Keesokan harinya Aulia dan Sinta sudah bersiap siap berangkat sekolah. Semalaman Sinta tidur dengan begitu nyenyak bahkan ia senyam senyum sendiri, entahlah apa yang ia mimpikan hingga ia tersenyum sambil tidur.
Sedangkan Aulia hampir semalaman ia gak bisa tidur, ia sudah mencoba untuk tidur tapi ia hanya bolak balik. Karena jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi akhirnya Aulia memutuskan untuk ambil wudhu dan mengaji sampai nunggu adzan shubuh tiba. Setelah adzan, Aulia segera membangunkan Sinta untuk sholat shubuh tapi entah kenapa Sinta begitu sulit untuk di bangunkan hingga Aulia pun merasa menyerah untuk membangunkan sahabatnya itu.
Aulia pun memilih segera melaksanakan sholat shubuh. Selesai sholat, Aulia menyempatkan diri untuk olah raga di pagi hari. Selesai olah raga, Aulia segera mandi karna ia gak suka tubuhnya lengket dengan keringat. Selesai mandi dan memakai seragamnya, ia segera membangunkan Sinta.
"Sin, ayo bangun." Ucap Aulia sambil mengoyang goyangkan tubuh Sinta tapi Sinta sedikitpun gak mau bergerak atau sekedar membuka matanya.
"Sin ayo bangun, ini sudah jam berapa. Kita bisa telah loh........."
"Sin, plis dong. Ayo bangun. Emang kamu gak mau sekolah tah?
"Sin." Bentak Aulia. Ia bukan bermaksud untuk membentaknya tapi ia sudah habis kesabaran karena dari tadi Sinta di bangunin tapi gak bangun bangun.
"Tunggu lima menit lagi, aku masih ngantuk." Ujar Sinta, ia menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya.
"Ha! lima menit lagi. Ini sudah jam berapa. Kita bisa telah loh. Aku gak suka di cap jadi murih yang kurang di siplin. Kalau kamu gak mau bangun, aku mau berangkat sekolah duluan." Ucap Aulia.
"Baiklah, aku bangun." Sinta merasa sedikit kesal karena Aulia sudah menganggu tidurnya. Sinta segera pergi ke kamar mandi, tidak membutuhkan waktu lama. Hanya dalam lima menit, ia sudah slesai mandi. Sinta segera memakai baju seragam dan yah dia sekarang sudah siap untuk berangkat.
"Ayo." Ucap Sinta yang masih cemberut.
"Jangan cemberut, jelek tau gak."
"Masak bodo'."
"Kamu marah gara gara aku bangunin. Kita kan harus sekolah. Aku gak mau kita telat. Jadi salahnya aku dimana? Aku hanya membangunkanmu untuk sekolah. Hanya itu saja." Ucap Aulia.
"Baiklah, aku gak marah dan maafkan aku." Ujar Sinta tersenyum.
"Nah gitu dong, kalau senyum kan cantik." Ucap Aulia.
"Iya sudah ayo berangkat."
"Oke." Aulia segera mengunci pintunya lalu ia dan Sinta segera berangkat sekolah namun ketika mereka keluar dari rumah kos itu. Tiba tiba mereka di kejutkan dengan mobil yang berhenti secara tiba tiba.
"Kalian mau sekolah kan? Ayo aku antarkan. Kebetulan aku akan lewat depan sekolah kalian. Ayo naik. Ini sudah agak siang. Kalian bisa telat jika jalan kaki." Ucap laki laki itu yang ternyata adalah ustad Faqih......
"Tapi tad, saya....." Aulia tidak bisa melanjutkan ucapannya.
"Sudahlah. Kalian mau naik apa enggak?" tanya Faqih sekali lagi.
"Baiklah." ucap Aulia. Aulia dan Sintapun langsung masuk ke dalam mobilnya. Selama di perjalanan tak ada satupun yang membuka suara. Semuanya diam seribu bahasa sampai tak terasa mereka sudah sampai depan gerbang sekolah.
"Terimakasih." Ucap Aulia sambil menatapnya sejennak tak lupa ia memberikan senyuman manisnya.
"Sama sama." Setelah Aulia dan Sinta turun dari mobilnya Faqih pun segera pergi meninggalkan mereka berdua.
"Dia siapa?" tanya Sinta yang dari tadi hanya diam tanpa berkomentar apapun.
"Dia ustad Faqih, anaknya pak yai. Dia yang ngajar aku, lebih tepatnya bukan aku aja sih tapi semua santri yang ngaji di sana." Ucap Aulia sambil senyam senyum.
"Kamu menyukainnya?" tanya Sinta.
"Enggak. Aku hanya mengaguminya." Jawab Aulia, ia tidak pernah berbohong dengan apa yang di ucapkannya. Dia memang hanya mengaguminya saja bukan menyukainnya apalagi mencintainnya.
"Kamu yakin dengan apa yang kamu ucapkan tadi?" tanya Sinta.
"Iya aku sangat yakin. Iya sudahlah tidak perlu di bahas. Sekarang kita masuk kelas dulu."
"Ha! masuk kelas. Aku belum sarapan pagi dan kamu mengatakan kita harus masuk kelas. Bagaimana mungkin aku masuk kelas dengan keadaan perutku yang sudah berbunyi dari tadi. Aku harus ke kantin dulu. Aku mau sarapan pagi setelah itu aku akan masuk kelas."
"Ini sudah jam berapa dan kamu masih memikirkna perutmu."
"Aku tidak akan konsen mendengarkan guru menjelaskan ini itu selama perutku belum di isi."
"Ini semua salahmu. Jika kamu bisa bangun lebih awal, mungkin kita masih punya waktu untuk makan di kantin. Tapi 2 menit lagi bell akan berbunyi. Jika kamu mau makan, silahkan tapi aku memilih untuk masuk kelas aja dari pada aku kena hukuman karena masuk kelas." Ucap Aulia, ia lalu meninggalkan Sinta yang masih berdiri menatap dirinya.
"Baiklah, aku akan tahan rasa laparku. Aku akan masuk kelas. Aku akan makan saat jam istirahat pertama." Ujar Sinta, ia lalu lari menghampiri Aulia. Aulia hanya tersenyum mendengar ucapan Sinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 493 Episodes
Comments
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
kayaknya ustad faqih suka deh sama Aulia🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2022-06-20
0
Ummi Lailah
yg pasti penulis nya punya banyak ide untuk membuat sebuah karya...
2022-03-06
0
Gina Savitri
aulia katanya mau punya teman yang baik, biar nggak terjerumus..tapi shinta nggak mencerminkan teman yang baik kelakuan di luar sekolah begitu 🤔
2021-06-21
0