sedang beracting di depan semuanya, dan ia mau tak mau harus mengikuti ide gila Lili.
Reza pun tersenyum dan mencubit hidung Lili pelan,,"*maaf sayang,,, aku tak bisa mengontrol emosiku untuk sesaat."
" Dasar kuman jelek, mengambil kesempatan dalam kesempitan, liat saja setelah ku singkirkan kedua orang yang menyebalkan ini, baru kubuat perhitungan denganmu*."
Lili menahan geramnya dengan mencubit pinggang Reza yang membuatnya meringis menahan sakit.
" Sayang,,, kau nakal sekali, mau pamer kemesraan kita pada mereka,,,"
Tuturnya lembut namun penuh penekanan di dalamnya.
" Dasar pasangan tak tau adat,," celetuk Tuan Alfarizi yang dikendalikan oleh marahnya.
" Apa yang anda bilang? Anak saya tak tau adat? Terus bagaimana dengan perbuatan putra anda, apa itu tau adat?"
Mama Zahira mulai tersulut emosinya, ia tak terima dengan semua ucapan dari Papa Aby.
Lili pun menghampiri Mamanya dan berusaha untuk menenangkan Mamanya, karena ia tak mau jantung lemahnya kambuh lagi.
" Pa, tolong bawa Mama ke kamar untuk istirahat, Lili bisa menyelesaikan ini sendiri."
Tuturnya lembut namun bergetar menahan amarahnya.
Papa Sanjaya tersenyum dan membelai rambut Lili,," putri Papa sudah dewasa, Papa percaya padamu, apapun itu Papa mendukungmu, sayang."
Setelah mengecup pucuk rambut Lili, Papa Sanjaya pun memapah istrinya yang sudah memegangi dadanya.
" Tapi Pa, Lili,,," ucapnya tercekat
" Percaya pada putri kita Ma, ada Reza juga disampingnya, tak ada yang perlu dikhawatirkan, ayo istirahat sekarang, kalau tidak seharian ini kamu akan mendengar kicauan nuri tiada henti."
" He,,, he,,, he,,," mereka pun terkekeh bersama sambil memandang ke arah Lili yang sudah mengerucutkan bibirnya.
" Ma,,, Pa,,, aku marah ya,,," gumamnya pelan yang justru dijawab tawa kecil dari kedua orang tuanya dan senyuman oleh Reza.Karena mereka tau jika Lili sudah keluar bawelnya ia akan menyanyi sepanjang hari pada semua penghuni rumah tak luput dari amukannya.
Setelah kedua orang tuanya pergi, ia pun menghampiri Abymana dan Papanya.
" Maaf Om,,, kalau penyambutan kami kurang bersahabat, tapi saya mohon tolong hargai keputusan saya, dan satu lagi, saya tekankan sama Om dan kamu mantan kekasihku, kalau Reza jauh lebih berharga dari apa pun di dunia ini, meskipun orang mengganggapnya hanya sampah yang patut dibuang, tapi ia permata berharga dimata ku dan selamanya akan seperti itu, jadi ku harap Om tidak menyakiti hati kami lagi. Silahkan pulang jika Om sudah tak berkepentingan lagi disini."
Wajah Abymana dan Papanya merah padam dengan apa yang dikatakan Lili, Tuan Alfarizi segera meninggalkan tempat itu tanpa ucapan apa pun, namun Abymana masih tetap ditempat dan tersenyum licik.
" Baiklah mantan kekasihku, kalau kau memang sudah melupakan ku dan mencintai anak haram itu tunjukkan padaku apa buktinya!"
Seringai licik terbit di bibir Aby, ia yakin Lili tidak akan bisa membuktikannya dan dia akan tetap bisa mendekati Lili.
Lili pun menghela nafas pelan," baiklah akan kubuktikan semua ucapanku padamu,,"
Dengan santainya Lili menghampiri Reza lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Reza dan menundukkannya hingga ia menggapai bibir Reza lalu menciumnya.
bersambung🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
klo suka tlg tinggalin jejak ya,, makasih🙏❤️
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
aran
awas bucin 😁
2021-09-24
2
Nurfitri Susanti
🤭🤭🤭
2021-08-22
1
Dfe
pada pinter maen drama ya..
Lili lili moga u ga masuk perangkap yg u buat sendiri ya.
buat Reza.. gass om gass
2021-06-10
14