Di jam pelajaran pertama Sofyan tidak bisa konsentrasi menerangkan pelajaran yang saat ini sedang ia terangkan di depan muridnya sedangkan Aulia yang melihat Sofyan seperti ada masalah mencoba membantu dia dengan menjelaskan kepada teman temannya. Melihat itu semua Sofyan semakin takjub dengan kepintaran Aulia. Sofyan benar benar tidak menyangka jika muridnya sekaligus orang yang kini sudah mencuri hati dan cintanya mempunyai bakat yang ia sembunyikan di dalam dirinya.
Sofyan benar benar terpaku di buatnya. Bahkan kini ia sudah gak sabar ingin bisa memiliki Aulia seutuhnya. Kepolosan Aulia, Kepintaran Aulia, Kepribadian Aulia dan Ketaatan Aulia kepada tuhan membuat Sofyan benar benar jatuh cinta kepadanya. Padahal sudah berhari hari ia bertatapan langsung dengannya tapi ia tidak pernah merasakan debar debar dalam dirinya namun saat ia berbincang bincang dengannya tadi pagi membuat ia tau siapa Aulia sebenarnya dan seperti apa orangnya. Dan sejak itulah, ia mulai merasa bahwa dirinya jatuh cinta kepada wanita yang kini sedang membantu dirinya untuk menjelaskan pelajaran bahasa inggris.
Setelah selesai menjelaskan secara detail, ia kembali duduk di kursinya dan Sofyan memberikan soal kepada muridnya lalu ia keluar kelas karena ia merasa harus menenangkan dirinya. Berlama lama melihat Aulia membuat jantungnya jadi tak menentu dan ia juga jadi salah tingkah. "Ternyata seperti ini rasanya jatuh cinta." gumam Sofyan dalam hati.
Aulia sendiri merasa ada yang aneh dengan Sofyan tapi ia tidak mau memikirkan itu. Ia mencoba untuk fokus mengerjakan soal yang buanyak pol. Lalu ia membantu sahabatnya Sinta karna memang Sinta tidak terlalu menguasai pelajaran bahasa inggris dan Sinta selalu saja merasa sangat kesulitan tapi untuk pelajaran lainnya Sinta lumayan faham.
Setelah jam pertama berakhir Aulia dan Sinta menghabiskan waktunya di perpustakaan. Di sana Sinta sibuk membaca novel sedangkan Aulia sibuk membaca buku tebal yang ada di tangannya. Aulia tidak pernah bosan untuk membaca buku agama dan semakin banyak yang ia baca, ia merasa bahwa ilmunya hanyalah sedikit dan ia tidak boleh sombong karena di luar sana masih banyak orang yang jauh lebih pintar dari dirinya.
Setelah cukup lama Aulia membaca buku yang ada di tangannya, ia lihat jam yang menunjukkan pukul 09.45 berarti ia sudah 45 menit ada di perpustakaan itu dan 15 menit lagi jam istirahat akan segera berakhir.
"Sin?" panggil Aulia yang melihat sahabatnya senyam senyum sendiri sambil membaca buku yang ada di tangannya.
"Iya, Aulia. Ada apa?" tanya Sinta.
"Aku mau ke musholla dulu ya. Aku mau sholat dhuha. Jika nanti bell sudah berbunyi seperti biasa kamu ke kelas duluan ya, jangan nunggu aku. Aku nanti akan menyusul ke kelas." Ucap Aulia.
"Baiklah."
"Aku pergi dulu ya."
"Oke."
Aulia pun segera pergi menuju ke musholla. Lalu ia ambil wudhu dan memakai mukenah yang memang sudah tersedia di musholla. Aulia sholat 4 rokaat dengan dua kali salam. Selesai sholat ia langsung mengaji surat Al Waqiah.
Tanpa sepengetahuan Aulia, di musholla itu juga ada Sofyan yang sedang mengerjakan sholat dhuha. Selesai sholat, Sofyan mengintip mencari tau siapa wanita yang mengaji dengan suara yang sangat merdu dan setelah ia tau betapa kagetnya dia karena ternyata suara itu milik Aulia. Sofyan semakin merasa kagum dan ingin mengenal Aulia lebih jauh lagi. Untunglah di musholla itu ada kain yang di pasang di tengah tengah musholla sehingga Sofyan bisa dengan leluasa mengintip Aulia bahkan ia juga merekamnya..
Selesai mengaji Aulia segera pergi ke kelas. Ia langsung duduk di kursi di samping Sinta.
"Li?" panggil Sinta. Sinta lebih sering memanggil Aulia dengan sebutan Lia.
"Iya Sin, ada apa?"
"Menurutmu pak Sofyan itu gimana?"
"Maksudnya? aku gak ngerti kamu nanya apa?"
"Dia baik gak?"
"Iya aku rasa dia orang yang baik."
"Apakah aku cocok jika bersanding dengannnya?" tanya Sinta.
"What!! maksud kamu apa sin?" tanya Aulia tak mengerti.
"Kayaknya aku jatuh cinta sama dia." Jawab Sinta dengan wajah memerah.
"Kamu serius?"
"Iya aku serius. Tapi aku gak yakin dia bisa nerima aku. Dia terlalu sempurna buatku. Dia anak dari konglomerat, dia juga merupakan CEO dan pemilik hotel ternama di Surabaya, juga pemilik MAll terbesar di Jakarta serta ia juga pemilik lestoran yang kini sudah tersebar di seluruh kota Indonesia bahkan sampai di luar negeri. Sofyan juga bukan orang biasa, ia mempunyai wajah yang sangat tampan, kulit yang putih, hidung yang mancung, bibir yang merah dan sexi, bulu mata yang lentik, rambut yang hitam tebal dan lurus, badan yang kekar. Semua orang sedang berlomba lomba ingin mendapatkan dia. Bahkan di saat usianya yang sekarang, dia sudah lulus S2. Aku sama dia bagaimana bumi dan langit. Tapi jujur, aku sangat menyayangi dan mencintai dia. Aku jatuh cinta sama dia sejak pandangan pertama tapi entah kenapa aku merasa kalau dia jatuh cinta sama kamu."
"Kenapa kamu bisa berkata seperti itu Sinta?"
"Aku bisa melihat saat dia menatap kamu Aulia. Tatapan dia mengandung banyak makna seperti ada rasa ketertarikan yang begitu dalam. Mungkin kamu gak bisa merasakannya karena kamu terlalu cuek tapi percayalah dia jatuh cinta sama kamu. Dan demi sahabatku, aku rela mengalah karena kamu memang lebih cocok sama dia dari pada aku."
"Sinta jangan berbicara seperti itu. Aku merasa gak pantas buat dia dan aku juga tidak mencintainnya. Lebih baik kita tidak usah memikirkan masalah itu. Kita masih sekolah kan? Masih ada banyak hal yang harus kita lakukan. Lebih baik kita fokus belajar aja. Jangan bahas tentang cinta atau rasa ketertarikan. Bukankah jodoh, rizki dan hidup matinya seseorang sudah ada yang mengatur. Kita tidak pernah tau jodoh kita siapa dan aku yakin jika sudah tiba waktunya, kita pasti akan bertemu dengan jodoh kita kan. Jadi buat apa kita susah susah memikirkan orang yang belum tentu jadi jodoh kita. Bukankah itu sama halnya dengan buang buang waktu saja." Ucap Aulia dengan tegas.
"Baiklah, aku mengerti maksudmu. Dan kamu benar tidak seharusnya aku memikirkan hal seperti ini. Terima kasih Aulia. Kau sudah menyadarkanku." Ucap Sinta tersenyum.
"Lain kali jika kamu punya masalah ceritalah padaku. Kita bisa saling terbuka namun jika masalah itu sensitif dan kamu tidak bisa menceritakan kepada siapapun maka curhatlah kepada Allah. InsyaAllah Allah akan selalu menolongmu. Allah selalu ada untukmu."
"Iya, Aulia aku mengerti."
"Syukurlah, aku senang mendengarnya."
Mereka pun ngobrol dan bercanda tapi yang jelas mereka tidak berbicara keburukan orang ya hehe.....
Setelah mereka puas ngobrol satu sama lain, guru datang dan memberikan pelajaran. Aulia, Sinta dan semua murid yang ada di sana memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 493 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kl Sinta th Sofyan hanya cuma mau ngelirik Aulia gimana ya reaksi Sinta ke Aulia🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2022-06-20
0
Aprilia Amanda
sempurna bgt jadi orang. yang lain ga kebagihan😩
2022-03-27
0
Ummi Lailah
wah nambah wawasan ilmu nih Aulia
2022-03-06
0