Aku dan Aldrich sudah siap-siap untuk pergi
aku memakai MIDI dress di bawah lutut berwarna pink
sedangkan Aldrich memakai baju sanatai dengan kaos hitam lengan panjang dan celana abu-abu panjang.
Kami telah berada di mobil aku duduk di kursi depan dan yang mengemudikannya adalah Aldrich sedangkan Gabriella duduk di belakang sendirian.
sepertinya ini mobil baru di beli, karena itu juga dia tidak ada di hotel kemarin.
Aldrich meminta Gabriella istirahat supaya bisa menggantikannya menyetir nanti.
Orang tua Aldrich sempat ingin menjemput kami dengan mobil mereka, namun Aldrich menolak keras karena waktu perjalan yang jauh sebagai alasannya.
untuk pergi ke tempat tinggal orang tuanya Aldrich yang berada di desa woodstock.
desa ini dengan kota New York memakan waktu selama 4jam 12 menit perjalanan dengan mobil.
.
.
.
.
"Suamiku bisakah kita berhenti sebentar untuk membeli buah tangan untuk keluarga mu nanti?" ucapku saat mobil telah melaju di jalan raya.
" Memang kamu akan membeli apa istriku?" ucap Aldrich balik bertanya padaku.
"Mungkin buah-buahan, kue , dan bunga.
Menurutmu yang mana lebih bagus buah,bunga atau kue?" ucapku.
"Menurutku kamu tidak usah membawa apapun, kerena kedatangan mu mungkin adalah hal yang paling bagus." kata Aldrich.
Mendengar kata Aldrich tadi membuat pipiku merona.
"Mana bisa seperti itu, aku kan menantu mereka yang baru pertama kali datang ke sana." ucapku pada Aldrich dia hanya membalas tersenyum padaku.
" Menurutmu bagaimana Gaby, bagusan yang mana buah, bunga atau kue?" tanya ku lagi melihat ke arah Gaby.
Namun Gaby tidak membalas pertanyaan ku yang ternyata sudah tidur di kursi belakang dengan headset di telinganya.
"Dasar Gaby tukang tidur." ucapku kesal dan kembali menghadap ke depan.
"Dengar istriku, kamu mungkin bisa membawa buah-buahan." kata Aldrich.
"Benarkah?,..... kalau begitu nanti kita akan berhenti di toko buah." ucapku.
"Iya" balas Aldrich yang kembali fokus mengemudi kembali.
....
..
.
2 jam perjalanan.
kami berhenti di toko buah segar.
saat berhenti Gabriella terbangun dari tidurnya
sedangkan Aldrich sudah turun dari mobil.
" Apa kita sudah sampai Ra?" tanyanya padaku.
"Belum,kita berhenti sejenak untuk membeli beberapa buah-buahan untuk keluarga Lawrence ." ucapku.
"Baiklah aku akan tunggu di mobil ." ucapnya.
"Hmmm...... sebaiknya kamu turun deh Gaby untuk meregangkan tubuhmu.
karena setelah ini kami yang akan menyetirkan mobil ini, sebab Aldrich capek menyetir mobil." ucapku.
"Yah Ra, kenapa harus aku yang gantiinya?" tanya Gabriella padaku.
"Ya kalau bukan kamu siapa lagi Gaby" ucapku gemes " kamu kan tau sendiri aku tu ngak bisa nyetir mobil." ucapku lagi.
"Oh my , iya maaf aku lupa. biasa orang yang baru bangun rada-rada lupa hehehehehe." ucap Gabriella.
"Udah ah, aku keluar dulu mau beli buah. kasian Aldrich telah menungguku ." ucapku.
"Iya ,sana....sana ." kata Gabriella.
"Udah ngobrolnya?" tanya Aldrich.
"Jehehehe, maaf lama ya " ucapku "ayok kita beli buahnya." sambungku.
"Hm" ucapnya sambil mengandeng tangan ku.
Di dalam toko buah, aku sedang memilih buah-buahan yang segar dan di bantu oleh Aldrich.
walau ini bukan di negara Singapura Jadi kami masih perlu mamaki masker untuk menutupi wajah kami agar tidak ketahuan oleh media/ atau ada orang yang mengenali kami berdua.
Setelah memilih beberapa buah-buahan, buah-buahan yang tadi kami pilih dikemas di dalam keranjang yang mirip dengan parsel yang cantik.
kami pun kembali ke mobil untuk segera melanjutkan perjalanan.
Di parkiran mobil aku lihat Gabriela sedang meminum minuman panas. aku mendekatinya sedangkan Aldrich berjalan memasukkan bingkisan buah tadi ke bagasi mobil.
"Apa itu kopi Gabriella?" tanyaku.
" Iya, aku beli di mesin kopi instan yang di sana." ucapnya.
" Itu bagus jadi kamu tidak akan mengantuk lagi, karena perjalanan kita akan memakan waktu kurang lebih 1 jam setengah ." ucapku.
" Ayo kita berangkat lagi." ucapku pada Gabriella.
Akupun menaiki mobil dengan duduk di belakang dengan Aldrich dan Gabriella yang mengemudikan mobil tentunya dengan arahan dari Aldrich.
"Kamu ngak duduk di depan Ra?" tanya Gabriella.
"Tidak, aku akan duduk di samping suamiku." ucapku.
"Ceh, dasar pengantin baru." gumaman Gabriella.
Kami melanjutkan perjalanan kembali.
saat di perjalanan kami hanya berbicara tentang hal ringan dan benyanyi ya walau cuma aku dan Gabriella saja yang melakukannya.
Tak lama ada telepon dari nomor baru, aku mengangkat telepon nya.
Via telepon
Aku: halo, siapa ini?
Tuan Elliot: ini saya nona Citra , Elliot.
Aku: oh ya tuan Elliot. ada apa?
atuan Elliot: hmm.... ini tentang acara New York Fashion Week kemaren..
Aku: iya kenapa tuan Elliot?
Tuan Elliot: teman saya setuju untuk menjadikan anda modelnya.
jadi dia berharap nona Citra datang hari sabtu jam 9 pagi karena acaranya akan di gelar sore hari jam 4.
Aku: jadi acaranya akan di gelar 3 hari lagi ?
Tuan Elliot:iya nona Citra.
Aku: baiklah aku akan datang ke acaranya. terimakasih tuan Elliot telah merekomendasikan saya menjadi model di New York Fashion Week .
Tuan Elliot: sama-sama nona Citra , kalau begitu saya akan menutup teleponnya.
Aku: iya tuan Elliot.
Telepon pun berakhir.
" Siapa yang menelepon istriku?" tanya Aldrich.
" Itu tadi tuan Elliot,dia memberi tahukan bahwa temannya setuju kalau aku yang akan menjadi salah satu modelnya di acara New York Fashion Week pada 3 hari lagi." jelasku.
"Hmm.... itu bagus buat kamu istriku.
nanti kita akan membicarakannya lagi saat kita sampai di rumah." kata Aldrich.
"Baik suamiku." balasku.
Akhirnya kami sampai di desa woodstock
saat ku lihat kelura jendela mobil desa ini sangat indah dengan pemandangan hijaunya dan desa ini juga terkenal sebagai tempat fotografis
karena perkebunan dan pertenakannya.
Kami telah sampai di gerbang rumah orangtuanya Aldrich.
penjaga rumah itupun membukakan pintu gerbang dan kami melajukan mobil sampai di depan halaman rumahnya.
aku tak percaya dengan kemewahan rumah ini yang kata Aldrich keluarganya hidup sederhana.
kata sederhana ku ternyata berbeda dengan Aldrich.
Tak lama kami turun dari mobil keluarga Lawrence pun menyambut kedatangan kami bertiga.
Mamih Aldrich lansung memeluk Aldrich saat kami bertiga telah berada di depan pintu.
"Kamu sudah datang sayang." ucap mami kyliie.
"Iya mam aku sudah datang dan membawa menantu mu mam." ucap Aldrich yang membalas pelukan dari mami kyliie.
"Oh ya!" ucap mami kyliie yang lansung melepaskan pelukannya dari Aldrich.
"Apa kabar menantu ku?" ucap mami kyliie sambil memelukku erat.
"Aku baik-baik saja Tante." ucapku canggung.
"No no no..., bukan Tante tapi mami. kami harus memanggil aku mami bukan Tante karena aku maminya Aldrich maka aku juga mami kamu juga menantuku sayang." ucap mami kyliie.
Aku hanya membalas dengan menganggukkan kepalaku dan tanpa sadar air mataku jatuh ............
Bersambung............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments