2 tahun berlalu.
Nia berjalan membawa barang belanjaan nya dengan Kimmy di gandengan nya dan perut yang membuncit. Ya, Nia sedang hamil anak kedua.
"Cepat sayang jalan nya." Ucap Nia yang mulai tampak lelah dan berpeluh.
"Iya Mama." Ucap Kimmy yang baru saja menginjak usia dua tahun.
Saat ini usia kandungan Nia menginjak bulan ke lima. Sebenarnya kehamilan ini tidak direncanakan sama sekali. Nia baru saja mulai bekerja selama enam bulan setelah Kimmy sudah bisa di tinggal untuk bekerja, ternyata Nia mendapati dirinya hamil lagi dan ia terpaksa untuk sepenuhnya menjadi Ibu rumah tangga.
Saat Nia kembali bekerja, sebenarnya Bobby tidak mengizinkan. Tetapi, karena Nia bersikeras untuk bekerja. Maka Bobby membiarkan apa mau istri nya itu.
Karena kesibukan nya bekerja, Nia sampai lupa untuk KB. Hingga suatu hari Nia mendapati makhluk kecil sedang tumbuh di rahim nya.
Sebenarnya Nia belum siap untuk hamil kembali. Tetapi, mengingat usia nya yang sudah tiga puluh lima tahun, akhir nya Nia menerima kehadiran calon buah hati nya itu. Karena kehamilan di atas usia nya akan sangat beresiko.
"Ya sudahlah, namanya rezeki." Ucap Bobby yang berusaha menguatkan Nia.
"Tapi aku baru saja berhasil menurunkan berat badan dan kembali cantik. Masa harus hamil lagi?" Keluh Nia.
"Sayang, kamu tidak boleh begitu. Ini anugerah loh. Setelah ini kamu bebas untuk tidak hamil lagi dan kamu bebas untuk merawat diri." Ucap Bobby.
Nia hanya terdiam di atas ranjang nya.
Bobby menatap Nia yang masih saja terlihat galau. Lalu ia mendekap Nia erat-erat dan mengecup kening Nia.
"Kamu mau gendut, kamu mau kurus, kamu mau sedang-sedang saja, aku terima apa adanya. Kamu tetap cantik dimata ku, karena aku mencintaimu. Kamu yang sesungguhnya. Bukan fisik sayang." Ucap Bobby.
Nia menatap Bobby lekat-lekat. Ia mencari kejujuran di mata lelaki yang baru berusia dua puluh dua tahun tersebut. Bagaimana bisa lelaki itu sangat dewasa menyikapi Nia yang lebih tua tetapi masih kekanak-kanakan.
"Ah, kamu mah cuma lagi membesarkan hati ku saja. Diluar sana juga pasti kamu melihat gadis-gadis cantik, apa lagi muda-muda dan sexy." Ucap Nia sambil melepaskan pelukan Bobby.
"Ya, kalau di bilang tidak melihat, berarti bohong banget dong sayang. Soal nya mata ku masih normal dan masih bisa melihat. Tapi, aku kan tetap setia sama kamu." Ucap Bobby.
"Tuh kan!" Nia merajuk dan merebahkan dirinya di atas ranjang, lalu memunggungi Bobby.
"Lah, kok marah? Kan benar, namanya kelihatan. Ya terlihat. Tapi sengaja melihat sih enggak." Ucap Bobby.
"Aku sudah tua, aku sudah tidak menarik lagi!" Ucap Nia dengan nada suara yang terdengar hopeless.
"Yang bilang begitu siapa?" Tanya Bobby sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Nia diam saja sambil terus memunggungi Bobby.
"Begini saja, gimana kalau kamu ikut aku ke kampus, ikut ke restoran dan ikut aku kemana saja?" Ucap Bobby.
Nia membalikan tubuhnya dan menatap Bobby dengan seksama.
"Memangnya aku tidak punya kerjaan lain apa?" Tanya Nia sambil melengos kembali.
Bobby menghela napas nya dan memeluk Nia dari belakang.
"Kamu percaya gak sama aku?" Tanya Bobby.
"Enggak." Jawab Nia.
"Ya, kalau enggak, makanya ikut yuk kemana saja." Ucap Bobby.
"Gak mau!" Ucap Nia.
Bobby menghela napas nya sambil tersenyum bingung.
Begitulah keseharian Nia dan Bobby. Nia yang sudah berusia tiga puluh lima tahun, mulai merasa khawatir dengan suami nya yang masih berusia dua puluh dua tahun.
Untuk ukuran lelaki yang masih berusia dua puluh dua tahun, Bobby masih memiliki tubuh yang begitu menarik dimata banyak wanita. Wajah Bobby yang tampan membuat banyak wanita yang ingin mendekati Bobby.
Tetapi, Nia sangat beruntung memiliki suami yang begitu setia. Jangankan memikirkan untuk selingkuh, untuk melirik wanita lain pun Bobby tidak sempat. Karena Bobby begitu giat dengan cita-cita nya untuk segera lulus kuliah, membuat besar usaha nya dan membahagiakan Nia dan keluarga.
Tetapi, sebagai wanita, Nia tampaknya sangat insecure dengan dirinya sendiri. Perasaan takut kehilangan Bobby dan perasaan-perasaan lain nya menghantui hari-hari Nia. Nia menjadi bergelut dengan perasaan nya sendiri.
Nia memasuki barang belanjaan nya kedalam bagasi mobil. Lalu, ia menggendong Kimmy untuk masuk kedalam mobil nya. Setelah itu, Nia mengemudikan mobil menuju kediamannya.
Nia mengurus rumah tangganya tanpa bantuan asisten rumah tangga. Di samping Nia ingin melakukan nya sendiri, Nia juga kurang menyukai ada orang asing di rumah nya.
Nia mengepel, menjemur, mengurus anak dan membersihkan rumah sendirian. Berkali-kali Bobby menyarankan, bahkan membawa seorang asisten kerumahnya. Nia selalu menolak itu semua.
"Ah cuma pekerjaan rumah tangga aja kok." Itulah yang sering Nia ucapkan.
Ternyata Nia salah, semakin besar kandungan nya ia semakin gampang lelah. Sedangkan untuk meminta bantuan Bobby yang sudah lelah saat pulang kuliah dan bekerja, Nia sangat sungkan.
Tak jarang saat Bobby pulang bekerja, Nia dan Kimmy sudah tertidur. Bobby pun enggan untuk membangunkan Nia. Karena Bobby paham betul Nia pasti sangat kelelahan. Hal itu tentu saja membuat Nia dan Bobby menjadi jarang berkomunikasi.
Drettttt! Dreettt!
Ponsel Nia bergetar saat Nia sedang mengemudikan mobil nya. Sedangkan Kimmy sudah mulai rewel karena mengantuk.
"Iya, iya sabar ya, sebentar lagi kita sampai di rumah." Ucap Nia saat Kimmy merengek meminta susu.
"Ini siapa lagi nelpon-nelpon terus." Ucap Nia sambil meraih ponselnya dari dalam tas nya yang ia taruh di atas dasboard.
Farah
"Ih, ngapain sih." Gumam Nia sambil menerima panggilan dari Farah.
"Niaaaa, dari tadi kemana saja? gue telpon bukan nya di angkat!" Ucap Farah mengawali pembicaraan nya melalui sambungan telepon.
"Gue lagi nyetir! ada apaan?" Tanya Nia.
"Oh, ya sudah deh, nanti saja di rumah gue hubungi lagi." Ucap Farah.
"Hmmm." Sahut Nia sambil mematikan sambungan telepon nya. Lalu kembali berkonsentrasi untuk menyetir mobil agar sampai di rumah secepatnya.
Tiga puluh menit kemudian, Nia pun sampai dirumah. Setelah mengeluarkan semua barang belanjaan nya, Nia bergegas membuatkan susu untuk Kimmy yang sudah menanti di kamar nya. Setelah itu, Nia bergegas merapikan barang belanjaan nya dan memasukan nya di dalam kulkas.
Setelah rapi semua, Nia pun merasa lelah dan membuat segelas susu hamil untuk di nikmati nya sambil menelpon Farah, sesuai dengan janji nya.
"Hufffff..!" Seru Nia saat ia duduk di sofa santai di belakang rumah nya.
Nia meraih ponsel dari dalam saku celananya, lalu ia bergegas menghubungi Farah.
Beberapa kali panggilan dari Nia tak terjawab. Setelah Nia mulai malas, baru lah Farah menghubungi Nia.
"Niaaaa! sorry gue tadi lagi sibuk." Ucap Farah yang juga kini sebagai Ibu rumah tangga.
"Iya gak apa-apa kok, gue paham." Ucap Nia.
"Jadi begini, ada undangan reuni SMA kita! Kita semua datang yuk, kapan lagi kan? kangen ngumpul-ngumpul kayak dulu lagi." Ucap Farah.
Nia tertegun mendengar ucapan Farah.
"Nia! lu dengar gue gak sih?" Tanya Farah.
"I-iya." Sahut Nia.
"Kita berangkat yuk."
"Kapan?"
"Weekend ini."
"Hmmm ok lah." Sahut Nia.
Setelah selesai berbincang melalui telepon dengan Farah, Nia pun langsung menghubungi Emak untuk meminta izin untuk menitipkan Kimmy weekend ini. Tentu saja dengan senang hati Emak mengizinkan Kimmy untuk di titipkan di rumah nya.
Setelah selesai menghubungi Emak, Nia pun bergegas menghubungi Bobby. Tiba-tiba saja Nia mengurungkan niatnya untuk menghubungi Bobby.
Nia melirik jam yang tergantung di dinding rumah nya. Jarum jam menunjukkan pukul sebelas siang.
"Pasti Bobby masih di kampus." Gumam nya.
Nia pun mulai berpikir betapa jauh perbedaan nya dengan Bobby. Dikala semua suami teman-teman nya sibuk di kantor, tetapi suami nya sibuk di kampus.
Di saat suami teman-teman nya sudah pulang dari kantor, suami Nia mulai sibuk di restoran. Nia pun tertunduk sedih, selama tiga tahun pernikahan nya, Nia mulai merindukan masa-masa dimana hari-hari yang romantis bersama Bobby.
Tetapi kini, Bobby tidak punya banyak waktu lagi untuk nya. Di tambah dengan waktu Nia yang terasa sangat panjang saat menjadi Ibu rumah tangga.
Nia menghela napasnya dan meraih gelas susu hangat nya. Perlahan ia meneguk susu tersebut sampai habis, lalu ia bergegas untuk memasak.
..
Pagi hari ini, Bobby sudah rapi hendak pergi ke kampus. Terlihat Nia yang belum mandi dengan daster nya sedang termenung di kursi meja makan menemani Kimmy yang sedang belajar makan sendiri.
Bobby menatap Nia yang terlihat lusuh dan lelah. Entah sudah berapa lama ia tidak pernah berbincang santai lagi dengan Nia. Bobby menghampiri anak dan istrinya tersebut lalu mengecup kening mereka.
"Gak sarapan dulu?" Tanya Nia.
"Nanti saja di kampus, aku sudah terlambat. Bye sayang." Ucap Bobby sambil bergegas untuk berangkat.
Nia hanya terdiam dan menekuk wajah nya saat Bobby pergi. Nia mulai jenuh dengan semua nya. Nia benar-benar merasa Bobby terlalu sibuk dengan dunia nya sendiri.
"Arghhh stress gue! dari pada tiba-tiba gue ketawa ketiwi sendirian (gila-read) mending gue nongkrong deh. Monoton banget hidup gue begini." Gumam nya.
Nia pun mulai mengetik pesan broadcast untuk teman-teman nya dan tak lama kemudian ia mengirimkan pesan tersebut kepada Naya, Rara dan Farah.
Tak lama kemudian balasan dari mereka bertiga pun masuk, Nia tersenyum membaca pesan-pesan dari sahabat-sahabat nya itu.
"Ok siap jam 10 nanti ya." Balas Nia.
Lalu, Nia bergegas memandikan Kimmy, lalu mendadani anak nya serapi mungkin. Dan setelah itu, Nia pun bergegas untuk mandi dan bersiap-siap untuk menemui teman-teman nya.
Di jalan, Bobby yang sedang mengendarai mobil mulai berpikir atas perubahan sikap Nia kepadanya. Entah mengapa Bobby merasa sudah beberapa hari ini, sikap Nia mulai dingin terhadap nya. Sebenarnya ia sangat ingin berbicara lebih banyak kepada Nia. Tetapi, apa daya ia sudah terlambat ke kampus.
Bobby pun berniat untuk tidak ke restoran hari ini. Karena ia ingin menemani Nia. Bobby sadar betul bila obsesi nya untuk maju membuat waktu nya banyak tersita. Sehingga kesan nya ia kurang memperhatikan atau meluangkan waktu untuk anak dan istrinya.
Bobby menghela napasnya dan berdoa semoga kuliah nya segera selesai tahun depan. Agar waktu yang dimiliki Bobby lebih banyak untuk Nia dan anak-anak nya.
Bobby mempercepat laju mobilnya dan beberapa menit kemudian ia pun sampai di kampus.
Bobby termasuk mahasiswa yang terkenal pendiam dan jarang bergaul di fakultasnya. Bobby juga tidak pernah terlalu sering berinteraksi dengan gadis-gadis yang berada di Fakultasnya.
Karena sikap nya yang seperti itu, Bobby pun semakin digilai oleh gadis-gadis di kampus nya.
Bobby baru saja turun dari mobil nya dan bergegas berjalan menuju kelasnya. Lagi-lagi ia di sapa oleh Meriska gadis yang satu Fakultas dengannya tetapi berbeda kelas.
"Eh, Bobby." Sapa Meriska saat Bobby sedang menaiki anak tangga menuju kelasnya.
"Eh, Meriska." Bobby tersenyum.
"Bob, dengar-dengar gosip, lu sudah menikah ya?" Tanya Meriska straight to the point.
"Sudah." Sahut Bobby.
"Masa sih? Oh My God! gue kira cuma gosip." Ucap Meriska yang tampak begitu terkejut, juga merasa kecewa dengan benarnya berita yang ia dengar.
"Kenapa?" Tanya Bobby.
"Lu seriusan? Lu sudah menikah dan punya istri?" Tanya Meriska lagi.
"Iya, istri gue lagi hamil anak kedua sekarang." Ucap Bobby.
Napas Meriska mulai sesak karena pengakuan Bobby. Sudah beberapa tahun ini Meriska begitu mengidolakan Bobby yang terlihat sangat cool dimata nya. Sehingga ia semakin rajin ke kampus hanya demi dapat bertemu dengan Bobby.
Tetapi kenyataan yang ia terima hari ini begitu pahit baginya. Dengan penuh kesadaran dan kejujuran, lelaki yang ia sukai itu mengatakan bahwa dia sudah menikah dan akan memiliki anak kedua.
"Istri lu anak kampus kita juga? kok lu nikah muda Bob?" Tanya Meriska penasaran.
"Iya anak kampus kita juga cuma beda Fakultas." Jawab Bobby.
"Memang nya dia Fakultas apa?" Tanya Meriska lagi.
"Mau apa kok lu penasaran begitu Mer?" Tanya Bobby.
"Ya enggak sih, cuma gue kepo aja." Jawab Meriska.
Bobby tersenyum dan menatap Meriska.
"Dia dulu kuliah di kampus kita. Tapi dia sudah lulus dua belas tahun yang lalu." Ucap Bobby sambil berlalu dari hadapan Meriska.
Meriska terkejut dan memegangi dadanya yang terasa sesak.
"Dua belas tahun yang lalu? Tante-tante dong? Jadi Bobby... Hah? dia simpanan Tante-tante? Eh, kok simpanan? Nikah gitu sama Tante-tante? Astaga Bobby!" Gumam Meriska.
"Bobby!" Panggil Meriska.
Bobby tidak memperdulikan gadis itu. Lalu, ia masuk kedalam kelasnya yang sudah di mulai.
Semua gadis yang berada di kelas Bobby, menatap Bobby dengan tatapan yang terpesona, saat ia masuk kedalam kelas tersebut. Pesona Bobby memang sudah tidak diragukan lagi. Semua mata yang menatapnya akan otomatis langsung berhalusinasi dengan sendirinya.
Bobby si berondong Tante Nia, lelaki dambaan semua wanita. Tetapi, Tante Nia lah pemenang nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
ama luph endhe
gmn bs jatuh hati k yg lain ath Thor,nyata ny my baby ttp d hati😍😍😍
2022-08-04
1
Wati Simangunsong
mkanya meriska jngn cbo2 jd pelakor loh
2021-12-17
1
sheka
haduuh
2021-08-23
1