"Kak Dean..!!! Jangan ditutup dulu..!!!!" teriak Nindi sehingga mengundang perhatian warga, dia berlari sambil menenteng tasnya.
"Akhh sial! Telat kan gw," umpat Nindi karena gerbang sekolah sudah terlanjur ditutup.
Nindi pun memutar otak untuk mencari ide agar bisa masuk tetapi tidak ketahuan OSIS. Lalu dia berlari ke arah pagar yang terletak di belakang sekolah.
"Busyet, tinggi amat. Kalau misalnya gw jatuh, mati nggak ya?" Nindi melihat pagar itu yang memang lumayan tinggi.
"Ceritanya lagi latihan bermonolog hmm?" sahut seseorang hingga membuat Nindi terlonjak kaget.
"Ck, lo lagi..lo lagi. Nggak bosen apa ketemu gw mulu? Ngefans lo sama gw hah?" ucap Nindi sedikit berteriak sehingga buru-buru siswa itu yang tak lain adalah Reza membekap mulutnya dan menarik tangan Nindi agar ikut bersembunyi.
"Perasaan tadi kayak ada suara orang deh, tapi kok nggak ada siapa-siapa?" ucap seorang siswa yang merupakan anggota OSIS.
"Atau jangan..jangan.." siswa itu bergidik ngeri lalu berlari meninggalkan area itu. Memang sih, pemandangan di belakang sekolah itu terlihat menyeramkan, karena sebelum pagar sekolah, disana ada laboratorium IPA, dimana disana banyak patung-patung manusia. Belum lagi, tak jauh dari area sekolah adalah TPU warga setempat.
Nindi menyingkirkan tangan Reza dari mulutnya.
"Lo habis berak ya? Tangan lo bau banget sumpah," ucap Nindi hingga membuat Reza membulatkan matanya.
"Sembarangan aja lo, tangan gw wangi gini juga. Hidung lo tuh yang bermasalah," ucap Reza tak terima.
"Udah, no debat pokoknya. Gw lagi nyari ide biar bisa masuk, tapi ini tinggi banget." Nindi terus memperhatikan pagar di depannya, dia berharap pagar itu bisa runtuh atau mengecil karena tatapannya. Halo mbak, situ waras? Mau sampai ubanan pun nggak bakal terjadi.
"Makanya jadi orang jangan pendek, kayak gw dong. Cuma manjat kayak gini mah kecil," ucap Reza sombong.
"Wahh pagi-pagi udah body shaming lo!!"
"Udah sekarang lo naik!" Reza berjongkok dan menyuruh Nindi untuk naik di punggungnya.
"Tapi jaket lo?" tanya Nindi yang tidak tega harus menginjak jaket Reza.
"Nggak papa, yang penting bukan seragam gw yang kena," jawab Reza cuek.
"Tapi lo kuat nggak?" Nindi masih ragu.
"Lo ngeremehin gw? Udah buruan!" perintah Reza.
"Tap--" Nindi tidak melanjutkan ucapannya karena sudah dipotong oleh Reza.
"Lo bilang tapi sekali lagi, gw tinggal lo di sini!" Reza sudah mulai jengah karena Nindi sangat cerewet.
"Iye-iye." Nindi pun naik di punggung Reza dan mulai memanjat pagar tersebut.
"Udah belum? Buruan napa, ntar keburu ada yang liat," ucap Reza.
"Sabar, ini rok gw nyangkut."
"Astaga." Reza menggelengkan kepalanya.
Namun, tiba-tiba....
Brukk
Sreettt
"Auwww," rintih Nindi karena dia terjatuh dan roknya sobek.
"Lo nggak papa?" saat Nindi terjatuh, Reza buru-buru memanjat pagar karena Nindi terjatuh di dalam.
"Nggak papa gimana? Lo nggak lihat tangan sama kaki gw berdarah?" ucap Nindi ketus.
"Siapa suruh nggak hati-hati," jawab Reza acuh.
"Duhh, rok gw pake sobek segala lagi." Nindi memperhatikan roknya yang sobek lumayan lebar.
"Nihh pakai jaket gw! Makanya lain kali jangan telat, jadinya nyusahin kan," ucap Reza seraya melempar jaketnya.
"Kalian berdua ngapain!!" teriak Eka, ya saat ini dia sedang patroli keliling sekolah untuk mengecek jika ada siswa yang terlambat atau bolos.
"Mmm anu kak, itu," ucap Nindi tidak jelas.
"Tidak usah anu ini itu, sekarang kalian ikut saya ke ruang BK!" Eka menatap tajam, sehingga Nindi dan Reza pun menelan ludahnya dengan kasar.
°
°
°
Jangan lupa like & berikan komentarnya😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
🇹 🇮 🇫 🇫 🇦 🇳 🇾
Semangat Up kakak author☺️💪 MDL mampir mendaratkan Like nya, feedback ❤️
2021-03-08
2
Jungkook wife
Hadir kakak, maaf telat....Semangat terus ya kakak.
2021-03-08
1
Ria Diana Santi
like!
2021-03-08
1