Vino vs Ketos (3)

Satria berjalan dengan gagahnya melewati beberapa siswa senior yang lalu lalang di sepanjang koridor sekolah.

Semua mata para siswa tertuju pada Satria dan kedua siswa baru yang berjalan di belakangnya. Kedua siswa baru tersebut terlihat seperti pecundang yang baru turun dari ring tinju.

Satria berbelok menuju ke arah ruangan pengurus OSIS. Irgi baru saja masuk ke ruangan.

Vino mendadak teringat kembali perintah Irgi di taman tadi. Dia kembali menggerutu dalam hati. Rasanya tidak ada yang bisa dia jelaskan dengan kondisi badannya yang saat ini mulai terasa sakit semua. Otaknya masih terasa mendidih dengan kejadian di toilet tadi.

Vino merasa emosi tingkat dewa. Dia tidak bisa terima begitu saja pemukulan yang dialaminya pagi ini.

Sementara siswa baru di sampingnya terlihat lesu dan sesekali meringis tertahan. Dia berjalan tertatih-tatih. Sepertinya ada masalah serius di kakinya atau mungkin di pinggangnya.

"Gi, ada kasus nih!" Ucap Satria begitu dia masuk ruangan.

Irgi yang sedang duduk menengadahkan kepalanya. Ada dua pengurus OSIS lainnya di ruangan itu. Mereka semua terpana melihat dua siswa baru yang sepertinya baru selesai adu jotos.

"Kau!" Ujar Irgi berang sambil menatap Vino tajam.

"Apa yang ingin kau jelaskan sekarang?" Tanya Irgi tak sabar.

Vino bingung. "Apalagi ini? Kok aku lagi yang salah? Kupecahkan juga ini kepalanya!" Vino menggerutu dalam hati.

"Berani sekali mereka berdua buat onar di sini!!!" Irgi berkata sambil menahan geram. Dia sudah berdiri tegak.

Satria buru-buru menengahi. "Mereka dipukuli di kamar mandi." Ujar Satria.

Dia menjelaskan tragedi yang dilihatnya tadi. Namun dia juga belum berhasil mendapatkan informasi apapun penyebab kejadian pemukulan tersebut.

Semua pengurus OSIS yang ada di ruangan itu tertegun menyimak cerita Satria.

"Kenapa kau dipukuli hahhh!?" Tanya Irgi pada Vino. Irgi berdiri dalam jarak dekat sekali dengan Vino.

Vino menatap Irgi dengan tatapan jengah. "Bukan salahku, kak. Aku tiba-tiba masuk ke toilet dan mereka menyerangku."

Vino mencoba menjelaskan apa yang telah dia alami. Dia berhenti melanjutkan kata-katanya, meringis sedikit karena luka kecil di dekat bibirnya.

Irgi terdiam sejenak, dia sepertinya sedang berfikir keras. Dia kemudian melanjutkan menginterogasi siswa baru yang berdiri di belakang Vino.

"Kenapa kau dipukuli mereka?" Tanya Irgi.

"Aku... Karena aku tidak mau melakukan perintah mereka, kak." Jawab siswa baru itu.

"Apa rupanya perintah mereka?" Tanya Irgi tak sabar.

Siswa baru itu terdiam, sepertinya dia sedang memilih kata-kata terbaik.

"JAWAB!!!" Irgi berteriak sambil memukul meja di dekatnya.

Wajahnya yang keren mulai tegang dan tidak bersahabat.

Siswa baru itu terlonjak kaget. "Aku diminta menirukan cara binatang berjalan, kak!" Dia menjawab cepat.

Siswa baru itu berusaha keras menghindari menyebutkan nama binatang yang dimaksudnya. Dia berusaha menjaga kesopanan di hadapan pengurus OSIS di ruangan tersebut.

"Hanya itukah?" Irgi bertanya lagi memastikan bahwa konflik tidak mungkin sesederhana itu.

Siswa baru itu menunduk dan meringis. Irgi melihat sekilas ke wajahnya, ada luka memar di pipi sebelah kiri.

"BRENGSEK!!!" Ujar Irgi berang.

Dia menendang sebuah kursi serampangan, membuat teman-temannya kaget tak karuan. Kedua temannya berusaha menenangkan Irgi.

"Tenang, Gi. Tenangkan dirimu. Kita fikirkan dulu gimana solusinya." Arya yang sedari tadi diam menyaksikan akhirnya ikut memberikan nasehat.

Arya adalah pengurus OSIS yang menangani bagian aktivitas kerohanian di sekolah elite itu. Dedi yang berada di sebelahnya setuju dengan pendapat Arya.

"Duduk kalian!" Perintah Satria pada kedua siswa baru itu.

Vino dan siswa baru itu duduk di kursi kosong dekat mereka.

Keempat pengurus OSIS di ruangan itu memperhatikan mereka berdua dengan serius.

"Kita juga yang bakal bermasalah kalau gini ceritanya!!" Irgi menggerutu.

"Kenapa kita yang salah?" Protes Satria.

"Kalau aku tidak kebetulan ke kamar mandi tadi, mungkin sudah babak belur dua anak ini!" Sambung Satria sambil melirik sinis kedua adik kelasnya.

Vino mendengus pelan. Apa yang dikatakan Satria memang ada benarnya. Vino tidak mampu melawan sendirian kekuatan tiga orang kakak kelasnya. Dia memang bukan ahli bela diri.

Namun jiwa pemberontaknya tidak mengizinkan tubuhnya berdiam saja menerima pukulan demi pukulan. Apalagi dia tidak bersalah.

Ini poin pentingnya! Vino merasa dirinya sama sekali tidak bersalah!

"Mereka kakak kelas kita, boy! Kau mengerti maksudku, kan!?" Ujar Irgi emosi.

"Senior tidak pernah salah." Gumam Arya.

"Hahaha... Pasal senior." Dedi menimpali sambil tertawa terbahak-bahak.

Satria mulai kesal. "Jelas mereka bersalah. Melakukan tindakan kekerasan di lingkungan sekolah adalah perbuatan terlarang!" Satria berkata dengan suara tegas.

"Lihat saja keadaan mereka," ujar Satria lagi sembari menunjuk ke arah Vino dan siswa baru di sampingnya.

Irgi kembali duduk di kursinya dan menghela nafas panjang.

"Iya, kau benar. Kontak fisik lagi." Irgi berkata dengan suara berat.

"Ini bisa jadi kasus yang panjang... Dan nama baik sekolah ini bisa terancam." Sambung Irgi dengan nada putus asa.

Irgi mengambil smartphone yang tergeletak di atas mejanya. Dia segera menghubungi Andrew dan Wulan. Mereka harus melaksanakan rapat dadakan sekarang juga.

Satria terlihat geram. Dia mencoba menahan emosinya agar tetap bisa berfikir logis. Sementara Vino sibuk menggerutu dalam hatinya.

"Senior-senior bedebah!" Dia memaki-maki dalam hati.

"Bawa mereka ke ruang BK! Laporkan apa yang kau lihat tadi!" Perintah Irgi pada Satria.

"Tunggu arahan berikutnya dari pak Suwanto." Sambung Irgi.

"OK." Satria menjawab singkat dan segera mengajak Vino dan siswa baru itu ke ruang BK. Sebuah ruangan keramat yang ternyata harus dikunjungi lebih cepat oleh Vino.

Tanpa buku catatan, tanpa tanda tangan ketos. Namun cukup dengan tanda kekerasan di wajahnya dan di beberapa bagian tubuhnya telah sukses mengantarkan Vino ke depan pintu gerbang ruangan BK.

Vino masih mendengus kesal, dia benar-benar tidak membayangkan harus masuk BK secepat ini. Dia berusaha menjadi siswa baru yang baik.

Bayangan amarah papanya nanti di rumah membuatnya merasa semakin ngilu di sekujur tubuhnya.

"Aduh, bisa mati aku disembelih kalau hal ini diketahui papa!" Vino merutuk di dalam hati.

Vino melirik siswa di sampingnya yang juga menjadi korban pemukulan kakak kelas. Cowok itu terlihat sudah lebih tenang meskipun sesekali dia meringis pelan.

Vino merasa sedikit lucu melihat wajah cowok itu yang memar dan terluka. Sebenarnya wajahnya cukup tampan, tapi jadi bonyok gitu malah membuat lucu.

"Apa mungkin kakak kelas bedebah itu iri melihat wajah dia yang tampan ya?!" Vino berprasangka sendiri.

"Ah... Apa urusanku?! Aku jadi terlibat bentrokan di antara mereka gara-gara si bodoh ini!" Vino membatin sambil melirik sinis ke arah siswa di sebelahnya.

***

Terpopuler

Comments

Alivaaaa

Alivaaaa

kasihan Vino

2021-04-25

1

lihat semua
Episodes
1 SMA Terfavorit
2 Hari Pertama
3 Masa Orientasi
4 Sekretaris OSIS yang Tampan
5 Ide Gila Kakak Kelas
6 Salam dari Author
7 Bertemu di Kantin Sekolah
8 Bantuan Helena
9 Cowok di Halte
10 Mimpi Indah
11 Tak Ingin Di-bully
12 Pesona Sang Dewi Bulan
13 Wakil Ketos
14 Berdua di Halte
15 Vino vs Ketos (1)
16 Vino vs Ketos (2)
17 Vino vs Ketos (3)
18 Kasus!
19 Playing Victim
20 Author Menyapa
21 Salah Siapa?
22 Mendadak Viral
23 Bersama Andrew
24 Ketika Doni Kepo
25 Pertolongan Pertama
26 Bad Mood
27 Cemburu
28 Keberuntungan Vino
29 Mendung Berarti Hujan
30 Rahasia Cinta Edo
31 Senyuman Itu
32 I Hate Math!
33 Perih...
34 Demi Cinta
35 Pertaruhan Hidup dan Mati
36 Tuan Muda Anthony
37 Ikatan Hati
38 Malam yang Meresahkan
39 Bukan Kencan Impian
40 Wejangan Mama Vino
41 PR Tambahan
42 Pendaftaran Kegiatan Ekskul
43 Helena Menyontek
44 Patah Hati
45 Tuan Muda Sedang Bucin
46 Firasat Nyonya Wishnu
47 Bahagia dalam Berbagi
48 Sendu
49 Duka Dua Dara
50 Selalu Denganku!
51 Author Menyapa
52 Cowok Keren
53 Kamu Milikku!
54 Rasa yang Tak Biasa
55 Di Perpustakaan
56 Deg-degan
57 Adegan dalam Mobil
58 Setiap Hari Merindu
59 Dia Ramah Sekali
60 Kelaparan
61 Sahabat Lama
62 Persiapan Penyambutan Tamu Penting
63 Senyummu Mengalihkan Duniaku
64 Pesta Makan Malam
65 Harus Selalu Berdua
66 Integritas!
67 Sekretaris Tampan Tuan Muda
68 Mulai Perhatian
69 Cemas
70 Siapa Dia?
71 Agresif
72 Pacar!?
73 Rencana Nyonya Wishnu
74 Pertemuan Tiga Pria Tampan
75 Kesal
76 Kosong
77 Aku Akan Selalu Menemanimu
78 Amanda Galau
79 Sampai Terbawa Mimpi
80 Laki-laki Sejati
81 Malu-malu
82 Obsesi Windy
83 Penasaran
84 Akhir Pekan
85 Malam Minggu
86 Pameran Karya Ilmiah
87 Dua Cowok Keren di Aula
88 Handsome Driver
89 Panas
90 Gara-gara Essay
91 Amanda Bingung
92 Author Menyapa
93 E-mail yang Mengejutkan
94 Menemani Amanda
95 Keputusan Tuan Wishnu
96 Ryan Mulai Viral
97 Kecurigaan Tuan Muda
98 Curhatan yang Menyebalkan
99 Jepang (1)
100 Jepang (2)
101 Jepang (3)
102 Jepang (4)
103 Jepang (5)
104 Gadis yang Mengesankan
105 Belajar di Villa
106 Di Dalam Mobil Mewah Tuan Muda
107 Sederhana
108 Ketahuan Mencontek
109 Hukuman untuk Helena
110 Cewek Matre
111 Bucin di Perpustakaan
112 Bau-bau Perjodohan
113 Gangguan dari Windy
114 Coaching Essay
115 Bertamu di Rumah Amanda
116 Tak Dianggap
117 Mangga dan Diskusi
118 Laporan Tuan Alfred
119 Anak Nongkrong
120 Si Ketua Kelas
121 Ketua Kelas Bersatu
122 Ryan Curhat
123 Teguh Kembali
124 Mulai Dekat
125 Api Asmara Tuan Muda
126 Tiba-tiba Pusing
127 PMS
128 Percakapan yang Aneh
129 Pengumuman dari Vino
130 Persiapan Pensi
131 Teguh Galau
132 Lulus Ujian
133 Bermula dari Rasa Nyaman
134 Menggantikan Papa
135 Apakah Ini Pertanda?
136 Tes Wawancara
137 Mendengar Pembicaraan Rahasia
138 Vino Lagi Sensi
139 Ada Orang Gila!
140 Sehari Tanpamu
141 Kekhawatiran Tuan Robby
142 Windy Kecewa
143 Meeting Pertama Tuan Muda
144 Rencana Tuan Muda
145 Kabar yang Ditunggu Windy
146 Gara-gara Payung
147 Si Tampan di Tengah Hujan
148 Penyelewengan
149 Menjelang Pensi
150 Brokenheart
151 Tuan Wishnu Kembali
152 Gombal!
153 Windy Kecewa
154 Sang Pemenang
155 Ada yang Berbeda
156 Pensi
157 My First Kiss!
158 Ada Apa dengan Ryan?
159 Ketemu di Toko Buku
160 Ikut ke Yayasan
161 Mengharu-biru
162 Mengantar Amanda Pulang
163 Janji dengan Ryan
164 Bersama Ryan
165 Diantar Pulang oleh Ryan
166 Dia Bukan Gadis Biasa!
Episodes

Updated 166 Episodes

1
SMA Terfavorit
2
Hari Pertama
3
Masa Orientasi
4
Sekretaris OSIS yang Tampan
5
Ide Gila Kakak Kelas
6
Salam dari Author
7
Bertemu di Kantin Sekolah
8
Bantuan Helena
9
Cowok di Halte
10
Mimpi Indah
11
Tak Ingin Di-bully
12
Pesona Sang Dewi Bulan
13
Wakil Ketos
14
Berdua di Halte
15
Vino vs Ketos (1)
16
Vino vs Ketos (2)
17
Vino vs Ketos (3)
18
Kasus!
19
Playing Victim
20
Author Menyapa
21
Salah Siapa?
22
Mendadak Viral
23
Bersama Andrew
24
Ketika Doni Kepo
25
Pertolongan Pertama
26
Bad Mood
27
Cemburu
28
Keberuntungan Vino
29
Mendung Berarti Hujan
30
Rahasia Cinta Edo
31
Senyuman Itu
32
I Hate Math!
33
Perih...
34
Demi Cinta
35
Pertaruhan Hidup dan Mati
36
Tuan Muda Anthony
37
Ikatan Hati
38
Malam yang Meresahkan
39
Bukan Kencan Impian
40
Wejangan Mama Vino
41
PR Tambahan
42
Pendaftaran Kegiatan Ekskul
43
Helena Menyontek
44
Patah Hati
45
Tuan Muda Sedang Bucin
46
Firasat Nyonya Wishnu
47
Bahagia dalam Berbagi
48
Sendu
49
Duka Dua Dara
50
Selalu Denganku!
51
Author Menyapa
52
Cowok Keren
53
Kamu Milikku!
54
Rasa yang Tak Biasa
55
Di Perpustakaan
56
Deg-degan
57
Adegan dalam Mobil
58
Setiap Hari Merindu
59
Dia Ramah Sekali
60
Kelaparan
61
Sahabat Lama
62
Persiapan Penyambutan Tamu Penting
63
Senyummu Mengalihkan Duniaku
64
Pesta Makan Malam
65
Harus Selalu Berdua
66
Integritas!
67
Sekretaris Tampan Tuan Muda
68
Mulai Perhatian
69
Cemas
70
Siapa Dia?
71
Agresif
72
Pacar!?
73
Rencana Nyonya Wishnu
74
Pertemuan Tiga Pria Tampan
75
Kesal
76
Kosong
77
Aku Akan Selalu Menemanimu
78
Amanda Galau
79
Sampai Terbawa Mimpi
80
Laki-laki Sejati
81
Malu-malu
82
Obsesi Windy
83
Penasaran
84
Akhir Pekan
85
Malam Minggu
86
Pameran Karya Ilmiah
87
Dua Cowok Keren di Aula
88
Handsome Driver
89
Panas
90
Gara-gara Essay
91
Amanda Bingung
92
Author Menyapa
93
E-mail yang Mengejutkan
94
Menemani Amanda
95
Keputusan Tuan Wishnu
96
Ryan Mulai Viral
97
Kecurigaan Tuan Muda
98
Curhatan yang Menyebalkan
99
Jepang (1)
100
Jepang (2)
101
Jepang (3)
102
Jepang (4)
103
Jepang (5)
104
Gadis yang Mengesankan
105
Belajar di Villa
106
Di Dalam Mobil Mewah Tuan Muda
107
Sederhana
108
Ketahuan Mencontek
109
Hukuman untuk Helena
110
Cewek Matre
111
Bucin di Perpustakaan
112
Bau-bau Perjodohan
113
Gangguan dari Windy
114
Coaching Essay
115
Bertamu di Rumah Amanda
116
Tak Dianggap
117
Mangga dan Diskusi
118
Laporan Tuan Alfred
119
Anak Nongkrong
120
Si Ketua Kelas
121
Ketua Kelas Bersatu
122
Ryan Curhat
123
Teguh Kembali
124
Mulai Dekat
125
Api Asmara Tuan Muda
126
Tiba-tiba Pusing
127
PMS
128
Percakapan yang Aneh
129
Pengumuman dari Vino
130
Persiapan Pensi
131
Teguh Galau
132
Lulus Ujian
133
Bermula dari Rasa Nyaman
134
Menggantikan Papa
135
Apakah Ini Pertanda?
136
Tes Wawancara
137
Mendengar Pembicaraan Rahasia
138
Vino Lagi Sensi
139
Ada Orang Gila!
140
Sehari Tanpamu
141
Kekhawatiran Tuan Robby
142
Windy Kecewa
143
Meeting Pertama Tuan Muda
144
Rencana Tuan Muda
145
Kabar yang Ditunggu Windy
146
Gara-gara Payung
147
Si Tampan di Tengah Hujan
148
Penyelewengan
149
Menjelang Pensi
150
Brokenheart
151
Tuan Wishnu Kembali
152
Gombal!
153
Windy Kecewa
154
Sang Pemenang
155
Ada yang Berbeda
156
Pensi
157
My First Kiss!
158
Ada Apa dengan Ryan?
159
Ketemu di Toko Buku
160
Ikut ke Yayasan
161
Mengharu-biru
162
Mengantar Amanda Pulang
163
Janji dengan Ryan
164
Bersama Ryan
165
Diantar Pulang oleh Ryan
166
Dia Bukan Gadis Biasa!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!