Kasus!

"TOK! TOK! TOK!"

"Permisi pak!" Ucap Satria. Dia dan kedua adik kelasnya berdiri di depan pintu ruang BK.

Tidak ada respon dari dalam ruangan. Satria mengetuk kembali pintu dengan gaya yang sama. Tidak ada sahutan juga. Dia mulai merasa sedikit kesal.

"Ngapain kalian di sini!?" Sebuah suara yang berat terdengar dari belakang mereka.

Satria dan kedua adik kelasnya refleks menoleh ke belakang. Sosok tinggi besar dengan perut buncit sedang berdiri di belakang mereka dengan ekspresi sangar di wajahnya. Itu adalah ekspresi khas milik Yang Mulia Pak Suwanto. Begitu para siswa SMA Adhyaksa menjuluki guru BK tersebut. Tentu saja tanpa sepengetahuan beliau.

Vino adalah orang yang sebenarnya paling kaget di antara ketiga siswa tersebut. Bagaimana tidak, suara pak Suwanto yang berat dan besar itu hanya berjarak beberapa inchi saja dari kupingnya tadi. Namun dia berusaha stay cool, seolah tadi tidak kaget sama sekali.

"Izin pak Suwanto. Ada hal yang ingin saya laporkan." Ujar Satria. Pak Suwanto mengamati sekilas penampilan ketiga siswa di hadapannya. Guru BK itu mengernyitkan dahinya namun segera berjalan dan membuka pintu ruangan.

"Ehemmm..." Pak Suwanto mulai berdehem. Entah itu kode, atau memang kerongkongannya tersumbat... Tidak ada yang tahu. "Masuk!" Perintah Pak Suwanto.

Satria masuk mendahului kedua adik kelasnya. "Izin masuk, pak!" Ucap Satria. Vino dan siswa baru itu ikutan masuk di belakang Satria.

Ruang BK itu ternyata cukup luas, indah dan nyaman. Pengharum ruangan secara otomatis mengeluarkan aroma wangi floral yang manis setiap 20 menit. Ada dua buah meja guru dengan hiasan kaktus yang estetik di atasnya.

Sebuah PC dan printer tertata rapi di atas masing-masing meja. Dua buah kursi juga tersusun rapi di hadapan kedua meja guru tersebut. Satu set sofa yang besar dan nyaman terletak di pojok ruangan. Sebuah Macbook tergeletak dengan anggun di atas meja kaca bundar di depan sofa. Selebihnya ruangan tersebut diisi oleh lemari-lemari berisikan buku-buku dan map file yang berbundel-bundel.

Suasana ruang BK ini tentu saja kelihatan tidak cocok dengan raut wajah pak Suwanto yang sangar. Namun ada seorang penghuni lain yang juga menempati ruangan tersebut. Seorang psikolog muda yang cantik dan atraktif biasanya selalu terlihat duduk manis di sana. Namun psikolog muda tersebut sejak hari pertama mulai sekolah belum terlihat keberadaannya.

Vino melirik ke arah hiasan dinding di dalam ruangan. Dia melihat beberapa pigura kaca berisikan poster peraturan sekolah beserta poin sanksi bagi setiap siswa yang melanggarnya.

"Ada apa, Satria!?" Tanya pak Suwanto sambil menatap lekat-lekat kedua siswa baru yang kondisinya terlihat tidak baik-baik saja. "Sepertinya ada kasus ya..." Pak Suwanto bergumam sendiri sambil mendengus.

"Duduk!" Perintah pak Suwanto sambil menarik kursi putarnya. Guru BK itu duduk dan mulai menghidupkan PC di atas meja kerjanya.

Satria memindahkan sebuah kursi di depan meja psikolog dan meletakkannya di depan meja pak Suwanto. Dia lalu memberi tanda agar kedua adik kelasnya ikut duduk di sebelahnya. Mereka bertiga duduk berjejer di hadapan pak Suwanto.

Pak Suwanto menatap tajam ketiga siswa yang duduk di hadapannya. Wajahnya terlihat sangat tidak senang. "Apa adik kelasmu ini sudah membuat masalah?!" Tanya pak Suwanto pada Satria.

Pak Suwanto masih belum mengalihkan pandangannya dari Vino dan siswa baru di sebelah Vino. Guru BK itu mengamati dengan seksama beberapa luka yang sudah mulai kelihatan jelas di wajah kedua muridnya itu.

"Izin pak, terjadi pemukulan tadi pagi di kamar mandi." Ujar Satria memulai pembukaan laporannya.

"Apa!?" Ujar pak Suwanto seolah tidak percaya. "Kalian berdua berkelahi di toilet!?" Ujar pak Suwanto. "Apa kakak kelasmu ini belum mengajarkan kalian aturan di sekolah!?" Pak Suwanto berkata dengan nada yang semakin meninggi.

Vino hampir saja menggerakkan bibirnya ketika Satria dengan sigap mengambil alih pembicaraan.

"Izin pak, saya melihat mereka berdua dipukuli di kamar mandi." Ujar Satria tegas. Pak Suwanto langsung mengalihkan pandangannya pada Satria. "Katakan apa yang kau lihat!" Perintah pak Suwanto.

Pak Suwanto terlihat sangat kesal. Sudah dua tahun dirinya menjabat guru BK, belum pernah ada kasus tindakan kekerasan di SMA Adhyaksa.

Jika ada masalah atau konflik di antara para siswa, mereka lebih memilih menyelesaikannya di luar pagar sekolah daripada berbuntut lebih panjang di sekolah.

Sudah menjadi tata tertib di SMA Adhyaksa, akan dilakukan tindakan tegas bagi siswa ataupun guru yang terbukti melakukan tindakan kekerasan di lingkungan sekolah.

Bagi setiap siswa yang melakukan tindakan kekerasan di lingkungan sekolah, akan diberikan hukuman dalam bentuk skorsing dan dikeluarkan dari sekolah jika tingkatan kesalahan sangat parah. Sedangkan bagi setiap guru yang terbukti melakukan tindakan kekerasan, sekolah tidak akan segan-segan melakukan PHK pada guru tersebut.

"Saya masuk ke kamar mandi dan melihat tiga orang siswa kelas tiga sedang memukuli mereka." Satria mencoba menjelaskan kembali kronologis kejadian pemukulan yang dilihatnya tadi pagi di toilet. Dia sempat melihat dengan jelas bagaimana ketiga kakak kelasnya mengeroyok Vino. Meskipun dia tidak melihat langsung bagaimana kakak-kakak kelasnya itu menghajar siswa satu lagi.

Satria menceritakan apa yang dia lihat dengan detail dan bagaimana usahanya untuk berdiskusi dengan ketiga kakak kelasnya itu.

"Sebutkan nama mereka!" Ujar pak Suwanto tidak sabar. "Derry, Yudha, dan Angga." Jawab Satria cepat.

"Angga!?" Pak Suwanto terlihat kaget. Guru BK itu mengetikkan sesuatu di komputernya. "Kelas mana!?" Tanya pak Suwanto lagi. "Sepertinya kelas III-1, pak!" Jawab Satria ragu. Dia hanya tahu Angga dari kelas itu, dua siswa lagi tidak begitu dikenalnya. Dia menyesali kenapa tadi dia tidak mencari tahu terlebih dahulu asal kelas ketiga siswa senior yang bermasalah tersebut.

Pak Suwanto membuka database siswa kelas III-1 dan dengan cepat menemukan daftar nama lengkap mereka. Tidak ada catatan masalah sebelumnya atas nama mereka bertiga.

Vino yang sedari tadi duduk dan berdiam diri mulai merasa bosan. Dia semakin merasakan nyeri di beberapa bagian tubuhnya. Sementara siswa baru di sebelahnya mengelus pipi kirinya sambil meringis. Sesekali dia meraba lututnya yang sakit.

"Siapa namamu?!" Pak Suwanto bertanya pada Vino. "Vino Handoko." Jawab Vino cepat. Pak Suwanto segera mengetikkan namanya. "Kau!?" Pak Suwanto melirik ke siswa baru di sebelah Vino. "Hendi Gunawan, pak." Jawab siswa baru itu dengan suara bergetar. Pak Suwanto kembali mengetikkan beberapa kalimat di komputernya.

Beberapa menit kemudian, pak Suwanto mengeluarkan smartphone-nya dan meminta kedua siswa tersebut menegakkan kepala mereka yang sejak tadi tertunduk lesu. Guru BK itu memotret mereka berdua dari berbagai sisi sebagai kelengkapan dokumentasi.

"Bawa mereka ke klinik!" Perintah pak Suwanto pada Satria. "Dan panggil ketiga kakak kelasmu itu. Suruh mereka menghadap saya secepatnya!" Sambung pak Suwanto dengan nada suaranya yang berat seperti biasa.

"Baik, pak. Izin saya pamit." Ujar Satria dengan sopan. Dia segera mengajak Vino dan Hendi ke klinik sekolah. Klinik berada tepat di sebelah ruang UKS.

SMA Adhyaksa dilengkapi dengan fasilitas klinik kesehatan yang memadai. Dua orang dokter umum dan dua orang perawat yang dikontrak oleh pihak sekolah untuk bertugas di klinik tersebut. Dokter umum tersebut berjaga secara bergiliran sesuai jadwal dan shift jaga mereka yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kedua perawat bertugas setiap hari sekolah di klinik tersebut.

Satria membuka pintu klinik. "Selamat pagi, dokter." Ucap Satria ramah. Seorang wanita cantik berusia tiga puluhan tersenyum dan membalas sapaan Satria. "Selamat pagi, sayang!" Ucap sang dokter dengan wajah ceria.

"Oh... Ada apa ini!?" Dokter cantik itu segera mendekati Vino dan Hendi. Wajahnya terlihat cemas. "Mengapa wajah kalian terluka?" Tanya dokter itu pada Hendi. Hendi melengos.

"Mereka dipukuli seniornya, dok!" Ujar Satria. "Saya sudah melapor ke pak Suwanto dan atas arahan beliau, saya membawa mereka ke sini." Sambung Satria. Dia menjelaskan sedikit kasus yang sedang terjadi pada kedua siswa baru itu.

Dokter cantik itu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tapi tidak seharusnya begini." Dokter cantik itu berkata dengan lembut. Dia menatap Vino dan Hendi dengan wajah yang penuh kasih sayang. Vino merasa sakitnya sedikit berkurang ketika melihat wajah dokter cantik itu.

"Baik, Satria. Kami akan merawat adik-adikmu yang tampan ini. Kau boleh kembali ke kelas." Dokter tersebut memberi instruksi pada Satria dan memberi tanda pada perawat pria untuk bersiap-siap melakukan tindakan medis. Sedangkan seorang perawat lagi memandangi mereka sambil tersenyum ramah.

Ya, seperti telah dijelaskan sebelumnya. Ada dua dokter dan dua perawat bertugas di klinik sekolah. Kedua dokter adalah wanita. Sedangkan untuk posisi perawat, SMA Adhyaksa menyediakan tenaga medis pria dan wanita. Sehingga dapat menyesuaikan dengan gender siswa yang akan dirawat.

"Baik, terima kasih dokter! Izin saya pamit." Ucap Satria sopan. "OK, sayang!" Balas sang dokter cantik sambil memeriksa luka memar di pipi kiri Hendi.

Satria meninggalkan klinik dan bergegas kembali ke ruang Pengurus OSIS. Andrew dan Wulan sudah terlihat berkumpul di ruangan bersama Irgi yang sepertinya masih sangat kesal.

"Gimana!?" Tanya Irgi tidak sabar. "Apanya!?" Satria malah balik bertanya. "Ya, anak-anak itu! Apa kata pak Suwanto?" Irgi berkata dengan nada emosi.

"Oh... Iya! Waduh... Aku lupa!" Ujar Satria sambil menepuk jidatnya. "Anak-anak sudah ditangani dokter Andita di klinik. Aku ke kelas III-1 sebentar. Tadi disuruh pak Suwanto." Satria berkata sambil buru-buru keluar dari ruangan pengurus OSIS.

"Huffftttt... Dasar!" Ujar Irgi sambil menghembuskan nafas panjang.

Satria berpapasan dengan Ravel di koridor. Satria bermaksud menyapa, namun dia merasa enggan ketika melihat ekspresi dingin dan datar dari wajah Ravel.

"Huhhh... Begitu selalu wajahmu, cewek gila mana yang bakalan minat!" Satria menggumam dalam hati. Dia berjalan cepat menuju lift terdekat agar secepatnya tiba di lantai tiga.

Terpopuler

Comments

kavena ayunda

kavena ayunda

peran utamanya siapa sih ini thor🙄

2022-07-29

1

Heni Yusnita

Heni Yusnita

Keren abis ini maahhhh...👍👍👍
Cepet dilanjutkan ya Thor,
jiwa penasaran tingkat tinggi ku berkelana keliling angkasa. 🤗

2021-03-12

2

Nur LloVve

Nur LloVve

Di tunggu feedback nya kak,kalo udah like karya aku komen yah.Biar aku vote karya kakak.Makasih

2021-03-11

1

lihat semua
Episodes
1 SMA Terfavorit
2 Hari Pertama
3 Masa Orientasi
4 Sekretaris OSIS yang Tampan
5 Ide Gila Kakak Kelas
6 Salam dari Author
7 Bertemu di Kantin Sekolah
8 Bantuan Helena
9 Cowok di Halte
10 Mimpi Indah
11 Tak Ingin Di-bully
12 Pesona Sang Dewi Bulan
13 Wakil Ketos
14 Berdua di Halte
15 Vino vs Ketos (1)
16 Vino vs Ketos (2)
17 Vino vs Ketos (3)
18 Kasus!
19 Playing Victim
20 Author Menyapa
21 Salah Siapa?
22 Mendadak Viral
23 Bersama Andrew
24 Ketika Doni Kepo
25 Pertolongan Pertama
26 Bad Mood
27 Cemburu
28 Keberuntungan Vino
29 Mendung Berarti Hujan
30 Rahasia Cinta Edo
31 Senyuman Itu
32 I Hate Math!
33 Perih...
34 Demi Cinta
35 Pertaruhan Hidup dan Mati
36 Tuan Muda Anthony
37 Ikatan Hati
38 Malam yang Meresahkan
39 Bukan Kencan Impian
40 Wejangan Mama Vino
41 PR Tambahan
42 Pendaftaran Kegiatan Ekskul
43 Helena Menyontek
44 Patah Hati
45 Tuan Muda Sedang Bucin
46 Firasat Nyonya Wishnu
47 Bahagia dalam Berbagi
48 Sendu
49 Duka Dua Dara
50 Selalu Denganku!
51 Author Menyapa
52 Cowok Keren
53 Kamu Milikku!
54 Rasa yang Tak Biasa
55 Di Perpustakaan
56 Deg-degan
57 Adegan dalam Mobil
58 Setiap Hari Merindu
59 Dia Ramah Sekali
60 Kelaparan
61 Sahabat Lama
62 Persiapan Penyambutan Tamu Penting
63 Senyummu Mengalihkan Duniaku
64 Pesta Makan Malam
65 Harus Selalu Berdua
66 Integritas!
67 Sekretaris Tampan Tuan Muda
68 Mulai Perhatian
69 Cemas
70 Siapa Dia?
71 Agresif
72 Pacar!?
73 Rencana Nyonya Wishnu
74 Pertemuan Tiga Pria Tampan
75 Kesal
76 Kosong
77 Aku Akan Selalu Menemanimu
78 Amanda Galau
79 Sampai Terbawa Mimpi
80 Laki-laki Sejati
81 Malu-malu
82 Obsesi Windy
83 Penasaran
84 Akhir Pekan
85 Malam Minggu
86 Pameran Karya Ilmiah
87 Dua Cowok Keren di Aula
88 Handsome Driver
89 Panas
90 Gara-gara Essay
91 Amanda Bingung
92 Author Menyapa
93 E-mail yang Mengejutkan
94 Menemani Amanda
95 Keputusan Tuan Wishnu
96 Ryan Mulai Viral
97 Kecurigaan Tuan Muda
98 Curhatan yang Menyebalkan
99 Jepang (1)
100 Jepang (2)
101 Jepang (3)
102 Jepang (4)
103 Jepang (5)
104 Gadis yang Mengesankan
105 Belajar di Villa
106 Di Dalam Mobil Mewah Tuan Muda
107 Sederhana
108 Ketahuan Mencontek
109 Hukuman untuk Helena
110 Cewek Matre
111 Bucin di Perpustakaan
112 Bau-bau Perjodohan
113 Gangguan dari Windy
114 Coaching Essay
115 Bertamu di Rumah Amanda
116 Tak Dianggap
117 Mangga dan Diskusi
118 Laporan Tuan Alfred
119 Anak Nongkrong
120 Si Ketua Kelas
121 Ketua Kelas Bersatu
122 Ryan Curhat
123 Teguh Kembali
124 Mulai Dekat
125 Api Asmara Tuan Muda
126 Tiba-tiba Pusing
127 PMS
128 Percakapan yang Aneh
129 Pengumuman dari Vino
130 Persiapan Pensi
131 Teguh Galau
132 Lulus Ujian
133 Bermula dari Rasa Nyaman
134 Menggantikan Papa
135 Apakah Ini Pertanda?
136 Tes Wawancara
137 Mendengar Pembicaraan Rahasia
138 Vino Lagi Sensi
139 Ada Orang Gila!
140 Sehari Tanpamu
141 Kekhawatiran Tuan Robby
142 Windy Kecewa
143 Meeting Pertama Tuan Muda
144 Rencana Tuan Muda
145 Kabar yang Ditunggu Windy
146 Gara-gara Payung
147 Si Tampan di Tengah Hujan
148 Penyelewengan
149 Menjelang Pensi
150 Brokenheart
151 Tuan Wishnu Kembali
152 Gombal!
153 Windy Kecewa
154 Sang Pemenang
155 Ada yang Berbeda
156 Pensi
157 My First Kiss!
158 Ada Apa dengan Ryan?
159 Ketemu di Toko Buku
160 Ikut ke Yayasan
161 Mengharu-biru
162 Mengantar Amanda Pulang
163 Janji dengan Ryan
164 Bersama Ryan
165 Diantar Pulang oleh Ryan
166 Dia Bukan Gadis Biasa!
Episodes

Updated 166 Episodes

1
SMA Terfavorit
2
Hari Pertama
3
Masa Orientasi
4
Sekretaris OSIS yang Tampan
5
Ide Gila Kakak Kelas
6
Salam dari Author
7
Bertemu di Kantin Sekolah
8
Bantuan Helena
9
Cowok di Halte
10
Mimpi Indah
11
Tak Ingin Di-bully
12
Pesona Sang Dewi Bulan
13
Wakil Ketos
14
Berdua di Halte
15
Vino vs Ketos (1)
16
Vino vs Ketos (2)
17
Vino vs Ketos (3)
18
Kasus!
19
Playing Victim
20
Author Menyapa
21
Salah Siapa?
22
Mendadak Viral
23
Bersama Andrew
24
Ketika Doni Kepo
25
Pertolongan Pertama
26
Bad Mood
27
Cemburu
28
Keberuntungan Vino
29
Mendung Berarti Hujan
30
Rahasia Cinta Edo
31
Senyuman Itu
32
I Hate Math!
33
Perih...
34
Demi Cinta
35
Pertaruhan Hidup dan Mati
36
Tuan Muda Anthony
37
Ikatan Hati
38
Malam yang Meresahkan
39
Bukan Kencan Impian
40
Wejangan Mama Vino
41
PR Tambahan
42
Pendaftaran Kegiatan Ekskul
43
Helena Menyontek
44
Patah Hati
45
Tuan Muda Sedang Bucin
46
Firasat Nyonya Wishnu
47
Bahagia dalam Berbagi
48
Sendu
49
Duka Dua Dara
50
Selalu Denganku!
51
Author Menyapa
52
Cowok Keren
53
Kamu Milikku!
54
Rasa yang Tak Biasa
55
Di Perpustakaan
56
Deg-degan
57
Adegan dalam Mobil
58
Setiap Hari Merindu
59
Dia Ramah Sekali
60
Kelaparan
61
Sahabat Lama
62
Persiapan Penyambutan Tamu Penting
63
Senyummu Mengalihkan Duniaku
64
Pesta Makan Malam
65
Harus Selalu Berdua
66
Integritas!
67
Sekretaris Tampan Tuan Muda
68
Mulai Perhatian
69
Cemas
70
Siapa Dia?
71
Agresif
72
Pacar!?
73
Rencana Nyonya Wishnu
74
Pertemuan Tiga Pria Tampan
75
Kesal
76
Kosong
77
Aku Akan Selalu Menemanimu
78
Amanda Galau
79
Sampai Terbawa Mimpi
80
Laki-laki Sejati
81
Malu-malu
82
Obsesi Windy
83
Penasaran
84
Akhir Pekan
85
Malam Minggu
86
Pameran Karya Ilmiah
87
Dua Cowok Keren di Aula
88
Handsome Driver
89
Panas
90
Gara-gara Essay
91
Amanda Bingung
92
Author Menyapa
93
E-mail yang Mengejutkan
94
Menemani Amanda
95
Keputusan Tuan Wishnu
96
Ryan Mulai Viral
97
Kecurigaan Tuan Muda
98
Curhatan yang Menyebalkan
99
Jepang (1)
100
Jepang (2)
101
Jepang (3)
102
Jepang (4)
103
Jepang (5)
104
Gadis yang Mengesankan
105
Belajar di Villa
106
Di Dalam Mobil Mewah Tuan Muda
107
Sederhana
108
Ketahuan Mencontek
109
Hukuman untuk Helena
110
Cewek Matre
111
Bucin di Perpustakaan
112
Bau-bau Perjodohan
113
Gangguan dari Windy
114
Coaching Essay
115
Bertamu di Rumah Amanda
116
Tak Dianggap
117
Mangga dan Diskusi
118
Laporan Tuan Alfred
119
Anak Nongkrong
120
Si Ketua Kelas
121
Ketua Kelas Bersatu
122
Ryan Curhat
123
Teguh Kembali
124
Mulai Dekat
125
Api Asmara Tuan Muda
126
Tiba-tiba Pusing
127
PMS
128
Percakapan yang Aneh
129
Pengumuman dari Vino
130
Persiapan Pensi
131
Teguh Galau
132
Lulus Ujian
133
Bermula dari Rasa Nyaman
134
Menggantikan Papa
135
Apakah Ini Pertanda?
136
Tes Wawancara
137
Mendengar Pembicaraan Rahasia
138
Vino Lagi Sensi
139
Ada Orang Gila!
140
Sehari Tanpamu
141
Kekhawatiran Tuan Robby
142
Windy Kecewa
143
Meeting Pertama Tuan Muda
144
Rencana Tuan Muda
145
Kabar yang Ditunggu Windy
146
Gara-gara Payung
147
Si Tampan di Tengah Hujan
148
Penyelewengan
149
Menjelang Pensi
150
Brokenheart
151
Tuan Wishnu Kembali
152
Gombal!
153
Windy Kecewa
154
Sang Pemenang
155
Ada yang Berbeda
156
Pensi
157
My First Kiss!
158
Ada Apa dengan Ryan?
159
Ketemu di Toko Buku
160
Ikut ke Yayasan
161
Mengharu-biru
162
Mengantar Amanda Pulang
163
Janji dengan Ryan
164
Bersama Ryan
165
Diantar Pulang oleh Ryan
166
Dia Bukan Gadis Biasa!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!