Saat Aulia pergi ke perpus, ia tak melihat ada siswi yang ada di sana membuat Aulia sangat leluasa untuk bisa bernafas lega karena jika sampai ada pasti ia akan menjadi bahan obrolan. Tapi saat ia baru saja duduk di sebuah pojoan, tiba tiba ada suara yang memanggil dirinya.
"Aulia?" panggil Sofyan.
"Ba....bapak.............ngapain di sini?" tanya Aulia yang kaget karena tadi saat ia melihat ke seluruh ruangan, tak ada satu orang pun dan tiba tiba saja saat ia duduk sudah ada Sofyan yang menghampirinya.
"Saya lagi cari buku di sana." Jawab Sofyan sambil menunjuk ke arah buku tebal yang tempatnya agak tersembunyi karena buku buku tebal di taruh di tempat yang khusus biar gak rusak dan hilang. Makhum harganya super mahal jadi hanya orang orang tertentu saja yang mau membacanya karena jika orang lain melihatnya saja sudah males mau baca karena sangking tebelnya.
"Pantas saya gak liat bapak tadi." ucap Aulia tersenyum.
"Kamu sendiri ngapain di sini. Mau baca buku juga tah?" tanya Sofyan sambil duduk di samping Aulia tapi duduknya gak terlalu dekat ya agak jauhan dikit.
"Gak juga sih, males aja di kelas. Jadi saya memilih untuk pergi ke perpus. Eh malah ketemu bapak hemmmmmmmmmmm." Aulia berusaha untuk menghindar tapi malah bertemu dan jika sampai ada yang lihat maka akan banyak gosip yang beredar di luaran sana dan Sinta akan semakin tidak mempercayai ucapannya.
"Maafin saya. Gara gara saya, kamu jadi tersiksa seperti ini. Saya juga tidak mengerti kenapa sampai ada gosip gosip murahan seperti itu. Sekali lagi maafin saya." Sofyan sedikit menunduk karena ia benar benar merasa bersalah terhadap Aulia. Ia ingin berusaha untuk membahagiakannya tapi malah membuat ia tersiksa dengan gosip murahan itu.
"Ini semua bukan salah bapak. Memang sudah jalannya seperti ini. Mungkin ini adalah ujian buat kita. Jadi kita harus berusaha untuk tetap tegar biarlah mereka berkata apa toh apa yang mereka ucapkan itu salah dan tidak ada benarnya. Mereka hanya berfikir apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar tanpa mencari tau kebenarannya dan walaupun kita berusaha untuk menjelaskannya pun itu semua sudah percuma karena mereka tak akan percaya sama kita. Otak mereka sudah di cuci dengan fitnahan dan gosip yang beredar. Awalnya memang sakit setiap kali ada orang yang ngomong ini itu tapi lama kelamaan saya sudah terbiasa dengan gosip itu. Saya sudah terbiasa dan saya sudah tidak ambil pusing lagi. Saya hanya bisa bersabar saja dan berharap semua ini akan berlalu. Tapi saya ingin mulai sekarang dan seterusnya kita bisa jaga jarak lebih jauh lagi. Bukan karena saya membenci bapak ataupun karena saya sudah terhasut oleh omongan mereka tapi saya ingin sekolah dengan tenang seperti dulu lagi. Tanpa ada omongan yang menyakitkan dan saya ingin nama bapak bersih seperti dulu lagi. Saya tak ingin bapak jadi bahan omongan mereka. Jadi tolonglah mengerti keadaan saya. Dan saya ingin bapak bisa mengabulkan keinginan saya. Ini demi saya dan juga bapak. Demi kebaikan kita dan semua orang." ucap Aulia sambil meneteskan air matanya. Sebenarnya ia tak bermaksud berbicara seperti itu tapi ia juga tak ingin terus menerus menjadi bahan gosip jadi satu satunya cara adalah dengan bersikap menjauh dan tidak terlalu mendekat. Ia ingin seperti dulu lagi dan ia juga ingin melihat Sofyan yang selalu dingin terhadapnya bukan malah berusaha mendekatinya atau berusaha untuk sok akrab.
"Baiklah jika emang itu maumu, saya akan mengabulkannya. Mulai hari ini saya akan bersikap biasa sama sperti dulu lagi. Semoga ini bisa membuatmu bahagia. Saya permisi dulu." Ujar Sofyan, entah kenapa sakit rasanya saat Aulia mengatakan untuk bisa menjaga jarak lebih jauh lagi padahal selama ini ia hanya sekedar ngobrol tanpa menyentuh fisik. Tapi demi kebahagiaan orang yang sangai ia cinta, ia rela mengabulkannya walaupun itu terasa amat menyakitkan. Sofyan akan selalu berdoa agar Allah menyatukan dirinya dan juga Aulia dalam ikatan yang halal sehingga tidak ada lagi gosip murahan itu. Yah mulai hari ini Sofyan akan selalu bangun tengah malam dan memohon kepada tuhan agar Aulia menjadi miliknya seutuhnya. Ia tidak akan mendekati Aulia lagi tapi ia akan mendekati penciptanya. Karena hanya tuhanlah yang mampu menyatukan dua hati. Mulai hari ini ia akan mencintai dalam diam, cukup ia simpan semua rasa itu rapat rapat dalam hatinya. Tapi ia tak akan pernah berhenti untuk menyebut nama Aulia dalam doanya.
Setelah Sofyan pergi, Aulia menangis. Ia gak nyangka hidupnya akan seperti ini. Padahal ia merasa tidak melakukan kesalahan tapi kenapa ia di beri ujian yang datang silih berganti. Tapi Aulia harus kuat, Aulia harus fokus sama sekolahnya agar ia bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Ia tidak akan menghancurkan masa depannya sendiri hanya karena omongan orang orang. Ia tetep akan fokus menuntut ilmu dan memperdalam ilmu agamanya. Mungkin mulai hari ini ia akan lebih mendekatkan dirinya kepada tuhan sang maha pencipta agar ia bisa tenang dalam menjalani kehidupannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 493 Episodes
Comments
Maisyarah Lubis
ceritanya agak lamban thor
2022-05-11
0
Ummi Lailah
waduh jaga jarak....
2022-03-06
0
Yuud Tii
ana baper ama teks😭
2021-09-25
0