Sore di dalam sebuah kamar apartemen mewah, Miranda yang baru selesai mandi itu pun terkejut saat melihat sosok Dante yang sudah duduk di tepi ranjang.
"Sayang, kapan kau datang?" Bukannya tadi tidak menjawab telefon ku? Ku pikir dia sibuk atau apalah, tetapi ternyata dia bisa datang juga tanpa di minta.. gumam Miranda dari dalam hatinya.
"Kenapa kau bertanya seperti itu? Aku sudah membeli tubuhmu jadi kapanpun aku datang dan menginginkannya maka kau tak berhak untuk menolak ku!"
Apakah dia marah? "Sayang, kau terlihat lelah," Miranda mendekat dan duduk di pangkuan Dante.
Dante tak menjawab, dia hanya bereaksi dengan melepaskan tali simpul di pinggangnya, membuat kimono mandi berwarna tosca itu terlepas dan memperlihatkan bentuk tubuhnya yang indah.
"Ah!" Miranda tersentak saat Dante membaringkannya dengan kasar, tubuh kekar itu sedang menindihnya, "Sayang?" manik cokelat itu bergetar saat menatap Dante yang sudah sangat tidak sabar ingin menikmati tubuhnya.
"Kenapa? Kau tidak mau melayaniku?" Dante menaikkan satu alisnya, wajahnya begitu datar tanpa ekspresi, "Sore ini aku akan membuatmu benar-benar melayang, Miranda!"
Miranda yang mendengar suara ringan itu pun menjadi gugup, tak seperti biasanya saat hendak melayaninya, kali ini dia merasa takut.
Miranda pun memejamkan kedua matanya saat mendengar suara rel sleting yang di buka, celana hitam Dante sudah terlepas sepenuhnya, begitu pun juga dengan pakaiannya.
Dante membuka kedua paha Miranda yang tanpa aba-aba pun langsung menghentak kuat.
"Akh!" rasanya berkedut, bagian kewanitaannya baru saja di service dan kini kembali terkoyak sekuat itu, tangannya spontan mencengkeram kedua bahu Dante, "Sayang pelan-pelan, aku bisa terluka akibat hentakan yang terlalu kuat."
Tetapi Dante tidak peduli, dia semakin kuat dan bringas saat menikmati tubuh Miranda.
Daerah lembab itu memang terasa kencang menjepit, tetapi Dante tak bisa membohongi dirinya sendiri, jika Alka adalah wanita yang benar-benar mampu membuatnya puas.
Napas Miranda pun terdengar tak beraturan, tubuhnya menggelinjang menahan sakit dari setiap hentakan Dante, namun pergumulan panas itu pun terhenti, memperlihatkan ekspresi kecewa di wajah Miranda.
Dante menarik keluar pusakanya tanpa mengeluarkan cairan injeksi miliknya, lalu dengan cepat dia melepaskan pengaman itu dari benda pusakanya yang masih menegang, perlahan mulai mengerut.
Miranda benar-benar kecewa di buatnya, jika sebelumnya Dante tidak pernah memakai pengaman, namun sore ini entah apa yang membuatnya mau memakai benda bulat kecil itu.
"Sayang?-"
"Mulai detik ini jangan pernah muncul di hadapanku!"
Deg!
Manik cokelat itu membulat sempurna, setelah sekian lama dirinya menjadi penghangat ranjang, dan sekarang ia di hempas kan begitu saja seperti sampah, Miranda mendudukkan tubuhnya tanpa memakai selimut, baginya sudah biasa memperlihatkan pemandangan blue itu kepada Dante.
Miranda tak bisa menerimanya begitu saja, "Kenapa kau membuang ku begitu saja? Apa salahku? Bukankah aku sudah menjadi teman tidurmu sejak saat itu? Lalu mengapa sekarang kau mencampakkan ku, Dante? Kenapa?" cairan bening itu pun meleleh seketika, dia menangis, seumur hidupnya tak pernah ia merasa terhina.
Dante yang baru saja selesai memakai pakaian lengkapnya, sejenak mendongak menatap langit kamar, lalu berkali-kali menghela napas ringan.
"Bukankah sebanding? Aku juga tidak menikmati tubuhmu dengan gratis, Miranda! Aku sudah bosan denganmu!"
Satu kata yang tak bisa di pungkiri, Dante benar-benar bosan dengannya. Di dalam benaknya masih terbayang-bayang wajah Alka, terutama saat mereka sedang bercinta tadi siang, erangan Alka terus bermain di benaknya.
Dante pun membuka dompetnya lalu mengeluarkan cek senilai £1.000.000, "Sebagai ucapan terima kasih ku, setelah ini lebih baik kau pergi jika kau masih menyayangi nyawamu."
"Hal berharga di dalam hidupku sudah kau renggut, setidaknya biarkan aku mengandung benih mu sebagai ucapan terima kasih, karena selama ini aku telah menghangat kan ranjang mu, Dante!"
"Cih!" Dante mencebik kasar, "Hanya wanita itu yang pantas untuk menjadi ibu dari anak-anakku!" lalu Dante melemparkan cek yang masih ia pegang dan melayang tepat terjatuh di pangkuan Miranda.
Kini, dirinya hanya di hargai £1.000.000. Betapa murahnya wanita itu, "Kau kejam Dante, aku membencimu!" teriak Miranda histeris, "Lihat saja apa yang bisa aku lakukan untuk mendapatkan mu, aku tak akan membiarkan wanita manapun merebutmu dariku!"
Plak!
"Aaaakkkhh!!" dan dengan kuatnya lagi Dante menampar wajah Miranda, membuat sudut bibirnya berdarah.
Hanya terdengar suara tangisan darinya, "Sebelum matahari terbit besok pagi, pergilah sejauh mungkin! Dave akan mengatur segala sesuatunya untukmu, jangan macam-macam dengan harimau putih itu jika kau masih ingin hidup!" tegas Dante.
Miranda masih memalingkan wajahnya sesaat setelah ia di tampar Dante, kedua telinganya bisa mendengar langkah kaki pria itu menjauh, lalu keluar membuka pintu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dante mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah Alka, tubuhnya begitu haus akan sentuhannya, dan kedua telinganya ingin sekali mendengar erangan Alka yang merintih kesakitan saat sedang melayaninya.
Begitu sampai di rumah Alka, dia pun segera turun dari mobil dan melangkah cepat, mengetuk pintu berulang kali.
Alka dan El yang sedang menonton film pun langsung menoleh bersamaan ke arah pintu.
"Mommy, ada yang mengetuk pintu... biar El saja yang membukanya."
Alka mengangguk, "Oke."
El pun beranjak dari duduknya dan bergegas membukakan pintu rumah, "Paman?"
"Di mana Mommy, mu?" Dante mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan El, anak kandungnya.
"Mommy ada di dalam -" El terkejut saat Dante menggendongnya, "Paman turunkan El, El bukan anak kecil lagi," berulang kali El memberontak minta di turunkan tetapi dekapan Dante semakin menguat setiap kali El melawan.
"Diam, jangan cerewet!" Siapa yang mengajarinya sampai seceewet ini?
"Mommy, Mommy!"
"El?" Alka pun segera keluar dari ruang keluarga karena mendengar rengekan El, "El, kenapa -"
Alka terdiam saat melihat Dante masuk ke dalam rumah sembari menggendong El, dirinya baru sadar jika wajah keduanya benar-benar mirip.
Apa yang ku pikirkan, sih? Mungkin hanya perasaan ku saja! "Tuan?"
"Mommy..." El pun menggigit pundak Dante hingga lecet.
"Aaakh! Berhenti menggigitku, anak kecil!" seru Dante menahan sakit di pundaknya.
"El, hentikan sayang kasihan Paman itu kesakitan."
Karena gigitan El semakin kuat, akhirnya Dante pun menurunkannya, Dante semakin kesal saat El menjulurkan lidah untuk mengoloknya.
"El, kau tidak boleh bersikap seperti itu sayang... Mommy tidak pernah mengajarimu hal seperti itu," tegur Alka dengan suara lembutnya, "Sudah malam ayo cepat masuk ke kamarmu, kunci pintunya."
"Tapi El masih mau menonton, Mom..." rengek El.
"El?" seru Alka memanggilnya dengan nada peringatan.
"Baiklah, selamat malam Mom..."
Setelah memastikan El mengunci pintu kamarnya, Alka pun bergegas mengambil kotak P3K, "Kemarilah Tuan, saya akan mengobati luka di pundak Anda."
Alka menarik tangan Dante dan membawanya duduk di ruang tamu.
Di tatapnya wanita yang sedang menuang cairan obat ke kain kasa itu, Dante berusaha kuat menelan, lagi-lagi tatapannya fokus ke bagian dada Alka.
"Bisakah Tuan membuka bagian itu?" tanya Alka seraya menyentuh pundaknya sendiri sebagai instruksi.
"Hm."
Setelah pundaknya terekspos Alka pun segera mengobatinya, pundak putih itu memerah dan lecet akibat gigitan El.
"Tolong maafkan El, Tuan," tutur Alka dengan lirih, entah sudah yang ke berapa kalinya ia meminta maaf atas tindakan putranya.
"Tuan?" Alka terkejut saat Dante menarik pinggang ramping Alka hingga membuat keduanya saling bersitatap, jarak di antara mereka hanya menyisakan satu telunjuk saja.
Tangan Dante bergerak mengusap wajah mulus Alka, "Aku menginginkan mu sebagai ganti rugi atas perbuatan putramu!"
Manik biru itu bergetar saat mendengar hal yang sama untuk kedua kalinya, "Tuan, saya-"
"Emh..." Alka bodoh, dia mendesah saat merasakan ciuman panas di ceruk lehernya, membuat kain kasa itu terjatuh dari tangannya.
Tangannya meremas punggung Dante yang kekar, pikiran Alka berusaha menolak namun tubuhnya berkhianat.
Tubuh mungil itu sudah berada di bawah kungkungan kekar Dante, "Kau tak akan bisa melupakan kenikmatan yang ku berikan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Ida Lailamajenun
pengen nampol nih si cassanudin Dante klu dh yakin ma alka harusnya di nikahin donk bukan saat butuh lgsg celup gitu dgn alasan kesalahan EL yg nakal toh kecebong sendiri juga itu.apa mo tambah kecebong lagi nih jd dgn modus apapun harus berhasil..
2022-02-08
0
amalia gati subagio
🤓😝yach 11 12 laki perempuannya sama sakit jiwa....🤗🤗🤗🤗
2021-11-25
1
Asmara Rindu
nakal bngt si ell harusny seneng dong ada yg prhatian sm dia
2021-11-15
0