Pagi-pagi sekali Bobby sudah bersiap-siap untuk ke kampus nya. Sebelum berangkat ke kampus, Bobby menyempatkan diri untuk sarapan bersama dengan Nia dan keluarganya.
Saat di meja makan, Bobby terus menatap Nia yang masih mengacuhkan dirinya. Sedangkan Nia sedang sibuk mengajarkan Kimmy untuk dapat makan sendiri.
"Kamu tidak sarapan?" Tanya Bobby.
"Gak." Jawab Nia dengan singkat.
"Mau di bawakan apa nanti aku pulang? Aku hari ini mau pulang siang." Ucap Bobby.
"Gak usah." Jawab Nia.
Bapak dan Emak hanya mampu saling berpandangan saat melihat sikap Nia yang masih dingin kepada Bobby.
"Oh ya sudah, aku bawakan kue dan cake kesukaan kamu mau?" Tanya Bobby.
Tiba-tiba saja Nia memandang Bobby dengan Tajam.
"Kenapa?" Tanya Bobby yang tampak sangat gugup saat istrinya menatapnya seperti itu.
"Aku sudah tidak suka dengan KUE atau CAKE!" Ucap Nia, sambil memberikan penekanan nada saat menyebutkan Kue dan Cake.
Bobby pun baru menyadari gara-gara Cake dan Kue sampai terjadilah pertengkaran nya dengan Nia.
"Oh ya sudah. Maaf ya." Ucap Bobby.
Bobby menghabiskan nasi goreng buatan Emak. Lalu, ia meneguk segelas air putih dan melirik jam tangan nya.
"Pak, Emak, Nia. Bobby berangkat dulu ya. Takut terlambat." Ucap Bobby.
"Hati-hati ya Tong." Ucap Emak dan Bapak. Sedangkan Nia diam saja, bahkan melirik pun tidak kepada Bobby.
Bobby menghampiri Nia dan mengecup puncak kepala Nia. Lalu, ia mencium Kimmy dengan gemas.
"Papa berangkat dulu ya sayang. Do'akan Papa selamat dan cepat lulus. Biar banyak waktu untuk kalian semua." Ucap Bobby.
"Iya Papa." Ucap Kimmy sambil tersenyum.
Lalu, Bobby mengusap lembut perut Nia dan setelah itu ia pun beranjak mencium tangan kedua orangtua Nia.
Bapak mengantarkan Bobby sampai kedepan pintu rumah nya. Saat Bobby hendak beranjak ke mobil nya. Bapak pun menahan lengan Bobby.
"Bob."
"Ya Pak." Sahut Bobby.
"Yang sabar ya." Ucap Bapak.
Bobby tersenyum, lalu mengangguk.
"Iya Pak, Namanya istri lagi ngambek." Ucap Bobby.
"Syukurlah lu lebih dewasa dari si Nia." Ucap Bapak sambil menghela napas lega.
"Sudah, Bapak tenang saja. Insyaallah saya akan terus sabar dan terus menjaga Nia dan anak-anak saya." Ucap Bobby.
Bapak mengangguk dan menepuk pundak menantu nya itu.
"Bapak bangga sama lu Bob. Bapak tidak salah pilih." Ucap Bapak sambil tersenyum dan menatap Bobby dengan haru.
"Terima kasih Pak. Bobby berangkat dulu ya. Assalamualaikum." Ucap Bobby.
"Waalaikumsalam." Sahut Bapak.
Baru saja Bobby berangkat, Nia pun bergegas mencari kunci mobil nya dan menyambar tas nya yang sengaja ia taruh di atas sofa ruang tamu.
"Mak, Pak, Nitip Kimmy ya." Ucap Nia.
"Eh, mau kemana lu Nia?" Tanya Emak dan Bapak.
"Nia ada perlu bentaran..!" Ucap Nia sambil mengenakan sepatu nya.
"Mau kemana sih? buru-buru amat?" Tanya Emak.
"Ada deh Mak. Ini misi rahasia." Ucap Nia sambil tersenyum dan mencium tangan Bapak dan Emak. Lalu, ia mengecup lembut pipi Kimmy yang bingung menatap Mama nya yang terlihat sangat terburu-buru.
"Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam." Sahut Emak dan Bapak sambil saling berpandangan.
Nia pun pergi meninggalkan rumah dengan tergesa-gesa.
"Makin aneh kelakuan anak lu Romlah!" Ucap Bapak sambil menggelengkan kepalanya.
"Anak lu tuh kalo yang aneh-aneh begitu." Ucap Emak.
"Beuhhh.. gaya lu Romlah, giliran yang baik-baik ngaku anak lu. Giliran yang agak-agak sengklek dibilang anak gue." Ucap Bapak.
"Ya iya lah." Ucap Emak sambil mencebikkan bibirnya dan menggendong Kimmy masuk kedalam rumah.
"Apa kata lu dah Romlah." Ucap Bapak sambil menyalakan rokok nya dan duduk bangku teras rumah.
..
"Bu, saya pamit pulang kampung dulu ya Bu." Ucap pengasuh yang bekerja dengan Farah.
"Yah, kok mendadak sih Mbak?" Tanya Farah kepada Melati, Mbak pengasuh anak-anak Farah.
"Di kampung Pak De saya meninggal dunia Bu." Ucap Melati.
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Turut berduka cita ya Mbak." Ucap Farah, memberikan simpati nya.
"Terima kasih Bu." Ucap Melati.
"Tapi, kapan Mbak kembali lagi?" Tanya Farah.
"Saya seminggu di kampung Bu. Nanti saya kembali lagi." Ucap Melati.
"Oh begitu. Ya sudah, hati-hati di jalan ya Mbak. Eh, tapi Mbak naik apa?" Tanya Farah.
"Saya naik taxi saja bu ke stasiun." Ucap Melati.
"Oh Ok. Saya pesankan taxi ya." Ucap Farah sambil beranjak mencari ponselnya.
Fajar yang baru saja hendak berangkat bekerja, berjalan melewati Farah tanpa kata dan pamit langsung menuju mobil nya.
"Mas." Sapa Farah. Tetapi Fajar diam saja tanpa menghiraukan dirinya.
Melati yang melihat hal itu langsung menundukkan kepalanya. Sedangkan Farah merasa malu dengan sikap suami nya yang memperlakukan dirinya seakan-akan tidak ada saat berada di depan Melati.
Fajar pun berangkat. Tak lama kemudian, taxi yang menjemput Melati pun datang dan gadis itu pun pergi meninggalkan rumah Farah. Kini Farah sendirian dengan kedua anak nya.
Farah bermain dengan Athar dan membujuk Queen untuk bermain bersama. Tetapi, gadis kecil itu tidak ingin bermain dengan Farah dan Athar.
Tak lama kemudian, terdengar bell pintu berbunyi. Dengan segera, Queen berlari menuju pintu depan dan membuka pintu tersebut. Farah mengeryitkan dahinya saat melihat Queen sangat bersemangat membuka pintu. Tanpa pikir panjang ia pun menyusul Queen ke depan, sambil menggendong Athar.
"Ayah!" Seru Queen sambil memeluk Gunawan yang tersenyum dan memeluk Queen dengan erat.
Farah tertegun menatap Gunawan yang datang kerumah nya tanpa mengabarkan sebelumnya.
"Mas Gun." Sapa Farah.
Gunawan hanya tersenyum menatap Farah dan Athar. Lalu, Gunawan menggendong Queen.
"Anak Ayah sudah besar dan berat ya." Ucap nya sambil menciumi Queen. Terlihat sorot mata yang bahagia dan tawa yang lepas dari Queen.
"Kok gak mengabarkan aku Mas?" Tanya Farah.
"Aku datang karena di telepon oleh Queen." Ucap Gunawan.
Farah terkejut dan menatap Queen yang langsung menundukkan pandangannya.
"Kapan?" Tanya Farah.
"Kemarin Queen menelepon ku. Queen meminta aku datang dan membawa nya. Kebetulan aku sudah bercerai dengan istriku. Jadi, sekarang aku tinggal di rumah ku di bukit Golf." Ucap Gunawan.
"Jadi Mas kesini maksudnya....." Belum sempat Farah melanjutkan ucapannya, Gunawan pun langsung mengalihkan pembicaraan.
"Queen sayang, tas nya ya." Ucap Gunawan.
Queen pun mengangguk dan berlari menuju kamar nya.
Gunawan menghela napasnya dan menatap Farah dengan seksama.
"Bisa dijelaskan ini ada apa? dan maksudmu apa?" Tanya Farah yang masih terbingung-bingung
"Far, aku tidak berniat untuk mengambil Queen. Tetapi, coba berikan dia ruang dan waktu. Sambil aku mengorek apa masalahnya dan apa mau nya Queen." Ucap Gunawan.
"Tapi Queen tidak ada masalah Mas! Jangan bawa dia!" Ucap Farah yang mulai terpancing emosi nya.
Tiba-tiba saja Queen muncul dari belakang Farah dengan membawa tas kecil kesayangan nya yang berisi pakaian milik gadis kecil itu.
"Queen." Sapa Farah dengan panik.
Queen langsung berlari menghampiri Gunawan. Gunawan pun menatap Farah dengan tatapan yang tidak bisa di artikan oleh Farah.
"Far, nanti aku telepon ya. Aku tinggal di bukit Golf. Kamu tahu kan alamat nya. Aku tidak akan lari membawa Queen. Dia seutuhnya milik kamu." Ucap Gunawan.
Farah hanya terdiam dan melepaskan kepergian Queen dan Gunawan dengan hati yang kacau. Farah pun menangis pilu. Ia tidak mengerti mengapa semua ini terjadi dengan dirinya. Ia benar-benar bingung dan merasa sendirian.
Athar menatap bingung Bunda nya yang sedang menangis sambil memeluk kedua lutut di atas lantai, tepat di depan pintu. Bocah dua tahun itu terus memanggil Bunda nya yang terlihat sangat terpukul.
"Nda..! Nda! Nda!" Seru Athar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
sheka
farah 😭
2021-08-26
1
Muh. Yahya Adiputra
kasian banget ma farah,,,
apa jangan 2 fajar selingkuh sama melati ya.
😎😎😎
2021-04-01
2
asmalul
thour kasih visual lg donk...
2021-03-22
1