Angin berhembus pelan namun dinginnya terasa begitu menusuk tulang.
"Kita hampir sampai, pakai baju hangat kalian dan salurkan energi kalian ke seluruh tubuh atau tubuh kalian akan membeku."
Ucap Naoki yang tengah berjalan menuju anjungan kapal.
Eiji melihat sekelilingnya namun tidak menemukan keberadaan sang adik. Dia mulai memeriksa ke setiap ruangan yang ada.
"Apa yang sedang kau cari?"
Tanya Genta yang mulai melihat kecemasan di wajah pemuda tampan tersebut.
"Apa Keiko tidak bersamamu?"
Ucap Eiji pelan. Tanpa menjawab sepatah katapun, Genta bergegas melesat ke setiap sudut kapal. Dirinya hampir mengobrak-abrik seluruh isi kapal.
"Apa yang kau lakukan, menyingkir dari jalanku."
Teriak Azumi yang tengah membawa tumpukan baju hangat serta selimut.
Genta sedikit menggeser tubuhnya untuk memberi jalan bagi adik perempuan Naoki tersebut, kemudian ia mengikuti setiap langkah gadis cantik tersebut. Azumi terus berjalan menyusuri lorong Classic pearl hingga ke bagian mesin, tanpa memperdulikan Genta yang tengah mengikutinya.
Di sudut ruangan terlihat sosok bertubuh mungil yang ia cari sedang meringkuk di dekat perapian.
"Aku sudah mencoba mengalirkan energi ku namun tubuhnya tidak mau menerima."
Ucap Haruka penuh kekhawatiran, seraya menutupi seluruh tubuh Keiko yang hampir membeku.
"Kenapa dengannya?"
Ucap Genta sambil memeriksa keadaan gadis yang telah dicarinya.
"Aku mengetuk pintu kamarnya untuk menemuinya, namun tak kunjung ada jawaban. Sehingga aku membukanya kemudian menemukannya sudah tidak sadarkan diri dan hampir membeku."
Ucap Azumi menjelaskan.
Genta menyalurkan energi panas ke seluruh tubuh Keiko yang sudah memutih.
"Bawa aku ke tempat terbuka."
Ucap Keiko lirih setelah ia membuka ke dua matanya.
"Dia akan mengalami perubahan, dampak dari perubahan es. Cepat bawa dia ke tempat terbuka dan tidak ada hawa panas sedikitpun di sekitar tubuhnya."
Haruka sedikit mengeraskan suaranya, setelah menyadari semuanya.
Genta menggendong tubuh mungil Keiko kemudian melesat cepat ke anjungan kapal dan mendudukkan tubuh gadis itu.
"Menjauh."
Suara Keiko terdengar begitu pelan.
Dengan wajah yang diliputi kecemasan Genta meninggalkan tempat tersebut dan menyuruh semua orang untuk menjauh.
"Ada apa dengan Keiko?"
Arnius mulai terlihat gusar.
"Tenanglah dia harus bisa melewati tahap ini."
Ucap Haruka pelan.
"Bagaimana aku bisa tenang, wajahnya pucat dan tubuhnya memutih."
Arnius semakin cemas.
"Diam dan perhatikan saja."
Ucap Haruka kembali.
"Tubuhnya sedingin es saat aku membawanya kemari."
Ucapan Genta semakin membuat Arnius khawatir.
Keiko mulai bermeditasi, terlihat tubuhnya mulai di selimuti es. Papan tempat ia duduk mulai tertutup es tebal. Kini yang terlihat hanyalah wajah pucat Keiko dengan bibir yang sudah membiru seutuhnya. Hujan salju mulai turun di sekitar gadis tersebut, hingga membuat suhu di tempat itu menjadi begitu dingin.
"Jangan lakukan itu."
Haruka merentangkan kedua tangannya saat merasakan ada hawa panas yang mulai menyelimuti.
"Jangan ada yang melakukan apapun termasuk menggunakan energi panas."
Ucapnya lagi sambil menoleh ke arah Genta.
"Tapi kau lihat tubuhnya it..."
Ucapan Genta terhenti ketika melihat tubuh Keiko mulai mengepulkan asap putih. Tubuh itu terangkat melayang beberapa jengkal dari tempatnya semula.
Es yang tadinya menyelimuti seluruh tubuh Keiko kini mulai retak dan berjatuhan saat tubuh itu terangkat lebih tinggi dan berputar di udara. Keiko mulai menguasai kembali tubuhnya, kini ia mulai menggerakkan tubuhnya meliuk ke kanan dan ke kiri. Melayang di udara tanpa Elang perak memiliki rasa tersendiri untuknya.
Keiko membalikkan tubuhnya dan menatap semua orang yang berada di bawahnya. Semuanya tengah menatapnya dengan wajah yang diliputi kecemasan. Keiko tersenyum manis sembari mengayunkan tangannya perlahan, seketika salju tipis mulai turun di sekitarnya.
"Jangan hanya tersenyum di atas, turun kemari kau gadis nakal. Sudah berani membuat kami cemas rupanya."
Haruka Sedikit berteriak dan tersenyum lebar dengan mata yang berkaca-kaca.
"Dia berhasil, dia menguasai teknik Dewi salju."
Haruka tersenyum puas kini muridnya sudah melampauinya.
"Hei cantik aku bisa menemanimu terbang kemanapun, namun untuk saat ini hentikan salju yang kau buat. Kau membekukan semuanya. Lihatlah kakakmu Eiji, yang hampir berjenggot salju."
Genta berkata pelan, saat tubuhnya sudah melayang di sisi Keiko.
"Maafkan aku yang sudah membuat semua menjadi seperti ini"
Keiko menunduk hormat setelah kembali menapakkan kakinya di anjungan kapal.
Arnius mengibaskan kedua tangannya dan seketika salju mulai mencair. Eiji pun mulai menggerakkan tubuhnya yang juga tertutup salju. Pria itu menyapukan udara di sekeliling Classic pearl hingga mengeringkan seluruh genangan air.
"Jadi kenapa tubuhmu masih memutih dan bibirmu membiru?"
Eiji menyentuh kulit tangan Keiko, serta menunjuk bibir biru adik perempuannya itu.
"Ini sepertinya adalah efek dari tahapan Dewi salju, tubuhku akan tetap menjadi seperti ini. Apa aku terlihat jelek?"
Keiko membuat kepingan es di telapak tangannya untuk melihat wajahnya.
"Bagaimanapun dirimu, kau tetap calon permaisuri ku yang tercantik."
Semua mulai melangkah meninggalkan mereka berdua, setelah Genta mengeluarkan gombalannya.
Setelah melihat semua orang yang pergi meninggalkan mereka berdua, Genta kembali mendekati Keiko.
"Jika aku berubah menjadi sosok yang sangat buruk dan mengerikan, apakah kau masih mau di sampingku?"
Genta bertanya dengan wajah yang serius.
"Maksudmu?"
Keiko menatap heran wajah pria di hadapannya.
"Suatu saat kau pasti akan tahu."
Ucap Genta pelan sambil berjalan meninggalkan tempat tersebut.
"Apa kak Nius mengetahui hal ini?"
Keiko kembali bertanya, sementara Genta hanya mengangguk tanpa menghentikan langkahnya.
"Hei saat ini kita sudah melayang di atas benteng pertahanan, kalian akan turun di sini atau dimana?"
Zen mengeraskan suaranya, supaya terdengar oleh siapapun.
"Kau lihat bangunan tinggi dan memiliki taman bunga diatasnya itu?"
Naoki menunjuk ke salah satu bangunan.
"Turunkan jangkar di sana."
Ucap Naoki lagi. Zen segera melaksanakan perintah yang diberikan oleh Naoki.
"Aku akan turun dan mengetuk pintu kamar itu."
Naoki bergegas melompat setelah jangkar sudah diturunkan, kemudian ia mengetuk pintu ruangan di depannya. Terlihat seorang gadis cantik membuka pintu.
"Apa bisa dibenarkan jika bertamu di malam hari dan mengetuk pintu kamar seorang gadis?"
Gumam Arnius pelan, setelah turun dari Classic pearl dan melihat seorang gadis cantik membukakan pintu.
"Hai.."
Sapa Naoki.
"Kita seperti sedang mengantar pangeran berkencan dengan gadisnya."
Genta menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Diam kau."
Eiji membekap mulut Genta yang kembali terlihat akan mengucapkan sesuatu.
"Kakak Miyuki."
Azumi berjalan menghampiri dua orang yang berdiri di depan pintu kamar.
"Azumi."
Sapa Miyuki.
"Maaf kami baru sampai dan mendarat di teras kamarmu, karena tempat ini yang paling tinggi."
Azumi memeluk tubuh Miyuki sesaat.
"Iya, ayo bawa semua temanmu masuk."
Balas Miyuki sopan.
"Penjaga tolong panggil pelayan untuk mengantar mereka ke kamar tamu."
Ucap Miyuki kepada penjaga di depan pintu kamarnya. Penjaga hanya menunduk, kemudian bergegas melakukan perintah majikannya.
"Apa ayah handa masih di ruang kerjanya?"
Tanya Miyuki kepada pelayan yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Masih nona."
Jawab pelayan itu sopan.
"Sebaiknya kami menemui paman terlebih dahulu."
Naoki berkata pelan.
"Baiklah, pelayan bawa mereka ke ruang tamu. Aku akan mengatakan kedatangan pangeran kepada ayah."
Jawab Miyuki sopan.
"Terimakasih Miyuki."
Naoki menundukkan kepalanya.
"Jangan seperti itu pangeran."
Miyuki merasa sungkan karena seorang pangeran telah menundukkan kepala dihadapannya.
Setelah menunggu beberapa saat di sebuah ruangan, seorang laki-laki setengah baya memasuki ruangan itu bersama dengan Miyuki.
"Selamat malam paman, maaf mengganggu waktu istirahat paman."
Naoki membungkuk hormat.
"Hormat pada pangeran, tidak pangeran tolong jangan seperti itu."
Uzumaki memegang pundak Naoki dan memeluknya.
"Paman perkenalkan, mereka adalah teman-teman saya. Kedatangan kami kemari karena suatu hal yang berhubungan dengan pangeran Yosi."
Ucap Naoki pelan.
"Iya pangeran, pasukan pengintai ku juga mengabarkan hal tentang pangeran Yosi. Anda baru saja tiba, dan ini sudah hampir larut malam sebaiknya anda sekalian beristirahat. Kita akan membahas hal ini besok pagi. Mari saya antar ke kamar anda pangeran."
Uzumaki mempersilahkan para tamunya untuk beristirahat di kamar masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
mochamad ribut
up up
2022-10-26
1
mochamad ribut
up
2022-10-26
1