Helena sudah merasa sangat lapar. Amanda juga merasa lapar hanya saja nafsu makannya belum kembali.
Ditambah lagi dengan beban tugas dari kakak kelas di hari pertama ini. Dia benar-benar merasa pusing tujuh keliling.
"Amanda, ke kantin yukkk!" Ajak Yuni dari posisi bangkunya di depan.
Amanda menoleh ke depan dan mencoba tersenyum. Amanda melihat ke penjuru kelas. Sebagian bangku sudah kosong, ternyata sebagian siswa sudah keluar kelas dan dia tidak menyadari sama sekali. Amanda terlalu sibuk dengan fikirannya sendiri.
"Yukkk Amanda. Aku juga udah laper banget." Ujar Helen sambil mengelus perutnya yang sudah mulai keroncongan.
"Hmmm... Iya ya, aku juga haus sekali." Balas Amanda.
Mereka pun segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke meja Yuni. Mereka bertiga segera keluar dari kelas dengan perut yang keroncongan.
"Kita ke kantin terdekat aja ya. Daripada nanti telat masuk kelas. Bisa berabe." Kata Helena.
"Iya, setuju. Dimana ya kantinnya? Aku belum tahu nihhh. Hehehe..." Ujar Yuni jujur.
"Itu.. Di pojokan ujung sana," tunjuk Helena.
"Di sekolah ini ada dua kantin. Kantin yang lebih luas ada di bawah perpustakaan." Sambung Helena.
"Oh gitu... Okelah, yang deket aja dulu. Biar cepet." Jawab Yuni.
Mereka kemudian bergegas menuju kantin yang di pojokan sekolah. Letaknya memang tidak terlalu jauh dari kelas mereka. Hanya berselang 4 kelas saja.
Amanda tidak banyak berkomentar, dia hanya berjalan mengikuti kedua teman barunya itu. Dia betul-betul belum bersemangat.
Namun kerongkongannya yang sudah kering sedari tadi, sudah sangat merindukan segelas minuman dingin dan segar.
Urusan makan, nanti dulu deh. Tergantung situasi dan kondisi. Begitu Amanda membatin dalam hatinya.
Padahal sesungguhnya usus-usus di dalam perut Amanda juga sudah mulai bergejolak. Menanti kehadiran makanan yang bisa mereka cerna secepatnya.
"Kita enaknya makan apa ya?" Tanya Yuni pada kedua temannya.
"Aku beli roti sayur itu aja dehhh... Laper bener ini..." Jawab Helena.
Dia segera berjalan ke arah penjual kue. Berbagai jenis kue tertata rapi di dalam rak yang dijaga oleh seorang wanita paruh baya.
Sementara itu Amanda masih menyesuaikan diri dengan keadaan di kantin. Suasana kantin cukup riuh dengan suara-suara para siswa yang sibuk berceloteh ria.
Amanda merasa minder, dia sungkan untuk bergerak mengikuti Helena yang sudah meninggalkan mereka menuju rak kue.
Amanda melirik ke arah penjual jus. Posisinya tidak terlalu jauh dari tempat mereka berdiri. "Mungkin segelas jus apel cocok nih."
Amanda akhirnya menemukan menu yang tepat untuk bertahan hidup di sekolah hari ini.
"Mau beli apa kamu?" Tanya Yuni lagi kepada Amanda. Kini mereka tinggal berdua di dekat pintu masuk kantin.
"Mau jus, Yun?" Jawab Amanda sambil bertanya.
"Hmmm... Boleh juga tuh. Yukkk kita ke situ." Ajak Yuni sambil menggandeng tangan Amanda.
Mereka berdua memesan jus yang berbeda. Yuni memesan satu cup jus jeruk segar sementara Amanda memesan satu cup jus apel sesuai rencananya tadi.
Helena memanggil mereka untuk duduk di dekatnya. Setelah memesan jus, Amanda dan Yuni bergegas menemui Helena.
Yuni menarik bangku agar Amanda dapat duduk di sebelahnya. Sementara dia sendiri langsung bangun dan berjalan ke arah rak kue.
"Sebentar ya, aku beli kue dulu." Kata Yuni.
"OK." Balas Helena sambil melirik ke arah Amanda.
"Kamu ga ikutan beli kue?" Tanya Helena.
"Kayaknya ga nih, aku ga selera makan." Jawab Amanda dengan jujur.
"Hahaha... Udah ga usah dipikirin itu mah..." Helena berkata sambil tertawa renyah.
"Hukuman kamu kayaknya lebih mudah deh dibandingkan hukuman si goblok itu." Sambung Helena.
Amanda hanya terdiam. Dia menyeruput jusnya pelan-pelan. Dalam hatinya dia tidak setuju dengan kata-kata Helena. Dia merasa hukumannya sangat berat. Paling berat di dunia. TITIK!!!
Dia tidak punya waktu membandingkan tugasnya dengan tugas orang lain.
Bukankah sudah sifat lahiriyah setiap insan, merasa beban hidupnya adalah yang terberat di dunia.
Merasa bahwa beban atau masalah hidup orang lain selalu lebih ringan, tanpa mau peduli bagaimana sesungguhnya perjuangan berat orang lain untuk menyelesaikan masalahnya masing-masing.
Amanda sedang berada di titik itu. Jadi tidak ada gunanya mengajak dia merenung untuk melihat beban berat Vino dan Clara yang juga menjadi korban keisengan kakak kelas mereka.
Yuni sudah kembali di antara mereka dengan begitu banyak kue. "Kamu beli kue banyak banget." Komentar Helena.
"Kita makan bareng dong." Yuni berkata sambil nyengir.
"Yukkk makan, Amanda pilih aja mau yang mana." Kata Yuni sambil menyodorkan bungkusan kuenya ke arah Amanda dan Helena.
"Ayo buruan, guysss. Kita ga bisa santai di sini. Takut telat, ntar nambah masalah lagi." Helena berkata dengan nada khawatir.
Amanda buru-buru menghabiskan jusnya. "Ambil dong kuenya. Nanti kamu laper lohhh..." Desak Yuni.
Akhirnya Amanda mengambil sepotong bolu pisang. Dia merasa tidak enak kalau menolak pemberian Yuni.
Mereka sudah selesai di kantin dan bermaksud segera beranjak menuju kelas. Yuni masih membereskan beberapa potong kuenya yang masih tersisa.
"Aku bawa pulang aja dehhh... Pasti pulang nanti aku jadi laper lagi." Ujar Yuni santai.
Amanda heran, bagaimana bisa Yuni sekurus itu sementara sepertinya dia punya selera makan yang cukup baik.
Mereka bertiga segera berjalan ke luar kantin. Tepat di pintu kantin, Helena tiba-tiba berteriak.
"Heyyy kak!" Helena melambaikan tangannya ke arah beberapa siswa yang sedang ngobrol santai di dekat penjual mie pangsit.
"Ehhh.. Kalian duluan aja ya. Nanti aku nyusul ke kelas." Ujar Helena sambil bergegas pergi ke arah segerombolan siswa yang tidak dikenal oleh Amanda dan Yuni. Yuni melongo.
"Bukannya tadi dia yang buru-buru mau balik ke kelas?" Tanya Yuni dan menoleh ke arah Amanda.
"Entahlah..." Jawab Amanda sambil tersenyum tipis.
"Siapa mereka? Sepertinya kakak kelas ya?" Yuni bertanya lagi pada Amanda.
Amanda menggeleng sambil memandang sekilas ke arah Helena, memberi isyarat bahwa dia juga tidak tahu.
"DEG!!!" Jantung Amanda rasanya hampir terlontar keluar.
"Itu kan... Ada kak Edo." Amanda berkata dalam hati. "Ya ampun... Dia keren sekali." Amanda terkagum-kagum.
Posturnya yang tinggi dan wajah keren tentu saja sangat mencolok di antara siswa-siswa senior di sekelilingnya.
Amanda buru-buru menolehkan pandangannya dari kak Edo dan mengajak Yuni untuk segera kembali ke kelas. Dia takut kak Edo akan menyadari kehadirannya. Entah kenapa dia merasa tidak pede.
Tapi Helena dengan begitu percaya diri, melangkah tenang ke arah kak Edo dan teman-temannya. Amanda merasa sedikit meradang mengingat hal itu.
Mereka berdua tiba di kelas. Anak-anak sudah ramai lagi di dalam kelas, masing-masing saling bercerita tentang hari-hari mereka.
Yuni sudah duduk di bangkunya dan memasukkan bungkusan kue ke dalam tasnya.
"Terima kasih kuenya ya Yun." Ucap Amanda tulus. Yuni hanya membalas dengan anggukan dan sebuah senyum manisnya.
Amanda segera beranjak duduk di bangkunya dengan hati yang gelisah. Dia sempat melihat Clara duduk manis di bangkunya. Gadis cantik itu terlihat tenang-tenang saja.
Berbeda sekali dengan dirinya yang kepikiran terus akan tugas sekaligus hukumannya hari ini.
Melihat bangku di sebelahnya masih kosong, Amanda teringat lagi pada Helena. Fikirannya terfokus pada kejadian di kantin tadi. Helena belum juga kembali ke kelas. Waktu istirahat tinggal 5 menit lagi.
"Apa yang dilakukan Helen di sana?" Amanda bertanya-tanya dalam hati.
"Apa dia menjumpai kak Edo? Atau kakak-kakak kelas yang lain?" Amanda mulai menebak-nebak lagi.
"Ada hubungan apa sih di antara mereka?" Amanda semakin curiga.
Dia bertekad, hari ini dia harus mendapat informasi tentang itu.
Sejenak Amanda lupa dengan tugasnya. Dia tiba-tiba tersenyum sendiri, membayangkan betapa kerennya kak Edo tadi.
"Dari dulu dia memang selalu keren. Paling keren." Ucap Amanda dalam hatinya yang sedang berbunga-bunga.
Semua beban terasa berkurang, sedikit kebahagiaan tiba-tiba muncul begitu saja tatkala dia melihat kak Edo di kantin sekolah.
Sesederhana itu arti bahagia bagi seorang Amanda.
----------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
kiww
setuju bgt wkwk
2024-08-23
0
Aumy Re
halo, ka... 🥰🥰
ikut baca ya
mampir juga di batas cakrawala
2022-04-06
1
Heni Yusnita
jus apel untuk bertahan hidup 😂😂😂
2021-02-23
1