"Arrrggghh!!!" pekik Dante mengerang kesakitan, "Dave cepat panggilan dokter Zicko!"
"Segera saya panggilkan Tuan," Dave pun pergi sedikit menjauh untuk menelefon dokter Zicko.
Dante benar-benar tak bisa menahan rasa sakitnya.
"El, apa yang sudah kau lakukan kepada Paman, sayang? Kenapa Paman sampai kesakitan seperti itu?" tutur Alka mendesak putranya dengan berbagai pertanyaan.
"El hanya menendang benda Paman saja, My..."
Benda?
Pikiran Alka langsung traveling kemana-mana, apa lagi saat di rumah sakit tadi mereka baru saja melakukan hubungan badan.
"El, apa yang sudah kau lakukan itu tidak boleh sayang, itu namanya menyakiti fisik orang lain... Mommy sudah sering memberitahukan mu, kan? Ayo cepat minta maaf pada Paman, sekarang!"
El menggeleng bukan karena tidak mau minta maaf, melainkan takut jika Dante akan memukulnya.
"El sayangkan sama Mommy?" El mengangguk, "Jika begitu menurutlah dan turuti apa yang Mommy pinta barusan."
El mengerucutkan bibirnya, dia melipat kedua tangannya di depan dada, lalu menggeleng lagi.
"El!" tegas Alka yang membuat kedua manik biru El di genangi cairan.
"Kenapa kau membentaknya, aku tidak apa-apa, jika makan siangnya sudah siap bawa saja El pergi untuk makan," celetuk Dante yang masih mencoba untuk menahan sakitnya.
"Tuan tolong maafkan El, saya benar-benar minta maaf, Tuan... tolong jangan menghakimi El."
"Kau yang menghakiminya, bukan aku, pergilah ajak dia makan siang."
"Tapi, Tuan?-"
"Alka!" seru Dante dengan satu tarikan napas yang tegas.
"I- iya baiklah, sekali lagi saya minta maaf, Tuan."
Dengan cepat Alka membawa putranya ke meja makan, dia mendirikan El di kursi, "El sayang, lain kali jangan bersikap seperti itu lagi, ya?"
"Paman yang bersalah, bukan El."
Astaga ya Tuhan, dari mana El mendapatkan sifat keras kepalanya ini?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara itu di dalam kamar tamu tadi, dokter Zicko sudah datang, dia memeriksa benda pusaka Dante dengan santai.
Sesekali dia menyentil nya, "Ini tidak apa-apa Tuan, masih bisa di pakai... Tuan muda jangan khawatir, tidak ada luka serius yang menyebabkan gagal produksi di masa depan."
Dave benar-benar menahan malu saat mendengar dokter mesum itu, Cih! Apa yang sedang mereka bicarakan ini? Sialan! Lebih baik aku makan sajalah bersama Nona Alka dan El. "Ehm, Tuan muda maaf saya mau ke dapur dulu untuk minum," Dave pun langsung membungkuk hormat dan pergi meninggalkan kamar.
"Memangnya apa yang terjadi sampai-sampai Tuan merasa kesakitan seperti ini?" tanya dokter Zicko seraya memperhatikan bentuk milik Dante.
"Tidak ada yang terjadi, hanya terbentur saja."
"Benarkah? Seharusnya Tuan membenturkannya di tempat yang tepat, benda keras tak bisa menembus benda yang keras juga Tuan."
"Cerewet! Apakah aku perlu mengkonsumsi obat?" tanya Dante yang baru saja selesai di periksa, sekarang sedang memakai celananya kembali dengan rapi.
"Tidak perlu Tuan, istirahat yang cukup saja nanti juga rasa sakitnya akan hilang dengan sendirinya, apa lagi setelah bertemu yang lembut-lembut," 😝
"Bicara seperti itu lagi akan ku potong lidahmu!" ancam Dante, benar-benar tak habis pikir bagaimana bisa orang yang mesum itu mendapatkan gelar kedokterannya?
"Uh, mengerikan sekali... bicara yang baik-baik saja Tuan, saya sudah selesai memeriksa jangan lupa untuk mentransfer £1000 ke rekening saya."
Woah, hanya memeriksa sebentar di bagian itu dan mendapatkan bayaran sebesar £1000 atau setara dengan Rp.19.126.559,72.
Orang kaya memang beda, beda biaya pemeriksaan, belum lagi biaya perawatannya, 🤭
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dante baru saja tiba di dapur bersama dengan dokter Zicko, Dante melihat Alka dan El yang sedang menikmati menu makan siang. Lalu menatap Dave yang duduk di kursi ujung.
"Ini yang kau sebut dengan minum?"
Dave menoleh ke sumber suara, "Kebetulan juga saya lapar Tuan, jadi sekalian saja saya ikut makan. Makanan ini benar-benar enak apakah Tuan juga mau?"
Dante menghela napas pelan lalu menarik kursi di samping El, di mana saat itu juga El mulai takut jika Dante akan membalasnya.
"Makanlah yang banyak," seru Dante dengan suara tenangnya sembari mengusap pucuk kepala El.
dokter Zicko duduk pun memilih untuk duduk di dekat Dave, "Siapa wanita dan anak itu? Bukankah Tuan tak menyukai anak kecil?"
"Kau kan punya mata, masa tidak bisa melihatnya dengan jelas!" ketus Dave yang tak ingin di ganggu.
"Bertanya padamu kan lebih cepat mendapatkan jawabannya!" balas dokter Zicko tak kalah ketusnya.
"Menyebalkan!"
"Sama!" balas dokter Zicko.
"Mommy, kenapa dua paman di ujung sana sangat ribut? El tidak bisa makan dengan tenang."
Alka tersenyum sembari menyuapi El, "Tidak apa-apa, El hanya perlu menyantap makanan yang sudah di sajikan saja, ya?"
Sesekali Dante menatap wajah Alka lalu kebagian dadanya yang sedikit menonjol itu, dia menelan, "Shit!"
Umpatan kasar itu membuat El langsung menoleh ke arahnya, "Mommy, Paman ini mengatakan hal yang kasar."
"El tidak perlu mendengarnya ya, itu sikap yang tidak patut untuk di contoh," jawab Alka dengan lemah lembut.
Dante pun mulai menyuapkan makanan itu ke dalam mulutnya, rasanya benar-benar enak. Bahkan lebih enak dari buatan para koki di rumah.
Makan siang itu pun berlangsung dengan kesibukan tiap orang yang menyantapnya, dua pria di ujung sana menikmati makan siangnya dengan berbincang hal yang tidak perlu, Alka yang masih menyuapi El di tengah-tengah obrolan panas dokter Zicko dan Dave, apa lagi Dante yang mencoba mengikat nafsunya sekuat tenaga.
Makan sambil menahan diri seperti ini, ah rasanya sudah seperti menggigit besi panas saja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Usai makan siang pun dokter Zicko pamit undur diri, "Nona manis terima kasih untuk hidangan makan siangnya, ini hidangan pertama yang ku rasakan benar-benar enak, hehe..." dia menambahkan tawa di akhir kalimatnya karena merasa sedang di awasi oleh mata singa, Dante.
"Hati-hati di jalan Dokter, terima kasih atas pujiannya," tutur Alka dengan senyuman manisnya.
"Anak kecil, Paman dokter pulang dulu, sampai jumpa lagi Tuan muda, Dave," ucap dokter Zicko dengan senyum manisnya lalu membungkuk hormat kepada mereka.
Tak lama setelah dokter Zicko pulang, Alka pun ingin pulang juga, "Tuan, seperti yang saya katakan tadi setelah menyiapkan hidangan makan siang, kami akan pulang."
"Hm, Dave antar mereka pulang," tanpa mau menunggu jawaban, Dante pun bergegas menapaki anak tangga menuju kamarnya di lantai dua.
Dia merasa lelah dan ingin segera beristirahat sembari menenangkan pikirannya yang mulai kacau.
Baru saja Dante membaringkan tubuhnya di atas ranjang, hp nya berdering. Dia mendapatkan telefon masuk dari Miranda.
Miranda? Bahkan Dante hampir lupa jika dirinya masih memiliki wanita itu untuk melepaskan hasratnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Alistalita
ngakak🤣
2023-08-12
0
Cata Leya
hahaaa auto travelling otakq ..jd inget belalai gajah🤣🤣🤣🤣
2023-02-19
0
Wicih Rasmita
😂😂😂dr zicko bisa aja sempat ngerjain dante waktu meriksa si otong😁😇😇😇
2023-01-04
0