Mimpi Indah

Hari sudah semakin sore ketika Amanda terbangun dari tidurnya. Setelah menyelesaikan makan siangnya, dia tertidur pulas selama hampir 3 jam.

Amanda bangun dengan badan dan perasaan yang lebih segar. Dia segera mandi dan bersiap-siap menuju rumah temannya di gang belakang rumah. Banyak hal yang ingin dia ceritakan pada teman-temannya.

Amanda sudah selesai berkemas, dia buru-buru pamit pada ibunya dan mengambil sepeda Magdalena yang diparkir di samping dapur. Dia mengayuh sepeda dengan santai. Tak berselang lama, dia tiba di rumah teman dekatnya, Nunik.

"Nik...!!! Ooo Nik...!!!" Amanda memanggil dari depan pintu rumah Nunik. Tidak terdengar sahutan dari dalam rumah. Amanda celingak-celinguk, dia kemudian memutuskan untuk memeriksa di belakang rumah. Biasanya Nunik sibuk di belakang jika dia tidak mendengar panggilan teman-temannya.

"Ehhh... Kebetulan. Ngerujak kita yukkk." Ujar Nunik sambil membawa beberapa buah mangga ke dapur. Amanda ikut masuk ke dapur. Kebetulan sekali, bisa nongkrong sekaligus rujak party.

Nunik mengambil smartphone-nya di atas meja dan menghubungi Tiwi dan Vera. "Wik, di rumahmu masih ada jambu kan? Bawa kemari ya beppp.. Kita ngerujak." Ucap Nunik santai. Dia kemudian mengirimkan pesan melalui WA ke Vera, mengajak Vera bergabung bersama mereka di rumahnya.

"Wowww... Mantullll... Ada mangga, ada jambu." Ucap Amanda kegirangan. "Gimana-gimana? Sekolahmu pasti keren banget yahhh? Lihat dong fotonya." Nunik bertanya dengan penuh semangat.

"Ya ampun... Aku lupa foto lohhh.. Seharian tadi HP ku di dalam tas terus." Amanda menepuk jidatnya sendiri. Dia benar-benar lupa mendokumentasikan semuanya. Dia terlalu khawatir di-bully, jadi dia fokus untuk berhati-hati sehingga lupa foto sana foto sini.

"Jiahhhh... Payah kamu!" Ujar Nunik jengkel. "Ehhh... Tau kan si Tasya yang sok cantik itu, pacarnya si Dewa. Dia sekelas denganku. Iiiihhh... Ngeselin banget tu anak. Sok akrab dia. Biasanya juga congkak ga ketulungan." Nunik mulai membuka topik ghibahan pertama.

Nunik kemudian mengajak Amanda duduk di bawah pohon mangga di belakang rumahnya. Angin sore bertiup semilir, menyibak rambut Amanda yang lembut. Cuaca sore ini sangat bersahabat.

Amanda bermaksud menyambung ghibah ketika tiba-tiba Tiwi datang dengan motor barunya. "Wahhhh... Motor baru ni yeeee...!!" Teriak Nunik bersemangat. "Hahaha... Iya, biar gampang ke sekolah." Jawab Tiwi dengan sumringah.

"Sekolah deket aja, pake motor segala." Ujar Amanda. "Hellooowww... Kita mah udh SMA guys... Masa iya naik angkot terus. Hahaha..." Jawab Tiwi sekenanya. "Besok pagi aku jemput ya Nik. Barengan kita ke sekolah." Ujar Tiwi pada Nunik yang langsung mendapat respon baik. "Siapppp, ndan!" Mereka pun tertawa lebar. Ya, Nunik dan Tiwi satu sekolah lagi, namun kali ini mereka tidak sekelas.

"Kamu ga barengan kak Edo besok pagi?" Nunik bertanya pada Amanda dengan nada menyindir. Tiwi tertawa terkekeh-kekeh. Amanda menyadari dirinya akan di-bully. Dia berusaha terlihat wajar. "Ga. Aku diantar barengan adik-adikku." Amanda menjawab dengan nada datar.

"Kalau kamu barengan kak Edo, pasti gempar satu sekolah. Hahaha..." Tiwi ikut menimpali. "Ho-ohhh... Secara cowok sekeren dia. Dan cuma kalian berdua yang mewakili sekolah kita ya. Hebat!!" Sambung Nunik dengan nada kagum yang tidak dibuat-buat. Amanda hanya melengos. Semua orang tahu bahwa kak Edo memang keren. Tidak seperti dirinya, hanya gadis sederhana yang pede masuk sekolah istana.

"Ehhh... Gimana sih dia di sekolah? Pasti dia sangat terkenal ya?" Tiba-tiba Nunik bertanya serius pada Amanda. Amanda menjadi gelagapan. "Hehehe... Ga tau juga ya. Aku kan baru sehari di sekolah. Belum ketemu kak Edo juga." Amanda mulai mencari alasan yang masuk akal. Dia memang pintar berbohong kalau sudah berurusan dengan kak Edo.

Tiwi melanjutkan memotong jambu yang dibawanya. "Heiiii... Udah dicuci belum itu? Main motong aja kamu!" Nunik melotot ke arah Tiwi. "Diiihhh... Sombong bener ini teman akrab si Tasya. Udah aku cuci tadi sebelum aku bawa kemari." Ujar Tiwi sambil menyindir Nunik.

Amanda tertawa melihat tingkah laku teman-temannya. Dia tahu betul bahwa Nunik dan Tasya bagaikan minyak Bimoli dan air mineral Aqua. Mereka tidak bisa bersatu, walaupun ditempatkan di dalam satu wadah. Entah bagaimana kini mereka harus sekelas dan sepertinya Tasya yang terkenal congkak itu berusaha mendekati Nunik. Padahal mereka sudah bermusuhan sejak di bangku SD.

"Akrab matamu!" Ujar Nunik kesal. "Si Vera mana? Kok belum nyampe?" Tanya Nunik pada Tiwi. "Oh iya... Aku lupa. Dia ke tempat pamannya. Katanya nanti malam baru pulang." Jawab Tiwi. "Oalaaahh... Ya udah, kita bertiga aja nih jadinya." Ujar Nunik dengan nada kecewa. Dia melirik HP nya, tidak ada notifikasi balasan pesan dari Vera. Mereka pun terus bercengkerama sambil makan rujak sederhana.

Dari satu topik ke topik selanjutnya. Begitu banyak gossip yang mereka bahas hari ini. Begitulah kalau cewek-cewek sudah berkumpul. Apa saja bisa menjadi bahan cerita.

Namun Amanda menyembunyikan ceritanya. Dia tidak ingin teman-temannya tahu bahwa hari ini dia mendapat hukuman dari kakak kelasnya. Dia hanya bercerita mengenai situasi sekolahnya. Nunik dan Tiwi tidak bisa menyembunyikan kekaguman mereka.

"Pasti banyak cowok keren di sana. Tajir-tajir lagi." Ucap Tiwi. "Iya, dari dulu SMA Adhyaksa itu sudah terkenal. Gudangnya cowok keren dan cewek cantik." Nunik menimpali dengan antusias. "Iya. Aku jadi minder. Tapi mau gimana lagi. Aku pasrah. Daripada ayahku marah-marah." Ujar Amanda lesu. Dia terlihat sedih. Nunik dan Tiwi saling terdiam.

"Sabar ya Amanda. Kami ga bermaksud apa-apa..." Nunik berkata dengan nada merasa bersalah. "Semangatttt sobat. Kamu kan pintar, kamu beruntung loh bisa sekolah di sana. Manfaatkan kesempatan itu baik-baik." Tiwi berusaha menyemangati.

"Siapa tahu kamu nanti bisa dapat cowo keren, ya ga Wik!?" Ujar Nunik sambil mengedipkan sebelah matanya dengan nakal ke arah Amanda. Amanda hanya tersenyum tipis. Tiwi menepuk bahu Amanda. "Kalau ada yang keren, kenalin ke aku satu yaa..." Tiwi berkata sambil nyengir. Sontak Nunik tertawa ngakak. Amanda hanya geleng-geleng kepala. Mereka berdua tahu Tiwi sudah punya pacar.

Senja mulai menyapa. Langit terlihat mulai remang-remang. Rujak sudah habis disantap. Saatnya mereka bubar barisan. Amanda dan Tiwi pamit pulang dari rumah Nunik. Tiwi pulang dengan motor barunya. Amanda mendayung lagi sepedanya dengan santai. Nunik hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kedua temannya yang sangat berbeda itu. "Aku pasti tertekan bener kalau jadi Amanda." Nunik berkata dalam hatinya. Dia merasa kasihan dengan Amanda.

-- Kamar Amanda --

Amanda meremas lagi kertas A4 ketiga yang sudah ditulisnya. "Diihhh... Salah-salah terus!" Gerutu Amanda.

"Kakak udah dikasih PR ya!?" Magdalena tiba-tiba bertanya. Dari tadi dia memperhatikan kakaknya di meja belajar. Dia heran melihat kakaknya sibuk sekali menulis malam ini.

"Iya... Begitulah kalau udah SMA. Banyak sekali PR." Ucap Amanda sok tahu. Dia tidak mungkin menjelaskan bahwa dia sedang mengerjakan tugas sebagai hukumannya. Gengsi dong! Beruntung Magdalena tidak terlalu peduli. Dia meninggalkan kakaknya dan menonton TV bersama Mutiara di ruang depan.

Akhirnya surat konyol itu selesai. Dia sudah membubuhkan tanda tangannya. Besok pagi tinggal meminta kak Edo menanda tangani surat itu.

Bulu kuduknya meremang ketika membayangkan bagaimana caranya dia meminta bantuan kak Edo besok pagi. Dia pasti akan terlihat seperti manusia bodoh. Selama ini dia tidak pernah berbicara langsung dengan kak Edo. Dia selalu mengamati kak Edo dari kejauhan, dengan jarak yang aman.

"Semoga Helena benar-benar akan membantuku." Amanda berkata dengan pelan. Dia berdo'a di dalam hatinya semoga besok semuanya akan baik-baik saja.

Malam semakin larut. Amanda mulai merasa mengantuk. Dia pun mengikuti adik-adiknya yang sudah lebih dahulu tertidur. Besok pasti aman, Amanda masih berusaha menenangkan hatinya agar bisa tertidur pulas.

"Udah beres kan surat bodoh itu?" Ujar Helena tidak sabar. "Iya, udah nih." Jawab Amanda sambil menyodorkan surat yang sudah dibuatnya. "Yuk kita ke kantin. Aku udah janjian sama kak Edo." Sambung Helena. Dia menarik tangan Amanda. Mereka bergegas menuju ke kantin. Kak Edo terlihat sedang ngobrol santai dengan seorang siswa laki-laki. Mereka adalah teman sekelas.

Helena bergegas mendekati kak Edo. "Kak, ini temanku yang aku ceritakan tadi." Ujar Helena pada kak Edo.

Edo memperhatikan Amanda. Dia merasa pernah melihat Amanda, tapi tidak tahu dimana. Amanda menjadi salah tingkah. Keringat dingin mulai terasa mengalir di dahinya.

"Ooh... Kamu dari SMP Pelita Bangsa juga?" Edo mulai bertanya. Suaranya yang berat dan dalam terdengar begitu merdu di telinga Amanda.

"Iya kak." Jawab Amanda singkat. Kerongkongannya terasa tercekat lagi. "Bantuin dong kak, kasihan si Amanda. Kak Ravel itu kejam sekali." Ujar Helena. Dia mulai mengeluarkan aksi memohonnya.

"Hahaha... Berani sekali si Ravel." Edo berkata sambil tertawa dan melirik temannya. Temannya pun ikut tertawa. "Mana suratnya?" Edo kembali bertanya pada Amanda.

Amanda buru-buru menyerahkan surat permohonan maaf yang sangat konyol itu pada kak Edo. Dia nyaris gemetar ketika menyerahkan surat yang sudah terlipat rapi. Edo segera membuka surat itu. Helena membantu menunjukkan bagian mana yang harus ditanda tangani.

Edo melipat kembali surat tersebut dan mengembalikannya pada Amanda. "Kalau Ravel mengganggu lagi, katakan saja padaku." Ucap Edo dengan suara yang begitu berwibawa. Dia tersenyum pada Amanda.

"Ba... Baik kak. Terima kasih." Balas Amanda dengan hati yang berdebar-debar. Untuk pertama kali dalam hidupnya, kak Edo berbicara langsung dengannya dan tersenyum begitu indah. Bahkan ucapan kak Edo tadi seolah-olah mengartikan akan selalu melindunginya. Amanda menunduk malu-malu, dia merasa wajahnya mulai panas. Pipinya yang putih menjadi merona, bersemu merah. Semua terasa indah.

"Kak... Kak Amanda! Udah jam 6 kak!" Teriak Mutiara di sampingnya. "Bangun kak, nanti kita telat!" Ujar Mutiara lagi sambil menggoyang bahu Amanda. Mutiara melanjutkan berpakaian ketika melihat kakaknya sudah membuka matanya.

Amanda kaget bukan kepalang. Refleks dia terbangun dan terduduk di atas ranjangnya. Dia tidak menyadari alarm di HP nya pagi ini. Dia memandangi jam dinding di kamarnya. Amanda buru-buru ke kamar mandi dan bersiap-siap. "Sial... Sampe kebawa mimpi!" Ujar Amanda dalam hati sambil memandangi wajahnya di cermin. Tapi dia masih deg-degan... Wajahnya kembali merona.

Amanda merapikan rambutnya dan bergegas ke meja makan untuk ikut sarapan. Ayahnya telah menghidupkan mobil Toyota tua dan bersiap-siap untuk mengantar mereka ke sekolah.

Sepanjang jalan Amanda berdo'a semoga mimpi indahnya akan menjadi kenyataan. Namun dia tidak ingin terlihat malu-malu begitu. Dia mulai mempersiapkan diri agar nanti bisa bersikap lebih tenang ketika berhadapan dengan kak Edo.

Senyuman indah kak Edo tadi malam telah membuat udara pagi ini terasa begitu hangat bagi Amanda. Dia terlihat begitu bersemangat. Berbeda sekali dengan ekspresinya kemarin pagi.

Ayahnya secara diam-diam memperhatikan ekspresi puteri sulungnya dengan hati yang lega. Do'a untuk kesuksesan semua puterinya lagi-lagi dipanjatkan dengan tulus oleh ayah Amanda pagi ini.

Terpopuler

Comments

Suri Hadassa

Suri Hadassa

Buka Hati menorehkan 10 like buatmu Thor, Semangat 💪💪
Ditunggu feedbacknya ya 😊🙏

2021-05-09

1

Heni Yusnita

Heni Yusnita

Bimoli dan Aqua
ya ya ya ya ya

2021-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 SMA Terfavorit
2 Hari Pertama
3 Masa Orientasi
4 Sekretaris OSIS yang Tampan
5 Ide Gila Kakak Kelas
6 Salam dari Author
7 Bertemu di Kantin Sekolah
8 Bantuan Helena
9 Cowok di Halte
10 Mimpi Indah
11 Tak Ingin Di-bully
12 Pesona Sang Dewi Bulan
13 Wakil Ketos
14 Berdua di Halte
15 Vino vs Ketos (1)
16 Vino vs Ketos (2)
17 Vino vs Ketos (3)
18 Kasus!
19 Playing Victim
20 Author Menyapa
21 Salah Siapa?
22 Mendadak Viral
23 Bersama Andrew
24 Ketika Doni Kepo
25 Pertolongan Pertama
26 Bad Mood
27 Cemburu
28 Keberuntungan Vino
29 Mendung Berarti Hujan
30 Rahasia Cinta Edo
31 Senyuman Itu
32 I Hate Math!
33 Perih...
34 Demi Cinta
35 Pertaruhan Hidup dan Mati
36 Tuan Muda Anthony
37 Ikatan Hati
38 Malam yang Meresahkan
39 Bukan Kencan Impian
40 Wejangan Mama Vino
41 PR Tambahan
42 Pendaftaran Kegiatan Ekskul
43 Helena Menyontek
44 Patah Hati
45 Tuan Muda Sedang Bucin
46 Firasat Nyonya Wishnu
47 Bahagia dalam Berbagi
48 Sendu
49 Duka Dua Dara
50 Selalu Denganku!
51 Author Menyapa
52 Cowok Keren
53 Kamu Milikku!
54 Rasa yang Tak Biasa
55 Di Perpustakaan
56 Deg-degan
57 Adegan dalam Mobil
58 Setiap Hari Merindu
59 Dia Ramah Sekali
60 Kelaparan
61 Sahabat Lama
62 Persiapan Penyambutan Tamu Penting
63 Senyummu Mengalihkan Duniaku
64 Pesta Makan Malam
65 Harus Selalu Berdua
66 Integritas!
67 Sekretaris Tampan Tuan Muda
68 Mulai Perhatian
69 Cemas
70 Siapa Dia?
71 Agresif
72 Pacar!?
73 Rencana Nyonya Wishnu
74 Pertemuan Tiga Pria Tampan
75 Kesal
76 Kosong
77 Aku Akan Selalu Menemanimu
78 Amanda Galau
79 Sampai Terbawa Mimpi
80 Laki-laki Sejati
81 Malu-malu
82 Obsesi Windy
83 Penasaran
84 Akhir Pekan
85 Malam Minggu
86 Pameran Karya Ilmiah
87 Dua Cowok Keren di Aula
88 Handsome Driver
89 Panas
90 Gara-gara Essay
91 Amanda Bingung
92 Author Menyapa
93 E-mail yang Mengejutkan
94 Menemani Amanda
95 Keputusan Tuan Wishnu
96 Ryan Mulai Viral
97 Kecurigaan Tuan Muda
98 Curhatan yang Menyebalkan
99 Jepang (1)
100 Jepang (2)
101 Jepang (3)
102 Jepang (4)
103 Jepang (5)
104 Gadis yang Mengesankan
105 Belajar di Villa
106 Di Dalam Mobil Mewah Tuan Muda
107 Sederhana
108 Ketahuan Mencontek
109 Hukuman untuk Helena
110 Cewek Matre
111 Bucin di Perpustakaan
112 Bau-bau Perjodohan
113 Gangguan dari Windy
114 Coaching Essay
115 Bertamu di Rumah Amanda
116 Tak Dianggap
117 Mangga dan Diskusi
118 Laporan Tuan Alfred
119 Anak Nongkrong
120 Si Ketua Kelas
121 Ketua Kelas Bersatu
122 Ryan Curhat
123 Teguh Kembali
124 Mulai Dekat
125 Api Asmara Tuan Muda
126 Tiba-tiba Pusing
127 PMS
128 Percakapan yang Aneh
129 Pengumuman dari Vino
130 Persiapan Pensi
131 Teguh Galau
132 Lulus Ujian
133 Bermula dari Rasa Nyaman
134 Menggantikan Papa
135 Apakah Ini Pertanda?
136 Tes Wawancara
137 Mendengar Pembicaraan Rahasia
138 Vino Lagi Sensi
139 Ada Orang Gila!
140 Sehari Tanpamu
141 Kekhawatiran Tuan Robby
142 Windy Kecewa
143 Meeting Pertama Tuan Muda
144 Rencana Tuan Muda
145 Kabar yang Ditunggu Windy
146 Gara-gara Payung
147 Si Tampan di Tengah Hujan
148 Penyelewengan
149 Menjelang Pensi
150 Brokenheart
151 Tuan Wishnu Kembali
152 Gombal!
153 Windy Kecewa
154 Sang Pemenang
155 Ada yang Berbeda
156 Pensi
157 My First Kiss!
158 Ada Apa dengan Ryan?
159 Ketemu di Toko Buku
160 Ikut ke Yayasan
161 Mengharu-biru
162 Mengantar Amanda Pulang
163 Janji dengan Ryan
164 Bersama Ryan
165 Diantar Pulang oleh Ryan
166 Dia Bukan Gadis Biasa!
Episodes

Updated 166 Episodes

1
SMA Terfavorit
2
Hari Pertama
3
Masa Orientasi
4
Sekretaris OSIS yang Tampan
5
Ide Gila Kakak Kelas
6
Salam dari Author
7
Bertemu di Kantin Sekolah
8
Bantuan Helena
9
Cowok di Halte
10
Mimpi Indah
11
Tak Ingin Di-bully
12
Pesona Sang Dewi Bulan
13
Wakil Ketos
14
Berdua di Halte
15
Vino vs Ketos (1)
16
Vino vs Ketos (2)
17
Vino vs Ketos (3)
18
Kasus!
19
Playing Victim
20
Author Menyapa
21
Salah Siapa?
22
Mendadak Viral
23
Bersama Andrew
24
Ketika Doni Kepo
25
Pertolongan Pertama
26
Bad Mood
27
Cemburu
28
Keberuntungan Vino
29
Mendung Berarti Hujan
30
Rahasia Cinta Edo
31
Senyuman Itu
32
I Hate Math!
33
Perih...
34
Demi Cinta
35
Pertaruhan Hidup dan Mati
36
Tuan Muda Anthony
37
Ikatan Hati
38
Malam yang Meresahkan
39
Bukan Kencan Impian
40
Wejangan Mama Vino
41
PR Tambahan
42
Pendaftaran Kegiatan Ekskul
43
Helena Menyontek
44
Patah Hati
45
Tuan Muda Sedang Bucin
46
Firasat Nyonya Wishnu
47
Bahagia dalam Berbagi
48
Sendu
49
Duka Dua Dara
50
Selalu Denganku!
51
Author Menyapa
52
Cowok Keren
53
Kamu Milikku!
54
Rasa yang Tak Biasa
55
Di Perpustakaan
56
Deg-degan
57
Adegan dalam Mobil
58
Setiap Hari Merindu
59
Dia Ramah Sekali
60
Kelaparan
61
Sahabat Lama
62
Persiapan Penyambutan Tamu Penting
63
Senyummu Mengalihkan Duniaku
64
Pesta Makan Malam
65
Harus Selalu Berdua
66
Integritas!
67
Sekretaris Tampan Tuan Muda
68
Mulai Perhatian
69
Cemas
70
Siapa Dia?
71
Agresif
72
Pacar!?
73
Rencana Nyonya Wishnu
74
Pertemuan Tiga Pria Tampan
75
Kesal
76
Kosong
77
Aku Akan Selalu Menemanimu
78
Amanda Galau
79
Sampai Terbawa Mimpi
80
Laki-laki Sejati
81
Malu-malu
82
Obsesi Windy
83
Penasaran
84
Akhir Pekan
85
Malam Minggu
86
Pameran Karya Ilmiah
87
Dua Cowok Keren di Aula
88
Handsome Driver
89
Panas
90
Gara-gara Essay
91
Amanda Bingung
92
Author Menyapa
93
E-mail yang Mengejutkan
94
Menemani Amanda
95
Keputusan Tuan Wishnu
96
Ryan Mulai Viral
97
Kecurigaan Tuan Muda
98
Curhatan yang Menyebalkan
99
Jepang (1)
100
Jepang (2)
101
Jepang (3)
102
Jepang (4)
103
Jepang (5)
104
Gadis yang Mengesankan
105
Belajar di Villa
106
Di Dalam Mobil Mewah Tuan Muda
107
Sederhana
108
Ketahuan Mencontek
109
Hukuman untuk Helena
110
Cewek Matre
111
Bucin di Perpustakaan
112
Bau-bau Perjodohan
113
Gangguan dari Windy
114
Coaching Essay
115
Bertamu di Rumah Amanda
116
Tak Dianggap
117
Mangga dan Diskusi
118
Laporan Tuan Alfred
119
Anak Nongkrong
120
Si Ketua Kelas
121
Ketua Kelas Bersatu
122
Ryan Curhat
123
Teguh Kembali
124
Mulai Dekat
125
Api Asmara Tuan Muda
126
Tiba-tiba Pusing
127
PMS
128
Percakapan yang Aneh
129
Pengumuman dari Vino
130
Persiapan Pensi
131
Teguh Galau
132
Lulus Ujian
133
Bermula dari Rasa Nyaman
134
Menggantikan Papa
135
Apakah Ini Pertanda?
136
Tes Wawancara
137
Mendengar Pembicaraan Rahasia
138
Vino Lagi Sensi
139
Ada Orang Gila!
140
Sehari Tanpamu
141
Kekhawatiran Tuan Robby
142
Windy Kecewa
143
Meeting Pertama Tuan Muda
144
Rencana Tuan Muda
145
Kabar yang Ditunggu Windy
146
Gara-gara Payung
147
Si Tampan di Tengah Hujan
148
Penyelewengan
149
Menjelang Pensi
150
Brokenheart
151
Tuan Wishnu Kembali
152
Gombal!
153
Windy Kecewa
154
Sang Pemenang
155
Ada yang Berbeda
156
Pensi
157
My First Kiss!
158
Ada Apa dengan Ryan?
159
Ketemu di Toko Buku
160
Ikut ke Yayasan
161
Mengharu-biru
162
Mengantar Amanda Pulang
163
Janji dengan Ryan
164
Bersama Ryan
165
Diantar Pulang oleh Ryan
166
Dia Bukan Gadis Biasa!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!