Mark memaksa Alka untuk ikut dengannya, sementara itu orang-orangnya berhasil menemukan El yang bersembunyi di dalam kamar.
"Mommy... Mommy..." teriak El ketakutan, sontak saja Alka yang terkejut pun bermaksud menghampirinya untuk memeluk, namun Mark malah memukul tengkuk Alka hingga membuatnya pingsan.
Plak!
"Ah!" perlahan penglihatan Alka meredup, terang, dan berubah menjadi gelap. Kedua telinga Alka sudah tak bisa lagi mendengar suara teriakan putranya-El.
"Tuan Mark, bagaimana dengan anak kecil ini? Sungguh merepotkan sekali, tidak mau diam!" celetuk pria dengan setelan pakaian hitam, dia benar-benar sulit mengontrol emosinya jika sudah berhubungan dengan anak kecil.
"Hei anak kecil lebih baik kau diam saja, sebelum aku memukulmu!" bentak pria yang sama itu lagi kepada El.
"Lepaskan aku, jangan sakiti Mommy! Kalau berani ayo lawan aku!" seru El yang balas membentak.
"Sudahlah jangan menghiraukannya!" seru Mark memperingati, "Ingat baik-baik... Tuan muda menginginkan mereka tanpa luka sedikitpun, atau Tuan akan memotong tangan kita nantinya jika mereka terluka, ayo cepat bawa mereka ke rumah sakit."
Karena El yang tidak bisa diam dan terus memberontak meminta di lepaskan, akhirnya pria yang sama tadi pun langsung membekapnya hingga pingsan.
"Astaga, kenapa kau membekapnya hingga pingsan? Tidak dengar apa yang di jelaskan oleh Tuan Mark tadi?" pekik rekannya yang lain.
"Aku tidak suka anak kecil, ah sudahlah lebih baik kita cepat pergi."
Mark yang melihatnya pun hanya menggeleng, lalu segera bergegas masuk ke dalam mobil.
Kemudian Mark mengemudikan mobil itu dengan kecepatan sedang, menuju rumah sakit SS.
***
Dante yang sudah menunggu dengan tak sabarnya di ruangan VIP pun terlihat gelisah.
Dokter terpercaya sudah ada di dekatnya, begitupun juga dengan Dave.
"Tenanglah Tuan, Mark pasti bisa membawa mereka kemari..." ucap Dave yang berusaha untuk menenangkan Tuan mudanya.
Dante menghela napas pelan, "Kau tidak mengerti dengan apa yang ku rasakan, ingat, jika tes DNA itu terbukti benar, siapkan pengacara untuk mengurus kembali nama putraku dengan menambahkan nama besar Barrack!"
Dave yang mendengarnya pun mengangguk, "Baik Tuan, saya mengerti... akan saya urus secepatnya begitu hasil tes DNA kita dapatkan."
Tok tok tok...
Mark tiba di ruangan itu dengan menggendong Alka ala bridal style, begitupun juga dengan pria berpakaian hitam yang menggendong El.
"Mark!" bentak Dante yang spontan langsung berdiri dari duduknya, "Apa yang telah kau lakukan padanya?"
"Maafkan saya Tuan, saya tidak punya pilihan lain karena Nona Alka memberontak maka dari itu saya membuatnya pingsan."
Napas Dante terdengar tak beraturan, dia terlihat emosi. Dave pun tak bisa diam begitu saja, "Bawa Nona Alka ke atas ranjang, dokter segera lakukan pemeriksaan kepada El."
"Baik Tuan Dave," dokter J segera mengambil alat pemeriksaan begitu El di baringkan di atas ranjang yang bersebelahan dengan Alka.
Selagi dokter memeriksa DNA El, Dante hanya bisa mondar-mandir yang terkadang juga dia duduk lalu berdiri lagi, benar-benar gelisah.
"Tuan saya sudah selesai memeriksa anak ini, dan kita bisa mendapatkan hasilnya setelah dua Minggu -"
"Aku ingin hasilnya sekarang! Kau ingin rumah sakit ini di tutup?" seru Dante dengan nada mengancam.
"Maaf Tuan, tetapi waktu tercepat untuk mendapatkan hasil tes DNA memanglah dua Minggu dan yang paling lama adalah empat Minggu," tutur dokter J.
"Tuan, dokter J sudah melakukan tugasnya dengan benar lebih baik kita tunggu saja hasilnya setelah dua Minggu," imbuh Dave menimpali jawaban dokter J.
"Shit! Baiklah dalam dua Minggu pastikan kau mendapatkan hasilnya!" dokter J mengangguk pasti, "Kalian semua keluar!"
***
Di dalam ruangan VIP A ini hanya ada Dante dan Alka, sementara El sudah di pindahkan ke ruangan VIP B dengan penjagaan ketat.
Dante tak habis-habisnya memandangi wajah Alka, gadis itu belum sadarkan diri, Dante merangkak naik ke atas ranjang dan berbaring di sebelah Alka.
Dia mengendus wangi tubuh Alka, wangi yang sama dengan insiden di klub malam itu, tangannya mulai membelai wajah Alka, merapikan rambutnya, lalu tangannya turun mengusap perut rata Alka.
"Kau yang telah mengandung benihku? Di dalam perutmu ini benihku hidup," Dante menyusupkan tangannya masuk membelai dari dalam dengan lembut, "Kau menjaganya sendirian? Kau milikku Alka, milikku!"
"Engh..." Alka mulai tersadar dari pingsannya, dia mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya yang menyapa kornea matanya, lalu menyentuh kepalanya yang masih terasa pusing.
Alka mengedarkan pandangan matanya dan terkejut saat melihat sosok Dante yang ada di sampingnya, "Ka- kau!"
Alka yang merasa belaian tangan Dante di atas perutnya pun, spontan langsung menepis kuat tangannya, Alka bangun dan mengambil jarak di antara mereka.
"Jangan sakiti putraku, aku tahu sikap ku sudah keterlaluan padamu saat di restauran tadi. Aku yang akan bertanggung jawab tapi ku mohon lepaskan putraku..." lirih Alka dengan air matanya yang mulai menetes.
"Bertanggung jawab dengan cara apapun?" imbuh Dante dengan suara ringan, dia menatap Alka dengan penuh gairah.
Alka mengangguk, "Dengan syarat lepaskan El, dia masih kecil tidak mengerti apapun -"
Dante mendekat dengan menjepit dagu Alka, benturan napasnya di kulit leher Alka membuatnya meremang panas.
"Maka berikan tubuh mu sekarang, aku menginginkannya."
"Sssshhhh... emh..." ah tanpa sadar Alka malah mendesah saat Dante mencium ceruk lehernya hingga meninggalkan bekas merah.
"Tolong jangan lakukan hal seperti ini, aku -"
"Akan bertanggung jawab dengan cara apapun! Itu yang kau setujui, jangan pura-pura amnesia, nona Alka!" Kau ibu dari anakku, mana mungkin aku menyakiti kalian, tetapi aku juga tidak akan melepaskan kesempatan emas ini untuk tidak menyentuhmu.
Tak berani menolak akhirnya Alka pun memejamkan kedua matanya, Alka sudah berada di bawah kungkungan Dante, dan kembali mendesah saat merasakan pusaka Dante menyeruak masuk melahap segala kelembutan yang ada di bawah sana.
Jemari mereka saling meremas, ada banyak bekas merah yang Dante tinggalkan di tubuh Alka.
Alka yang mengira permasalahan yang ia lakukan akan selesai setelah melayani Dante, namun kenyatannya ini semua adalah awal dari segalanya.
Dante tidak akan melepaskan Alka, karena itulah dirinya kembali menanamkan benihnya di dalam rahim Alka.
Sontak saja Alka terkejut, "Jangan -" mmh....
Dante menutup mulut Alka dengan ciuman panas di bibir tipisnya.
Beberapa menit kemudian pergumulan panas mereka pun berakhir, Dante tidak melepaskan diri dari Alka dengan cepat, karena ingin memastikan benihnya masuk dengan sempurna ke dalam rahim Alka.
Alka ceroboh, sama sekali tidak menggunakan alat kontrasepsi, dia benar-benar takut jika pergumulan ini akan membuatnya hamil.
Apa yang harus ku lakukan? Mengapa aku terlahir dengan kebodohan seperti ini? Mama... El... Alka memejamkan kedua matanya membiarkan air matanya kembali menetes.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Ayachi
ya ga salah jga si Alka, toh Slama ini kan dia ga punya suami atau lelaki yg dekat sama dia, ya wajarlah ga konsumsi kontrasepsi, dia aja bangun² dri pingsannya langsung diajak buat anak sama Dante
2024-07-22
0
Dewi Dina
Dante udah buat keputusan untuk memilih Alka , jangan sampai berubah pikiran aja .
2023-06-06
0
Inyhhlstryyy
Mengambil kesempatan dalam kesempitan😌😌
2022-12-22
1