"Mat, gue paham sih apa yang dirasakan Nia." Ucap Emak saat duduk berdua dengan Bapak di beranda rumah sambil mengawasi Kimmy yang sedang bermain balon tiup.
"Emang apa?" Tanya Bapak.
"Gimana ya Mat, gue jelasin nya." Ucap Emak sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Apaan sih? ngomong aja." Ucap Bapak.
"Gue kan punya suami yang lebih muda juga dari gue Mat. Saat gue lagi hamil Nia juga gue merasa seperti itu." Ucap Emak.
"Seperti apaan sih? gue kaga ngerti!" Ucap Bapak.
"Gini Mat, kita lumayan cuma beda 7 tahun Mat. Lah, si Nia sama Bobby 14 tahun! Malah si Bobby ganteng nya kayak begitu, pasti lah banyak perempuan yang suka sama dia." Ucap Emak.
"Jadi lu juga yakin dong si Bobby selingkuh?" Tanya Bapak.
"Amit-amit, ya kaga begitu Mat! lu dengerin gue dulu kenapa sih! lu nyelak terus!" Emak menjewer telinga Bapak dengan gemas.
"Lah terus apa Romlah.. My darling, dadar guling ku yang cantik jelita kayak putri dari kayangan." Ucap Bapak.
Emak menatap Bapak dengan sorot mata yang manja, lalu Emak tersenyum malu-malu sambil memukul pelan lengan Bapak.
"Nah gitu dong lu, gue demen nih." Ucap Bapak.
"Gini maksud gue Mat. Jangan kan suami yang lebih muda dari kita, kadang suami yang lebih tua pun, ada kala nya wanita gak percaya diri Mat. Apa lagi ada cewek yang nyamperin ke rumah." Ucap Emak.
"Terus?"
"Terus, dikala wanita sudah punya anak, wajar banget kepercayaan diri berkurang. Apa lagi cuma jadi Ibu rumah tangga. Gue rasa Nia lagi merasa seperti itu Mat." Sambung Emak.
Bapak mengangguk-angguk paham
"Jadi Mat, di tambah Nia itu kan lagi hamil. Lu liat deh dia butek gak karu-karuan, terus sensitif kan. Terus, yang datang nyariin Bobby cewek cantik. Apa kaga ngiri? langsung down tuh kepercayaan diri Nia. Mana Nia tau kenalan Bobby ternyata cewek-cewek cantik kan? langsung dah tuh otak Nia langsung traveling dan konslet!" Terang Emak lagi .
Bapak mencoba mencerna semua ucapan Nia.
"Jadi, itu yang buat lu selama ini cemburuan sama gue?" Tanya Bapak.
Emak mengerutkan dagu nya dan menatap Bapak dengan sorot mata yang sedih, tanpa menjawab pertanyaan dari Bapak.
Bapak menatap kedua mata Emak dengan seksama. Lalu, Bapak menggelengkan kepalanya.
"Ya Allah, Romlah." Ucap Bapak sambil meraih kedua tangan Emak.
"Lu kaga liat gue kayak apa sama lu Romlah? Semua orang bakal tua, termasuk gue. Gue kaga butuh yang cantik. Gue butuh elu, hanya elu. Selama ini gue bertahan karena cuma elu yang ada di hati gue Romlah. Ngapain lu cemburu-cemburu begitu?" Tanya Bapak.
Emak membulatkan matanya dan menatap Bapak dengan tajam.
"Ih! elu mah kaga ngerti. Gue kan sudah bilang. Ini masalah dari diri sendiri! jadi kaga percaya diri Mat!" Ucap Emak.
"Iya gue ngerti. Nah, sampai sekarang lu masih kaga pede atau gimana? gue kan sudah tua juga nih, sudah aki-aki." Ucap Bapak sambil tersenyum.
Emak cemberut dan membuang muka. Bapak pun tersenyum melihat sikap Emak yang seperti itu kepadanya.
"Romlah, gue tau lu cinta bingittt sama gue. I love you Romlah." Ucap Bapak.
Emak yang sedang memunggungi Bapak, pun diam-diam tersenyum dan melayang dengan ungkapan cinta dari Bapak.
..
Rara menatap Nia dengan tatapan putus asa. Ia tidak tahu lagi apa yang akan ia katakan kepada Nia. Nia terus mengungkapkan isi hatinya selama beberapa puluh menit sambil terus mengunyah wafer yang tersedia di atas meja nya.
"Sudah, sudah, sudah!" Ucap Rara sambil mengangkat tangannya untuk mengisyaratkan Nia untuk diam.
"Gue lagi curhat Ra!" Ucap Nia.
"Lu curhat tapi lu ngabisin wafer gue!" Ucap Rara.
"Oh iya." Ucap Nia sambil tersenyum malu-malu dan menutup toples tersebut.
"Nia, belajar dari pengalaman gue sama Andreas. Lu kan paling jago jadi detektif Nia!" Ucap Rara.
Nia memutar bola matanya ke atas sambil berpikir ucapan Rara.
"Gara-gara lu juga kan kebusukan si Andreas terkuak. Lah, sekarang lu kan bisa melakukan hal yang sama, kepada Bobby. Nia, kita harus cari tahu dulu, baru kita membuka semuanya. Jangan asal nuduh dong Nia. Kalau ternyata Bobby gak selingkuh, lu dosa loh sama Bobby." Ucap Rara.
Nia menundukkan kepalanya dalam-dalam, saat mendengar nasihat Rara.
Tok! tok! tok!
Terdengar ketukan dari luar ruangan Rara.
"Ya, masuk." Ucap Rara.
klikkkkkk!
Rara mengangkat kedua alisnya saat melihat Bobby yang berdiri di ambang pintu ruangan nya.
Sedangkan Nia masih menundukkan kepalanya dalam-dalam sambil menangis.
Rara pun langsung beranjak dari duduk nya dan menyuruh Bobby untuk masuk. Rara pun keluar dari ruangan itu dan membiarkan suami istri itu untuk berbicara.
"Nia." Panggil Bobby.
Nia terkejut mendengar suara Bobby, lalu ia mengangkat wajah nya dan menatap Bobby. Bobby beranjak duduk di samping Nia yang masih bersikap dingin kepadanya. Nia pun langsung membuang muka saat Bobby duduk disampingnya.
"Pulang yuk, kita bicarakan dirumah Bapak." Ucap Bobby dengan nada suara yang lembut.
Nia diam saja dan memunggungi Bobby.
"Bee, sayang." Panggil Bobby.
"Aku tahu aku sudah tidak cantik lagi, tetapi bukan begitu caranya. Kamu malah selingkuh!" Ucap Nia.
"Astaga Nia. Siapa sih yang bilang kamu gak cantik lagi? aku? memang nya pernah aku ngomong begitu?" Tanya Bobby.
"Ya enggak, tapi aku merasa dan tahu diri." Ucap Nia lagi.
"Ya Allah bee." Bobby mengusap wajah nya dengan gusar.
"Bee, kamu ngapain ketemu dengan Naya?" Tanya Bobby.
"Tahu dari mana aku ketemu dengan Naya? dan tahu dari mana aku ada disini?" Tanya Nia.
"Tahu dari Bapak. Katanya kamu bertemu dengan Naya. Terus, aku menghubungi Naya, kata Naya kamu lagi di sini." Ucap Bobby.
"Ngapain kamu ketemu Naya?" Tanya Bobby lagi.
"Gak ngapa-ngapain." Ucap Nia.
"Oh, syukurlah, asal jangan menemui Naya dengan maksud untuk bercerai saja." Ucap Bobby.
"Memang nya kenapa?" Tanya Nia sambil menatap Bobby lekat-lekat.
"Karena aku tidak akan pernah menceraikan kamu. Pegang ucapan ku." Tegas Bobby.
"Kalau kamu selingkuh ya aku minta cerai lah." Ucap Nia.
"Kalau selingkuh ya, aku kan gak selingkuh." Ucap Bobby.
"Itu kan kata kamu." Ucap Nia.
Bobby menghela napasnya dan merapatkan duduk nya agar lebih dekat lagi dengan Nia.
Melihat Bobby yang mendekat kepadanya, Nia pun langsung menjauh dan menjaga jarak nya dengan Bobby.
"Pulang yuk." Ucap Bobby.
"Ya sudah sana duluan pulang. Lagian aku kan pulang kerumah Bapak dan bawa mobil sendiri." Ucap Nia.
"Iya, maksudnya kita pulang kerumah Bapak. Aku kan sekarang tinggal di rumah Bapak." Ucap Bobby sambil tersenyum manis kepada Nia.
"Hah?"
Bobby mengangguk dan memastikan bahwa dirinya tidak berbohong.
"Nyebelin banget sih!" Ucap Nia. Lalu, ia beranjak keluar dari ruangan itu.
Bobby hanya tersenyum dan mengikuti Nia dari belakang.
"Gue pulang dulu ya Ra, Makasih." Ucap Nia sambil mencium pipi Rara.
"Iya, sudah lu baik-baik ya. Kasihan anak dalam kandungan elu Nia." Pesan Rara.
Nia hanya tersenyum getir dan melangkah keluar dari boutique Rara.
"Mbak Rara, saya pulang dulu ya. Maaf merepotkan." Ucap Bobby.
"Iya, kamu sabar ya sama Nia." Bisik Rara.
Bobby hanya tersenyum dan mengangguk kepada Rara.
"Good luck Bobby. Semangat!" Ucap Rara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
sheka
sabar bgt ya bobby
2021-08-26
1
Lismi Nareindra
gk percayaan amat kamu nia
2021-06-12
2
Siti Nuramanah Warsono
enak banget y punya temen2 yg care cerita masalah juga enak mojokin dan ksh solusi, susah nyari temen kaya gitu sekarang
2021-04-22
1