"Mommy.... Mommy...." suara tangisan El terdengar sampai ke ruangannya, Alka menatap Dante yang hanya diam duduk di sofa.
Alka perlahan turun dari ranjang dan mendekati pintu, tetapi Dante tak bereaksi apapun selain membuka lembaran majalah.
Klek!
Pintunya tidak di kunci, syukurlah... Alka bergegas keluar dari ruangan itu dan ingin menemui El.
Alka terkejut saat melihat ada banyak penjaga di sepanjang lorong ini, dia mundur beberapa langkah kebelakang karena mendapatkan tatapan tajam dari mereka.
"Ah.." punggungnya membentur dada bidang Dante, sehingga membuat Alka mendongak dan mendapati wajah datarnya saja.
Segera Alka menjauh, "A- aku ingin bertemu El."
"Kalian dengar?" imbuh Dante menanyakan para penjaga yang kemudian mendapatkan anggukan dari mereka.
Klek!
Pintu ruangan VIP B terbuka dan El pun bisa keluar, "Mommy..." dia berlari memeluk Alka di hadapan Dante, "Mommy, kita ada di mana? Saat El bangun, semuanya jadi terlihat mewah apakah kita ada di surga?"
Alka terdiam, sadar jika selama ini belum bisa memberikan kemewahan untuk putranya-El,
lalu Alka menggeleng, dia mengusap lembut pucuk kepala El, "Kita masih ada di dunia sayang..."
El mengedarkan pandangannya dan melihat sosok tampan Dante, "Paman..."
Kening Dante berkedut kesal, Aku Daddy mu, bukan paman mu anak kecil! gerutu Dante dengan kesal di dalam hatinya.
"Paman?"
Dante spontan menatap tangannya yang di sentuh El, "Apa?" jawabnya dengan ketus.
"Apakah Paman yang menolong kami? Paman orang yang baik, Mommy jago masak dan masakannya Mommy sangat enak -"
"El sayang apa yang kau bicarakan itu tidak benar, Nak..." tukas Alka yang langsung memotong perkataan El.
Dia merasa malu saat di tatap Dante dengan tatapan yang tak biasa.
"Oh, benarkah? Kalau begitu bukankah Mommy mu harus membuatkan ku masakan yang lezat sebagai ucapan terima kasih?" lalu dengan polosnya El mengangguk, "Bawa mereka ke mobil!" tandas Dante yang melangkah terlebih dahulu meninggalkan Alka dan El.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Mommy, siapa Paman yang baik hati itu?" tanya El dengan lirih, mereka melangkah di sepanjang lorong ini menuju lift yang di ikuti pengawal.
Dia bukan orang baik, El! Alka pun tersenyum, "El, masih ingat pesan Mommy, kan? Untuk tidak mudah percaya kepada orang asing."
"Tapi kenapa Mommy bisa bersama dengan Paman?" astaga, anak kecil rasa ingin tahunya benar-benar tak terkalahkan.
"El, Paman itu bukan orang -"
"Ehm!" salah satu dari pengawal itu berdehem dengan suara yang cukup nyaring, membuat Alka dan El terdiam.
Pintu lift pun terbuka, dengan cepat El dan Alka masuk ke dalam lift yang kemudian di susul oleh beberapa pengawal, karena pengawalnya banyak jadi tidak memungkinkan untuk masuk semua ke dalam lift tersebut yang kapasitasnya hanya cukup untuk beberapa orang saja.
El tak henti-hentinya memandangi wajah para pengawal yang datar dan terkesan dingin.
Alka yang merasa tak enak dengan sikap El pun, segera menarik El untuk membenamkan wajahnya di pelukan Alka.
Ting!
Begitu pintu lift terbuka di lobi rumah sakit, El pun langsung berlari membuat Alka khawatir, "El jangan lari sayang nanti jatuh-"
Bruk!
El memang jatuh tapi bukan karena jatuh sendiri, tetapi jatuh karena menabrak seseorang.
"Astaga! Anak siapa ini, kau tidak punya mata hah! Di mana ayah dan ibu mu apakah mereka tidak mengajarimu cara berjalan yang benar, hah!" wanita itu bernama Elia, dia membentak El dan membuatnya menangis.
"El!" seru Alka dengan panik yang juga segera mempercepat langkah kakinya menghampiri El.
Para pengawal pun dengan cepat menghampiri El, "Tuan muda kecil, Anda terluka?"
El masih menangis, "Mommy..."
"El," Alka memeluknya, "Nyonya tolong maafkan putar saya, dia tidak sengaja," pinta Alka memohon dengan sangat.
"Hmhp!" ketus Elia yang mendorong Alka, dan langsung menimbulkan reaksi para pengawal.
"Jaga sikap anda, Nyonya! Nona muda kami sudah meminta maaf, bukan?"
"Aaaa! Apa yang kalian lakukan cepat lepaskan tangan kalian!" bentak Elia, yang kesakitan saat tangannya di cengkeram salah satu pengawal tadi.
"Ada apa ini ribut-ribut?" Dante datang menghampiri keramaian yang menjadi pusat perhatian, wajah datarnya berubah memanas saat melihat El menangis dan wajah sedih Alka.
"Ada yang bisa menjelaskan?" lanjut Dante seraya melonggarkan dasinya.
"Tuan muda, Nyonya ini membentak Tuan muda kecil dan bersikap kasar kepada Nona muda," ucap salah satu pengawal itu mengadu.
Lirikan tajam Dante membuat Elia gemetaran, "Tu- tuan Dante, ma- maafkan saya Tuan... saya tidak tahu jika mereka adalah anak dan istri anda, Tuan."
"Jika kau sudah mengetahuinya, apakah permintaan maaf mu masih pantas di terima?" suara datar yang terdengar dingin itu di iringi cekikan pada leher Elia, lalu kedua ekor mata Dante menatap Alka dan yang lainnya.
"Nona muda, ayo kita pergi... mobil sudah menunggu di depan."
Namun Alka sekalipun ia di sakiti tetapi tetap saja rasa belas kasihan nya selalu ada, "Ta- tapi -"
Dave yang sejak tadi ada di dekat Tuan muda Dante langsung memotong ucapannya, "Nona Alka!" lalu Dave menggeleng, tangganya bergerak dengan sopan mempersilakan ibu dan anak itu melangkah mendahuluinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Yanti Linggar
tuh bp'y ketua bngt ngomong sm anak'y.
2022-02-11
0
Ida Lailamajenun
biasa tuan muda awal" kek kulkas berjalan sikapnya klu dh ketiban virus cinta lgsg ganti gelar jd pangeran bucin
2022-02-08
0
Suriyani
alka
2021-11-16
0