1 bulan kemudian.......................
Hubungan Aulia dan Sofyan semakin dekat walaupun mereka gak pernah ketemu di luar sekolah tapi mereka sering ngobrol lewat chat dan kadang mereka bisa ngobrol di saat mereka secara tidak sengaja ketemu di kantin pas pagi hari. Walaupun Aulia dekat dengan Sofyan, ia belum juga merasakan getaran cinta beda dengan Sofyan yang semakiin hari semakin cinta terhadap Aulia tapi Sofyan berusaha untuk menyembunyikan perasaannya karean ia tak ingin Aulia terganggu dengan perasaan yang ia rasakan.
Sinta yang melihat kedekatan Aulia dan Sofyan sedikit merasa cemburu karena sebenarnya Sinta mempunyai rasa terhadap Sofyan tapi apalah daya Sofyan tidak pernah sedikitpun menoleh kepadanya. Bahkan Sofyan selalu bersikap biasa aja kepada siapapun kecuali kepada Aulia bahkan semua siswi yang sekolah di sana juga mengetahui Sofyan selalu tersenyum dan tertawa setiap ia ngbrol dengan Aulia di kantin. Banyak yang iri terhadap Aulia tapi mereka juga sadar bahwa Aulia berbeda dengan yang lainnya. Aulia sangat cantik dan imut, siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta. Aulia yang mendengar gosip tentang hal itu memilih untuk acuh tak acuh. Selama dia tidak merugikan siapapun, Aulia sih biasa biasa biasa aja.
Toh Aulia juga tidak ada hubungan apa apa sama Sofyan. Pertama ia di ajak jalan bareng saat Sofyan dengan sendirinya meminta Aulia untuk menemaninya membeli sebuah kado. Lalu yang kedua saat tidak sengaja ketemu di kantin lalu yang ketiga ia bertemu di acara saudaranya Sinta. Sejak itu Aulia sering chatan bareng Sofyan tapi setiap ia chaat yang di bahas adalah pelajaran sekolah begitu pun saat tidak sengaja ia sering bertemu Sofyan di kantin tiap pagi. Yang di bahas tetep pelajaran sekolah tidak pernah bahas masalah lain lalu salahnya di mana. Bukankah wajah jika seorang murid akrab dengan gurunya sendiri. Bukankah guru itu adalah orang tua ke dua setelah orang tua kita. Toh selama ini Aulia tidak pernah sentuhan secara fisik apalagi sampek pegangan tangan dan yang lainnya. Mereka ngobrol pun dengan jarak yang tidak terlalu dekat karena Aulia selalu berusaha untuk jaga jarak. Tapi walaupun ia sudah jaga jarak masih ada gosip ini dan itu yang membicarakan dirinya. Aulia yang selalu caperlah, Aulia yang sering menggoda pak Sofyan, Aulia yang ngincar harta pak Sofyan, Aulia yang ini, Aulia yang itu....................sebel sih tadinya tapi lama kelamaan Aulia sudah terbiasa dengan gosip miring tentang dirinya bahkan gosip itu sudah terdengar di telinga Sofyan tapi lagi lagi Sofyan bersikap biasa aja. Sofyan dan Aulia sama sama tidak ambil pusing. Toh mereka juga gak bisa melarang mereka untuk tidak ngomongin dirinya. Mulut mulut mereka, toh yang dosa juga mereka karena sudah memfitnah dan suka ngomongin keburukan orang lain.
Sinta yang merasa sahabatnya terdzolimi berusaha untuk membela Aulia, walaupun ia cemburu tapi bukan berarti Sinta membiarkan sahabatnya itu di fitnah oleh banyak orang.
Hari ini adalah hari Sabtu di mana mereka pulang lebih awal apalagi jam pertama dan jam kedua tidak ada pelajaran membuat mereka sangat bahagia karena terbebas dari semua pelajaran, beda dengan Aulia yang lebih memilih memanfaatkan waktunya untuk belajar, belajar dan belajar. Sedangkan Sinta memilih untuk memainkan Hp nya. Setelah menimbang nimbang, Sinta menaruh hp nya dan memilih untuk ngobrol dengan Aulia.
"Li?" panggil Sinta.
"Iya Sin, ada apa?" tanya Aulia, ia melihat ke arah Sinta lalu kembali fokus membaca buku yang ia pegang.
"Hubungan kamu sama pak Sofyan itu gimana sih?" tanya Sinta sambil melihat ke arah Aulia yang masih saja fokus dengan buku yang ia pegang. Sejujurnya ia sedikit iri dengan wajah Aulia yang sangat cantik bahkan lebih cantik dari pada dirinya. Aulia sangat feminin sedangkan dirinya agak tomboy. Walaupun Sinta cantik tapi tetepa aja Aulia lebih cantik bahkan ia wanita tercantik di sekolahnya. Apalagi Aulia yang selalu mendapatkan juara satu membuat Sinta semakin iri dengannnya. Ia sudah mencoba untuk bisa seperti Aulia tapi ia tak pernah bisa. Ada rasa kesal, iri tapi ia juga kagum dengan sahabatnya itu. Walaupun Aulia cantik dan pintar, ia tidak pernah sombong dan selalu saja bersikap ramah dan mau membantu orang lain yang kesusahan. Hanya saja akhir akhir ini ia lebih memilih menjadi pendiam dan acuh tak acuh sejak adanya gosip murahan itu.
"Hubunganku sama pak Sofyan. Ya biasa aja sama seperti kamu dengan pak Sofyan. Aku sama pak Sofyan hanya sebatas murid dan guru gak lebih. Emang kenapa, jangan bilang kalau kamu percaya dengan gosip di luaran sana." ucap Aulia yang merasa risih dan gak suka dengan pertanyaan sahabatnya itu. Sudah berapa kali ia nanya tentang hubungannya dengan pak Sofyan dan sudah beberapa kali juga Aulia bilang bahwa ia gak ada hubungan apapun sama pak Sofyan tapi gak ada satupun percaya bahkan sahabatnya sendiri juga meragukan dirinya.
"Bukannya aku gak percaya sama kamu dan juga bukan karena aku sudah terhasut dengan gosip tentang kamu. Aku cuman heran aja kenapa kamu begitu akrab dengan pak Sofyan. Bahkan kamu tau sendirikan setiap pak Sofyan masuk kelas kapan sih dia tersenyum dan tertawa lepas gitu. Tapi setiap ia ngobrol sama kamu di kantin, pak Sofyan selalu tersenyum, ia selalu tertawa bahkan aku gak tau apa yang lucu sampai sampai pak Sofyan begitu tertarik dengan apa yang kamu ucapkan padahal kamu cuma membahas pelajaran yang itu itu mulu tapi pak Sofyan seakan akan tak pernah bosan mendengarkan semua yang kamu katakan. Bahkan aku pernah secara tidak sengaja membuka pesan wa di hp kamu. Kamu sering chat dia dan kamu memanggilnya dengan sebutan mas. Lalu bagaimana mungkin aku bisa percaya jika kamu dan pak Sofyan gak ada hubungan apa apa dan sejak kapan kamu memanggil dia dengan sebutan mas?" tanya Sinta panjang lebar, ia sudah tak tahan untuk menanyalan kejelasan hubungan pak Sofyan dengan sahabatnya. Ia merasa kalau Aulia tidak serius menganggap dirinya sebagai sahabatnya gara gara Aulia tidak pernah terbuka kepada dirinya. Walaupun Aulia sering bilang gak ada hubungan apa apa tapi tetap saja Sinta gak bisa percaya gitu aja. Ia merasa kalau Aulia menyembunyikan sesuatu kepada dirinya. Sedangkan Aulia sendiri, ia tak habis fikir dengan sahabatnya. Ia sudah jujur tapi Sinta tak pernah mempercayainnya. Jika ia tak punya hubungan apa apa masa ia Aulia harus bilang kalau dirinya dan pak Sofyan punya hubungan khusus padahal kenyataannya hanya sebatas guru dan murid. Aulia benar benar bingung gimana caranya menjelaskan kepada Sinta agar ia mempercayainnya.
"Ia senyum dan tertawa itu adalah hal yang wajar karna beliau itu adalah seorang manusia bukan sebuah robot apa masalahnya sih jika ia tertawa. Kenapa hal sepele seperti itu di permasalahkan. Dan aku memanggil dia mas karna dia yang memintannya lagian aku dan dia gak ada hbuungan apa apa dan aku juga gak punya rasa terhadap beliau. Dia sudah aku anggap sebagai guruku dan juga kakakku. Toh jikapun kami ngobrol baik itu secara langsung ataupun secara chat yang kami bahas adalah pelajaran, gak ada yang lain." ujar Aulia yang sudah sedikit agak emosi.
"Tapi Li........"
"Sudahlah, percuma aku jelaskan ke kamu. Kamu juga gak akan mempercayainnya dan memilih untuk mempercayai gosip murahan itu tanpa tau fakta yang sebenarnya. Lebih baik aku keluar, aku males di kelas terus apalagi yang di bahas ini ini mulu." tanpa menunggu jawaban dari Sinta, Auliapun segera pergi menuju perpus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 493 Episodes
Comments
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
kasihan Aulia jd bahan gosip
2022-06-20
0
Ummi Lailah
paragraf Nya terlalu panjang gak ada jeda
agak pusing dikit bcanya
2022-03-06
0
Yuud Tii
bisik bisik tetangga ❌
bisik bisik siswa✅
wkwkwk😂
2021-09-25
0