Gairah Tuan Muda

Dante adalah pria bebas yang bisa tidur dengan wanita manapun, tetapi dirinya tidak akan pernah mengizinkan wanita manapun untuk mengandung benihnya, terkecuali Alka, gadis yang selama ini ia cari-cari.

Siang ini Dante yang masih sibuk dengan pekerjaannya, membubuhi lembaran kertas dengan tanda tangannya, dia menghentikan fokusnya pada pekerjaan dan segera mengangkat pandangannya menatap pintu ruangan yang terbuka.

Sosok wanita cantik bertubuh tinggi dan semampai itu adalah Miranda, dia memakai A-Line dress putih sebatas lutut dengan sepatu hak hitamnya yang cukup tinggi.

"Sudah waktunya untuk makan siang, sayang..."

Dante diam dan hanya menaikkan satu alisnya, "Kenapa kau kemari? Aku menyuruhmu untuk tidak keluar dari apartemen."

"Aku kemari karena aku merindukan sentuhan mu, sayang..." Miranda melangkah masuk dan duduk di atas meja, tepat menghadap Dante, lalu menaikkan satu kakinya memperlihatkan belahan kain di paha mulusnya.

"Kau memancingku?"

"Hm..." Miranda terkekeh lalu menarik dasi merah yang terjuntai rapi itu, dengan gaya sexy ia memainkan lidah menyapu bibir tipisnya sendiri, "Kau tak akan bisa menahan diri, sayang -"

Dante seketika tak bisa mengontrol gairahnya, dia menarik Miranda dan terduduk di pangkuannya, memulai ciuman yang begitu panas.

Membuat lipstik merah di bibir Miranda pudar seketika, "Ah..." keduanya menghela napas, tak mau berhenti sampai di situ, Dante pun menggendongnya ala bridal style lalu membaringkan nya dengan sedikit kasar, lalu melepaskan dress Miranda hingga memperlihatkan sekujur tubuhnya yang putih polos itu.

Erangan Miranda saat Dante mulai mengobrak abrik kelembutan di bawah sana dengan telunjuknya, "Sayang, aku tidak ingin kau menahan diri... jangan menyiksaku seperti ini -"

Miranda memejamkan kedua matanya saat Dante menyergahnya dengan kuat, meskipun mereka sudah berulang kali melakukannya tetapi tetap saja rasanya seperti sedang melakukan hubungan untuk pertama kalinya.

Miranda benar-benar merawat kelembutannya dengan baik, service yang mahal sudah pasti kualitasnya pun yang terbaik.

Aktivitas panas itu terjadi sekitar empat puluh lima menit lamanya, hingga akhirnya tubuh mereka di penuhi keringat, sesaat sebelum benih itu menyembur dari tempatnya, Dante dengan cepat menarik diri dari tubuh Miranda lalu mengeluarkannya di luar.

Helaan napas Miranda terdengar cepat dari biasanya, lelah akibat melayani Dante yang begitu bergairah, "Sayang, uang jajanku di ATM ku sudah habis, aku datang kemari untuk meminta uang padamu..."

"Berapa? setelah ini lebih baik kau pergi melakukan perawatan," imbuh Dante sembari membersihkan apa yang tersisa darinya dengan menggunakan tisu basah.

Miranda berusaha untuk bangun di atas rasa lelahnya, keringat masih membasahi tubuhnya, perlahan dia mulai memakai kembali dress putihnya, "Uang jajanku £20000 saja, dan untuk biaya perawatan kau saja yang langsung transfer ke rekening dokter Jessica."

Dante pun baru selesai memakai setelan tuxedo nya, lalu beranjak ke meja kerja untuk mengambil hp, dia menempelkan jempolnya di samping hp untuk sidik jari, lalu berselancar di M-Banking nya.

Tring!

Notifikasi masuk di hp Miranda, uang senilai £20000 sudah masuk ke rekeningnya, "Aaaaa terima kasih sayang, setelah pulang dari sini, aku akan langsung singgah ke klinik dokter Jessica," muah! Dia mengecup bibir Dante lalu mengedipkan mata kanannya, "Aku pergi dulu, bye sayang..." pamit Miranda seraya menggerakkan tangannya berdada-dada.

Hubungan keduanya hanya sebatas penghangat ranjang dan hubungan yang saling menguntungkan satu sama lainnya, keduanya bertemu setelah Dante merasakan putus asa dan patah hati setelah di tinggal pergi oleh Vanessa.