Farah termenung di halaman belakang rumah nya. Ia tak tahu siapa yang mengajarkan Queen untuk menelepon Gunawan, sehingga Gunawan datang dan membawa Queen.
Tetapi, sebagai seorang Ibu. Farah juga harus mengalah dengan Queen. Dia tidak boleh egois melarang Queen untuk bertemu dengan Ayah kandung nya. Farah menghela nafasnya dengan berat dan menyeruput teh nya dengan perlahan.
"Apa mungkin Fajar yang menelpon Gunawan? Hanya Fajar yang tahu nomor telepon Gunawan, dia bisa melihat ponsel ku saat aku tertidur." Gumam Farah.
Farah meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Fajar.
Tuttttt...! Tutttt..!
"Kok gak diangkat sih." Gumam Farah.
Hati Farah semakin kacau saat berkali-kali menghubungi Fajar tetapi tetap tidak ada jawaban.
"Apa aku ke kantor nya saja ya? sekalian mengajak Athar jalan-jalan." Gumam Farah.
"Athar... sini Nak." Farah memanggil Athar yang sedang bermain di halaman.
"Ya Unda." Sahut Athar.
"Kita nyusul Ayah yuk." Ucap Farah.
Dengan bersemangat, Athar mengangguk. Lalu, mereka pun bersiap-siap untuk menyusul Fajar ke kantornya.
Farah mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang. Sambil mengajak berbicara, Athar yang duduk di car seat nya. Agar balita itu tidak merasa bosan dan rewel.
Satu jam kemudian, akhir nya Farah sampai di kantor Fajar. Farah kembali menghubungi Fajar. Tetapi, lagi-lagi panggilan dari Farah tidak di angkat oleh Fajar.
Farah pun keluar dari mobil nya bersama Athar. Dengan menggendong Athar, Farah pun melangkah masuk kedalam kantor firma hukum tersebut, dimana Fajar berkerja.
Terlihat Naya sedang berbincang dengan seorang pengacara di depan pintu masuk kantor tersebut. Naya yang menyadari kehadiran Farah, langsung mengakhiri percakapan nya dengan rekan nya dan menyapa Farah.
"Far, kok lu disini?" Tanya Naya sambil mengernyitkan dahinya.
"Lah, memang kenapa gue disini?" Tanya Farah sambil mengecup pipi kiri dan kanan Naya.
Naya terlihat bingung dan menatap Farah dengan seksama.
"Lu kok bingung begitu?" Tanya Farah sambil tertawa geli.
"Ng-nggak bukan begitu." Ucap Naya sambil menggigit sudut bibirnya.
"Ya gue kesini mau nyusul laki gue lah. Lu lupa laki gue sekantor sama lu?" Tanya Farah.
Dreettt! Dreettt!
"Sebentar, laki gue menelepon." Ucap Farah kepada Naya yang masih bingung melihat kehadiran Farah.
"Ya halo Mas." Sapa Farah.
"Ya?"
"Oh, kok gak bilang?" Tanya Farah.
Terlihat wajah Farah mulai risau. Naya hanya menundukkan pandangan sambil memainkan kuku-kuku nya.
"Oh begitu, baiklah. Hati-hati." Ucap Farah.
Kini Farah menatap Naya. Tatapan Farah membuat Naya menjadi grogi dan bingung.
"Gue mau ngomong sama lu." Ucap Farah sambil menarik lengan Naya menuju ke ruangan Naya.
Saat mereka berada di ruangan Naya, Napas Farah pun mulai terlihat sesak. Lalu, ia duduk di kursi depan meja Naya.
"Far, are you ok?" Tanya Naya.
"Gue minta segelas air putih boleh?" Ucap Farah tanpa menjawab pertanyaan Naya sebelum nya.
Naya pun beranjak memanggil Office boy untuk membawakan minuman untuk Farah.
"Fajar berubah sama gue Nay, sebenarnya gue gak ingin membuka aib rumah tangga gue sendiri." Ucap Farah.
"Sebentar, lu tenang dulu ya." Ucap Naya sambil beranjak duduk di depan Farah. Naya menatap Farah dengan seksama.
"Sekarang dia bilang mau menangani kasus dari luar Kota. Kasus apaan sih? lu pasti tahu kan? lu kan teman sekantor dia." Ucap Farah.
"Me-menangani kasus?" Tanya Naya yang terlihat sangat gugup.
"Iya. Lu tahu kan? kok dia gak bilang-bilang sama gue ya. Memang nya kalian gak prepare dulu sebelum menangani kasus?" Tanya Farah.
"Ya jangan lu salahkan Firma gue dong. Orang laki lu bilang nya mau liburan dengan keluarga." Ucap Naya.
Sedetik kemudian Naya pun menutup mulut nya sambil terbelalak. Ia keceplosan mengatakan bila Fajar sedang cuti.
"Cuti?" Tanya Farah.
"Duh, mati gue." Gumam Naya.
"Nay, jujur sama gue! Fajar cuti? jadi dia tidak keluar Kota untuk menangani kasus?" Tanya Farah lagi.
Naya terdiam dan mengerjakan kedua matanya.
"Astaga gue harus bilang apa?" Gumam Nia lagi.
"Jawab Naya!" Desak Farah.
"I-iya dia cuti mulai hari ini sampai Sabtu. Katanya dia mau liburan sama keluarga. Lu kan keluarga nya Far." Ucap Naya dengan polosnya.
"Astaghfirullah." Farah memegang dadanya yang mulai terasa sakit.
"Far, lu baik-baik saja kan?" Tanya Naya.
"Dia kemana ya Nay? dia kok bohong sama gue ya Nay? Apa dia pergi dengan selingkuhannya ya Nay? Apa salah gue Nay?"
Farah memberondong Naya dengan banyak nya pertanyaan yang ada di otak nya.
Tok! Tok! Tok!
Seorang Office boy mengetuk Rungan Naya.
"Ya masuk." Ucap Naya.
Office boy itu pun masuk dan membawakan minuman untuk Farah.
"Terima kasih ya." Ucap Naya kepada office boy itu.
"Far, lu minum dulu." Ucap Naya.
Farah meraih gelas yang ada di hadapannya dan meminum air tersebut sampai habis.
"Lu tahu Fajar lagi dekat dengan siapa?" Tanya Farah sambil menaruh gelas kosong itu di atas meja.
Naya menggelengkan kepalanya.
"Jawab Naya!" Desak Farah.
"Gue gak tahu Far! Kalau gue tahu, mungkin gue orang pertama yang ngomong sama lu." Ucap Naya mencoba meyakinkan sahabat nya itu.
Farah terdiam, dan kini air matanya mulai mengalir deras di pipi nya.
"Gue butuh Nia!" Ucap Farah.
..
"Ini buat kamu." Bobby menyerahkan sebuket bunga yang indah untuk Nia.
Nia tersenyum bahagia saat menerima buket bunga tersebut dan menatap Bobby dengan tatapan harunya.
"Terima kasih ya." Ucap Nia sambil menghirup wangi nya bunga pemberian Bobby.
"Jadi kita mau kemana Nih?" Tanya Nia saat Bobby mulai melajukan mobilnya.
"Kita jalan-jalan keluar Kota. Tadi aku sudah minta izin dengan Bapak, untuk sejenak membahagiakan kamu." Ucap Bobby.
"Kimmy bagaimana?" Tanya Nia.
"Aku sedang ingin berdua dengan kamu bee." Ucap Bobby.
Nia tersenyum malu.
"Menginap?" Tanya Nia.
Bobby menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Aku tidak membawa pakaian ganti." Ucap Nia.
"Aku sudah sediakan sayang, tenang saja. Itu di tas belakang." Ucap Bobby.
Nia menoleh kebelakang dan menatap tas koper kecil yang berada di jok belakang mobil Bobby. Nia kembali menatap Bobby dengan haru.
"Terima kasih ya." Ucap Nia sambil mengecup pipi Bobby.
"Duh, cium lagi dong." Bobby mendekatkan pipinya.
"Sudah." Ucap Nia, malu-malu.
Bobby tertawa sambil mengusap rambut Nia.
"Let's go kita babymoon!" Seru Bobby.
Nia tertawa bahagia. Memang betul apa kata Bobby, mereka benar-benar sibuk dengan dunia mereka sendiri. Sehingga gampang sekali terjadi salah paham. Kini Bobby belajar dan Nia pun belajar. Pernikahan bukan hanya bertemu di ranjang. Tetapi, menjalani hari bersama dan berbincang tentang apa saja mampu membuat kita saling mengenal pasangan kita.
"Ah Bobby, untung elu dewasa. Kalau laki gue bukan elu, bisa jadi janda gue lagi hamil begini. Lop yu lah my sweet corn! " Gumam Nia sambil tersenyum-senyum sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Wati Simangunsong
fajar psti sdh hamilin melati s pembantu itu..brengsekk u fajar smoga bobby ktemu sm mu
2021-12-18
1
sheka
pnasaran m fajar
2021-08-26
1
Lismi Nareindra
semoga boby ketemu fajar dgn selingkuhhannya
dn buat farah cerai dgn fajar aku kirain fajar orgnya baik ternyata
2021-06-12
1