Sepulang sekolah Sinta ikut Aulia ke kosan. Untuk malam ini Sinta berniat untuk menginap di kosan Aulia.. Oh ya sebelum mereka pergi ke kosan Aulia, mereka terlebih dahulu mampir ke warung mie ayam untuk makan siang. Dan selesai makan siang, mereka langsung melanjutkan langkahnya menuju kosan Aulia. Walaupun kosan Aulia sangatlah kecil tapi tempat itu sangat rapi dan bersih sekali.
"Sin, aku mau mandi dulu ya. Kamu mau mandi gak?" tanya Aulia sambil membuka baju dan mengambil handuk.
"Enggak ah, dingin." Jawab Sinta sambil sibuk memainkan Hp nya.
"Emang badanmu gak lengket tah sama keringat?"
"Enggaklah. Lagian aku tadi pagi sudah mandi."
"Hemm itu kan tadi pagi dan sekarang sudah jam setengah dua siang. Emang kamu biasanya sehari mandi berapa kali sih?" tanya Aulia penasaran
"'2x pagi sama sore hari tapi kadang cuma sekali doang pas pagi hari itupun kalau sekolah kalau gak sekolah bisa seharian aku gak mandi."
"Jorok banget kamu Sin..."
"Yang penting kan bau badanku masih harum."
"Terserah kamu deh. Aku mandi dulu." Ucap Aulia. Ia segera masuk ke dalam kamar mandi dan dalam waktu 15 menit, ia pun selesai mandi. Aulia segera memakai baju dan tak lupa pakek make up. Setelah selesai, ia pun mengambil mukenah n sajadahnya untuk sholat dhuhur.
"Sin, kamu gak sholat dhuhur dulu?" tanya Aullia melihat Sinta yang lagi tidur tiduran sambil buka facebook.
"Males ah. Libur dulu. Aku sholat nanti aja deh." Jawab Sinta acuh tak acuh.
"Astaugfirullah. Kog males sih. Sholat kan cuma sebentar paling cuma lima menit doang." Ujar Aulia yang terus menatap sahabatnya itu.
"Iya tapi aku masih sibuk nih."
"Sibuk apa sih?"
"Ini aku lagi bales komen dari teman temanku. Asyik loh."
"Iya sudah deh, terserah kamu. Aku sholat dulu." Ujar Aulia. Ia pun segera melaksanakan sholat dhuhur dulu. Lalu berdzikir sebentar. Selesai berdzikir, Aulia masih menyempatkan waktu untuk membaca Al qur'an.
Jam 2 Aulia sudah selesai semua, ia pun tidur tiduran di samping Sinta yang dari tadi tatapannya tak lepas dari hp yang ia pegang.
"Li?" panggil Sinta. Ia menaruh Hp nya di meja belajar.
"Iya sin, ada apa?"
"Kamu gak tidur siang?"
"Gak ah, males. Lagian kalau aku tidur. Kamu gimana? aku kan gak mungkin membiarkan kamu sendirian n merasa kesepian. Kecuali kamu tidur, baru aku juga mau tidur." Jawab Aulia sambil mengambil novel dan membuka halaman terakhir yang ia baca kemaren.
"Tapi sayangnya aku gak suka bobok siang. Jika kamu merasa ngantuk, kamu tidur aja aku gak papa kog. Lagian aku udah terbiasa sendiran dan kesepian. Jadi gak usah sungkan sungkan."
"Gak Sin. Aku gak mau tidur, aku mau nemenin kamu."
"Iya sudah deh. Makasih ya Aulia. Kamu sangat baik sama aku."
"Aku baik sama kamu karena kamu sahabat aku. Satu satunya sahabat yang selalu ada untukku. Oh ya jika kamu merasa bosan di kosanku, gimana jika kita keluar."
"Tapi bentar lagi kan udah jam 3, kamu kan harus ngaji sore."
"Gak papa kog. Untuk hari ini aku mau libur dulu.
"Kamu libur demi aku?"
"Enggak juga. Aku cuma libur untuk diriku sendiri. Lagian selama ini aku belum pernah libur jadi apa salahnya jika aku libur cuma sekali doang. Iya kan? toh aku gak mungkin ketinggalan, jika pun ketinggalan aku bisa pinjem catatan temanku dan memintanya untuk menjelaskan padaku. Jadi untuk hari ini ayo kita jalan jalan. Aku juga bosan setiap hari sibuk dengan ini dan itu tanpa memberikan waktu untuk diriku sendiri beristirahat, meluangkan waktu untuk sekedar jalan jalan dan menghirup udara segar."
"Baiklah jika itu maumu. Ayo berangkat." Ucap Sinta dengan semangat.
Merekapun pergi untukk sekedar jalan jalan, mereka menelusuri setiap jalan dan berhenti jika ada makanan yang mengunggah selesa. Selesai makan, Aulia melihat ada pemulung yang lagi kelaparan. Aulia pun kembali untuk memesan makanan.
"Li, ngapain kamu beli makanan sampek 5 bungkus. Emang kamu belum kenyang tah?" tanya Sinta heran melihat sahabatnya memesan makanan sampek lima bungkus padahal ia baru saja selesai makan.
"Bukan, ini untuk seseorang." Jawab Aulia.
"Siapa?"
"Itu." Aulia menunjuk seseorang yang lagi duduk bersandar di pohon sambil memegang perutnya.
"Ayo ikut aku." Imbuh Aulia mengajak sahabatnya untuk ikut menemani dirinya menghampiri pemulung itu. Sahabatnya pun hanya mengangguk lalu mengikuti langkah Aulia.
"Bapak, ini untuk bapak." Ucap Aulia sambil memberikan nasi lima bungkus itu kepada pemulung itu.
"Makasih non." Jawab bapak itu sambil tersenyum lebar.
"Bapak, saya lihat dari tadi bapak terlihat begitu sedih. Ada apa? siapa tau saya bisa bantu." Ucap Aulia sambil duduk di dekat bapak itu.
"Anak saya sakit dan saya tidak punya uang yang cukup untuk membawanya ke rumah sakit. Hasil saya memulungpun hanya cukup untuk makan sehari hari." Ucap pemulung itu dengan nada sedih. Aulia meneteskan air mata mendengarkan cerita dari bapak pemulung itu. Ia benar benar gak nyangka jika kehidupannya begitu sangat menyedihkan. Tiba tiba ia ingat dengan uang tabungannya yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi. Aulia pun mengambil uang yang ada dalam tasnya dan memberikan uang itu kepada bapak pemulug itu.
"Pak,, ini saya ada sedikit uang semoga uang ini bisa membantu bapak." Ucap Aulia sambil memberikan uang yang ia pegang.
"Tapii nak, ini sangat banyak. Bapak gak tau bagaimana cara melunasinnya."
"Pak, saya ikhlas memberikan uang ini jadi bapak gak usah mikir bagaimana cara mengembalikannya."
"Tapi nak, kamu juga butuh uang ini untuk memenuhi kebutuhanmu."
"Uang untuk kebutuhan saya sudah ada dan insyaAllah cukup sampai bulan depan. Jadi terimalah." Ucap Aulia sambil tersenyum.
"Terima kasih nak, semoga Allah membalas kebaikanmu." Ucap bapak pemulung itu dengan tertawa bahagia.
"Amin. Baiklah, saya harus pergi dulu karena masih ada urusan." Ucap Aulia, iapun pergi bersama Sinta melanjutkan perjalanannya.
Tanpa sepengetahuan Aulia, ada seseorang yang menatap ke arah mereka. Dia adalah Sofyan, Sofyan benar benar gak menyangka kalau Aulia rela memberikan semua tabungannya hanya untuk menolong orang yang ia gak kenal. Tadinya Sofyan pergi ke luar hanya untuk mencari udara segar tapi ia gak menyangka jika akan bertemu dengan Aulia dan juga Sinta.
Ingin rasanya ia menghampiri mereka berdua tapi apalah daya ia gak punya alasan untuk bisa berkumpul dan berbincang sama Aulia. Sehingga ia hanya bisa menatapnya dari jarak jauh dan betapa kagetnya dia ketika ia melihat Aulia membeli makanan untuk seorang pemulung bahkan ia juga memberikan uang tabungannya.
Lagi lagi Sofyan merasa ia ingin segera meminang Aulia. Tapi ia harus bersabar, ia harus menunggu sampai Aulia lulus sekolah nanti. Untuk saat ini ia akan membiarkan Aulia untuk bebas dan menikmati masa masa sekolah nya karena setelah itu ia akan meminangnya dan menjadikan istri serta ibu dari anak anaknya. Ia yakin bahwa Aulia adalah wanita yang tepat untuk ia jadikan seorang istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 493 Episodes
Comments
Pisces97
menjadi orang baik itu mulia menolong sesama sama kayak aku gk tega melihat orang lain kesusahan
meskipun hidup pas²an jika saling berbagi gak ada salah nya rezeki jodoh sudah ada disurat an takdir jika kamu ditipu karena uang itu adalah ujian yang harus dihadapi yaitu ikhlas sabar, semoga bisa digantikan jauh lebih baik ☺️
2023-08-11
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Sofyan dah bucin nib sama Aulia😘😘😘😘😘😘😘
2022-06-20
0
Ummi Lailah
diam diam ada yang mau menghalalkan seorang gadis impian... itulah Aulia
2022-03-06
0