Chapter 19

Aku melihat Jen yang sedang menahan amarahnya,foto-foto menjadi berantakan dan pecah.Aku mencoba menenangkan Jen.Aku rasa ia kelelahan,makanya bisa begitu,itu si teori ku.

Aku menghampiri Jen dan mencoba menanyakan apa yang terjadi.Tapi percuma saja sih,dia kan suka gak jawab.

"Jen apa yang terjadi? apa yang kamh lakukan jen"tanyaku padanya.

"Tidak papa aku baik-baik saja"jawab dia.

"Udah jangan marah-marah gak baik tau sama kamu"kata ku pada nya.

Lalu jen mulai menenteskan air matanya.

"Ehh kaa....kamu nangis?? ko nangis sih? ih jen ko nangis"Aku sangat terkejut melihat jen menagis.

Tiba-tiba saja jen menarikku dan memelukku dengan erat.

"Gebyy....gebby"ucap dia sambil menutup matanya.

Aku hanya terbawa suasana saja jadi aku ikut saja apa yang dia mau.Lalu aku mengelua pundaknya dengan pelan.

Beberapa lama kemudian jen mulai sadar ia berada di dalam pelukanku.

Tiba saja ia mendorong ku jauh-jauh.

"Hehh....kamu kenapa meluk aku"Kata jen sok soan.

"Ehh bosss yang meluk saya kan bos masa sih saya yang meluk duluan ya gak ada harga diri donk"Jawabku kesel.

"Lagian kamu ko mau saya peluk?wah cari kesempatan dalam kesempitan ya"Kata jen padaku.

"Hehhh ko malah gitu justru bos yang salah,ko malah balik salahin saya"Sewot ku pada bos.

"Gak usah ngelak kamu sama sayaaa"Balas jen lagi.

"Apaan sih haah,aku gak ada minta peluk yaa awas aja aku pergi "Ucapku sebel.

"Eh jangan "jen menarik tanganku.

Tiba-tiba saja aku mulai gemetar dan deg-degan.

"Tuh kan yang perlu siapa coba? hah? masih mau ngelak?"kataku sombong pada jen

"Iya maaf maaf aku yang salah"Jawab jen pelan.

"Emang kamu kenapa? ko malah ngamuk gak jelas"kataku pada jen.

"Aku gak ngamuk ya"Jawab jen.

"Ouhh gak ngamuk iya tapi nangis kan?"Tanyaku padanya.

"Eummm ini aku cuma kelilipan aja"Jawab jen.

"Kelilipan ko sampe banjir kaya gini"Tawaku.

"Eleh kamu ini lebay amat aku gak ada nangis ingat itu!!! "Tegas jen membuat diriku takut.

"Yaudah iya iya gak nagiss...tapi keluar ait mata"Pelan suaraku.

"ngomong apa tadi kamu, apa? Bisa -bisanya kamu hina saya begitu,mau saya pecat?"Tawar jen padaku.

"Ehhh jangan donk boss kasian saya belum ada gajian maen pecat aja ,gimana sih bos mah main pecat tn"Aku mulai nyengir.

"Makanya nurut lain kali"jawab jen.

Akhirnya aku bereskan kekacauan yang ada di kamar Jen.

Ternyata foto itu adalah foto dia dan keluarganya.Oh iya,aku juga baru sadar,di mana ya orang tua dia??apa sama kaya aku meninggal juga.

"Eummm ini keluarga kamu?"Tabyaku pada jen

"Iya kenapa emangnya, hah?"Balas jen agar tinggi.

"Yelahh kan cuma nanya aja santai kali"kataku.

"Iya kenapa?????"Senyum jen terpksa.

'Eummmm comel aja gitu kamu waktu kecil"Tawa ku padanya.

"jangan ngejek aku,udah beresin aja"Perintah jen

walaupun begitu aku mulai heran dengan dunia jen.

Setahuku sih ia tinggal sendirian di sini.

Ku pikir Jen setengah waras setengah tidak waras.

Aku mengelus pundak dia agar menjadi lebih tenang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!