Bobby memarkirkan mobil nya di halaman rumah Bapak. Bapak yang sedang bermain bersama Kimmy menyambut kedatangan Bobby dengan sumringah.
"Papa!" Seru Kimmy sambil berlari kepelukan Bobby.
Bapak hanya tersenyum menatap menantu nya dan tingkah cucu nya tersebut.
"Dari kampus Tong?" Tanya Bapak.
"Iya Pak." Sahut Bobby sambil mencium tangan Bapak.
"Sudah ulangan nya? lancar?" Tanya Bapak.
"Alhamdulillah Pak, lancar. Ulangan nya masih ada dua hari lagi." Ucap Bobby.
"Ya sudah, lu sudah makan belum?" Tanya Bapak lagi.
"Sudah Pak, tadi sebelum kesini, Bobby ke restoran dulu." Ucap Bobby.
Emak yang baru saja selesai mencuci piring menyusul Bapak dan Kimmy kedepan.
"Eh ada elu Bob. Semalam lu kemana? kok ngacir aja pulang kaga bilang-bilang Emak?" Tanya Emak.
"Semalam Emak sudah tidur, jadinya Bobby gak mau ganggu Mak." Sahut Bobby sambil mencium tangan Emak.
"Lu bawa pakaian lu kan?" Tanya Bapak.
"Bawa Pak." Jawab Bobby.
"Oh, lu bawa dah ke kamar. Mumpung kaga ada si Nia." Ucap Bapak.
Bobby menurunkan Kimmy dari gendongan nya dan menatap Bapak dengan seksama.
"Nia kemana Pak?" Tanya Bobby.
"Keluar dia, bilang nya mau ketemu Naya. Gak tau deh mau ngapain." Ucap Bapak.
Bobby langsung mengeryitkan dahinya. Ia tahu betul bila Naya adalah seorang pengacara. Naya juga lah orang yang menangani tuntutan kepada Siska yang pernah menyuruh orang untuk mengeroyok nya.
"Pak, Bobby pergi dulu ya." Ucap Bobby sambil beranjak ke mobil nya.
"Mau kemana lu Tong?" Tanya Bapak yang bingung melihat, Bobby yang langsung pamit dan terlihat sangat terburu-buru.
"Mau ke nyusul Nia. Assalamualaikum!" Ucap Bobby.
Bobby menyalakan mesin mobil nya dan pergi meninggalkan rumah Bapak.
Bapak dan Emak saling berpandangan dan mulai menyadari sesuatu.
"Mat, lu kaga sadar si Naya pengacara?" Tanya Emak.
"Wah, gila si Nia!" Ucap Bapak.
..
Saat mengemudi, Bobby terus menghubungi Nia. Tetapi, tetap tak ada jawaban dari Nia. Bobby pun merasa putus asa dan menepikan mobil nya di pinggir jalan. Lalu, ia menghubungi Farah untuk menanyakan nomor ponsel Naya.
Farah yang sedang duduk di halaman belakang rumahnya sambil mengawasi anak-anak nya yang sedang bermain, langsung mengangkat telepon dari Bobby.
"Iya Bob." Sapa Farah.
"Tante, Bobby minta nomor ponsel Tante Naya." Ucap Bobby tanpa basa-basi.
"Tante Naya mana?" Tanya Farah sambil mengernyitkan dahinya.
"Itu, pengacara!" Ucap Bobby yang terdengar sangat panik.
"Oh..Si Naya. Memang kamu ada kasus apa kok nyariin Naya?" Tanya Farah lagi.
"Aduh Tante, buruan kasih nomor nya. Ini urgent Tante!"
"Urgent gimana?" Tanya Farah lagi.
"Sudah nanti Bobby ceritain. Buruan kasih nomor Naya ya Tante." Ucap Bobby. Lalu, ia mengakhiri panggilan telpon nya.
Bobby mengusap wajah nya dengan gusar. Lalu, ia menggelengkan kepalanya. Ia sangat takut bila Nia bertemu dengan Naya karena berniat akan bercerai dari nya.
"Huffffff." Bobby menghela napas nya dengan berat.
Dreeetttt! Dreeetttt!
Bobby menerima sebuah pesan dari Farah yang disertai nomor ponsel Naya.
"Thanks Tante." Balas Bobby.
Lalu, ia langsung menghubungi Naya.
..
Naya yang sedang bernyanyi sambil mengendarai mobil nya. Tiba-tiba mendengar ponselnya berbunyi. Lalu, ia mengecilkan volume musik nya dan meraih ponselnya yang berada di dalam tas tangan nya.
Naya menepikan mobilnya di pinggir jalan. Lalu, ia menatap layar ponselnya yang tertera nomor yang tak dikenal nya.
"Hmmm apa klien ya?" Gumam Naya.
Lalu, ia mengangkat panggilan telpon tersebut.
"Halo." Sapa Naya.
"Halo ini Naya teman nya Nia? saya suami nya Nia, Bobby." Ucap Bobby.
Naya menjauhkan ponsel itu dari telinganya.
"Suami nya Nia?" Gumam nya.
Lalu, Naya kembali mendekatkan ponsel itu ke telinganya.
"Iya, Bob. Ada apa?" Tanya Naya.
"Hmmm, Tante, eh Mbak, eh Naya, halah! siapa Mbak sajalah." Ucap Bobby yang bingung mau memanggil Naya dengan sebutan apa.
"Iya terserah kamu. Ada apa?" Tanya Naya.
"Mbak Naya tadi ketemuan sama Nia?" Tanya Bobby.
Naya terdiam sejenak.
"Mbak?" Panggil Bobby.
"Iya, tadi dia sama saya. Sekarang dia di boutique nya Rara. Saya sedang dalam perjalanan kembali ke kantor." Ucap Naya.
"Tadi Nia ngomong apa Mbak?" Tanya Bobby.
"Hmmmm, Nia ingin bercerai. Tapi gak gue tanggapi tuh." Ucap Naya.
"Alhamdulillah." Bobby mengurut dadanya dengan lega.
"Ya sudah Mbak kalau begitu, saya menyusul ke boutique saja. Terima kasih sebelumnya." Ucap Bobby.
"Iya." Sahut Naya. Sambil mengangkat kedua alisnya.
"Hedeeehhhh si Nia ya, benar-benar tuh anak. Nikah sama bocah, bukan nya bocah nya yang kayak anak-anak, eh malah dia yang kayak bocah." Ucap Naya sambil menggelengkan kepalanya.
..
Brakkkkkkkkk!
"Astaghfirullah!"
Rara yang sedang berada di ruangan nya terkejut saat Nia membuka pintu ruangan nya dengan kasar. Lalu, ia lebih terkejut lagi melihat Nia yang terlihat sangat kusut dan awut-awutan.
"Astagaaaaaa Niaaaaaa..!" Ucap Rara sambil mengusap-usap dadanya karena terkejut.
"Raraaaaaa.." Nia menghampiri Rara seperti seorang anak yang meminta untuk di sayang.
"Apaan sih lu Nia?" Tanya Rara sambil menatap Nia dengan tatapan bingung.
"Gue mau cerai! pokok nya gue mau cerai!" Ucap Nia sambil memeluk Rara.
Rara langsung melepaskan pelukan Nia dan menatap Nia dengan seksama. Lalu, Rara menempelkan punggung tangan nya di dahi Nia.
"Lu gak gila kan?" Tanya Rara.
"Ih apaan sih, semua orang pada bilang begitu!" Ucap Nia yang langsung menjauh dari Rara dan duduk di atas sofa yang terdapat di ruangan Rara.
"Lagian lu, gak ada angin gak ada hujan ngomong begitu. Gila lu ya?" Ucap Rara.
"Gue benci sama Bobby! dia selingkuh!" Ucap Nia sambil menangis.
"Hah? seriusan?" Tanya Rara yang langsung menghampiri Nia dan duduk di samping Nia.
"Iya! itu cewek datang kerumah, nganterin dompet!" Ucap Nia.
Rara menghela napasnya dan menatap Nia dengan seksama.
"Lu punya bukti kalau dia selingkuh?" Tanya Rara.
"Itu buktinya ceweknya datang ke rumah, nganterin dompet." Ucap Nia.
"Terus kalau orang nganterin dompet berarti selingkuh? lu punya bukti chat nya? punya foto mereka berdua?" Tanya Rara.
Nia menatap Rara dengan seksama.
"Kenapa bahasa lu sama kayak Naya?" Ucap Nia.
"Orang normal mah begitu pasti ngomong nya Nia!"
Nia terdiam dan menundukkan kepalanya.
"Lu kenapa sih? egois lu, gak boleh begitu. Laki lu sudah menjelaskan belum? apa jangan-jangan lu gak memberikan dia kesempatan untuk menjelaskan? atau sudah menjelaskan, tapi lu gak mau terima?" Ucap Rara.
"Memang nya salah ya gue cemburu dan curiga?" Tanya Nia yang terlihat semakin sedih karena Rara tidak berpihak kepadanya.
Rara memijat pelipis nya yang terasa mulai pening.
"Nia, kita sebagai istri, sah-sah saja untuk curiga. Tapi, untuk bercerai ada prosesnya Nia. Lu harus punya bukti. Nah, sekarang bukti nya lu bilang cewek itu datang nganterin dompet. Cuma itu? Gila lu namanya!" Ucap Rara.
"Tapi dia kenal sama cewek itu Ra! masa kebetulan sih itu dompet cewek nya yang megang? malah alasan si Bobby gak masuk akal gue. Dia bilang terjatuh dan kebetulan cewek yang dia kenal menemukan dompet nya. Masuk akal gak?" Ucap Nia.
Rara mengambilkan segelas air putih untuk Nia, lalu ia memberikan air itu ke tangan Nia.
"Nih minum dulu. Biar roh jahat dalam pikiran lu keluar. Itu barusan gue bacain Ayat kursi." Ucap Rara.
"Becanda aja lu!" Ucap Nia sambil meneguk habis air tersebut.
Rara tersenyum geli melihat tingkah teman nya itu.
..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
De'Ran7
buset amat tuh istri..ngomong fitnah sana sini😅..kaga nanya dulu eh main nyosor aja.klo tuh orang setuju cerai terus tiba² tau salah paham baru dah kapok.umur udah 30 sekian sifatnya kayak abg labil aja🤣
2022-10-19
1
Wati Simangunsong
mng bnr loe niaaaa....bobby hrus sbar estra hdapin loe
2021-12-18
1
sheka
bnr bgt umur gk mnjsmin seseorg itu dewasa ..
2021-08-26
1