WIH #20

Happy Reading!

Flashback ON

Sean mendaratkan sekresek makanan ke meja makan, pria itu mengedarkan pandangannya mencari sosok Diana yang tak kunjung terlihat. Berselang detik kemudian, matanya terhenti pada sebungkus roti tawar yang diletakkan di meja dapur.

"Apa aku terlambat?" gumam pria itu kemudian membawa langkahnya menuju kamar Diana.

"Diana?"

Segera, kekosongan menyambut dirinya yang membatu di ambang pintu, "kemana dia?" gumamnya lalu menutup pintunya kembali.

"Seharusnya aku bisa pulang lebih cepat."

Sean menuntun langkahnya ke luar rumah, menyusuri trotoar, mencari gadisnya yang sudah dipastikan berada di tempat yang tak jauh dari rumahnya.

Flashback OFF

Rico bergegas berdiri, menyamakan tingginya dengan pria di hadapannya dengan mata menantang, "mau apa kau kemari, brengs*k?"

"Seharusnya aku yang bertanya, mengapa kau menganggu istriku," balas Sean langsung dengan nada dingin dan tatapan yang begitu tajam, menunjukkan bahwa dirinya tak takut menghadapi sekaligus bertarung melawannya.

Mata Diana membulat, aura kebencian yang dipancar ke dua laki-laki itu membuat suasana malam semakin tegang. Takut terjadi hal yang serius, Diana bergegas menengahi mereka dengan tangan terentang mengendurkan jarak laki-laki itu.

"Diana!" panggil Rico.

Gadis itu menoleh ketika namanya diserukan, di detik selanjutnya ia terperanjak kaget ketika Rico menarik dan menangkap tubuhnya yang jatuh ke dekapannya.

Tak terima dengan sentuhan Rico pada istrinya, Sean bergegas meraih tangan Diana, namun tangannya ditepis oleh Rico yang melangkah maju dan menempatkan Diana ke belakang tubuhnya.

"Tidak usah menyentuhnya, makhluk asing! Pergilah, dan jangan pernah mengganggu Diana lagi!" ucap Rico dengan penuh tekanan, membuat amarah Sean mencapai ubun-ubun.

Pria itu bergerak maju, tangannya mencengkeram dan menarik kerah baju Rico dengan kasar, "kau bukan siapa-siapa Diana, Rico! Diana istriku, dan aku berhak atas dia!!"

BUGH!!

CTAR!!

Sean mendaratkan pukulan keras ke pipi Rico yang disusul suara petir seakan mengiringi amarah Sean yang memuncak.

"Rico!" seru Diana.

Sesungguhnya gadis itu takut menghadapi perseteruan mereka, namun Diana memaksakan dirinya untuk maju dan menahan tahan Sean yang hendak menghajar Rico kedua kalinya dengan aura kekuatan hitam yang bergumul di sana.

"Hentikan, Sean! Perbuatanmu itu sudah keterlaluan!!" tegur Diana dengan nada tinggi, sementara Rico membatu di posisi pukulannya.

"Aku melakukan ini karena alasan, Diana! Sekarang ikutlah aku pulang, kita harus membicarakan ini."

Sean menarik Diana untuk mengikuti langkahnya meski gadis itu terus menolak. Sesungguhnya pria itu ingin menggunakan kekuatan teleportnya, namun pandangan orang-orang sekitar membuatnya harus mengurungkan niat untuk mencegah hal kehebohan terjadi.

Menyadari kepergian Diana, Rico mengangkat wajahnya yang sudah dihiasi memar, "hei berandal!!" serunya dengan lantang.

Sean menghentikan langkahnya, berselang detik kemudian pria itu menoleh tanpa memutar tubuhnya, menatap Rico melalui sudut matanya.

Tanpa mereka sadari, seseorang dari kejauhan tengah memperhatikannya. Pria bersurai merah itu menyipitkan matanya ketika ia melihat arus air yang menjalar di sekeliling tangan Rico yang kemudian bergumul di tengah telapak tangannya.

"Si sialan itu, cari perhatian saja," desisnya, kemudian menempelkan jarinya ke pelipis, memulai aksinya untuk memasuki sekaligus menghapus ingatan orang-orang sekitar yang menyaksikan perseteruan rajanya.

"Yang Mulia, aku di sini."

Alis Sean tertaut mendengarnya, pria itu melirik ke satu arah dimana Sky berada. Di detik selanjutnya, Sean memutar tangannya membentuk lingkaran portal yang akan membutakan orang-orang sekitar untuk tidak mengetahui pertengkaran mereka.

"Enyah kau, makhluk asing!" Rico kembali berseru seraya mengayunkan tangannya ke depan.

"KYAA!!" jerit Diana.

Dengan sigap, Sean bergerak membelakangi Rico dengan Diana dalam dekapannya. Pria itu memejamkan matanya dengan erat, siap menerima serangan yang akan menghantam punggungnya. Sebab ia tahu, kekuatan air yang dimiliki Rico bukanlah sekedar air biasa, melainkan air yang mampu menyetrum ataupun membekukan lawan.

PYASH ...

Sean kembali membuka matanya ketika menyadari sesuatu yang janggal, pria itu menoleh, dan di sanalah sosok Sky tengah mengulurkan tangannya, menangkis serangan Rico dengan perisai tembus pandang ciptaannya.

"Tidak apa-apa, Yang Mulia. Hamba bisa mengatasinya." Sky tersenyum simpul, rambutnya yang berkobar sesekali menutupi matanya yang tertuju pada Sean dan Diana.

Diana terpaku di tempat, bahkan untuk berkedip sekalipun, ia hampir tak sanggup melakukannya.

"Aku serahkan padamu, Sky," balas Sean dengan senyum tipis yang terukir di bibirnya. Mendapat balasan dari rajanya, Sky kembali mengarahkan matanya ke depan, sementara mata Sean tertuju pada Diana yang masih membatu di tempat, "ayo kita pergi, Diana." Di detik selanjutnya, ke dua orang itu menghilang, menyisakan aura hitam yang perlahan sirna di tempat.

.

.

.

Nafas Diana sedikit terengah usai kakinya memijak lantai ruang tamu rumahnya. Gadis itu setengah tak percaya dengan yang dilihatnya tadi, dan sekarang ia butuh waktu untuk menerima kenyataan, bahwa Rico bukanlah manusia. Ya, lebih tepatnya makhluk yang sebangsa dengan Sean.

"Kau tak apa?" suara bariton Sean memecah keheningan yang membalut mereka.

Dengan alunan pelan Diana mengangkat wajahnya, menatap Sean yang nampak menjulang dari dekat dan mengabaikan pertanyaannya menggantung tanpa balasan. Sementara pria itu menatap lekat gadis di dekatnya dengan raut menagih jawaban.

Tak hanya Diana yang bertanya-tanya tentang identitas Rico yang sesungguhnya, namun Sean pun juga menyimpan pertanyaan yang sama. Dan kini sudah dipastikan bahwa wujud Rico yang sebenarnya akan segera terungkap seiring dengan pulihnya kekuatan miliknya.

Tak ingin ambil pusing, Diana akan melontarkan semua pertanyaan itu pada pria di hadapannya. Karena ia yakin, Sean memiliki jawaban atas semua ini.

"Kau mengenal Rico, bukan?" tanya Diana kemudian.

Seketika Sean terdiam, pria itu tidak yakin akan memberi jawaban atas pertanyaan gadisnya. Karena ia pikir, Diana takkan percaya dengan ucapannya meski itu kenyataan. Ya, sama seperti sebelumnya.

Namun di sisi lain, hatinya berniat untuk mengatakannya, bagaimanapun Diana sudah cukup banyak melihat berbagai keajaiban, dan siapa tahu, kali ini gadis itu akan mempercayainya.

"Kau yakin ingin mengetahuinya?" alih-alih menjawab.

"Tentu saja, semua ini membuat kepalaku ingin pecah. Aku ingin segera mengetahuinya, katakanlah padaku, siapa Rico? Mengapa dia seperti dirimu dan ..." Diana mengernyitkan keningnya, "siapa pria tadi?"

Sungguh, Diana merasa sudah tak bisa mempercayai siapapun, kepercayaannya sudah hancur lebur oleh salah satu orang terdekatnya. Ia tak menyangka, Rico yang menyuruh dirinya untuk menjauh dari Sean, kini berbalik arah.

Kini Diana sudah tak bisa mempercayai siapapun, bahkan ke dua sahabatnya sekalipun. Gadis itu mulai menanam tekat untuk menjaga jarak dengan semua orang. Sebaik apapun seseorang padanya, Diana takkan mencabut tekatnya yang sudah bulat. Ia benar-benar merasa sudah dibohongi.

"Dia seekor merman, Diana. Lebih tepatnya, pangeran dari kerajaan Neptuns. Dialah lelaki yang meninggalkan lokasi pernikahanmu ..." jawab Sean dengan suara pelan, "... dan pria bersurai merah itu ... adalah pengawal kita."

"Apa?"

...WHO IS HE?...

...To be continue ......

Nah loo, percaya gak tuhh...

Terpopuler

Comments

Nona Bucin 18294

Nona Bucin 18294

Hai kak aku mampir, salam dari Terpaksa Menikahi Tuan Pangsit Rebus 🤗🥰

2021-12-15

0

🎀ᵀᵗᵇ'ˢ Inka24#BTBM❤️

🎀ᵀᵗᵇ'ˢ Inka24#BTBM❤️

semangat up nya Thor 😁❤️
saling support yaa 🙏

2021-11-09

1

Orange Cat

Orange Cat

Done ✓ kawan ma cerita satunya.

2021-08-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!