Bobby yang sedang dalam perjalanan menuju rumah Nia, terlihat sangat kacau dan bingung dengan masalah yang pertama kali ia hadapi dalam pernikahan nya ini.
Bobby juga bingung, akan berkata apa dan apa yang akan ia jelaskan kepada Nia dan keluarganya nanti. Bobby sangat takut bila dirinya salah berkata-kata, akan membuat Nia mengambil keputusan yang membuat nya semakin kacau.
Bobby benar-benar tidak pernah memikirkan wanita lain selain Nia. Bersyukur, itu lah Bobby. Ia benar-benar merasa bersyukur memiliki Nia sebagai pendamping hidup nya. Bobby juga bersyukur memiliki Bapak dan Emak sebagai mertua nya.
Mungkin di luar sana tidak banyak orang yang memiliki mertua se-asik Bapak dan Emak. Mereka menjadi orangtua ter-gokil tanpa menjatuhkan harga diri mereka. Mereka tetap asik dan tetap bisa di hargai. Tidak kaku dan tidak mengatur.
Bobby sengaja melajukan mobil nya secepat mungkin untuk dapat tiba lebih cepat tiba di rumah mertua nya. Bobby tidak kuasa menahan rasa yang ada di dalam hati nya. Ia butuh teman bicara yang bijak. Satu-satunya orang yang paling asik di ajak berbicara hanya Bapak.
Beberapa waktu kemudian, Bobby sampai di rumah Nia. Ia memarkirkan mobil nya di halaman rumah itu. Lalu, segera turun untuk bertemu dengan Nia dan keluarganya.
Di kamar, Nia mengintip dari balik jendela, saat mendengar sebuah mobil memasuki pekarangan rumah Bapak. Saat melihat Bobby turun dari dalam mobilnya, dengan cepat, Nia mengunci kamar nya dan merebahkan dirinya di atas ranjang.
Nia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Bobby, apa lagi berbincang dengan Bobby untuk membahas tentang gadis yang mengantarkan dompet milik suami nya itu.
"Assalamualaikum." Ucap Bobby sambil menekan tombol bell yang terdapat di samping pintu rumah.
"Waalaikumsalam." Sahut Bapak yang bergegas untuk membukakan pintu untuk Bobby.
Bapak tersenyum kepada Bobby saat melihat menantunya itu. Bobby mencium tangan Bapak dan mengikuti Bapak untuk masuk kedalam rumah nya.
Sesekali Bobby mengintip ke ruang tengah. Untuk melihat Nia dan Kimmy. Tetapi tampaknya Nia dan Kimmy tidak ada di ruang tengah.
"Nia kemana Pak?" Tanya Bobby.
"Ada di kamar." Sahut Bapak.
"Kalau Kimmy Pak?" Tanya Bobby lagi.
"Di kamar sama Emak. Emak lagi ngelonin Kimmy." Ucap Bapak sambil duduk di atas sofa ruang tamu.
"Lu duduk dulu deh." Bapak mempersilahkan Bobby untuk duduk di depannya.
Tanpa Ragu, Bobby mengikuti perintah mertua nya tersebut. Bobby menatap Bapak yang terlihat bersikap seperti biasanya, dengan Bobby. Bobby pun merasa lega, karena sepertinya Bapak tidak berpihak dengan siapa pun dan benar-benar berdiri di tengah-tengah dalam persoalan rumah tangganya.
"Jadi begini Tong, Bapak mau nanya nih ya."
"Iya Pak." Sahut Bobby.
"Jawab dengan jujur pertanyaan Bapak, lu benar-benar tidak selingkuh?" Tanya Bapak.
"Demi Allah Pak, Bobby tidak berselingkuh." Ucap Bobby yang terlihat sangat bersungguh-sungguh dengan ucapan nya.
Bapak menghela napasnya dan menatap Bobby dengan seksama.
"Bobby cinta sama Nia Pak. Bobby sudah punya anak dan sebentar lagi akan bertambah anak. Bobby tidak pernah berpikir untuk menghancurkan apa yang sudah Bobby cita-citakan dan miliki Pak." Ucap Bobby.
Bapak terus menatap Bobby dengan seksama. Hingga akhir nya Bapak pun tersenyum dengan tulus.
"Bapak sih percaya sama lu Tong. Kalau laki-laki bersalah mah gak kayak gitu wajah nya." Ucap Bapak.
Bobby pun menghembuskan napas lega.
"Nah, yang jadi masalah. Nia nya yang kaga percaya sama elu " Ucap Bapak.
Wajah Bobby pun kembali menegang saat mendengarkan ucapan Bapak.
"Terus apa yang harus Bobby lakukan Pak?" Tanya Bobby.
"Yang harus elu lakukan, ya elu tetap berusaha meyakinkan Nia." Ucap Bapak.
"Kalau Bobby tetap di cuekin sama Nia gimana Pak?
"Sudah biarin aja. Lu milih mana? lu diam saja tanpa berusaha atau lu berusaha sampai dia yakin? Nia cuekin elu atau elu di tuduh cuekin dia? Wanita mah susah Tong, kita diem di kira cuekin. Kita perhatiin, dia pura-pura kaga mau. Padahal hati nya mah mau." Ucap Bapak sambil tersenyum.
"Oh gitu ya Pak." Ucap Bobby sambil tersenyum kikuk.
"Iya, lu kayak baru paham wanita aja Tong!"
Bobby tersenyum sumringah menatap Bapak.
"Sudah sana keatas, temui Nia. Ngobrol dulu berdua. Kalau mentok, biar Bapak yang menasihati si Nia." Ucap Bapak.
Dengan ragu, Bobby pun mengangguk dan beranjak dari duduk nya.
"Ya sudah, Bobby ke atas dulu ya Pak." Ucap Bobby.
"Iya, buru dah." Ucap Bapak sambil menyalakan rokok nya.
Bobby pun beranjak menuju ke kamar Nia. Setelah ia sampai di depan kamar istrinya itu. Bobby pun mengetuk pintu kamar sambil memanggil Nia yang mengunci pintu kamar itu.
Beberapa kali pun Bobby mengetuk dan memanggil istrinya, Nia tetap bersikeras tidak membukakan pintu kamar nya. Hingga akhir nya Bobby pun menyerah dan kembali turun untuk menemui Bapak.
"Kamar nya di kunci Pak." Ucap Bobby saat kembali ke ruang tamu.
Bapak menghela nafasnya dan mempersilahkan Bobby untuk duduk kembali di depan nya. Dengan gontai, Bobby pun duduk di hadapan mertuanya itu.
Bapak dapat melihat dengan jelas kepanikan yang ada di wajah Bobby. Bapak pun merasa kasihan dengan menantunya itu.
Kalau kamar nya di kunci, ya sudah lu tidur di kamar sebelah nya kamar Nia. Disitu kosong, lu bersihin dah kalo kotor. Sekalian biar lu ada kerjaan, biar otak lu kaga mikir aneh-aneh." Ucap Bapak.
"Bobby tidak membawa pakaian ganti Pak. Malam ini Bobby pamit dulu Pak. Besok baru Bobby kembali lagi dan membawa pakaian dan kebutuhan kuliah." Ucap Bobby.
Bapak mengangguk paham.
"Ya sudah, sudah malam juga. Lu besok kuliah. Besok saja di sambung lagi. Untuk sementara waktu lu berikan ruang untuk Nia. Biarkan amarah nya reda dulu." Ucap Bapak.
Bobby pun mengangguk dan pamit kepada Bapak.
Bapak melepas kepergian Bobby dengan mengantar menantunya itu sampai di depan mobil Bobby.
"Hati-hati nyetir nya Tong." Pesan Bapak.
Bobby pun mengangguk dan mencium tangan Bapak. Lalu, ia beranjak masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkan rumah Bapak.
Nia kembali mengintip dari balik jendela. Ia melihat sikap Bapak yang biasa saja dengan Bobby saat Bapak melepas Bobby untuk pulang.
Nia mengerutkan dagu nya. Saat Mobil Bobby sudah pergi dari halaman rumah nya.
"Bapak kok berpihak sama Bobby sih! Pada kaga percaya amat sama gue!" Gumam Nia.
Bobby mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang. Ia merasa sedikit tenang setelah berbicara dengan Bapak. Bapak memang benar, memberikan sedikit ruang kepada Nia adalah pilihan yang sangat tepat untuk saat ini.
Bobby pun mempercepat laju mobilnya agar segera sampai di rumahnya. Besok, Bobby ada ulangan semester dari kampusnya. Dan ia harus bersungguh-sungguh dalam ulangan kali ini. Bobby tidak mau harus mengulang-ulang kuliah nya, apa lagi lebih lama lulus dari pada waktu yang semestinya. Karena kuliah sambil mengembangkan usaha dan membagi waktu dengan keluarga benar-benar membuat Bobby merasa stress.
Bobby menghentikan mobilnya di tepi jalan, ia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku kemeja nya dan mencoba untuk mengirim pesan kepada Nia. Beberapa kalipun Bobby menulis, tetapi kembali ia hapus. Ia takut Nia akan bertambah marah karena pesan yang akan ia kirimkan kepada Nia.
Akhirnya Bobby hanya mengucapkan selamat tidur saja untuk Nia, tanpa membahas masalah yang sedang mereka hadapi saat ini.
Dreeetttt! Dreeett!
Nia yang sedang manyun sendirian di kamar nya menatap ponselnya yang sedang berdering karena pesan yang baru saja di terima.
Dengan malas, Nia membuka pesan yang ternyata dari Bobby, suami nya.
Nia mencebikkan bibirnya dan mengabaikan pesan tersebut. Nia pun mulai memejamkan matanya untuk berusaha tidur dan melupakan masalahnya untuk sementara waktu.
Tetapi, semakin Nia berusaha untuk tidur, semakin sulit juga ia untuk memejamkan matanya. Akhirnya Nia menyerah dan meraih ponselnya untuk membaca pesan dari Bobby yang membuat dirinya penasaran.
My bee
"Bee, tadi aku ke rumah kamu. Aku juga mengetuk kamar kamu. Tetapi, kayak nya kamu sudah tidur. Ya sudah tidak apa-apa. Cuma mau mengucapkan, Good Night sayang. Semoga besok kamu lebih tenang. I Love You Nia."
Nia tertegun setelah membaca pesan dari Bobby. Lalu, ia mematikan ponselnya dan berusaha untuk tidur. Tetapi semakin ia berusaha untuk tidur, semakin sulit baginya untuk memejamkan matanya. Akhirnya, Nia hanya bisa menangis di atas ranjang nya.
Nia benar-benar tidak menyangka di pernikahan nya di tahun ke tiga, sudah hadir wanita idaman lain yang merusak rumah tangga nya. Nia benar-benar merasa sangat terpukul.
..
Bobby menatap ponselnya, penuh harap ia menunggu balasan dari Nia. Tetapi, balasan yang ia harapkan tidak kunjung datang. Akhirnya, Bobby melanjutkan lagi perjalanan nya menuju rumah.
"Gue harus berusaha kembali mengejar cinta Nia! Harus! Harus! dan Harus! Semangat Bobby!" Seru nya saat melajukan mobilnya dengan cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
sheka
bobby i lopeh youuuhh
2021-08-26
1
zaza
mau kek Bobby dua dong buat gw sama kakak gw 😂😂
2021-07-30
1
Syamsiyatun Nur Hasanah
semangat Bobby... kejar lagi cintamu yang lagi ngambek
2021-04-21
1