Perjalanan Classic pearl sangat lancar hampir tanpa hambatan, mungkin dikarenakan belum begitu banyak orang ataupun kelompok yang memiliki kapal udara. Ada beberapa yang menyewakan kapal udara namun jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari.
Setelah makan malam para awak kapal memilih untuk beristirahat, mereka saling bergantian berjaga serta bergantian memegang kemudi kapal karena Zen juga seorang manusia biasa yang perlu istirahat.
Langit timur sudah terlihat sedikit lebih terang, pertanda malam akan segera berganti. Wu Ling yang tengah mendapat giliran memegang kemudi kapal melihat kepulan asap hitam di sebelah kanan kapal.
Wu Ling sedikit menggeser letak kapal serta menurunkan ketinggian supaya lebih jelas melihat ke bawah. Bergesernya letak kapal membuat seluruh awak kapal terbangun.
"Ada apa? kenapa kau merubah posisi dan menurunkan ketinggian?"
Zen sedikit berteriak dan berlari ke arah kemudi. Wu Ling hanya menunjuk kearah kepulan asap, kemudian Zen mengambil alih kemudi.
"Cepat cari asalnya."
Teriak Naoki memberi komando.
"Belum terlihat, turunkan lagi"
Ucap Yuki yang sudah mengamati.
Hari masih sangat pagi dan matahari belum menampakkan diri, sehingga keadaan masih terlihat gelap di bawah sana.
"Kakak kau terbang ke samping kanan, Genta kau samping kiri, aku akan ke bagian belakang. Pangeran tetap awasi dari atas."
Teriak Eiji memberi perintah.
Tanpa menjawab Genta dan Arnius terjun dari atas kapal.
"Kau melewatkan aku kakak."
Gumam Keiko yang juga terjun bersama Elang perak.
Diantara mereka semua hanya Arnius, Eiji, Genta, serta Keiko yang mampu terbang dan bertahan cukup lama di udara tanpa pijakan. Terkecuali Keiko yang menggunakan Elang perak sebagai alat terbangnya.
Kepulan asap mulai terlihat membumbung tinggi dari satu tempat.
"Di sana."
Eiji sedikit berteriak dan menunjuk ke satu tempat dengan jari telunjuknya.
Arnius melesatkan api kecil dari ujung ibu jarinya ke atas, untuk memberikan tanda kepada rekan lainnya yang masih berada di atas Classic pearl untuk lebih mendekat.
"Kalian sungguh keji."
Gumam Arnius dan langsung melesat ke sebuah perkampungan yang keseluruhannya sudah hampir menjadi abu.
"Itu tandanya, cepat lebih turun lagi."
Naoki memberi perintah. Setelah Classic pearl sudah dalam posisi bisa menurunkan jangkar, Yuki melompat dengan membawa jangkar kapal supaya tidak menimpa rumah penduduk. Tanpa aba-aba mereka semua turun dari atas kapal.
"Kalian benar-benar bukan manusia."
Umpat Azumi setelah menapakkan kakinya dan melihat begitu banyak mayat penduduk bergelimpangan serta rumah-rumah mereka yang terbakar hampir keseluruhan.
"Azumi,Wu Ling pergi ke sebelah kanan selamatkan mereka yang masih didalam rumah. Yuki susul Keiko ke sebelah kiri, bantu dia menyelamatkan yang masih tersisa."
Naoki membagi timnya agar sebisa mungkin segera menyelamatkan penduduk yang masih tersisa.
Naoki berlari mendekati Eiji dan Genta sambil sesekali menebas leher pasukan musuh yang berada dalam jangkauannya.
"Eiji, Genta habisi musuh di sebelah kiri. Lindungi Yuki dan Keiko."
Setelah mengatakan itu Naoki melesat ke sisi kanan.
"Arnius habisi musuh dan lindungi Azumi serta Wu Ling yang menyelamatkan warga."
Naoki kembali berteriak dan menunjuk ke arah Azumi serta Wu Ling yang sudah mengeluarkan beberapa warga dari dalam rumahnya.
Mereka mengerti perintah yang di berikan oleh Naoki dan berusaha menyelamatkan warga yang masih berada di dalam rumah.
Dalam sekejap api bisa di padamkan dengan mudah oleh Keiko, Azumi serta Haruka, bahkan tidak sedikit rumah yang atapnya hampir menjadi es.
Saat matahari mulai menampakkan sinarnya, Zen melihat pergerakan yang mencurigakan di pinggir desa dari atas kapal. Zen mulai mengayunkan jangkar hingga tepat mengenai sosok siluman yang sedang melahap buruannya.
"Aaargh.."
Geraman terdengar setelah jangkar tepat menggores punggung siluman. Zen kembali mengayunkan jangkarnya dan kembali tepat sasaran. Siluman itu kembali meraung. Suara raungannya terdengar begitu jelas, Genta yang sudah menyelesaikan pertarungannya melesat ke asal suara dan langsung menyerang siluman yang berbentuk seperti binatang purba yang telah lama punah.
Mulut siluman itu tidak berhenti menyemburkan api dan membakar sekelilingnya. Melihat hal itu Genta mencoba mengalihkan perhatian siluman itu agar menjauh dari pemukiman.
"Kita lihat siapa yang akan terpanggang di sini."
Genta berucap lantang dan mulai menyudutkan lawannya, gerakannya yang lincah sangat menyulitkan siluman yang berbadan besar tersebut.
cakaran dan pukulan Genta membuat geram lawannya, hingga kibasan ekor siluman hampir menghantam tubuhnya. Namun dengan cepat ia menangkap ekor itu kemudian menarik dan membantingnya ke tanah.
"Baam.."
Suara dentuman besar menggema disertai kepulan debu yang berterbangan di udara. Tak ingin menunggu lawannya bangkit kembali, Genta menyemburkan api yang cukup besar dari mulutnya hingga membuat siluman itu menjadi abu. Eiji yang sempat melihat pertarungan itu berdecak kagum.
"Kemampuannya sungguh luar biasa."
Gumam Eiji.
Arnius yang juga menyaksikan pertarungan itu hanya tersenyum kecil, ia benar-benar tahu bagaimana kekuatan seorang Ryu kogane yang sebenarnya. Pada saat ini memang hanya Arnius yang tahu bahwa Genta adalah sosok naga emas Ryu kogane yang setia mengikutinya.
Naoki dan Yuki mulai mengumpulkan informasi dari para penduduk serta prajurit yang di tahannya. Wu Ling bersama yang lainnya membantu penduduk serta mengobati yang terluka.
"Putar arah, kita ke Utara. Mereka ingin menyerang pertahanan paman Uzumaki dan mengambil alih pasukannya."
Ucap Naoki setelah semua anggotanya kembali ke Classic pearl.
Zen mengerti apa yang diperintahkan oleh Naoki, dengan segera ia memutar arah kapal dan segera menghitung titik letak pertahanan Utara dengan tepat.
"Tambahkan api pada tungku mesin di bawah. Tabung-tabung Palka itu perlu banyak uap agar melaju lebih cepat."
Teriak Zen pada anggotanya.
"Serahkan padaku."
Sahut Genta seraya melangkah ke bagian mesin kapal.
"Hati-hati jangan sampai kau membakar kapal ini."
Ucap Arnius pelan.
"Tentu saja, aku juga tidak ingin calon permaisuri ku ikut terpanggang."
Jawab Genta sambil mengedipkan sebelah matanya kearah Keiko.
"Kakak apa kau tidak bisa menyuruhnya untuk berhenti menggoda ku."
Keiko merengek di hadapan Arnius.
"Apa kau tidak menyukainya? atau kau sudah menyukai pria lain?"
Arnius balik bertanya, seraya tersenyum kecil menggoda adik perempuannya yang selalu saja kesal dengan tingkah sahabatnya tersebut.
"Aku hanya malu, dia selalu saja menggodaku memangnya benar hanya aku wanita yang dia sukai?"
Keiko memanyunkan bibirnya.
"Kau bisa bertanya langsung kepadanya."
Arnius kembali tersenyum dan berjalan meninggalkan adiknya.
"Bagaimana, apa yang anda temukan pangeran?"
Tanya Eiji berjalan mendekati Naoki diikuti oleh yang lainnya.
"Mereka ingin melemahkan kekaisaran dengan menyerang setiap titik pertahanan, mengambil alih pasukan untuk menyerang istana."
Jawab Naoki sambil mengepalkan tangannya menahan geram.
"Sebaiknya kalian beristirahat dan menyiapkan tenaga kalian untuk kembali bertarung, karena sepertinya pasukan besar akan menanti di depan."
Haruka mengingatkan mereka seraya meletakkan beberapa buah-buahan di atas meja.
Satu persatu mereka mulai mengambil buah yang ada dan memisahkan diri, duduk di beberapa bagian kapal yang mereka sukai.
Eiji memilih duduk di anjungan kapal, dia terlihat menyibakkan beberapa awan yang menghalangi pandangan matanya hanya dengan melambaikan tangannya.
"Wah adikku rupanya seorang pengendali udara, kau benar-benar membuat awan-awan itu menyingkir."
Ucap Arnius yang sudah berdiri di belakangnya.
"Ah kakak, hanya perlu menghembuskan sedikit angin untuk membuat awan itu bergeser tanpa membuatnya terpecah."
Eiji tersenyum kecil.
"Kau sangat berlatih keras rupanya, aku tidak lagi melihat tubuh kurus Ji ji ku yang dulu sering aku gendong."
Tawa keras keduanya terdengar oleh yang lain.
"Aku benar-benar tidak bisa membedakan kedua kakak kembar mu itu jikalau rambut mereka berdua tidak berbeda warna."
Ucap Genta yang sudah duduk di samping Keiko.
"Dan kenapa kau selalu mengikuti ku?"
Ucap Keiko ketus.
"Apa kau tidak suka jika aku berada di dekatmu?"
Genta balik bertanya dengan wajah yang serius.
"Apa memang tidak ada wanita lain yang bisa kau ganggu? dia bisa marah jika tahu kau selalu dekat denganku."
Keiko menundukkan kepalanya.
"Tidak akan ada yang marah, hanya kau satu-satunya."
Genta menyentuh dagu Keiko dan mengangkat wajahnya.
"Kalau begitu aku yang akan marah jika kau mencoba menggoda gadis lain, aku akan membuat jantungmu membeku jika kau berani melakukannya."
Ancam Keiko yang langsung berlari menghampiri kedua kakaknya.
Genta tersenyum puas mendengar ucapan Keiko, tubuhnya melayang berputar mengelilingi Classic pearl beberapa kali dengan berteriak kegirangan.
"Kenapa dengan anak itu?"
Arnius hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Genta.
"Apa yang kau katakan padanya?"
Arnius menatap wajah Keiko.
"Aku hanya bilang akan membekukan jantungnya jika dia mencoba menggoda gadis lain."
Jawab Keiko dengan wajah memerah, kedua kakaknya kembali tertawa lepas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
mochamad ribut
up up
2022-10-26
1
mochamad ribut
up
2022-10-26
1
𝐕𝐢𝐞 𝐢𝐬𝐭𝐲
tebak dan tunggu aja kakak 😁
2021-01-13
3