Nia memarkirkan mobilnya di halaman rumah Orangtuanya. Nia sengaja mampir kerumah orangtuanya untuk menitipkan Kimmy, karena Nia akan bertemu dengan teman-teman nya untuk sejenak menghibur diri.
Nia menggendong Kimmy dan menekan tombol bell di samping pintu depan rumah. Tak lama kemudian Emak membukakan pintu untuk Nia dan Kimmy.
Emak tersenyum sumringah saat melihat Kimmy yang sedang di gendongan Nia.
"Eh, cucu Nyai. Apa kabar sayang Nyai?" Ucap Emak sambil mengambil Kimmy dari gendongan Nia.
"Baik Nyai." Ucap Nia membahasakan Kimmy.
"Masuk, masuk, Nyai sudah kangen sekali sama cucu Nyai yang cantik ini." Ucap Emak sambil sesekali mencium Kimmy.
Nia pun masuk mengikuti Emak yang duduk di sofa ruang tamu.
"Kimmy sudah berat ya, sudah besar." Ucap Emak sambil memangku Kimmy.
"Bapak mana Mak?" Tanya Nia.
"Biasa nagih kontrakan." Jawab Emak tanpa menoleh kepada Nia.
"Tumben amat lu kesini Nia? kesambet lu?" Tanya Emak.
"Dih Emak mah gitu. Giliran gak kesini-sinindi omelin. Giliran kesini di katain kesambet." Ucap Nia sambil mengerutkan dagu nya.
"Kenapa lu kusut amat? lu lagi ribut sama si Bobby?" Tanya Emak lagi.
"Siapa yang ribut? Baik-baik aja kok. Cuma Nia lagi stress Mak. Kepengen main." Ucap Nia.
"Main kemana lu? Terus lu mau nitip si Kimmy nih ceritanya?"
Nia tersenyum sungkan sambil menatap Emak dengan tatapan puppies eyes.
"Sudah izin belum lu sama suami lu?" Tanya Emak lagi.
"Sudah." Ucap Nia, berbohong.
"Oh ya sudah, lu pergi dah sono. Jangan balik-balik lagi." Ucap Emak.
"Lah, Kimmy gimana kalau Nia gak balik lagi Mak?"
"Ya buat gue lah." Ucap Emak sambil mengangkat tubuh Kimmy setinggi-tingginya.
"Modus aja emang Nenek-Nenek." Ucap Nia sambil tertawa.
"Hati-hati ya lu nyetir nya. Ingat lu lagi hamil." Ucap Emak.
"Iya Mak, ya sudah Nia pergi dulu ya Mak." Ucap Nia sambil bersiap-siap untuk pergi.
"Ini tas isi nya apaan?" Tanya Emak sambil menunjuk tas yang di tinggalkan Nia.
"Oh, itu susu dama popok mak."
"Oh, ok deh. Asik.... Kimmy main sama Nyai hari ini ya." Ucap Emak sambil terus mencium Kimmy.
"Nia pergi dulu ya Mak." Ucap Nia sambil mencium tangan Emak.
"Iya, hati-hati ya."
Nia pun bergegas keluar dari rumah dan berjalan menuju mobilnya.
"Mau kemana lu Nia?" Tanya Bapak yang baru saja pulang.
"Mau keluar sebentar Pak, Nitip Kimmy ya Pak." Ucap Nia yang mengurungkan Niat nya untuk masuk kedalam mobilnya.
Bapak menghampiri Nia dan menatap anak semata wayangnya itu.
"Lu lagi baik-baik saja kan sama Bobby?" Tanya Bapak.
"Ih, kenapa sih pada nanyain Nia baik-baik saja atau enggak sama Bobby? Tadi Emak sekarang Bapak." Ucap Nia sambil bersungut-sungut.
"Bukan begitu Nia, lu pergi sendirian terus nitipin si Kimmy. Wajarlah gue nanya." Ucap Bapak.
"Nia tuh lagi pusing Pak, lagi kepingin me time." Ucap Nia.
"Oh, ya sudah. Hati-hati dah."
"Iya Pak, Nia pergi dulu ya Pak." Ucap Nia sambil mencium tangan Bapak.
Bapak hanya mengangguk dan beranjak masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum!" Ucap Bapak saat masuk kedalam rumah nya.
"Waalaikumsalam." Ucap Emak.
"Eh ada Kimmy nya Engkong!" Ucap Bapak yang langsung berlari kecil menghampiri Kimmy yang sedang duduk di atas karpet. Kimmy pun tersenyum menatap Engkong nya yang langsung mengangkat tubuh mungilnya.
...
Nia memarkirkan mobilnya di sebuah cafe tempat dimana ia dan ketiga teman nya akan bertemu. Setelah ia turun dari mobilnya, Nia langsung memasuki cafe tersebut.
Terlihat Naya, Rara dan Farah yang sedang berbincang-bincang di sudut cafe tersebut.
"Eh itu si Nia." Ucap Rara sambil melambaikan tangan nya ke arah Nia yang sedang berjalan menuju meja mereka.
"Apa kabar lu Nia? tumben amat lu ngajakin kita ngopi?" Tanya Naya yang terlihat rapi dengan setelan hem nya.
"Baik." Ucap Nia dengan wajah yang lesu. Lalu Nia duduk di samping Farah yang masih menatap Nia dengan seksama.
"Lu kenapa? kok suntuk banget sih?" Tanya Farah.
"Emang lagi suntuk makanya gue ngajakin nongkrong, gimana sih lu ah!" Ucap Nia.
"Ngegas amat lu Nia. Gak asik ah." Ucap Farah lagi.
"Et dah mertua, mau lu gue gimana sih?" Tanya Nia.
"Sudah sudah sudah! puyeng gue ngeliat mertua sama menantu ini. Kalau ketemu sudah seperti kucing sama tikus!" Ucap Rara.
"Gue kucing nya, dia tikus." Ucap Farah sambil menunjuk Nia.
Nia hanya cemberut sambil menopang dagu nya.
"Ih seriusan lu kusut banget deh Nia. Kenapa?" Tanya Naya.
"Gue bosan di rumah. Capek juga, kerjaan kayak gak pernah habis. Gue bosennnnnn..." Ucap Nia, terlihat genangan air mata di pelupuk matanya.
"Yah, nangis kan." Ucap Rara sambil menatap Naya.
"Memang nya lu gak punya Asisten gitu Nia?" Tanya Rara.
Nia menggelengkan kepalanya dengan pelan.
Rara dan Naya menghela napas sambil memandang Farah.
"Kenapa lu semua nengok ke gue?" Tanya Farah.
"Kasih tahu Bobby dong Far, kasih asisten kek. Kasihan kan Nia!" Ucap Rara.
"Kok jadi gue?" Tanya Farah.
"Lu kan mertua nya Nia, lu sayang dong sama menantu lu. Jadi mertua jangan begitu dong lu Far, mau lu kita-kita bully?" Ucap Naya.
"Aduuhhhhh sudahhhhhhhh diammmm! ini bukan salah Farah atau Bobby. Tapi, salah gue. Gue sok perfect, gue ingin semua gue tang lakukan. Gue ingin jadi Ibu rumah tangga yang sempurna. Gue sok kuat. Ternyata jadi Ibu rumah tangga itu gak semudah itu gesss." Ucap Nia sambil terisak.
"Kan..bukan salah gue kan.." Ucap Farah sambil melotot kepada Rara dan Naya.
Rara dan Naya menahan senyum nya saat melihat ekspresi wajah Farah yang terlihat kesal.
"Ya sudah, lu tetap sempurna kok Nia, ada atau tidak ada asisten. Tapi lu juga harus mengukur kemampuan lu Nia. Lu itu lagi hamil. Lu butuh santai dan gak stress." Ucap Rara.
"Iya sih." Ucap Nia sambil menatap Rara dengan wajah yang kuyu.
"Lagian lu masalah begitu saja, ribet amat sih Nia. Jadi gue kan yang di salahkan. Lagian kenapa sih gue selalu di hubung-hubungi sama lu terus. Lu seakan-akan menempel sama hidup gue." Ucap Farah sambil menatap Nia dengan kesal.
"Berisik lu Far!" Ucap Nia.
"Sudah, kita gak perlu menjadi sempurna. Yang penting kita bisa bahagia Nia. Jalani rumah tangga dengan happy." Ucap Rara yang sudah lebih pengalaman dalam berumah tangga.
Nia hanya mengangguk dan berusaha tersenyum. Pertemuan dengan teman-teman nya membuat pikiran Nia sedikit lebih terbuka.
Tidak perlu menjadi sempurna. Hanya kita yang mampu mengukur kemampuan kita sendiri. Jalani dengan bahagia dan berhentilah sejenak bila lelah.
Nia pun mulai ceria, mereka pun berbincang-bincang dan tertawa lepas. Membicarakan gosip terbaru dan membicarakan banyak hal yang lucu, sedih dan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam berumah tangga.
..
Bobby yang baru saja selesai kuliah langsung mengendarai mobil nya menuju pulang. Dengan bersemangat ia pun mampir ke toko kue untuk membelikan beberapa kue kesukaan Nia.
Setelah selesai memilih beberapa kue, Bobby pun beranjak ke kasir untuk membayar kue-kue tersebut.
"Bobby." Panggil seseorang yang berada di samping nya.
Bobby pun menoleh ke orang yang sedang menyapa nya.
"Roseline." Ucap Bobby.
"Iya aku Roseline, teman SMP kamu dulu di Surabaya." Ucap Roseline.
"Iya, Roseline. Apa kabar?" Tanya Bobby.
"Baik Bob, aku kira kamu sudah tidak mengenali aku lagi." Ucap Roseline.
Bobby hanya tersenyum menanggapi ucapan Roseline.
"Beli kue banyak banget Bob, untuk siapa? pacar kamu?" Tanya Roseline.
"Untuk istri dan anakku Rose." Ucap Bobby.
"Hah? kamu sudah punya istri dan anak Bob?" Tanya Roseline.
Bobby tersenyum dan mengangguk.
"Oh.. ku kira.."
"Apa?" Tanya Bobby sambil mengantongi dompetnya.
"Ah enggak." Ucap Roseline.
"Aku duluan ya Rose, Istri ku sudah menunggu." Ucap Bobby.
Roseline hanya mengangguk dan mencoba tersenyum melepas kepergian Bobby.
Roseline pun bergegas membayar kue pesanan nya. Lalu tak sengaja ia menendang sebuah dompet yang tergeletak di atas lantai toko tersebut.
Roseline mengeryitkan dahinya, lalu ia memungut dompet tersebut dan membuka dompet itu.
Terlihat Foto sepasang pengantin dengan latar belakang foto yang sangat sederhana.
Roseline mencoba memperhatikan foto tersebut. Ia pun terkejut saat melihat siapa lelaki yang sedang menjadi mempelai pria dalam foto tersebut.
"Bobby?"
"Ini dompet Bobby? astaga!" Roseline pun buru-buru keluar dari toko kue tersebut, untuk mengejar Bobby. Tetapi ternyata Bobby sudah berlalu dengan mobil nya.
"Pasti Bobby gak tahu kalau dompet nya terjatuh." Gumam Roseline.
..
Bobby yang baru saja sampai di depan pagarnya tercenung saat melihat pagar rumah nya terkunci. Ia mengintip dari sela pagar, tak ada mobil Nia di sana. Karena merasa khawatir, Bobby pun segera menghubungi Nia.
Cukup dua kali nada panggil, Nia langsung mengangkat telepon dari Bobby.
"Halo, sayang kamu dimana?" Tanya Bobby.
"Aku lagi di cafe sama teman-teman." Jawab Nia dengan nada suara yang merasa bersalah.
"Oh, sama tante Farah?" Tanya Bobby lagi.
"Iya." Ucap Nia.
"Oh ya sudah."
"Kenapa bee?" Tanya Nia.
"Tidak apa-apa. Ya sudah hati-hati ya." Ucap Bobby.
"Iya. Kamu juga jangan lupa makan ya."
"Iya bee sayang." Sahut Bobby.
Lalu, panggilan telpon itu pun berakhir.
Bobby bergegas mencari kunci cadangan yang biasa ia simpan di dalam dompetnya. Disitulah baru Bobby sadari bila dompet nya menghilang.
Bobby berusaha mencari di dalam mobil nya, tetapi ia tak kunjung menemukan dompet tersebut. Bobby mulai panik, karena segala yang penting ada di dalam dompet itu. Ia mencoba mengingat-ingat dimana dompetnya tercecer.
Maka ia teringat terakhir kali Bobby mengeluarkan dompetnya di toko kue. Tanpa membuang waktu, Bobby pun kembali ke toko kue tersebut.
Selang beberapa menit kemudian, Bobby pun sampai di toko kue itu. Dengan tergesa-gesa ia pun memasuki toko kue tersebut dan bertanya dengan penjaga toko di toko tersebut prihal dompetnya yang tercecer di toko itu.
Seorang penjaga toko mengajak Bobby untuk melihat rekaman CCTV yang ada di depan kasir toko tersebut. Saat melihat rekaman tersebut, Bobby baru menyadari bahwa dompetnya terjatuh saat ia tidak tepat memasukan dompetnya di saku celananya. Sehingga dompet tersebut terjatuh saat ia melangkah keluar dari toko tersebut.
Tak lama kemudian, ia melihat Roseline memungut dompet nya dan keluar untuk mengejar dirinya. Tetapi Bobby sudah pergi, sehingga Roseline tidak sempat memberikan dompet tersebut.
Setidaknya Bobby merasa lega bila yang menemukan dompetnya adalah Roseline. Karena bila yang menemukan orang lain, mungkin harapan dompetnya akan kembali itu sangat kecil.
Bobby mengucapkan terima kasih kepada pihak toko. Lalu, ia pun kembali pulang ke rumah dan menunggu Nia hingga istri nya itu pulang.
Bobby sengaja tidak menyuruh Nia pulang dan lebih memilih menunggu Nia saja. Karena Bobby paham betul, Nia pasti sangat jenuh dirumah sehingga Nia pergi tanpa berpamitan dengan dirinya terlebih dahulu.
Bobby cukup sabar sebagai seorang suami. Ia pun sangat memahami segalanya tentang Nia. Bukan berarti Bobby tidak pernah emosi dengan Nia. Tetapi, ia lebih memilih untuk mengalah dan mengarahkan Nia pelan-pelan.
Bobby sangat mendengarkan nasihat dari Bapak nya Nia.
"Istri itu tulang rusuk yang bengkok, bila kita paksakan lurus, dia akan patah. Semua tergantung suami. Berumah tangga seperti mengarungi samudera. Suami lah yang memegang kendali dari bahtera rumah tangga. Hancur atau bertahan, semua adalah tanggung jawab dan salah suami."
Itulah yang paling disukai oleh Bobby bila berbincang-bincang dengan Bapak. Bapak adalah panutan nya dalam menjalankan rumah tangga dengan Nia, yang memang ia harapkan Nia lah yang pertama dan yang terakhir di hidup nya.
Meneladani rumah tangga Bapak dan Emak yang sangat berbeda jauh dari rumah tangga kedua orangtuanya, itulah pilihan hidup Bobby.
..
Empat jam sudah berlalu, akhir nya Nia dan teman-teman nya pun membubarkan diri dari cafe dimana mereka bercengkrama. Nia langsung menuju rumah orangtuanya untuk menjemput Kimmy.
Setelah menjemput Kimmy dan berpamitan kepada kedua orangtuanya, Nia pun bergegas pulang kerumah nya.
Saat Nia baru saja muncul di depan jalan rumah nya, dari jauh Nia melihat mobil Bobby terparkir di depan pagar rumah nya. Nia pun mulai merasa bersalah saat melihat suami nya pulang tanpa ada dirinya di rumah.
Nia menghentikan mobil nya tepat di depan mobil Bobby. Ia langsung beranjak keluar dan hendak membuka pagar rumahnya. Ternyata pagar rumah nya masih terkunci. Nia mengeryitkan dahinya dan menghampiri mobil Bobby.
Nia terkejut saat melihat Bobby yang sedang tertidur di dalam mobil.
"Kok gak masuk aja sih? kan punya kuncinya?" Gumam Nia.
Nia pun membangunkan Bobby.
"Bee." Nia mengetuk-ngetuk jendela mobil Bobby.
Bobby pun tersentak dan menatap Nia yang sedang berdiri di samping jendela mobil nya.
Bobby pun keluar dari mobil nya dan tersenyum kepada Nia.
"Kenapa gak masuk? kamu kan ada kunci nya?" Tanya Nia.
"Kunci ku hilang." Ucap Bobby.
Nia menatap Bobby dengan perasaan bersalah.
"Jadi kamu sejak kapan menungguku?" Tanya Nia.
"Baru saja. Gak lama kok." Ucap Bobby sambil memeluk Nia.
"Oh syukurlah, aku kira sudah lama." Ucap Nia, merasa lega.
"Ya sudah kita masuk yuk." Bobby menyerahkan bungkusan kue nya dan meraih Kimmy dari gendongan Nia.
"Anak Papa, Papa rindu deh." Ucap Bobby sambil menciumi Kimmy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
sheka
duhh bobby dari dulu gk berubah ya .. ttp uuuunncch
2021-08-23
1
Srieaniez Ñew Srieaniez
dewasa bgt km beeee
2021-04-16
1
Muh. Yahya Adiputra
so sweeetttt,,aku juga pengen punya suami yg baik dan perhatian...
tp apa daya.dapat jodohnya suami yg cueeekkk..
😥😥😥
2021-04-01
1