Kisah Kasih Di Sekolah
"Jangan membantah! Ayah sudah membayar semua uang administrasi. Besok kamu ke sekolah, ukur baju seragam!" Kalimat pamungkas ayah setelah berdebat panjang disaksikan ibu yang hanya bisa terdiam.
Amanda kembali ke kamar dengan hati mencelos.
"Ok, itu salah satu sekolah terbaik di kota ini. Kenapa harus takut? Aku kan sudah biasa di-bully. Sangat terbiasa." Dia berkata dalam hati sambil memandangi buku diary yang kemarin dia beli di toko buku langganannya.
"Sorry diary, sedang tidak minat nulis." Dia melempar buku diary di atas kasur, merebahkan diri, dan tak ingin menangis tapi air mata juga jatuh tanpa kompromi.
Semua anggota keluarga tahu, setiap keputusan ayahnya adalah mutlak. Otoriter sudah jadi hal biasa di dalam keluarga. Barang-barang di rumah bisa melayang jika perdebatan dengan ayahnya dilanjutkan.
"Huhhh.. Yang waras ngalah." Pikirnya sambil terus berusaha menenangkan diri.
Sebenarnya bukan masalah bagi seorang Amanda untuk sekolah di sana. Dia siswa dengan prestasi yang cukup baik sejak di sekolah dasar. Selalu juara kelas, meskipun terkadang tidak selalu di posisi pertama.
Masalah utama baginya adalah ketakutannya karena tidak memiliki teman atau kenalan di hari pertamanya.
Dia tidak tahu bagaimana berkenalan dengan orang-orang baru. Sementara teman-temannya di sekolah menengah dulu memilih sekolah favorit lain yang berbeda.
Dia benar-benar sendirian dan ketakutan membayangkan berbagai kengerian dan suasana di sekolah barunya yang sudah pasti tidak akan membuat dia nyaman.
Bisakah kau tidur dengan tenang membayangkan hari pertama di sekolah nanti tanpa seorang teman pun?
Sekolah yang jangankan menginjakkan kaki ke dalamnya, melihatnya saja dari dekat kau tidak akan berani.
Bagaimana kau akan melalui masa-masa orientasi yang katanya sangat mengerikan bagi anak baru?
Sekolah elite yang kebanyakan dihuni oleh anak-anak pejabat tinggi di kota ini atau anak-anak biasa namun berprestasi.
Sementara kau hanya anak biasa dengan prestasi pas-pasan dan orang tua yang juga berpenghasilan pas-pasan. Si miskin yang mencoba masuk ke istana.
"Lengkaplah sudah," Amanda menghela nafasnya sambil mencoba mencari satu motivasi saja agar bisa kuat menghadapi hari-hari masuk sekolah yang semakin mendekat.
"Setidaknya ada dia. Semoga dia memperhatikanku kali ini." Ujar Amanda sambil mencoba menenangkan hatinya. Dia hanya bisa menaruh harapan pada seseorang.
Seseorang yang sudah lama dikaguminya, sejak kelas satu SMP. Cowok itu keren sekali, benar-benar keren menurut Amanda.
Amanda bukanlah tipe cewek yang mudah terpesona dengan cowok. Tetapi setiap kali dia melihat seseorang itu, dia pasti tidak bisa memungkiri perasaan khusus yang sudah terbersit di hatinya.
Cowok keren itu adalah kak Edo, kakak kelasnya di SMP Pelita Bangsa. Amanda sudah terpesona pada kakak seniornya itu sejak pandangan pertama.
Hingga kini, setelah tiga tahun berlalu, Amanda masih saja mengagumi sosok kak Edo dalam diam.
Dia menyadari dirinya bukanlah tipe cewek yang sesuai untuk seorang cowok sekeren kak Edo. Amanda berusaha lapang dada menerima kenyataan pahit itu. Dia selalu saja merasa minder soal perasaannya itu.
Amanda merasa takdir kini seolah berpihak dalam hubungan mereka. Ya, mereka memang belum punya hubungan apapun.
Kak Edo bahkan sepertinya tidak mengenali Amanda. Entah memang tidak mengenali atau terlalu cuek, yang jelas Amanda berharap jika mereka sudah satu sekolah lagi, kak Edo akan lebih memperhatikan dirinya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Ufika
Hy kak aku mampir ya salam semangat🤗🥰
2023-01-23
1
👑Ria_rr🍁
rate 5 🌟 dan fav buat Amanda
2023-01-23
1
Risfa
Hadir ka
2023-01-23
1