Chapter 20

Ternyata Jen menangis,aduh aku terharu banget.Rupanya laki-laki seperti dia bisa menangis juga,agak lucu sih.Setelah ku coba tenangkan ia menarik tanganku dan mengajak ke luar.Ia mulai menghidupkan mobilnya dan menyuruhku masuk.

Akupun masuk ke mobil Jen,dan mengikuti apa yang dia katakan.

Ia membawa ku ke suatu tempat,yaitu tempat pemakaman orang tuanya,ia memberitahuku bahwa orang tuanya sudah meninggal.Ternyata nasib ku dan dia sama,cuma bedanya ia memiliki harta warisan yang cukup banyak,dan aku cuma punya paman dan bibi.Daripada sebantang kara,wkwkw.

Aku menyoba mengajarkan pada Jen untuk belajar mengendalikan amarahnya.

"Terima kasih" ucap Jen.

"Apa?? tadi kamu ucap apa? " tanya ku lagi.

Ia mulai menatapku lagi.

"Ayolah,tadi aku kurang mendengar" ucapku lagi.

"Terima kasih....!!!" ucap Jen dengan nada tinggi.

OMG!!! baru kali ini dia meminta maaf padaku,ku pikir dia tidak punya hati.

Tiba-tiba hujan datang mulai membasahi tubuhku.Aku merasa kedinginan karna tak memakai jaket.Mau masuk mobil tapi jauh dari pemakaman,ya jadinnya neduh di pondok kecil.Angin mulai menghembus,dan membuatku merinding.Air membasahi dedauanan,bahkan juga diriku.

Kemudian Jen melepas Jas nya dan memberikan padaku.Ia menutup tubuhku dengan jas nya supaya tidak kedinginan.Kok perasaanku bisa gini ya,merasa nyaman banget.

"Umhhhh Bos Jen"ucapku.

"Iya,ada apa"jawabnya.

"Karna aku sudah menolongmu,bisakah kau membantuku sedikit saja" ucapku lagi padanya.

Ia menghampiriku dan menanyakan apa yang harus ia bantu.

Kemudian aku membisikan padanya.Dan ia mengangggukan kepala,itu tandanya ia mau membantuku.

Setelah hujan reda,Jen mengantar aku pulang.

"Dah...."lambaiku.

"Dah..."dia membalas lambaianku.

Aku mulai masuk ke dalam rumahku.

"Pemisi...bibi aku pulang" .

Ternyata bibi sedang memasak di dapur,aku menghampiri bibiku.

"Bibi,sini biar Gebby bantu" aku menawarkan diri.

"Cepatlah,kita harus menyelesaiknnya sebelum pacarmu datang" kata bibi.

Untung saja aku sudah meminta tolong pada Jen,jadinya aman-aman saja.

Malam pun tiba,bibi sudah menyiapkan masakan untuk makan malam bersama Jen.

"Bibi...sepenting itukah kedatangan Jen" tanyaku sambil merapikan piring.

"Astaga Gebby...kau sudah besar,aku sudah tak bisa mengurusmu lagi dan kamu harus cepat menikah! " ucap bibi dengan lantang terhadapku.

Apa?kenapa semuanya jadi gini,aku kan gak mau nikah sama Jen,yaa bisa jadi Jen juga tidak mau,kami kan cuma pura-pura.

"Bibi....paman ada di mana,dari tadi tidak kelihatan" aku mengalihkan pembicaraan.

"Seperti biasa pamanmu pasti sedang mabuk" ucap sang bibi.

Itulah kebiasaan pamanku,hanya berjudi dan mabuk.Sudah berapa kali aku melarangnya,namun aku selalu mendapat pukulan atau segala penyiksaan dari paman.

Jen pun datang,ia begitu mempesona dengan keterampilannya yang megah,seperti anak jaman naw gitu.Ia memakai Jas hitam dan juga bunga mawar yang terselip di sakunya.

Akupun mulai mepersilahkan Jen masuk.

Jen menyapa bibiku dengan ramah,kemudian mereka saling berbicara satu sama lain.

Tapi anehnya ya,dia lancar banget ngomong sama bibiku,lah sama aku cuma sekata dua kata.

Kami bertiga mulai makan bersama di malam ini.

Tiba saja paman datang dalam kondisi mabuk,ia ngomong segala macam.

Bibi segera menghentikan tingkah dari paman,dan menyuruh Jen segera pulang.Dan untuk datang ke rumah di lain waktu lagi.

Jen pun keluar dari rumah.

"Paman...paman...sadarlah" ucapku sambil memegang paman.

"Ohhh ........dasar anak nakal,diamlahh..."ucap paman dalam keadaan mabuk.

Paman jalan sempoyongan.

"Paman,hentikan jangan minum lagi" teriakku.

Seketika paman diam dan menatapku,kemudian menghampiriku dan memukul kepalaku dengan botol minuman yang penuh alkohol.

"Aw...."jeritku sambil menyentuh kepalaku.Darah mulai mengalir dari jidatku.Aku selalu saja kena,mau melawan tapi takutnya malah menjadi-jadi.

"Heh Gebby,jangan sekali-kali melawan pamanmu ini" ucap paman mengancamku.

Jujur,aku sudah tidak tahan lagi atas perlakuannya padaku.

Aku meneteskan air mata dan menangis.

"Heii...jangan cengeng,jika bukan karna paman kau sudah mati!" kata paman.

Perkataan paman sungguh membuatku sakit hati,dan aku berlari ke kamarku sambil mengunci pintu.

Kenapa sih??aku tidak bisa bahagia,plisss....sekali saja aku mendapat kebahagiaan.

Aku ingin seperti yang lainnya,bahagia bersama keluarganya.

Tanpa ku sadari Jen masih belum pulang,ia melihat kejadian itu dari jendela kaca.

Setelah larut malam Jen pun pulang.

Jen mulai kembali ke rumahnya,ia segera mendatangi gadis yang ia kurung.

Lalu ia mengasah pisau dengan tajam.Wanita itu menjerit-jerit dan mencoba melepaskan diri.

Jen terus mengasah pisau itu,lalu ia menghampiri wanita itu.Tanpa menatapanya ia langsung menusuk perut wanita itu.Darah mulai mengalir dari mulutnya.

Bahkan ia tak bisa bergerak.Jen menusuk perut wanita berulang kali sehingga organ yang berada di dalam tubuhnya keluar.

Setelah wanita itu mati ia mencungkil mata wanita itu satu persatu.

Dan ia menyimpannya dalam toples.

Kemudian ia mengambil Gergaji.Ia memotong kepala wanita itu dengan cepat.

Kepala wanita itu ia lemparkan.Sedangkan tubuhnya ia iris.Ia memotong tubuh wanita itu satu persatu dan memasuknnya dalam kardus.

Kecuali hatinya ia simpan di dalam kulkas untuk ia jadikan santapan.

Setelah itu ia menyimpan mata wanita itu di sebuah tempat yang sangat rahasia.

Setelah itu ia membuang mayat ke pembuangan sampah.Tanpa di sadari orang lain.

Singkat cerita.

Matahari mulai terbit,aku segera bangun dan memakai pakaian.

Mataku menjadi bengak karna semalam.

Tanpa pamit paman dan bibi aku segera pergi untuk bekerja.

Di perjalan aku hanya melamun sambil menedang kerikil batu.

Tapi aku melihat Jen yang berada di jembatan.

"Hah...bukankah itu adalah bos Jen" tebakku.

Astaga ternyata dia berniat bunuh diri.Aku segera berlari menghampirinya.

"Bosss Jenn.....hentikan" teriakku dari kejauhan.

Bos jen melihatku,ia mulai menaikkan kaki kananya ke atas pagar jembatan.

"Bosss hentikannnn...." teriakku berulang kali.

Sesampainya aku menarik bos Jen untuk turun.

"Astagaa....kenapa kau mencoba bunuh diri" kesal ku.

"Apa kau khawatir padaku" ucap Jen sambil tersenyum.

"Ih...gr banget,kalau kamu mati siapa yang mau bayar aku hah!" balasku.

Kemudian aku berdiri sambil memalingkan wajah dari Jen.

"Jangan marah...nanti aku belikan kamu eskriem" ucap Jen membujuk.

"Hmm...."balasku singkat.

"Ayolah...apa saja yang kamu mau akan aku beri" bujuk lagi.

"Oke setuju,sekarang kamu bangun dan naik ke mobil"

"Kita mau kemana?"

"Hummm.....kita akan pergi ke suatu tempat"

"iya kemana?"

"Yaelah boss...kepo banget"

"Oh iya...jangan panggil bos ya,panggil tampan saja"canda Jen.

"Astagaa ....kau masih saja bercanda,akan ku beri nama kau si tikus" balasku mengejek.

"Apa?tikus?tidak ada yang lebih keren dari itu apa" ucap Jen mencoba membujuk.

Akupun segera naik mobil Jen.

"Hei tikus kecil cepat masuk..."panggilku.

"Hah...dasar gadis cengeng" balas Jen.

"Hei....kenapa gadis cengeng,sudah jelas aku lebib berani daripada dirimu"

"Sudahlah,jangan berdebat mulu" kata Jen sok bijak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!