Setelah menempuh perjalanan selama satu jam, akhirnya mereka pun sampai di bioskop yang dituju, setelah memarkirkan mobilnya mereka bertiga pun naik ke lantai atas tepat di mana bioskop itu berada di Mall Plaza.
Setibanya di tempat tujuan, mereka pun memilih film yang akan ditonton, dan Alin menjatuhkan pilihannya pada film romantis, Lili pun mengangguk setuju.
" Kalian tunggu disini, biar aku yang beli tiketnya, sekalian beli pop corn dulu."
Ujar Lili langsung menuju loket tiket.
Meninggalkan mereka berdua yang terpaku dengan sikap Lili.
" Apa kamu merasa aneh dengan sikap Lili dari tadi, dia lebih banyak diam dan melamun."
Kini mereka berdua duduk di kursi tunggu, sambil menatap ke arah Lili yang ikut antri di loket pembelian tiket.
" Ada yang dia sembunyikan, dari sifatnya ia akan menutup rapat jika itu berhubungan dengan kebahagiaan keluarga, ia akan mencari solusinya sendiri, meski kadang terlalu ceroboh."
Dengan ekor matanya, Reza mengikuti gerak langkah Lili kemanapun ia melangkah.
Sementara Lili yang sedang mengantri tiket pun dikejutkan dengan suara dari belakangnya.
" Malam cantik, mau nonton film apa, boleh gabung bersamamu?"
Lili pun segera menoleh ke belakang, dan ia pun tersenyum melihat lelaki tampan yang berdiri tepat dibelakangnya sekarang dengan tersenyum.
" Jay,,, sejak kapan kamu ada di sini?"
Rona bingar kebahagiaan terlihat jelas di mata gadis ini, sepertinya ia sangat bahagia bisa melihat pria yang ada di depannya saat ini.
" Sejak tadi aku sudah mengikutimu cantik, kau aja yang tak melihatku, melamunkan diriku ya?"
Dengan menaik turunkan alisnya Jay tersenyum ke arah Lili.
" Sapa juga yang mikirin kamu, pede banget kamu,,," Lili menyengirkan wajahnya membuat Jay gemas dibuatnya.
" Cantik,,, kau mau menggodaku, gimana kalau kita habiskan malam ini berdua saja, aku kangen sama kamu."
Tatapan penuh harap dan kerinduan terpancar jelas dimata Jay.
" Cletak,,," Lili menyentil kening Jay dengan keras, membuat pria ini meringis kesakitan sambil memegangi keningnya.
" Auuuuwww,,,, sakit cantik,,,"
" Mau aku tambah lagi, biar otak mesummu itu menjauh darimu dan tidak akan kembali lagi."
Dengan tatapan tajamnya yang menusuk ke arah Jay.
"Iya,, maaf,,, aku sudah salah lagi, tapi sekedar cium pipi boleh kan?"
Jay menyatukan kedua tangannya di dada, memohon pada Lili.
" Boleh saja,, tapi setelah kau jadi arwah ditanganku."
Ucap Lili sambil tersenyum manis dan menaikkan alisnya.
" Aku rela jadi arwah dan mengikutimu ke mana saja cantik, asalkan kau beri tempat aku dihatimu,,,"
" Jay,,,, sudah hentikan, debat denganmu tak ada habisnya, tuh kan,,, dah pada masuk semua, film nya udah mau main, kamu sih,,,"
Lili mulai cemberut dan melihat ke arah Alin juga Reza, namun tak mendapati keduanya.
Karena asyiknya mengobrol dengan Jay ia tak memperhatikan kalau Reza sudah membeli tiket dan pop corn untuk mereka.
Saat ia bingung mencari Alin dan Reza, tiba tiba Alin sudah menggaet lengannya dan mengajaknya masuk. Di ikuti Reza dibelakang nya, yang hanya diam membisu menatap ke arah dua gadis ini.
" Sapa dia, cowokmu kah, kenapa aku belum pernah bertemu dengannya?"
Di sela langkah mereka masuk ke dalam ruang bioskop dan mencari tempat duduk Alin berusaha mengobati jiwa ke kepoannya.
Ia sungguh penasaran dengan pria yang bisa membuat seorang Lili bisa berlama lama berbincang dengannya, dan itu terlihat dekat sekali.
" Oh dia,,, si playboy itu, dia temanku kuliah, anak baru juga di kampusku, pindahan dari Harvard."
Lili dengan entengnya mendudukkan pantatnya di kursi disusul Alin dan Reza. Posisi Reza yang duduk ditengah sedang Alin dan Lili duduk di sebelah kanan dan kirinya.
Tak lama film pun di putar, dan mereka cukup menikmatinya. Apa lagi Alin yang memang suka film romantis. Berbeda dengan kedua gadis itu, Reza justru sangat terganggu dengan kedatangan Jay yang tiba tiba sudah duduk di kursi samping Lili.
Cerita yang menguras air mata, membuat kedua gadis ini ikut larut dalam kesedihan, mereka menitikkan air mata, Alin yang terlarut dan terbawa dalam suasana pun menangis di dada Reza. Sekilas Lili melirik kearah keduanya, ia bisa melihat bagaimana sayangnya Reza pada Alin.
" Kau butuh dada untuk bersandar, aku siap dengan senang hati akan menyambutmu."
Jay tersenyum menggoda ke arah Lili yang menghapus air matanya.
Ia bisa merasakan kesedihan anak itu, yang hidup sebatang kara, ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya, hidup dari memulung dan mengamen, sungguh menyayat hati Lili, apa lagi tidurnya di rumah kardus, dan banyak tikus tikus besar yang berkeliaran.
" Thanks,, tapi aku tak butuh dadamu untuk bersandar, minggir,,, aku mau ke toilet,,,"
Lili pun berdiri dari duduknya, berjalan keluar dari ruang bioskop itu, dan Reza hanya bisa memandangi kepergian gadis ini.
Sampai film usai Lili tak kembali lagi ke dalam bioskop, membuat Alin cemas namun tidak dengan Reza, ia tetap tenang, dan tetap fokus pada pikirannya.
" Apa mungkin ia sudah pulang, berulang kali ku hubungi namun ponselnya mati, ke mana sebenarnya anak ini, buat orang cemas aja."
Alin berusaha terus menghubungi ponsel Lili, namun tak ada jawaban dari empunya tlp.
Ia pun gemas dibuatnya dan membanting ponselnya ke dashboard mobil, karena sekarang mereka sudah berada di dalam mobil, Alin pun mengarahkan pandangannya ke luar jendela mobil dan menyandarkan punggunggnya di kursi sambil menghela nafas berat.
" Tenanglah, ia baik baik saja, pasti sekarang ia lagi menyendiri, menenangkan pikirnya."
Tanpa mengurangi fokusnya mengemudi Reza berusaha menenangkan Alin yang sudah cemas dari tadi.
*****
Sementara itu, di kursi taman kota, nampak seorang gadis sedang memandangi air danau yang tertimpa cahaya purnama, semilir angin menyibakkan anak rambutnya. Matanya terlihat sembab, dan masih nampak memerah. Sesekali ia masih menghapus air mata yang tak mau berhenti, terus saja mengalir meski tak sederas tadi.
" Bibi,, aku janji pasti akan membawa pulang Bibi kembali, kalian pasti akan berkumpul kembali, tunggu saja Bi, langkahku tinggal sedikit tuk bisa sampai pada Bibi."
" Kau masih mencemaskannya, kau masih berangan untuk mengembalikan Bibimu pada putranya, apa kau ada kuasa untuk itu?"
Lili terkejut dengan suara yang baru di dengarnya, ia pun menoleh dan nampak pria tampan itu berdiri di belakang bangku taman tempat Lili duduk bersandar memandang ke arah danau.
" Jay,,, kapan kau disini?"
" Sedari pertama kau injakkan kakimu di taman ini, bukankah aku sudah bilang akan jadi arwah yang mengikutimu cantik,,, karena kaulah pemilik hatiku."
" Hentikan gombalanmu Jay,,, aku tak akan terpengaruh dengan buai mu, play boy macam kamu perlu dihempas ke laut, dan jangan pernah ikuti aku lagi."
Lilipun beranjak dari duduknya, berniat meninggalkan taman itu namun terhenti dengan tangan yang sudah mencekalnya.
" Aku akan membantumu, asal kau mau berjanji akan membiarkan aku jadi bayanganmu."
Lili tidak menjawab perkataan Jay dan dengan kasar melepas cengkraman tangan Jay lalu melangkah pergi. Tak jauh kakinya melangkah, Reza dan Alin sudah berdiri menghadang langkahnya, membuatnya yang tertunduk pun mengangkat wajahnya melihat siapa yang menghadangnya.
" Dasar tukang bikin onar, kau mau membuat aku jantungan, bikin orang cemas aja, nih rasakan hukumanmu."
Alin sudah menjewer telinga Lili seperti anak kecil, membuat ia meringis kesakitan.
" Dasar kuman bodoh,,,tolong aku dari nenek sihir ini,,,,!"
Teriak Lili yang telinganya di jewer sepanjang jalan menuju ke mobil mereka.
Membuat Reza dan Jay hanya bisa menahan tawanya.
bersambung🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
#semangatsss
jay park.. jejejejej
2021-04-04
0
gusion&Lesley
Lan樹tっk
2021-03-18
0
🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹
jay yg mana nieh..yang ono kah?🤣
2021-03-08
6