Desiran angin yang halus dan suara burung-burung berkicau dari pepohonan menemaniku dan Freda pulang bersama. Rumahku searah dengannya. Selama perjalanan kami mengobrol. Namun topik pembicaraan kali ini tidak lepas dengan kejadian tadi.
“Tenang saja. Aku tidak akan mengatakan ke siapapun, kok.” ucapnya dengan pringas-pringis yang membuatku tidak percaya kepadanya.
Tidak kusangka Freda melihat dan mendengar dengan jelas kejadianku dengan Cassie tadi. Freda mengatakan bahwa ia melihat dari balik tembok sejak awal pembicaraan kami berdua. Aku menjadi sedikit malu dan jengkel di saat yang bersamaan.
“Tidak kuduga kau mengobrol dengannya.” cakap Freda.
“Aku juga. Ternyata dia tidak sependiam yang ku pikirkan.” balasku. “Tapi, kenapa banyak perempuan yang tidak ingin berteman dengannya, termasuk kau?” tambahku bertanya kebingungan. “Y—Yah. Aku sendiri tidak enak mengganggunya belajar. Hehe…” ucapnya tidak serius sambil menggaruk kepalanya.
“Mungkin kau bisa membantunya untuk berteman dengan orang lain.” tuturnya sambil menundukkan kepalanya. “Ku usahakan.” balasku dengan optimis. “Baiklah. Kupengang ucapanmu.” cakapnya dengan serius.
“Tapi kau sebenarnya ingin berteman dengannya, kan?” lanjut tanyaku kepada Freda.
“Tentu saja! Aku terbuka dengan siapapun!” ucapnya bersemangat.
“Oh iya aku lupa, aku sedang bicara dengan mulut kompor.” sindirku kepadanya. “Bisa-bisanya ya kau.” ucapnya kemudian menggelitikku. Kami pun tertawa bersama.
“Haha… Freda— Hentikan.” ucapku terkilik tawa. “Rasakan ini.” balas Freda bercanda dan terus menggelitikku. Aku yang sudah tidak tahan pun meneteskan air mata. Sampai akhirnya ia berhenti dan kami lanjut berjalan.
Ada beberapa hal yang masih kupikirkan tentang Cassie. Ia adalah orang yang kurang pandai bersosial bahkan tidak memiliki teman. Namun tidak ada seorang pun di sekolah ini yang tidak mengenalnya. Lalu sepertinya aku menjadi teringat suatu hal ketika aku akan mengikuti olimpiade matematika waktu itu.
“Freda.” panggilku kepadanya. “Kenapa?” balasnya sambil menatapku.
“Apakah Cassie ikut olimpiade tahun lalu?” tanyaku penuh penasaran. “Iya.” Kemudian aku bertanya lagi. “Olimpiade pelajaran apa?” Lantas Freda mengingat-ingat lalu menjawabnya. “Sepertinya fisika.”
Seketika aku teringat dengan peristiwa waktu itu. Ternyata orang yang kulihat saat pelatihan olimpiade adalah Cassie. Patut saja aku merasa seperti pernah bertemu dengannya saat melihatnya menempati kelas yang sama denganku. Sejak awal Cassie menjadi seorang yang penyendiri. Begitu pula yang kulihat saat pelatihan olimpiade tahun lalu.
“Ada apa, Adelard?” tanya Freda kebingungan. “Tidak ada apa-apa.” jawabku. “Kau membuatku penasaran.”
“Hmmm…” gumamnya sambil menatapku serius dengan tangan di dagunya. Kemudian ia tersenyum menyindir seperti mencurigai sesuatu dariku.
“Baiklah. Semangat ya, Adelard. Kau pasti bisa!” ucapnya menyemangatiku. Tapi aku tidak tahu apa yang ia maksud. “Hah?” tanyaku kebingungan dan sedikit jengkel. “Itu, lho. Memang harus dimulai dari pendekatan dan perlahan-lahan…” sindirnya sambil mengangkat-angkat alisnya.
“Jangan berpikir yang aneh-aneh!” tegasku kepadanya, sementara Freda hanya bisa tersenyum menahan tawa. “Lagi pula aku tidak mengerti sama sekali dengan perkataanmu.” ucapku jengkel.
“Suatu saat kau akan mengerti.” Sudah kedua kalinya ia mengatakan kalimat tersebut. Aku menjadi sangat penasaran apa yang ia maksud. Tapi aku sendiri tidak mengerti dari mana aku harus mencari tahu.
“Ya, ya… Apa kata kau sajalah.” ucapku tidak peduli dengannya.
“Bagus! Aku akan terus mendukungmu!” lontar Freda berkobar-kobar. Aku pun menanggapi perannya walaupun aku tak mengerti maksudnya.
“Terima kasih, terima kasih.” sahutku sambil menunduk hormat berkali-kali seperti sebuah pertunjukkan.
Tidak lama kemudian kami berpisah di persimpangan karena arah rumah kami sudah tak lagi searah. Aku pun mulai menelaah kembali ucapannya Freda tadi. Akhirnya aku mengerti apa maksud dari perkataannya tadi. Mungkin.
“Baiklah… aku harus semangat dengan Cassie supaya dia memiliki banyak teman.” gumamku dalam hati menggelora api.
Bersambung~
Sekiranya jika cerita ini seru dan menarik, mohon berkenan untuk setia mendukung dan sebar luaskan ke pembaca lainnya :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments