Setelah berhasil membuka kunci pintu.
"yesss akhirnya aku bisa" aku membangga banggakan diriku.
Aku membuka pintu secara perlahan,dan pintu mulai terbuka.
Suasananya begitu suram dan begitu menegangkan .
"jadi turun gak ya,takut sih"gumamku sebelum bertindak.
Yang pertama aku takut ketauan Jen bos di rumah ini dan yang ke dua aku takut kegelapan,gimana kalau ada hantu yang nongol gitu,bisa-bisa gue lari terbirit-birit.
Aku terlalu lama berpikir,daripada diam terus mennding aku turun aja.
Aku mulai menelan ludah karena karena melihat tangga ruang bawah tanah.
Ternyata tangganya lumayan tinggi,aku melangkah melewati anak tangga secara perlahan.Aku juga berpegangan pada selasar tangga.ketika menuruni tangga,perasaanku sudah tak enak,pengennya balik lagi.Ko aku mau sih masuk ke ruang kayak beginiaan,padahal yah ogah banget,namun rasa penasaranku lah yang membuataku berani turun.
Di tengah tangga aku tak sengaja menginjak sesuatu yang begitu licin.
"Aduhh...."jeritku.
upssss....aku mencoba memelankan suaraku,dan menutupnya dengan tangan.
aku rasa itu seperti minyak atau apa gak tau.Aku ,mulai bangkit dan memegang pegengan tangga dengan kuat.
"Ko ape banget sih hari ini"kesel ku.
satu suara pun tak terdengar,aku hanya melangkahkan kaki ku dengan pelan dan juga hati-hati.
Tapi aku bukan maling loh jalan perlahan,cuma kepo aja.Aku mengambil langkah berikunya.Setelah turun tangga aku mendengar seseorang datang.yah pake ada orang segala sih padahal bentar lagi aku nyampe,bikin greget aja.
plak plak plak....terdengar suara langkah kaki.
bisa jadi itu bos Jen.
"Tidak,aku rasa itu bos Jen"ucapku mulai ketakutan.
Aku segera ke atas dan balik ke depan.Ternyata benar itu Jen,dari mana sih dia gak ada mulu??apa ada hal yang penting yah yang harus ia lakukan setiap hari.Aku mulai keluar dari ruang bawah tanah dan mengunci pintu itu kembvali,agar jen tak curiga terhadapku,ya maaf kalau aku lancang.Aku mulai mengintip,dan Jen baru datang dari pintu depan.Aku masih saja gemetar,aku harus berbicara pada Jen dengan lancar.Aku pun memberaniakan diri.
"Bos Jen dari mana sih?" kata ku padanya sambil gugup dengan nafas yang terengah-engah.
"Kepo amat sih'aku sibuk bukan urusanmu"balas Jen.
Aku menatap wajah Jen dengan curiga.Jangan -jangan Jen ada tugas yang sangat serius lagi,hehe pikiranku makin kacau cuma karena bos jen.
"Apa?kau kepo amat"sahut jen.
"ya aku gak kepo lah,aku cuma nanya"balasku.
Akhirnya kami saling tanya jawab,hehe kayak di sekolah aja.
"Makanya jangan tatap aku seperti itu"sahut Jen.
"Aku tak menatapmu,kenapa kau begitu kepedean hah!!" nadaku mulai tinggi.
"Apa?kau masih saja mengelak"balas dengan sipitannya.
"Hmmmm"mataku mulai menyipit mengikuti gerakan jen,kadang kalau grogi ya gini,suka aneh.
"Mana belanjaannya" ucap Jen.
"Tuuhhh" jawabku sambil menunjuk ke atas meja.
Kemudian ia memegang kepalaku dan mengusapnya.Emang dia kira aku anak kecil apa.Tetapi lumayan nyaman sih,hehehe aku jadi jinak seketika.Aku mulai tersenyum dan malu.
"Kau kenapa?"tanya Jen lagi,ia tak jadi mengambil belanjaan.
"Apa aku tidak ap-apa"
"jangan bohong,pipimu merah"
"Apa'ucapku sambi memegang pipi dan menghindar darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments