Keesokan harinya Aulia pergi ke sekolah pagi pagi sekali. Ia tidak langsung menuju kelasnya melainkan pergi ke kantin untuk sarapan pagi. Ia melihat jam masih mununjukkan pukul enam lewat sepuluh menit. Namun saat ia menginjakkan kaki ke kantin, ia melihat pak Sofyan yang lagi menikmati makanan yang ada di hadapannya.
Sofyan adalah guru paling muda yang mengajar di sekolahnya. Oh ya selain dia adalah seorang guru, dia merupakan CEO dan pemilik hotel ternama di Surayaba. Ia juga mempunya Mall terbesar di Jakarta bahkan dia juga mempunyai beberapa restoran yang tersebar di seluruh indonesia dan juga di luar negeri. Walaupun saat ini umurnya masih 22 tahun tapi dia sudah lulus S2 bahkan ia lulus dengan lulusan terbaik dan dapat beasiswa di luar negeri.
Keluarganya juga bukan orang biasa, keluarganya merupakan keluarga terpandang yang di segani oleh banyak orang. Sofyan memang anak konglomerat tapi bukan berarti dia hidup santai dan menikmati kekayaan orang tuanya. Sofyan berusaha sendiri tanpa bantuan dari mama dan papanya.
Dia berusaha dari nol. Dia sekolah dengan beasiswa dan ia merintis usahanya dari titik paling bawah tanpa bantuan dari kedua orang tuanya. Dia bermodal nekat dan usaha serta doa yang akhirnya mengantarkan dia menjadi orang sukses dan orang terkaya nomer satu di Indonesia bahkan jika kekayaan dia di gabung dengan kekayaan orang tuanya, mungkin mereka termasuk orang terkaya nomer 2 di ASIA dan harta mereka tak akan habis tujuh turunan apalagi Sofyan adalah anak tunggal yang suatu saat nanti dia akan menggantikan posisi ayahnya untuk mengelola beberapa perusahaan yang sekarang lagi maju pesat dan kini sudah membuka cabang di beberapa negara.
Semua orang mengincar Sofyan untuk bisa jadi istrinya tapi Sofyan tidak pernah menghiraukan mereka dan memilih untuk hidup sederhana dan menjadi guru di MA Al Hafidz, dan sesekali dia akan libur jika ada rapat penting di kantornya.
"Tumben, aku ngeliat pak Sofyan makan di kantin ini. Biasanya juga dia gak pernah makan di kantin. Apalagi pagi pagi sekali seperti ini. Dia kan datangnya yang paling lambat tapi kenapa malah dia sekarang dia sudah ada di kantin dan menikmati makanannya. Aku gak nyangka seorang seperti dia mau makan makanan seperti ini" Ucap Aulia dalam hati. Ia pun segera menghampiri Sofyan dan duduk di kursi depan yang kosong tentunya. Sehingga sekarang mereka lagi berhadap hadapan.
"Assalamu'alaikum pak." Ucap Aulia sambil tersenyum.
"Wa'alaikum salam. Kamu ngapain pagi pagi seperti ini sudah datang?" tanya Sofyan sambil melihat jam yang ada di tangan kirinya.
"Seharusnya saya yang nanya kepada bapak. Tumben bapak datang ke sini pagi pagi sekali. Jika saya mah udah terbiasa kali pak. Tiap hari datang paling pagi lalu pergi ke kantin untuk sarapan pagi lalu pergi ke kelas untuk bersih bersih kelas lalu setelah itu masuk kelas untuk mengikuti pelajaran begitupun seterusnya." Ucap Aulia sambil melambaikan tangannya ke pelayan kantin dan pelayan itu pun hanya tersenyum lalu menganggukkan kepala.
Dan tak lama kemudian pelayan itu datang dan membawa makanan kesukaan Aulia. Karena sangking seringnya dia ke sini sampai sampai pelayan kantin faham betul makanan dan minuman favoritnya. Setelah pelayan itu menaruh makanan dan minumannya di atas meja, ia pun pergi karena gak mau menganggu pembicaraan Aulia dan gurunya.
"Saya makan di sini karena tadi saya gak sempat sarapan pagi di rumah. Dan kamu sendiri, kenapa kamu gak makan di rumah aja, kenapa harus makan di kantin ini setiap hari?" tanya Sofyan tak mengerti.
"Karena rumah saya jauh pak di Jakarta jadi mana mungkin saya makan di rumah."
"Lah jika rumah kamu di Jakarta, terus kamu di sini sama siapa dan tinggal di mana?"
"Bapak kepo ya hehe. Saya di sini ngekos pak deket pesantren dan di sini saya tinggal seorang diri karena saya gak punya saudara ataupun keluarga yang tinggal di Surabaya. Dan saya juga gak bisa masak di kosan saya karena kosan saya sempit cuma ada tempat tidur n kamar mandi doang. Makhlum murah pak, jadi wajar kalau gak ada dapurnya hehe. Makanya berhubung saya gak bisa masak karena gak ada dapurnya, jadi saya tiap hari makan di kantin ini, kalau gak di kantin paling ya di warung depan." Jawab Aulia sambil tersenyum. Ia masih belum menikmati hidangannya karena ia gak suka jika makan sambil ngobrol. Jadi ia akan makan jika gurunya itu sudah selesai nanya ini itu.
"Kenapa gak ngekos deket sekolah sini, selain murah juga saya lihat kos kosannya bagus dan ada dapurnya juga?" tanya Sofyan sekali lagi.
"Memang sih saya lihat kosan deket sekolah ini selain murah juga luas dan lengkap. Hanya saja pergaulannya sangat bebas dan saya gak suka itu. Bagaimana hidup saya nantinya jika saya hidup bebas seperti itu. Saya gak mau salah pergaulan. Untuk itu saya lebih memilih untuk cari kosan deket pesantren. Selain saya bisa belajar agama di pesantren itu, saya juga bisa berteman sama mereka yang faham dengan agama. Dan insyaAllah saya gak akan salah pilih teman." Jawab Aulia dengan panjang lebar.
"Jika memang kamu takut salah pergaulan, kenapa gak sekalian kamu mondok di sana?"
"Ah bapak mah. Saya gak mondok di sana karena saya masih belum siap. Di pesantren kan wajib pakek kerudung. Sedangkan saya hanya pakek kerudung di saat saya sekolah di sini dan ketika saya ngaji serta saat saya masuk ke area pondok pesantren aja. Sedangkan jika di kosan saya mah gak pakek kerudung pak. Jujur saya masih belum siap untuk itu. Tapi saya janji sama diri saya sendiri. Dalam waktu dekat ini, insyaAllah saya akan memakainya 24 jam hehe."
"Iya saya faham maksud kamu. Jujur saya salut sama kepribadian kamu. Biasanya anak yang jauh dari orang tua, dia akan merasa bebas tapi kamu malah sebaliknya. Kamu belajar untuk menjadi lebih baik dari pada sebelumnya dan berusaha untuk menjauhi pergaulan bebas bahkan kamu sampek memilih dalam hal berteman hanya karena takut salah pilih teman yang membuat kamu jatuh ke dalam jurang yang nista dan hina."
"Prinsip saya jauh dari orang tua bukan berarti kita bebas. Malah saya merasa takut. Takut jika saya akan mengecewakan mereka. Untuk itu saya berusaha untuk hati hati dalam bergaul dan memilih untuk memperdalam ilu agama saya di pesantren. Saya ingin menjadi manusia yang lebih baik, menjadi manusia yang bermanfaat untuk saya sendiri, untuk ke dua orang tua saya, untuk keluarga saya dan untuk orang orang di sekitar saya. Saya juga ingin memperdalam ilmu agama biar saya tau mana yang halal dan mana yang haram serta mana yang harus saya dekati dan mana yang harus saya jauhi. Semua itu kan butuh ilmu.
Jika kita tidak faham agama maka kita dengan seenaknya melakukan hal apapun tanpa takut akan dosa. Dan saya gak mau hal itu terjadi sama saya. Saya takut dosa. Gimana jika tiba tiba saya pulang sekolah dan di tabrak mobil dan saya mati saat itu juga. Bisa bisa saya menyesal dan penyesalan saya saat itu tidak akan lagi berguna karena semuanya sudah terlambat jadi sebelum itu terjadi saya mau menjadi manusia yang lebih baik, manusia yang selalu mendekatkan diri saya kepada tuhan agar ketika ajal menjemput saya, saya tidak akan menyesal karena saya sudah berusaha untuk bisa menjadi hambanya sebaik mungkin.
Saat ini yang bisa saya lakukan adalah melakukan hal kebaikan untuk bekal saya di akhirat kelak. Dan satu lagi saya ingin menjadi wanita sholehah agar kelak saya bisa mendapatkan suami yang sholeh. Suami yang bisa menjaga dan melindungi saya, suami yang bisa mendidik saya ke jalan yang benar, suami yang bisa menegur saya ketika saya salah dan menasehati saya dengan lembut, saya juga ingin punya suami yang bisa membawa saya ke jannah Nya. Untuk itu saya berusaha sebaik mungkin. Bukankah jodoh kita adalah cerminan diri kita.
Ada banyak hal yang gak bisa saya ucapkan secara detail tapi saya yakin bapak faham maksud saya gimana. Yang jelas saya gak mau salah pergaulan, saya ingin lebih berhati hati lagi, saya akan berusaha menjaga diri saya, menjaga kehormatan saya untuk suami saya kelak. Saya tak ingin menyesal di kemudian hari. Untuk itu sebisa mungkin saya berusaha untuk menjauhi pergaulan bebas dan menghindari teman yang menurut saya dia tidak baik untuk saya dekati. Dan ngekos di deket pondok pesantren adalah pilihan terbaik buat saya." Ujar Aulia panjang lebar.
Sofyan yang mendengar itu semua benar benar merasa kagum. Jarang ada wanita seperti Aulia di jaman modern seperti ini. Entah kenapa Sofyan merasa tertarik dengan Aulia, ada rasa seperti ingin memiliki wanita yang kini ada di hadapannya. Sofyan merasa Aulia adalah wanita yang sangat berharga dan siapapun yang kelak jadi suaminya, ia yakin dia adalah laki laki yang sangat istimewa dan Sofyan berharap bahwa dirinyalah yang akan menjadi suaminya kelak. Mulai saat ini Sofyan akan berusaha untuk bisa mendapatkan hatinya.
"Bapak kenapa bengong?" tanya Aulia.
"Enggak saya gak bengong. OH ya kenapa kamu gak makan?" Tanya Sofyan mengalihkan pembicaraan agar Aulia tidak tau apa yang kini ada dalam fikirannya.
"Karena saya gak suka makan sambil berbicara." Jawab Aulia.
"Tapi bukankah makan sambil berbicara sangat di anjurkan untuk membuat suasana lebih akrab bagi orang orang yang ikut makan."
"Iya juga sih, iya sudah deh saya makan sekarang."
"Nah gitu dong. Kan enak, kita bisa makan bareng yah walaupun punya saya sudah tinggal sedikit."
"Iya."
Merekapun makan sambil ngobrol. Hingga akhirnya tak terasa mereka sudah selesai makan dan Sofyan pun pamit untuk segera pergi ke ruang guru sedangkan Aulia memilih untuk pergi ke kelas dan membersihkan kelasnya sebelum teman temannya banyak yang datanng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 493 Episodes
Comments
Nur Aeni
siapakah nanti yg akan berjodoh dengan Aulia pak sofyan atau pak ustadz.. mereka adalah para calon imam yg baik😍😍
2022-07-08
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Sofyan cinta pd pandangan pertama sama Aulia🤭🤭🤭🤭🤭
2022-06-20
0
Ummi Lailah
Aulia curhat sama pak Sopyan,.... mungkin awal mereka ada rasa cinta
2022-03-06
0