Vino vs Ketos (1)

Vino memandangi buku catatannya dengan kesal. Sampai hari ketiga ini dia belum berhasil mengumpulkan semua tanda tangan pengurus OSIS. Padahal kegiatan orientasi sekolah akan ditutup nanti siang. Itu artinya deadline bagi Vino semakin dekat.

"Vino, kamu bareng papa atau diantar pak Anto?" Papa Vino bertanya pada putera semata wayangnya.

"Papa duluan aja." Ujar Vino uring-uringan. Papanya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku Vino.

Papa Vino sarapan dengan cepat dan bergegas menuju mobilnya yang telah disiapkan oleh pak Anto. Sambil menoleh ke arah Vino, papanya mengeluarkan ultimatum seperti biasa.

"Jangan buat masalah di sekolah ya!" Ujar papa Vino yang dibalas dengan tatapan jengah khas anaknya.

"Vino, kamu sudah SMA loh. Bersikaplah lebih sopan!" Mama Vino yang sedari tadi memperhatikan sikap acuh tak acuh anaknya akhirnya angkat suara.

Vino adalah anak kedua sekaligus anak laki-laki satu-satunya di keluarganya. Papanya adalah direktur utama sebuah perusahaan tekstil terbesar di kota itu. Mamanya adalah seorang dokter spesialis bedah jantung di sebuah rumah sakit pemerintah.

Kakaknya adalah seorang gadis cantik yang sedang menempuh pendidikan dokter di salah satu universitas ternama di Australia.

Sedangkan dirinya adalah anak bungsu yang terancam mengelola kebun teh kakeknya di desa.

Vino menatap hidangan di hadapannya. Dia merasa tidak selera untuk sarapan. Namun tatapan menusuk nan kejam dari kedua bola mata mamanya berhasil membuat dia menghabiskan sarapannya dalam waktu singkat.

Vino telah selesai berpakaian dan bergegas menuju ke teras. Dia berpamitan pada mamanya yang sedang merapikan bunga anggrek di taman depan rumah.

Pak Anto sudah stand by di dalam mobil. Satu mobil lagi keluar dari pekarangan rumah mewah tersebut.

-- SMA Adhyaksa --

Vino turun dari mobilnya dan bergegas berjalan melewati gerbang masuk sekolah. Dia menghentikan langkahnya ketika melihat ketua OSIS sedang berbicara dengan Andrew di depan taman.

Dia sedang mempertimbangkan apakah sebaiknya menemui mereka sekarang atau nanti saja.

Vino malas ribet. Akhirnya dia memutuskan berjalan mendekati mereka berdua.

"Kak, aku butuh tanda tangan kakak berdua." Ujar Vino tanpa basa-basi.

Irgi, sang ketua OSIS menatap Vino dengan tatapan waspada. Sementara Andrew berusaha terlihat tenang.

"Untuk keperluan apa kamu minta tanda tangan kami?" Tanya Andrew dengan suaranya yang tegas namun tetap lembut.

"Aku dapat tugas dari kak Ravel." Ucap Vino sambil menyerahkan buku catatannya pada Andrew.

Andrew membuka buku catatan tersebut dan melihat bagan struktur kepengurusan OSIS telah dibuat dengan rapi oleh Vino.

Andrew langsung memahami maksud dan tujuan Ravel memberikan tugas tersebut untuk Vino.

Dia segera membubuhi tanda tangannya pada kolom di bagian atas bagan yang sudah tertera namanya dan mengembalikan buku catatan itu pada Vino.

"Terima kasih, kak." Ujar Vino singkat.

Dia melirik Irgi, sang ketua OSIS. Irgi berdiri tegak, masih dengan posisi mendekap kedua tangannya di dadanya. Dia memandangi Vino dari ujung sepatu hingga ujung rambutnya.

Vino sebenarnya merasa kesal melihat cara Irgi menatapnya. Namun dia berusaha memperlihatkan ekspresi tenang agar Irgi bersedia menanda tangani buku catatannya.

Jika Irgi sudah selesai menanda tangani buku catatannya, maka tugasnya menjadi lebih mudah. Dia hanya perlu mencari dua buah tanda tangan lagi.

Dia tahu ini tak akan mudah. Namun dia juga bosan berbasa-basi hari ini. Kemarin dia mampu menghadapi kak Satria, wakil ketua OSIS yang kabarnya jago taekwondo itu. Seharusnya Irgi juga tidak sulit untuk ditaklukkan.

Sebenarnya bukan sebuah prestasi jika Vino berhasil mendapatkan tanda tangan wakil ketos yang macho itu. Dia hanya beruntung, kemarin banyak siswa yang antri minta tanda tangan Satria.

Satria saat itu sedang dalam kondisi mood terbaiknya. Dia berbaik hati menyuruh mereka mengumpulkan semua buku yang harus ditanda tangani pada satu orang siswa sebagai perwakilan.

Percayalah, itu adalah sebuah keberuntungan bagi Vino dan siswa-siswa baru lainnya.

Vino berharap hari ini dia juga akan mendapat keberuntungan lagi. Tapi sepertinya Irgi tidak dalam kondisi mood yang baik. Ditambah lagi dengan cara pendekatan Vino yang straight to the point.

Vino mulai jengah, sifat dasarnya yang sulit bersabar itu membuat dia tidak bisa menunggu lama tanpa kepastian.

"Kak Irgi, tolong ditanda tangani." Vino berkata dengan nada memohon.

Sungguh Vino merasa kesal dengan dirinya sendiri, merasa harga dirinya yang sangat tinggi itu tercoreng karena memohon pada Irgi.

Ah tapi sudahlah... Dia harus bergerak cepat. Waktunya singkat. Bel tanda masuk kelas juga sudah berbunyi. Mereka harus kembali ke kelas masing-masing.

"Jelaskan padaku alasan mengapa aku harus menanda tangani buku itu. Temui lagi aku nanti." Irgi mengeluarkan perintahnya sekaligus tantangan bagi Vino.

Andrew hanya tersenyum lebar penuh arti. Mereka berdua meninggalkan Vino yang merasa otaknya mulai mendidih.

"Cihhh...!!! Sombong bener anak manusia itu!" Gerutu Vino.

"Tinggal tanda tangan aja kok susah!!" Dia masih ngomel-ngomel sambil berjalan menuju kelasnya.

Vino masuk kelas dengan wajah kusut. Pagi-pagi dia sudah bad mood. Teman-teman sekelasnya memperhatikan dia dengan wajah penasaran. Mereka bertanya-tanya dalam hati apa lagi yang telah terjadi pagi ini pada ketua kelas mereka yang songong itu.

"Lo kenapa lagi?" Tanya Ahmad penasaran.

"Congkak bener itu si ketos!" Ujar Vino emosi. Dia menghentakkan tubuhnya di bangku.

"Apa susahnya sih dia tanda tangani ini!!" Vino menggerutu sambil mencampakkan buku tulisnya di atas meja mereka.

"Hahaha... Mampus lo!" Ledek Ahmad sambil tertawa terbahak-bahak.

"Makanya lo jangan buat masalah sama senior! Ingat pasal senior, boss! Hahaha..." Sambung Ahmad masih dengan tawanya yang belum bisa dia hentikan.

Vino menatap Ahmad sambil mendengus kesal. Ahmad adalah satu-satunya teman yang paling dia segani. Bahkan jika Ahmad meledek separah apapun, Vino seringkali malas membalasnya.

Itu semua bukan tanpa alasan. Vino berhutang budi dan berhutang nyawa pada Ahmad.

Tahun lalu, Ahmad dan ajudan bapaknya pernah menyelamatkan Vino dari serangan beberapa perampok pada suatu malam yang mengerikan.

Ahmad sendiri adalah anak dari seorang polisi dengan pangkat yang sudah tinggi. Hampir genap dua tahun bapaknya Ahmad menjabat kapolda di kota ini.

Sejak kejadian penyelamatan itu, hubungan pertemanan mereka semakin dekat. Keluarga Vino sangat berterima kasih kepada Ahmad dan keluarganya.

Sedangkan Vino, sejak kejadian itu mendapat hukuman larangan keluyuran malam hari tanpa seizin papanya.

Sepertinya hidup Vino memang didekasikan untuk menjalani berbagai hukuman dan ancaman dari papanya.

Untung saja mamanya tidak pernah mengancam dia untuk membedah jantungnya setiap kali dia membuat masalah baru.

Vino bangkit dari bangkunya dan berjalan keluar kelas menuju toilet. Dia merasa perutnya agak mules pagi ini. Dia tidak peduli nanti siapa yang akan masuk ke kelasnya. Sifat masa bodoh sudah tertanam kuat di sanubarinya.

***

Terpopuler

Comments

Heni Yusnita

Heni Yusnita

makin penasaran dgn eps² selanjutnya 🤔

2021-03-03

1

lihat semua
Episodes
1 SMA Terfavorit
2 Hari Pertama
3 Masa Orientasi
4 Sekretaris OSIS yang Tampan
5 Ide Gila Kakak Kelas
6 Salam dari Author
7 Bertemu di Kantin Sekolah
8 Bantuan Helena
9 Cowok di Halte
10 Mimpi Indah
11 Tak Ingin Di-bully
12 Pesona Sang Dewi Bulan
13 Wakil Ketos
14 Berdua di Halte
15 Vino vs Ketos (1)
16 Vino vs Ketos (2)
17 Vino vs Ketos (3)
18 Kasus!
19 Playing Victim
20 Author Menyapa
21 Salah Siapa?
22 Mendadak Viral
23 Bersama Andrew
24 Ketika Doni Kepo
25 Pertolongan Pertama
26 Bad Mood
27 Cemburu
28 Keberuntungan Vino
29 Mendung Berarti Hujan
30 Rahasia Cinta Edo
31 Senyuman Itu
32 I Hate Math!
33 Perih...
34 Demi Cinta
35 Pertaruhan Hidup dan Mati
36 Tuan Muda Anthony
37 Ikatan Hati
38 Malam yang Meresahkan
39 Bukan Kencan Impian
40 Wejangan Mama Vino
41 PR Tambahan
42 Pendaftaran Kegiatan Ekskul
43 Helena Menyontek
44 Patah Hati
45 Tuan Muda Sedang Bucin
46 Firasat Nyonya Wishnu
47 Bahagia dalam Berbagi
48 Sendu
49 Duka Dua Dara
50 Selalu Denganku!
51 Author Menyapa
52 Cowok Keren
53 Kamu Milikku!
54 Rasa yang Tak Biasa
55 Di Perpustakaan
56 Deg-degan
57 Adegan dalam Mobil
58 Setiap Hari Merindu
59 Dia Ramah Sekali
60 Kelaparan
61 Sahabat Lama
62 Persiapan Penyambutan Tamu Penting
63 Senyummu Mengalihkan Duniaku
64 Pesta Makan Malam
65 Harus Selalu Berdua
66 Integritas!
67 Sekretaris Tampan Tuan Muda
68 Mulai Perhatian
69 Cemas
70 Siapa Dia?
71 Agresif
72 Pacar!?
73 Rencana Nyonya Wishnu
74 Pertemuan Tiga Pria Tampan
75 Kesal
76 Kosong
77 Aku Akan Selalu Menemanimu
78 Amanda Galau
79 Sampai Terbawa Mimpi
80 Laki-laki Sejati
81 Malu-malu
82 Obsesi Windy
83 Penasaran
84 Akhir Pekan
85 Malam Minggu
86 Pameran Karya Ilmiah
87 Dua Cowok Keren di Aula
88 Handsome Driver
89 Panas
90 Gara-gara Essay
91 Amanda Bingung
92 Author Menyapa
93 E-mail yang Mengejutkan
94 Menemani Amanda
95 Keputusan Tuan Wishnu
96 Ryan Mulai Viral
97 Kecurigaan Tuan Muda
98 Curhatan yang Menyebalkan
99 Jepang (1)
100 Jepang (2)
101 Jepang (3)
102 Jepang (4)
103 Jepang (5)
104 Gadis yang Mengesankan
105 Belajar di Villa
106 Di Dalam Mobil Mewah Tuan Muda
107 Sederhana
108 Ketahuan Mencontek
109 Hukuman untuk Helena
110 Cewek Matre
111 Bucin di Perpustakaan
112 Bau-bau Perjodohan
113 Gangguan dari Windy
114 Coaching Essay
115 Bertamu di Rumah Amanda
116 Tak Dianggap
117 Mangga dan Diskusi
118 Laporan Tuan Alfred
119 Anak Nongkrong
120 Si Ketua Kelas
121 Ketua Kelas Bersatu
122 Ryan Curhat
123 Teguh Kembali
124 Mulai Dekat
125 Api Asmara Tuan Muda
126 Tiba-tiba Pusing
127 PMS
128 Percakapan yang Aneh
129 Pengumuman dari Vino
130 Persiapan Pensi
131 Teguh Galau
132 Lulus Ujian
133 Bermula dari Rasa Nyaman
134 Menggantikan Papa
135 Apakah Ini Pertanda?
136 Tes Wawancara
137 Mendengar Pembicaraan Rahasia
138 Vino Lagi Sensi
139 Ada Orang Gila!
140 Sehari Tanpamu
141 Kekhawatiran Tuan Robby
142 Windy Kecewa
143 Meeting Pertama Tuan Muda
144 Rencana Tuan Muda
145 Kabar yang Ditunggu Windy
146 Gara-gara Payung
147 Si Tampan di Tengah Hujan
148 Penyelewengan
149 Menjelang Pensi
150 Brokenheart
151 Tuan Wishnu Kembali
152 Gombal!
153 Windy Kecewa
154 Sang Pemenang
155 Ada yang Berbeda
156 Pensi
157 My First Kiss!
158 Ada Apa dengan Ryan?
159 Ketemu di Toko Buku
160 Ikut ke Yayasan
161 Mengharu-biru
162 Mengantar Amanda Pulang
163 Janji dengan Ryan
164 Bersama Ryan
165 Diantar Pulang oleh Ryan
166 Dia Bukan Gadis Biasa!
Episodes

Updated 166 Episodes

1
SMA Terfavorit
2
Hari Pertama
3
Masa Orientasi
4
Sekretaris OSIS yang Tampan
5
Ide Gila Kakak Kelas
6
Salam dari Author
7
Bertemu di Kantin Sekolah
8
Bantuan Helena
9
Cowok di Halte
10
Mimpi Indah
11
Tak Ingin Di-bully
12
Pesona Sang Dewi Bulan
13
Wakil Ketos
14
Berdua di Halte
15
Vino vs Ketos (1)
16
Vino vs Ketos (2)
17
Vino vs Ketos (3)
18
Kasus!
19
Playing Victim
20
Author Menyapa
21
Salah Siapa?
22
Mendadak Viral
23
Bersama Andrew
24
Ketika Doni Kepo
25
Pertolongan Pertama
26
Bad Mood
27
Cemburu
28
Keberuntungan Vino
29
Mendung Berarti Hujan
30
Rahasia Cinta Edo
31
Senyuman Itu
32
I Hate Math!
33
Perih...
34
Demi Cinta
35
Pertaruhan Hidup dan Mati
36
Tuan Muda Anthony
37
Ikatan Hati
38
Malam yang Meresahkan
39
Bukan Kencan Impian
40
Wejangan Mama Vino
41
PR Tambahan
42
Pendaftaran Kegiatan Ekskul
43
Helena Menyontek
44
Patah Hati
45
Tuan Muda Sedang Bucin
46
Firasat Nyonya Wishnu
47
Bahagia dalam Berbagi
48
Sendu
49
Duka Dua Dara
50
Selalu Denganku!
51
Author Menyapa
52
Cowok Keren
53
Kamu Milikku!
54
Rasa yang Tak Biasa
55
Di Perpustakaan
56
Deg-degan
57
Adegan dalam Mobil
58
Setiap Hari Merindu
59
Dia Ramah Sekali
60
Kelaparan
61
Sahabat Lama
62
Persiapan Penyambutan Tamu Penting
63
Senyummu Mengalihkan Duniaku
64
Pesta Makan Malam
65
Harus Selalu Berdua
66
Integritas!
67
Sekretaris Tampan Tuan Muda
68
Mulai Perhatian
69
Cemas
70
Siapa Dia?
71
Agresif
72
Pacar!?
73
Rencana Nyonya Wishnu
74
Pertemuan Tiga Pria Tampan
75
Kesal
76
Kosong
77
Aku Akan Selalu Menemanimu
78
Amanda Galau
79
Sampai Terbawa Mimpi
80
Laki-laki Sejati
81
Malu-malu
82
Obsesi Windy
83
Penasaran
84
Akhir Pekan
85
Malam Minggu
86
Pameran Karya Ilmiah
87
Dua Cowok Keren di Aula
88
Handsome Driver
89
Panas
90
Gara-gara Essay
91
Amanda Bingung
92
Author Menyapa
93
E-mail yang Mengejutkan
94
Menemani Amanda
95
Keputusan Tuan Wishnu
96
Ryan Mulai Viral
97
Kecurigaan Tuan Muda
98
Curhatan yang Menyebalkan
99
Jepang (1)
100
Jepang (2)
101
Jepang (3)
102
Jepang (4)
103
Jepang (5)
104
Gadis yang Mengesankan
105
Belajar di Villa
106
Di Dalam Mobil Mewah Tuan Muda
107
Sederhana
108
Ketahuan Mencontek
109
Hukuman untuk Helena
110
Cewek Matre
111
Bucin di Perpustakaan
112
Bau-bau Perjodohan
113
Gangguan dari Windy
114
Coaching Essay
115
Bertamu di Rumah Amanda
116
Tak Dianggap
117
Mangga dan Diskusi
118
Laporan Tuan Alfred
119
Anak Nongkrong
120
Si Ketua Kelas
121
Ketua Kelas Bersatu
122
Ryan Curhat
123
Teguh Kembali
124
Mulai Dekat
125
Api Asmara Tuan Muda
126
Tiba-tiba Pusing
127
PMS
128
Percakapan yang Aneh
129
Pengumuman dari Vino
130
Persiapan Pensi
131
Teguh Galau
132
Lulus Ujian
133
Bermula dari Rasa Nyaman
134
Menggantikan Papa
135
Apakah Ini Pertanda?
136
Tes Wawancara
137
Mendengar Pembicaraan Rahasia
138
Vino Lagi Sensi
139
Ada Orang Gila!
140
Sehari Tanpamu
141
Kekhawatiran Tuan Robby
142
Windy Kecewa
143
Meeting Pertama Tuan Muda
144
Rencana Tuan Muda
145
Kabar yang Ditunggu Windy
146
Gara-gara Payung
147
Si Tampan di Tengah Hujan
148
Penyelewengan
149
Menjelang Pensi
150
Brokenheart
151
Tuan Wishnu Kembali
152
Gombal!
153
Windy Kecewa
154
Sang Pemenang
155
Ada yang Berbeda
156
Pensi
157
My First Kiss!
158
Ada Apa dengan Ryan?
159
Ketemu di Toko Buku
160
Ikut ke Yayasan
161
Mengharu-biru
162
Mengantar Amanda Pulang
163
Janji dengan Ryan
164
Bersama Ryan
165
Diantar Pulang oleh Ryan
166
Dia Bukan Gadis Biasa!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!