Aku telah berada di kamar Aldrich.
saat masuk ke dalam kamar tidur Aldrich terlihat bahwa pemilik kamarnya adalah laki-laki tidak ada sentuhan perempuan sedikitpun di dalamnya karena hanya ada warna hitam dan putih saja.
"Kamar ini tidak ada perubahan yang besar hanya kasurnya berubah karena ukurannya.
ini pasti mami yang merubahnya, karena tau menantunya akan datang ya." ucap Aldrich sambil melihatku yang masih melihat kamarnya.
" Oh, begitukah?" tanyaku.
" Tapi suamiku apa kamu sesuka itu dengan warna hitam, sehingga tidak ada warna lain selain hitam dan putih ini?" tanya ku pada Aldrich.
bahkan di kamar tidurnya tidak ada satu fotopun.
'Warna lain di hidupku mungkin itu adalah kamu'batin Aldrich.
" Ya ada, itu warna cokelat dan abu-abu ." ucapnya sambil menunjuk ke dinding tempat rak buku-buku dan garden.
"Ceh, kamu bisa saja ya suamiku." ucapku gemas dengan jawabannya.
"Aku akan ke kamar mandi dulu untuk menyegarkan diri."ucap Aldrich.
" Iya" ucapku yang masih asik melihat buku-buku yang sering di baca Aldrich.
.
.
.
.
.
Saat baca buku yang ku baca selesai karena bosan, aku ingin Menganti bukunya
namun aku melihat satu buku yang membuat ku tertarik karena itu seperti album foto.
saat mau mengambil buku itu, Aldrich keluar dari kamar mandi.
" Kamu sedang apa istriku?" tanya Aldrich.
" T-tidak, aku hanya sedang meletakkan buku yang aku baca tadi." ucapku sedikit terkejut.
"Sebaiknya kamu mandi istriku, karena sebentar lagi waktu makan malam." ucapnya.
"Ah ya, aku akan mandi dulu." ucapku dan berlari memasuki kamar mandi.
Selesai mandi aku baru ingat tidak membawa handuk kedalam kamar mandi tadi ,saat lihat sekeliling kamar mandi tidak ada satu pun handuk yang ku lihat.
lama aku berdiri di depan pintu kamar mandi, untuk mendengar apa Aldrich masih di dalam kamar atau sudah keluar.
Saat aku mengeluarkan kepalaku sedikit untuk mengintip dari pintu, kulihat Aldrich telah berada di depan pintu kamar mandi.
" Kenapa kamu lama sekali di dalam sana?" ucapnya saat mata kami saling bertemu.
Tersadar aku refleks menutup pintu kamar mandi.
"Tidak, maksudku apa kamu bisa memberikan aku handuk suamiku." ucapku padanya.
"Jadi kamu tidak bisa keluar karena tidak membawa handuk istriku." ucapnya lagi.
Aku bisa mendengar suara tawanya yang walaupun kecil itu.
"Iya apa kamu bisa membantuku suamiku." ucapku lagi.
"Iya ini." ucapnya Aldrich.
Mendengar itu aku membukakan pintu kamar mandi dan melihat tangan Aldrich yang telah memegang handuk, saat aku mau mengambil dan tanganku telah memegang handuknya.
Aldrich menarik tangan ku agak kuat hingga aku keluar dari kamar mandi.
dengan tangan yang memegang handuk berada di dadaku, Aldrich pun memeluk dengan keadaan tubuh yang basah dan tak memakai apapun.
"K-kamu......" ucapku terhenti karena.
"Sssssst, diamlah sebentar saja." katanya.
Mendengar katanya aku berdiri kaku sekaligus jantungku berdebar kencang dan juga tangan ku gemetaran karena dingin.
namun beberapa menit Aldrich melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah pintu dan pergi keluar dari kamar.
"Oh astaga, apa itu tadi." ucapku menatap pintu kamar yang tertutup.
Namun aku kembali ke akal sehat ku dengan cepat memakai bajuku.
.
.
.
.
.
.
.
Semua orang telah berada di meja makan.
tampak mereka telah berbicara dan tertawa.
juga ku lihat Gabriella dan angel telah menjadi akrab.
"Sayang ayo duduk di dekat Al. " ucap mami.
"Iya mam" ucapku dan berjalan ke arah Aldrich dan duduk disana.
Namum saat melihat Aldrich aku teringat kejadian tadi yang membuat wajahku memerah.
"Apa kamu sakit Citra?" tanya papi saat melihatku.
"Iya apa kamu sakit sayang, wajah mu memerah begitu?" tanya mami lagi.
"T-tidak mami, aku baik-baik saja. mungkin ini karena aku terlalu lama berendam air panas." ucapku bohong.
"Kamu pintar berbohong ya istriku." bisik Aldrich dan tersenyum padaku.
Aku hanya diam tak membalas tanya Aldrich.
"Kalau begitu ayo kita makan ." ucap papi Rikkard.
Kami pun makan dengan diam .
...........
Selesai makan kami berkumpul di ruang keluarga.
ditemani dengan teh hijau yang aku minta dan kopi juga beberapa pencuci mulut seperti buah-buahan.
Saat melihat buah-buahan itu seperti buah yang aku bawa tadi.
dan itu membuatku senang karena di makan.
" Citra sayang kamu akan berada di sini lamakan?" tanya mami.
Mendengar itu aku melihat ke arah Aldrich untuk menjelaskan nya kepada mami
"Itu mami......" ucapku berhenti.
"Jadi mi, kami hanya 2 hari di sini. karena Citra punya jadwal untuk acara New York Fashion Week mi." jelas Aldrich.
" Jadi begitu ya ,sayang sekali padahal mami ingin kamu tinggal lama disini." ucap mami yang terdengar sedih.
" Maafkan aku mami, karena jadwalku aku tidak bisa lama di sini mi. jadi mami jangan bersedih." ucapku.
"Mami tidak sedih sayang, hanya merasa sayang saja." ucap mami " kalau begitu besok kita akan menghabiskan waktu bersama ya." ucap mami.
" Iya mi, aku akan memberikan waktuku untuk mami." ucapku yang di balas dengan suara ketawa nya mami.
" Berikan juga waktu Kakak ipar pada ku besok ya." ucap Angel yang tadinya asik mengobrol dengan Gabriella.
"Iya, tapi kalian berdua berbicara tentang apa sampai seasik begitu? , apa jangan-jangan kalian berdua ngomongin aku ya" ucapku yang mulai mendekati mereka berdua.
"Ini rahasia kan Ella ." ucap Angel.
"Iya ini rahasia." ucap Gabriella.
"Apa?, jadi kalian berdua punya rahasia ya." ucapku sambil mendekat ke arah angel dan mulai mengelitiknya.
" Hahahaha, ampun kakak ipar. jangan gelitiki aku
tolong kak Al , mami, papi ,Ella ." ucap Angel.
Mendengar angel yang ketawa karena aku gelitiki papi,mami dan Aldrich pun tertawa karena ulahku.
Tapi tidak dengan Gabriella yang mencoba mengelitiki aku.
Akhirnya kami bertiga tertawa karena nya.
dan memutuskan untuk berhenti karena tidak punya tenaga lagi.
" Kita ini seperti anak kecil ya." ucap Gabriella.
" Iya ya, hahahahaha. " ucapku menertawai tingakahku tadi.
"Aku senang karena kakak ipar dan Ella berada di sini." ucap Angel.
Mendengar ucapannya aku pun memeluknya dan Gabriella pun ikut memeluknya, kami bertiga pun berpelukan seperti Teletubbies hehehehe.
.
.
.
.
.
.
.
.
Karena jam telah menunjukkan 23.28, kami semua memutuskan untuk beristirahat di kamar masing-masing tapi Gabriella tidak tidur di kamar tamu tapi di kamar Angel. mungkin karena arti nama mereka malaikat jadi mereka berdua cepat jadi akrab.
Di kamar tidur aku telah berbaring di kasur bersama Aldrich.
suasananya sungguh canggung karena kejadian tadi itu.
Kerena ingin mencairkan suasana jadi aku mengajak Aldrich berbicara.
" Ehem... suamiku, apa kamu sudah tidur?" tanyaku.
"Hm." jawabnya.
'Apa-apaan jawabannya itu' batinku.
" Berarti kamu belum tidur ya.?" tanyaku lagi.
"Kenapa istriku?" tanya Aldrich padaku.
"Hmmmm..... Aku hanya mau bicara, kalau aku tau apa alasan kamu menyuruh ku membawa kan buah-buahan bukannya kue dan juga bunga." ucapku.
"Emang apa alasannya?" ucap Aldrich.
"Itu karena..........
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung........
Jangan lupa like, comen dan vote ya teman-teman☺️
salam sayang dari author 😍
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments