Hari yang di tetapkan pun tiba, namun Alka masih mengurung diri di dalam kamarnya. Beberapa penjaga keamanan di tugaskan untuk berjaga di depan pintu kamar.
"Mama, Alka tidak mau menikah dengan tuan Danton... tolong Alka, Ma," keluh Alka dengan lirih, lalu dia melihat ke jam dinding yang sudah menunjukan pukul 08.15 waktu California.
Alka tidak mau berakhir dengan menjadi istri seorang kakek tua, yang mana dirinya itu lebih cocok untuk menjadi cucu dari Danton.
Sekuat-kuatnya Alka menghela napas, dia menatap cermin yang memantulkan dirinya dalam balutan gaun A-line dress berwarna putih, tatanan rambutnya yang indah, semua itu tak membuatnya senang.
Hanya ada air mata yang menemaninya, "Maafkan Alka, Pa, tetapi Alka tidak bisa menjalani pernikahan ini," segera Alka berganti pakaian lalu menghapus balutan make-upnya.
Setelahnya Alka menarik seprai dan selimut putih yang ia ikat memanjang, Alka menjulurkan nya hingga ke pelataran rumah.
Dengan hati-hati dia mulai menuruninya dengan cara memerosotkan diri pada kain tersebut.
Bibi Anna yang segera masuk ke dalam kamar Alka dan mendapati uluran kain panjang dari pagar balkon, membuatnya teriak histeris.
"Nona!" teriakannya membuat penjaga pintu itu pun terkejut.
Mereka masuk ke dalam kamar Alka, "Bibi Anna kenapa kau berteriak? Ada apa?"
"Apa yang kalian lakukan, cepat cari Nona Alka... sebentar lagi Nona akan menikah, tetapi Nona malah kabur."
"Apa?" salah satu dari penjaga pintu tadi pun beranjak ke balkon, "Hei!" dia mendapati Alka yang baru saja menginjakan kakinya di pelataran rumah.
Alka sontak saja tersentak kaget, dia takut tertangkap, suasana rumah yang tidak ramai dan nampak lengang itu pun membuatnya bisa leluasa untuk kabur.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Entah sudah sejauh apa ia berlari menghindari para penjaga yang di kirimkan oleh Danton, dia juga sudah tidak peduli lagi dengan hubungannya dan keluarganya.
Biarkan saja dia mendapatkan kebencian sang Papa, ataupun jika ia tidak lagi di anggap sebagai anak. Persetan dengan semua itu.
Alka cukup lelah, dia bahkan lupa membawa hp, hanya sempat membawa tas pajang berbentuk dompet itu.
Matahari sudah berada di puncak, serasa panas membakar jiwa manusia. Alka tengah mencari bus, tidak peduli kemanapun tujuannya yang penting dirinya bisa pergi dari kota ini.
Cukup lama dia menunggu bus datang, tak terasa waktu pun begitu cepat berlalu, senja menyapa dan rintik hujan mulai turun.
"Tuhan, mengapa hari ini tidak ada bus? Biasanya juga ada banyak bus yang berlalu lalang... bagaimana ini?" Alka terlihat frustasi, dia menghela napasnya dengan sedikit kasar lalu mengusap wajahnya dengan gusar.
Tak jauh dari tempat Alka berdiri ada sosok pria yang mengenakan hoodie hitam, masker hitam, juga topi hitam yang hampir menutupi setengah wajahnya.
Perlahan dia mendekat dan tanpa memberikan rasa curiga berhasil berdiri tepat di samping Alka.
Dia memasang earphone berpura-pura mendengarkan musik, Alka juga tak bisa mencurigai seseorang tanpa sebab.
Mereka bersihadap melakukan kontak mata, lalu memancarkan senyum dari manik hitam pria itu.
Senyum Alka memang manis, setiap kali tersenyum selalu memperlihatkan dua dimple di pipi kanan dan juga pipi kirinya.
Lalu keduanya sibuk dengan pandangan masing-masing, pria itu mundur selangkah, Alka yang merasa dingin pun langsung bersedekap memeluk kedua bahunya sendiri, Alka menoleh ke sana kemari hingga kedua matanya melotot takut saat ia di bekap seseorang hingga akhirnya pingsan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Heri Pro
nyimak saja
2022-02-20
1
𝕽𝖍'𝖘༄Ida✨Dearhusband✨
alka di culik dan mo di jual
2021-11-16
0
Suriyani
nasibny Allah nanti JD baik
2021-11-16
0