Sebelumnya author mau mengucapkan terima kasih banyak untuk readers, atas dukungan nya (vote, like, komen dan favorit). Dukungan readers semua membuat author semakin semangat menulis dan up cerita ini setiap hari. Kalian memang luar biasa dan aku cinta kalian semua. Love you pokok nya.
Oh iya, kata Bobby. I Love You Tante readers. :)
Ok Next...
Farah termenung mengingat betapa panik nya Bobby saat meminta nomor ponsel Naya.
"Ada apaan sih itu anak?" Gumam Farah.
Karena terdorong rasa penasaran, Farah pun menghubungi Naya.
Naya yang baru saja sampai di kantornya. Langsung mempersiapkan berkas-berkas untuk sidang yang akan ia hadiri besok pagi.
Dreeetttt! Dreeetttt!
Ponsel Naya pun berbunyi.
Naya meraih ponsel itu dari atas meja nya. Lalu, menatap layar ponselnya dan mendapati nama Farah di sana.
"Halo." Sapa Naya.
"Halo Nay, itu keponakan gue kenapa hubungi elu?" Tanya Farah tanpa berbasa-basi sebelumnya.
"Hai Far, biasa kisah cinta bocah-bocah." Ucap Naya.
"Maksud lu apaan nih?" Tanya Farah penasaran.
"Itu menantu lu, lagi cemburu dan menuduh si Bobby selingkuh. Jadi dia ingin konsultasi cerai sama gue." Ucap Naya.
"Hah! Edan!" Ucap Farah yang terkejut mendengar kabar itu.
"Hahahahaha, emang edan kok menantu elu. Ya gimana ya, gue malas menanggapi nya. Gue rasa si Nia itu lagi gak percaya diri saja sih." Ucap Naya.
"Bukan begitu, ini si Bobby benar-benar selingkuh atau gimana?" Tanya Farah penasaran.
"Ya mana gue tahu Far. Lu tanya dong sama keponakan lu." Ucap Naya.
"Gak bisa dibiarkan memang dua bocah itu. Kudu gue sidang kayak nya." Ucap Farah.
"Nah, begitu dong kalo jadi mertua. Ingat, yang bijak Far, jangan memihak. Nia lagi sensitif dan Bobby juga butuh dukungan. Kalau lu berpihak, bisa-bisa mereka jadi benar-benar bercerai. Gue malas kalau harus jadi pengacara orang yang mau bercerai. Apalagi sahabat sendiri. Merasa berdosa gue." Ucap Naya.
"Ok, Ok, terima kasih info nya Nay." Ucap Farah.
"Ok, lu sehat kan?" Tanya Naya sebelum mengakhiri percakapan nya dengan Farah.
"Alhamdulillah sehat Nay. Terima kasih ya, semoga lu sehat-sehat juga." Ucap Farah.
"Syukurlah, salam buat bocil-bocil ya Far."
"Ok, bye Nay."
"Bye."
Farah menggelengkan kepalanya, saat mengakhiri panggilan telpon nya dengan Naya.
"Parah amat sih nih si Bobby dan Nia." Gumam nya.
Suara langkah kaki terdengar dari dalam rumah Farah. Farah sudah langsung paham kalau itu adalah langkah kaki Fajar yang baru saja pulang dari kantor nya.
Farah langsung menaruh ponselnya di atas meja dan beranjak dari duduk nya untuk mendekati kedua anak nya yang sedang bermain di halaman belakang rumah nya.
"Halo Athar kesayangan Ayah!" Seru Fajar sambil merentangkan kedua tangan nya saat melihat Athar berlari menghampiri dirinya.
Farah pun langsung merangkul Queen yang hanya terdiam melihat sikap Fajar dengan Athar.
Fajar langsung menggendong Athar dan membawanya masuk kedalam rumah. Farah melirik Queen yang terpaku menatap Ayah tirinya yang sangat mesra memperlakukan Adik nya.
Sikap Fajar diam-diam membuat Queen merasa Athar telah merebut kebahagiaan nya. Hal itu tentu saja menimbulkan rasa tidak suka Queen dengan Athar dan Fajar.
"Bunda, kenapa sih Om Ayah sekarang begitu sama Queen?" Pertanyaan Queen yang begitu tegas akhir nya terlontarkan oleh bocah tersebut.
Farah langsung bertekuk lutut di hadapan Queen dan menatap bola mata bocah yang belum genap berusia tujuh tahun tersebut.
Farah menghela nafasnya sambil merangkai kata-kata yang akan ia ucapkan kepada putri nya itu.
"Om Ayah tidak menyukai Queen ya Bunda? apa perlu Queen ikut Ayah Gunawan saja?" Tanya Queen.
Bagaikan tersambar petir, Farah dibuat terdiam tanpa kata mendengar ucapan Queen.
"Bunda juga sepertinya lebih sayang Athar dari pada Queen." Ucap Queen.
"Bukan begitu sayang...."
"Queen mau ke kamar dulu Bunda." Queen melepaskan tangan Farah yang berada di bahu nya. Lalu, gadis kecil itu berlari menuju kamarnya.
Farah menatap Queen sambil menahan tangisnya.
"Queen!" Panggil Farah sambil menyusul putrinya ke dalam rumah.
Tetapi tampaknya Queen sudah benar-benar kecewa dengan sikap orang-orang dirumah nya. Queen mengabaikan Farah dan kembali mengunci dirinya di kamar, seperti biasanya.
Farah hanya bisa tertunduk di depan kamar Queen. Lalu, ia mengusap wajahnya dengan gusar. Farah langsung menuju kamar mandi dan mengambil wudhu. Lalu, Farah menunaikan shalat Maghrib.
Kini Farah jauh lebih baik. Semua hal yang terjadi di dalam hidupnya, membuat dia mendekatkan diri kepada sang pencipta. Farah merasa terlalu banyak berdosa, hingga semua hal yang terjadi ia serahkan semua nya kepada sang penciptanya.
Farah menangis di atas sajadah dan berdoa untuk keselamatan rumah tangga dan orang-orang yang ia cintai. Termasuk Fajar yang kini berubah sikap terhadap dirinya dan Queen.
"Ya Allah, berikan aku petunjuk Mu." Ucap Farah.
..
Nia tiba terlebih dahulu di rumah Bapak. Sedangkan mobil Bobby menyusul beberapa menit kemudian. Nia keluar dari mobilnya dan mencium tangan Bapak dan Emak.
"Assalamualaikum." Ucap Nia.
"Waalaikumsalam, Nia, dari mana aja lu? laki lu nyariin." Ucap Bapak.
Nia hanya diam saja dan duduk di ruang tamu. Bapak menyusul ke dalam dan duduk di depan Nia. Begitupun Emak yang ikut duduk di samping Nia.
"Assalamualaikum." Ucap Bobby dan lalu ia pun ikut duduk di sofa ruang tamu, setelah Nia, Bapak dan Emak menjawab salam nya.
Nia diam saja saat Bobby terus menatap nya. Bapak dan Emak saling berpandangan melihat sikap Nia yang begitu acuh dengan Bobby.
"Jadi begini, Bapak mau ngomong sama kalian berdua." Ucap Bapak.
"Iya Pak, silahkan." Ucap Bobby.
"Menurut Bapak, lu berdua cuma salah paham saja." Ucap Bapak.
Nia menatap Bapak sambil mengernyitkan dahinya.
"Tenang Nia, lu jangan marah dulu sama Bapak." Ucap Bapak saat melihat ekspresi Nia.
Nia pun menundukkan pandangannya.
"Nia, sebelumnya Bapak mau lu tahu, kalau Bapak tidak berpihak dengan siapa pun. Baik itu Bobby atau pun elu anak Bapak." Ucap Bapak memulai sidang keluarga itu.
"Nia, Bapak tahu lu pasti marah saat ada cewek yang kaga lu kenal, datang ke rumah lu, mencari Bobby, laki elu. Tapi, lu juga harus memahami, kalau suami lu juga berhak untuk menjelaskan, sejelas-jelasnya kepada lu. Bukan berarti dia membela diri. Tapi menjelaskan adalah hak setiap orang." Ucap Bapak.
Nia masih diam saja dan terus menundukkan pandangannya.
"Nia, kalau laki lu bilang jangan keluar atau pergi dari rumah, ya lu jangan pergi. Lu jangan egois Nia."
"Bukan begitu Pak...." Ucap Nia.
"Iya Bapak tahu lu lagi merasa gak percaya diri kan?"
Nia terdiam mendengar ucapan Bapak.
"Nia, laki lu ini sering ngobrol sama Bapak. Mungkin Bapak lebih mengenal Bobby dari pada lu mengenal laki lu sendiri." Ucap Bapak lagi.
Nia menatap Bapak dengan seksama. Memang, Nia dan Bobby berpacaran hanya sebentar saja. Terus mereka putus dan ternyata menikah karena di jodohkan Bapak. Setelah itu, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Nia bekerja dan Bobby sibuk kuliah dan mengembangkan usaha nya.
Tiga bulan setelah menikah Nia hamil dan masih sibuk bekerja. Hingga saat mendekati hari kelahiran Kimmy, barulah Nia keluar dari pekerjaan nya dan tinggal di rumah. Sedangkan Bobby jarang sekali menemani nya di rumah.
baru saja Nia kembali bekerja, ternyata Nia kembali hamil. Dan mau tak mau Nia di sibukkan dengan dunia nya sendiri dan Bobby dengan dunianya sendiri. Itulah mengapa, Nia tidak begitu mengenal Bobby dengan baik.
Dunia mereka berbeda, bila Nia ada waktu, Bobby tidak ada waktu. Begitupun sebaliknya. Tetapi, Bobby yang notabene masih muda. Lebih memilih menyambangi mertua nya untuk bertukar pikiran dari pada hangout bersama dengan teman-teman nya. Itulah mengapa Bobby jauh lebih dewasa dari Nia.
Sedangkan Nia adalah anak satu-satunya. Dia selalu di dengarkan. Walaupun dia tidak selalu di manja oleh Bapak dan Emak. Tetapi, anak satu-satunya tetaplah anak satu-satunya. Nia selalu menjadi prioritas dalam segala hal, yang membuat dirinya selalu ingin di dengarkan.
Berbeda jauh dengan Bobby yang selalu jadi anak tiri di dalam keluarga kandung nya sendiri. Dia sudah terbiasa melakukan semuanya dengan keputusan yang matang. Bila Bobby di manja oleh kedua orangtuanya. Belum tentu Bobby bisa seperti sekarang ini.
"Nia, aku tuh cinta banget sama kamu. Hari-hari ku, pikiran ku, hanya aku habiskan untuk kamu, anak kita dan masa depan kita." Ucap Bobby.
"Memang, kejadian kemarin begitu kebetulan. Sehingga membuat kamu salah paham. Nia, kalau aku mau bermain-main dengan kamu, aku tidak akan pernah ingin menikah muda. Hanya itu yang bisa aku ucapkan kepadamu." Ucap Bobby.
Nia terdiam seribu bahasa. Sedangkan Bapak dan Emak menatap haru kepada Bobby.
"Kalau kamu belum percaya dengan ku, aku tidak bisa memaksakan. Kenali lah aku dulu dan tolong maafkan aku bila aku ada salah dengan kamu." Sambung Bobby.
Tiba-tiba saja Nia menangis tersedu-sedu dan memeluk Emak dengan erat. Emak mengusap-usap punggung Nia dengan lembut. Emak tahu perasaan Nia. Karena Emak pernah di posisi Nia.
Pernikahan berbeda usia dengan dua orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda sungguh complicated ya readers. :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
mega keyna
hehehe mudah2an skrg km lbh bisa ber fikir dan sabar ya farah,,,, dulu aku salut sm km dgn berjuang mempertahan kan quen scra sndri,,,, bener2 salut,jarang ada perempuan yg sptri km,,,, tp aku agak kecewa jg sm km,teryata km blm bisa menerima takdir dan mlh bener2 menghancurkan keluarga org lain,dan skrg karma ada di pihak km,,,, mkn stlh karma ini usai km jg jgn lega dlu,km msh ada quein,hati2 karma pasti akan datang,,,, jd mohon maaf bagi pembaca lain bukan sy ngk suka sm farah,tp sy melihat kilas perjalanan farah yg begitu kelam,,,, mantap thorrr,,,,👍👍👍👍
2021-10-04
2
sheka
nah kan enak klo gtu
2021-08-26
1
zaza
kerennnnnnnn
2021-07-30
1