Dear reader, untuk beberapa BAB kita serius dulu ya. Soal nya menceritakan keadaan rumah tangga dulu. Tetapi, konflik antara Nia dan Bobby author pastikan tidak ada orang ketiga. Tenang, Babang Bobby, iman dan imin nya kuat kok. hehehe.
Ok kita lanjutttttt...!
"Dari mana saja kamu?" Tanya Fajar saat Farah baru saja sampai di rumah.
"Hmmm, habis ketemu teman-teman." Ucap Farah.
"Ketemu teman-teman itu jadi prioritas kamu? Sedangkan Athar kamu tinggalkan dengan pengasuh?" Tanya Fajar dengan wajah yang penuh dengan emosi.
"Aku minta maaf." Ucap Farah.
"Maaf? Mungkin Queen tidak masalah kamu titipkan kepada pengasuh. Tetapi, jangan anak ku!" Bentak Fajar.
Farah mengeryitkan dahinya saat mendengar ucapan Fajar.
"Maksudmu?" Tanya Farah.
"Apa yang sering kamu lakukan terhadap Queen, jangan kamu lakukan dengan anak ku. Paham!" Ucap Fajar.
Dada Farah terasa sesak, mendengar segala kata-kata yang di lontarkan Fajar.
"Mas, kamu itu kenapa sih? sejak kelahiran Athar kamu benar-benar berubah?" Tanya Farah.
Fajar menatap Farah dengan tatapan yang tajam. Lalu, membuang pandangannya.
"Mas, aku bertanya." Desak Farah.
Fajar beranjak dari hadapan Farah tanpa mau mengatakan alasan mengapa ia berubah sikap dengan Queen.
Farah pun merasa tidak terima dengan sikap suami nya. Farah menghadang Fajar dengan tubuh nya saat Fajar hendak meninggalkan kamar.
"Mas!"
Fajar mendorong Farah hingga Farah terjatuh di atas lantai.
"Kamu pikir saja sendiri, kenapa aku tidak bisa menganggap Queen sebagai anak kandung ku!" Ucap Fajar.
Farah terdiam menahan emosi nya atas sikap Fajar. Lagi-lagi Farah tidak mendapatkan jawaban yang pasti atas sikap Fajar. Walaupun Farah paham betul apa yang di pikirkan Fajar, tetapi Farah tetap butuh jawaban dari bibir Fajar sendiri.
Dua tahun belakangan ini Farah selalu menyembunyikan masalah rumah tangganya dari siapa pun. Farah menelan kepahitan sikap Fajar kepadanya, sendirian.
Tidak ada seorang pun yang tahu dan ia beri tahu. Karena bagi Farah, bila ia menceritakan keadaan rumah tangga nya. Itu sama saja ia mengumbar aib dirinya dan suami nya, Fajar.
Dan tentu saja bila Farah bercerita, ujung-ujungnya akan ada pembahasan tentang Queen yang anak diluar pernikahan. Farah benar-benar tidak ingin status Queen di sebut-sebut dan itu pasti sangat melukai hati nya.
Farah mengusap air matanya dan keluar dari kamar nya untuk bertemu anak-anak nya. Saat Farah mengusap air matanya. Tidak sengaja ia melihat Queen yang menatap dirinya dari balik pintu kamar nya.
Farah pun langsung tersenyum saat melihat Queen yang sudah dipastikan melihat segala perlakuan Fajar kepada nya dan mendengar segala yang diucapkan Fajar kepada dirinya.
"Queen." Sapa Farah sambil menghampiri bocah yang kini berusia enam tahun setengah itu.
Queen hanya menatap Farah dengan tatapan yang sendu.
"Queen. Bunda bisa menjelaskan." Ucap Farah.
Queen pun berlari ke kamarnya tanpa memperdulikan ucapan Farah.
"Queen!" Panggil Farah.
Farah pun berjalan mencoba mengikuti Queen. Tetapi, saat Farah sampai di depan kamar Queen, pintu kamar tersebut pun langsung di tutup dan di kunci oleh Queen.
Farah mengetuk pintu kamar Queen dan memanggil-manggil putri nya itu. Tetapi Queen sepertinya sedang kecewa dengan keadaan. Ia tidak mau menjawab atau membukakan pintu kamar nya untuk Bunda nya.
"Queen, Sayang.." Panggil Farah.
Merasa tidak mendapatkan jawaban dan di abaikan. Farah pun putus asa dan membiarkan Queen untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu.
Farah pun langsung ke kamar Athar, di sana ia melihat Athar yang sedang bermain dengan pengasuh nya. Sedangkan Fajar lebih memilih untuk berdiam diri di kamar yang lain.
Sebenarnya sudah beberapa bulan ini Fajar dan Farah tidur terpisah. Berawal dari beberapa masalah kecil dan ditambah masalah tentang Queen, membuat hubungan Fajar dan Farah terus merenggang.
Sebenarnya Farah ingin mengajak Fajar untuk berbicara dari hati ke hati. Tetapi apa daya? Lelaki itu seperti menghindari dirinya. Farah pun juga bingung akan bersikap apa. Sempat terpikirkan untuk bercerai saja. Tetapi, mengingat nasib anak-anak nya. Farah mengurungkan niat nya tersebut.
Farah meraih tubuh mungil Athar dan menggendong nya dengan penuh kasih sayang.
"Athar sudah makan mbak?" Tanya Farah kepada Rissa, pengasuh Athar.
"Sudah Bu." Jawab Rissa.
"Terima kasih ya." Ucap Farah. Lalu, ia membawa Athar ke halaman rumah untuk bermain bersama dirinya.
...
"Apa ini?" Tanya Nia saat akan membuka bungkusan kue dan cake yang tadi di beli oleh Bobby.
"Kue dan Cake kesukaan kamu." Ucap Bobby.
Nia tersenyum dan membuka bungkusan tersebut.
Beberapa di antara cake sudah tampak lumer. Nia pun baru menyadari bila Bobby sudah menunggunya dari tadi. Nia pun langsung merasa bersalah karena ia tidak pamit sebelumnya dengan Bobby.
"Terima kasih ya. Maaf aku tidak pamit sebelumnya, sehingga kamu menungguku begitu lama." Ucap Nia.
Bobby tersenyum dan mengecup kening Nia.
"No problem bee. Kamu berhak untuk jalan-jalan sejenak melepaskan beban mu menjadi Ibu rumah tangga. Aku tidak marah, aku paham." Ucap Bobby.
Nia pun tersenyum dan memeluk Bobby dengan erat.
"Terus, kenapa kamu pulang cepat? biasanya malam baru pulang." Ucap Nia.
"Aku rindu sekali dengan kamu dan Kimmy. Aku minta maaf bila selama ini aku tidak banyak waktu untuk kalian." Ucap Bobby.
"Aku juga minta maaf karena aku terlalu banyak mengeluh. Padahal aku sendiri yang ingin menjadi Ibu rumah tangga seutuhnya." Ucap Nia.
Bobby tersenyum dan mengusap-usap punggung Nia.
"Aku mau kita ada yang membantu di rumah. Biar aku tidak terlalu capek. Aku akan menuruti apa katamu, bahwa aku adalah Ratu di rumah kita." Ucap Nia.
"Benar?" Tanya Bobby.
"Iya. Aku tidak mau memaksakan diri."
"Ok kalau begitu. Jangan Capek-capek ya. Kasihan baby nya." Ucap Bobby sambil mengusap perut Nia yang membuncit.
Nia tersenyum manja, lalu ia mengecup bibir Bobby dengan lembut.
"Terima kasih ya suamiku."
Bobby mengedipkan matanya lalu menggendong Nia ke dalam kamar.
"Mau ngapain?" Tanya Nia sambil meminta Bobby menurunkan dirinya dari gendongan Bobby.
"Bobok bareng." Ucap Bobby sambil tersenyum penuh arti.
"Kang Mas Bobby yang paling ganteng sejagat raya. Ubur-ubur ku yang terunyu, itu si Kimmy mau di kemanain?" Tanya Nia sambil menunjuk Kimmy yang berdiri menatap kemesraan mereka berdua.
"Astaga! iya. Maaf ya anak Papa." Ucap Bobby sambil menurunkan tubuh Nia. Lalu, ia menghampiri Kimmy yang berdiri mematung menatap kedua orangtuanya.
Bobby dan Nia pun terkekeh saat melihat wajah Kimmy yang polos.
Ting! Tong! Ting! Tong!
Tiba-tiba saja terdengar bunyi bell yang berbunyi. Nia pun bergegas menuju pintu depan rumah nya dan membukakan pintu tersebut untuk melihat siapa yang datang.
Saat Nia membuka pintu terlihat seorang gadis cantik dengan dandanan yang elegan berdiri di depan nya. Nia menatap gadis tersebut dari ujung kaki hingga ujung rambut. Lalu, pandangan Nia tertuju di sebuah dompet yang sedang di pegang oleh gadis itu.
"Dompet Bobby?" Gumam Nia di dalam hati nya.
"Selamat sore, apakah ini rumah Bobby?" Tanya gadis cantik itu.
"Sore, iya. Lu siapa?" Tanya Nia dengan tatapan yang curiga.
"Begini Mbak Tuan Bobby nya ada?" Tanya gadis itu.
"Ah? apa lu kata? Tuan? lu kira gue pembantunya Bobby?" Tanya Nia.
"Eh maaf? Mbak siapa nya Bobby ya? Tante nya? atau Kakak nya?" Tanya gadis itu lagi.
Nia mengeryitkan dahinya dan memandang gadis itu dengan tatapan yang kesal.
"Itu dompet laki gue ngapain ada di tangan lu?" Tanya Nia dengan dada yang sesak.
"Ah, maaf, Mbak istri nya Bobby? Oh... ternyata ini istri nya Bobby." Ucap gadis itu sambil menatap Nia dengan seksama.
"Iya gue istrinya! kenapa jelek? kayak pembantu? Gue tanya itu kenapa dompet laki gue ada di tangan lu?" Tanya Nia dengan wajah yang seperti seekor Harimau yang siap untuk menerkam mangsanya.
"Jadi begini......"
"Roseline!" Panggil Bobby yang baru saja muncul dari dalam untuk menyusul Nia dan mencari tahu siapa yang datang ke rumah nya.
"Hai Bobby." Sapa Roseline sambil tersenyum saat melihat Bobby yang sedang berjalan menghampiri dirinya dan Nia sambil menggendong Kimmy.
"Kok tahu rumah ku?" Tanya Bobby sambil menatap Roseline.
"Tahu lah, dompetmu ketinggalan di......."
Belum selesai Roseline melanjutkan kata-katanya. Nia langsung merampas dompet Bobby dari tangan Roseline.
Tentu saja sikap Nia membuat Roseline terkejut dan terdiam tanpa sanggup melanjutkan kata yang akan ia ucapkan kepada Bobby.
Bobby menatap Nia dengan tatapan yang bingung. Bobby tidak menyangka sikap Nia yang begitu kasar dengan Roseline yang berniat baik untuk mengantarkan dompet nya yang terjatuh di toko kue.
"Nia, kamu kenapa?" Tanya Bobby sambil menatap Nia dengan bingung.
"Ini dompet kenapa bisa sama dia? dia siapa? ini dompet milik pribadi loh. Kenapa bisa perempuan lain yang memegang nya?" Tanya Nia dengan emosi.
"Aku tadi......" Belum sempat Bobby menjelaskan duduk perkaranya, Nia sudah menyela kembali.
"Kamu selingkuh sama dia?" Tanya Nia.
Bobby menjadi gugup karena pertanyaan itu tidak terpikirkan oleh Bobby sebelum nya.
"Ti-tidak." Ucap Bobby.
Roseline hanya bisa terdiam sambil menatap Nia dengan bingung.
"Tidak? ini buktinya dompet ada sama dia! dan kamu kenal namanya? jangan bilang tiba-tiba dompet mu terjatuh dan dia gak sengaja menemukan nya dan kebetulan kenal kamu?" Ucap Nia yang terlihat sangat emosi.
Roseline dengan panik mengangkat tangan nya yang mengisyaratkan bahwa dia tidak memiliki hubungan spesial dengan Bobby.
"Bu-bukan be-begitu Mbak." Ucap Roseline dengan terbata-bata.
"Terus apa!" Tanya Nia yang tampak semakin garang sambil menaikan lengan baju nya sampai ke bahu nya.
"Sayang sabar dulu ya, kamu lagi hamil." Ucap Bobby.
"Justru aku lagi hamil begini kenapa kamu selingkuh? mentang-mentang aku sudah tua? aku sudah jelek? sudah tidak menarik? Hah!" Bentak Nia.
Bobby semakin susah berkata-kata. Ia merasa tidak enak dengan Roseline yang berniat baik tetapi justru di semprot oleh Nia.
Bobby pun paham, masalah ini pasti akan menjadikan kesalahpahaman antara dirinya dan Nia. Karena kebetulan orang yang menemukan dompetnya adalah orang yang ia kenal.
Hal itu tentu saja mempersulit Bobby untuk menjelaskan nya kepada Nia. Dan tentu saja, Nia yang sedang hamil, yang hormon nya sedang tidak stabilnya akan susah untuk mendengarkan penjelasan yang agar rumit ini.
"Sayang, mari kita bicara baik-baik ya." Ucap Bobby. Sambil menaruh Kimmy ke stroller nya.
"Hmmmm, Bob, aku lebih baik pulang ya." Ucap Roseline sambil bergegas menuju mobilnya.
"Mau kemana? semua belum jelas! sini dulu!" Panggil Nia sambil menarik lengan Roseline.
"Aduh Mbak, sakit." Roseline meringis saat Nia menarik lengan nya.
"Nia, jangan seperti itu sama Roseline. Dia...."
"Dia apa? selingkuhan kamu? kamu sayang sama dia? kamu lebih memilih dia? Pantas kamu tidak pernah punya waktu untuk aku dan Kimmy. Kamu selalu pulang malam dan tidak perduli dengan aku dan Kimmy!"
Bobby mengusap wajah nya dengan gusar saat mendengar tuduhan yang di lontarkan Nia.
"Kamu lebih membela dia dari pada aku Bob?" Ucap Nia sambil mulai menangis tersedu-sedu.
"Ya Allah, Astaghfirullah Nia." Ucap Bobby sambil mengurut dadanya.
Roseline yang merasa menjadi sumber masalah, ia pun melanjutkan langkah kaki nya menuju mobil. Lalu, dengan cepat, Roseline meninggalkan kediaman Bobby.
Nia masuk kedalam rumah nya dan duduk di atas sofa ruang tamu. Nia terus menangis tersedu-sedu. Sambil mengurut dadanya yang terasa sesak.
"Sayang.." Panggil Bobby.
"Jangan panggil sayang lagi! kamu gak sayang sama aku!" Ucap Nia.
"Ya Allah bee, aku tuh gak punya hubungan sama dia. Dia itu teman SMP aku." Bobby berusaha menjelaskan kepada Nia yang terlihat sangat terpukul dan emosi.
"Oh jadi dia mantan kamu yang waktu SMP yang pernah kamu ceritakan sama aku?" Tanya Nia.
"Bukan sayang, dia hanya teman. Sumpahhhh!" Ucap Bobby.
"Bohonggg! kamu jahat! aku mau pulang kerumah Bapak!" Ucap Nia sambil berjalan menuju kamar nya.
Bobby hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil mengikuti Nia yang berjalan ke kamar.
"Nia, makanya tadi aku minta kamu jangan emosi dulu. Biar Roseline yang menjelaskan. Kamu kan bisa jadi tahu mengapa itu dompet bisa di tangan dia." Ucap Bobby.
"Jangan sebut namanya di depan ku!" Ucap Nia sambil menepis tangan Bobby yang berusaha meraih pundak nya.
"Ya Allah tolong ya Allah." Ucap Bobby yang tampak sangat bingung dan gelisah.
Sedangkan Nia sudah mengambil koper nya dan memasukan baju-baju nya ke dalam koper milik nya.
"Nia, dengarkan aku sebentar saja." Ucap Bobby.
Nia mengacuhkan Bobby. Lalu, ia beranjak ke kamar Kimmy.
"Nia, sayang." Panggil Bobby lagi.
Nia membuka kamar Kimmy dan memasukan koper nya kedalam kamar Kimmy. Lalu, Nia memasukan baju-baju Kimmy kedalam koper tersebut.
"Nia, dengarkan aku dulu ya. Kamu sedang hamil, hormon mu lagi gak stabil. Aku paham itu. Tetapi, aku mohon kita berbicara baik-baik dulu ya sayang." Ucap Bobby.
Nia mengancingkan kopernya dan membawa koper tersebut ke ruang tamu. Lalu ia menggendong Kimmy dan menyeret koper tersebut ke mobil nya.
"Nia! Ya Allah. Jujur Nia, mau secantik apa pun wanita di luar sana, AKU TIDAK PEDULI. Di hatiku cuma ada kamu! Hari-hari ku hanya memikirkan bagaimana aku segera selesai kuliah dan mempunyai banyak waktu untuk membuat kamu dan anak-anak kita bahagia Nia!" Ucap Bobby.
Nia yang masih menangis menaruh Kimmy dan koper nya ke dalam mobil. Lalu, ia menatap Bobby yang terlihat sangat panik dengan sikap nya yang hendak pergi meninggalkan Bobby.
"Demi Allah aku jujur Nia. Aku tidak pernah memikirkan wanita manapun selain kamu." Ucap Bobby.
Nia menghapus air matanya. Lalu, menatap Bobby dengan tajam. Dan, ia pun pergi meninggalkan rumah tanpa bisa Bobby cegah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Wati Simangunsong
main cap cus bae loe nia
2021-12-18
1
Syamsiyatun Nur Hasanah
sabar Bobby..sabar... emak emak hamil emang dahuluin emosinya... sabar ya... yang muda ngalah
2021-04-21
1
Lea Binar
jangan terlalu insecure ya nia, jadi bodoh kan kau
2021-03-23
1