Bel berdering dan jam istirahat pun tiba. Aku harus merapihkan alat tulis dan buku yang sedikit berantakan di atas meja. Guruku pun juga masih ada di meja gurunya di depan kelas. Namun suasana kelas sudah mulai sepi. Orang-orang lantas saja pergi menuju kantin saat mendengar deringan bel istirahat.
Saat aku memasukkan bukuku ke dalam tas, terdengar suara orang yang bangun dari tempat duduknya. Suara tersebut terdengar jelas di sebelah kananku. Cassie dengan beberapa bukunya pergi meninggalkan kelas. Tak lama kemudian aku dipanggil oleh guruku.
“Adelard, tolong kembalikan buku ini ke perpustakaan.” tuturnya kepadaku.
“Baik, Pak.” balasku sambil membawa buku tersebut.
Aku bergegas menuju perpustakaan. Kesunyian dan keheningan menjadi kesan pertamaku saat berada di depan pintu. Sepi sekali di sini. Bahkan bisa dikatakan tidak ada orang sama sekali, kecuali penjaga perpustakaan itu sendiri. Kemudian aku bertanya kepadanya.
“Aku ingin mengembalikkan buku biologi.” ucapku kepadanya dengan sopan.
“Silahkan letakkan di lemari 21G sebelah kanan ruangan.” jawabnya dengan tangannya yang sibuk mencatat daftar pinjaman buku perpustakaan. Terlihat ada beberapa daftar yang baru saja ditulis olehnya. Dengan begitu berarti ada orang yang baru saja meminjam atau mengembalikkan buku di sini.
“Ada yang ingin ditanya lagi?” tanya penjaga perpustakaan itu kebingungan. “Tidak. Terima kasih.” balasku kepadanya sambil menunduk kemudian bergegas menuju tempat yang dikatakan olehnya. Nampaknya tadi aku baru saja melamun dan memikirkan hal yang tak penting.
Akhirnya aku menemukan lemari yang kucari-cari. Luasnya ruangan ini membuatku sedikit lelah. Dengan segera aku meletakkan buku tersebut di lemari bagian atas. Saat aku ingin meletakkannya terdengan suara terengah engah seorang perempuan tak jauh di sebelahku.
"Putri Pustaka Angin." Itulah kata-kata yang terbesit dibenakku saat aku menoleh ke samping. Perempuan tersebut ternyata Cassie. Desiran angin yang masuk dari pelipir jendela mengayunkan rambut panjangnya yang halus. Suara lelahnya terdengar jelas serentak dengan lompatannya saat ia ingin meraih sebuah buku di atas sana.
Aku datang menghampirinya dan mengambil buku yang ia raih itu. Setelah memberikannya ia hanya menunduk tersenyum malu dan mengangguk kepadaku. Dia tidak berbicara sekalipun. Aku yang kebingungan dengan perilakunya lantas bertanya kepadanya.
“Kau hanya sendirian saja di sini?” Namun sepatah katapun tidak terucap dari bibirnya. Aku yang penasaran mencari topik untuk membuatnya bicara setidaknya satu-dua kata. Tetapi upayaku tersebut tidak membuahkan hasil sama sekali.
“Namaku Adelard. Salam kenal.” tuturku tersenyum kepadanya. Namun lagi-lagi ia masih merespon sama. Ia hanya membungkuk hormat dan tersenyum gugup kepadaku. Aku yang tidak ingin suasana canggung ini terus berlanjut lalu aku berpisah dengannya.
“A—Aku ingin pergi dulu. Kalau ada perlu sesuatu bilang saja padaku. Sampai jumpa.” ucapku gugup kemudian pergi meninggalkannya.
Tak lama kemudian ia pergi menuju meja perpustaan. Di sana terlihat beberapa buku yang kulihat tadi di kelas saat ia membawanya. Sepertinya ini adalah kunjungan sehari-harinya. Karena tidak ada keperluan lagi lantas aku keluar dari perpustakaan dan pergi menuju kantin. Tetapi rasa penarasaran terus muncul dibenakku terhadap perempuan misterius itu.
“Apakah ia tidak memiliki teman sama sekali?” tanyaku penasaran dalam hati.
Bersambung~
Sekiranya jika cerita ini seru dan menarik, mohon berkenan untuk setia mendukung dan sebar luaskan ke pembaca lainnya :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Gamal
Lanjut Thor Seruu!
2021-01-08
1