Airin melangkah tak semangat dan dengan gontai memasuki kelas dengan terus di gandeng oleh Mitha.
matanya yang masih sembab begitu terlihat jelas di pandang oleh semua para mahasiswa lainnya. Airin duduk di bangkunya dengan malas menaruh buku-buku yang tadi sempat dia bawa.
" Airin gue minta maaf.. " ucap Rico.
" gue sudah memaafkan mu, asalkan jangan pernah ulangi lagi gue nggak suka itu, kalau kamu masih mau menjadi temanku maka lakukan apa yang gue mau. " ucap Airin dengan dingin.
" sebenarnya apa yang terjadi pada Airin setiap kali ada laki-laki yang mendekati nya dia selalu bersedih, apa dia sudah menikah atau sudah punya tunangan. ?
batin Rico yang masih terus menatap Airin.
" gue janji nggak akan ulangi lagi, gue masih mau jadi temen loh.. " ucap Rico.
" gue pegang janji loh.. " ucap Airin begitu dingin.
" ok...,
sekarang tersenyum lah gue nggak suka loh yang seperti ini, rasanya gue mau muntah melihat loh yang tak ada hiasan nya seperti ini. " ucap Rico.
" memang nya Airin tembok pakai acara hiasan..!! saut Mitha.
" maksudnya senyum.. senyum begini.. " Rico mempraktikkan dirinya yang tersenyum dengan menarik kedua ujung bibir nya dengan jarinya sendiri
" hahaha..
lucu sekali loh kayak badut.. hahaha.. " tawa Mitha lepas namun berbeda dengan Airin yang sama sekali tak ada senyum di bibir ya.
***
kelas telah usai Airin dan Mitha pun bergegas untuk pergi ke tempat tujuan masing-masing. Mitha bekerja separuh waktu di sebuah toko sedangkan Airin dia akan ke rumah sakit membantu Bunda nya bekerja di sana dan mempelajari semuanya tentang menjadi seorang dokter.
Airin kuliah mengambil jurusan kedokteran sebenarnya tanpa kuliah pun dia sudah mampu menjadi seorang dokter yang sangat ahli Tasya Bunda nya sendiri lah yang mengajari nya.
lahir dari seorang dokter yang begitu sangat cerdas pastinya membuat Airin bisa belajar dengan cepat, seandainya bukan untuk mendapatkan gelar sebagai dokter yang syah mana mungkin Airin akan kuliah, bahkan semuanya tentang kedokteran sudah iya kuasai sejak satu tahun yang lalu.
" Assalamu'alaikum Bunda.. " ucap Airin memasuki ruangan Tasya dan segera mencium punggung tangan Tasya dengan lembut.
" Wa'alaikumsalam, bagaimana semuanya lancar..? tanya Tasya dengan senyuman yang menghiasi nya.
" lancar..! sekilas Airin menjawab pertanyaan Tasya.
" astaghfirullah.. kenapa semakin hari anak ini semakin dingin saja, tidak sama sahabatnya sama orang lain, bahkan sekarang sama keluarga nya sendiri saja dia seperti ini. " batin Tasya.
" syukurlah kalau begitu, sekarang kamu mau berlatih apa..?? tanya Tasya.
" terserah Bunda saja.. "
" baiklah ayo ikut Bunda.oh ya sebagai seorang dokter kamu nggak boleh cemberut begitu kamu harus tersenyum atau kalau tidak pasien mu akan kabur lari karena wajah kamu. " tutur Tasya menasehati.
" Hhmmm... " Airin tersenyum kecil dan itu pun terpaksa. rasanya begitu sangat berat hanya untuk sekedar tersenyum saja.
Tasya membawa Airin ke tempat seorang pasien, dia sudah sangat lemah dia begitu tak berdaya karena begitu banyak luka di sekujur tubuhnya.
" kamu lihat dia,.? Tasya menunjukkan pasien itu pada Airin. dan Airin pun menatapnya dengan seksama. " dia adalah korban kecelakaan di sebuah pabrik kue, gas yang dia gunakan meledak dan mengakibatkan semuanya terjadi menimpa nya.
mendengar kata meledak langsung membuat tubuh Airin gemetar hebat ternyata trauma yang ia alami belum juga hilang.
Airin berjalan mundur tatapannya kembali kosong seperti biasa saat ada kata-kata meledak yang dia dengar. " itu tidak mungkin..dia tidak akan pergi dia tidak akan pergi meninggalkan Airin.. " ucap Airin tak jelas.
" kamu harus bisa merawat nya dengan baik memeriksa setiap saat Bunda serahkan perawatan dia sampai sembuh padamu. " ucap Tasyasa tanpa melihat Airin yang semakin menjauh dan dengan Air mata yang sudah perlahan-lahan mulai mengalir dan tentunya dengan tubuh yang bergetar.
" Airin..!! panggil Tasya.
" Airin..!! kali ini Tasya berbalik dan terkejut melihat keadaan Airin yang seperti biasa
" Airin..!! teriak Tasya berlari ke arah Airin.
" sayang..!! Astaghfirullah maafkan Bunda. " Tasya begitu khawatir.
" Dia sudah pergi Bunda, dia benar-benar pergi meninggalkan Airin sendiri. " ucap Airin masih dengan tatapan yang kosong.
" Bunda yakin dia akan kembali sayang, dia pasti akan kembali.. " Tasya begitu cemas.
" tidak dia tidak akan kembali, dia sudah pergi. "ucap Airin.
" sayang maafkan bunda. " Tasya merangkul Airin dan membawanya kembali masuk ke ruangan nya.
" duduklah.. " Tasya mendudukkan Airin ke sofa nya dan menyusul duduk di sebelahnya.
" Airin Bunda mohon hilang kan semua ini lawan semuanya, kamu pasti bisa kembali seperti dulu, " ucap Tasya.
" Bunda merindukan Airin yang jail yang cerewet yang suka gangguin kakak, Bunda rindu semuanya dari Airin, kembalilah seperti Airin yang dulu sayang.. " ucap Tasya.
" semuanya sudah ikut pergi dengan nya Bunda, semuanya telah pergi meninggalkan Airin. " Airin semakin terisak.
" Bunda mohon lupakan dia lupakan semua kejadian itu lupakan sayang.. " Tasya memeluk Airin.
"semuanya tak akan bisa kembali lagi bunda semuanya telah hilang " ucap Airin terus menatap depan dan mengabaikan Tasya yang selalu ada di samping nya.
" sayang jangan seperti itu.. "
" Bunda maafkan Airin telah mengecewakan Bunda, Airin tidak mungkin bisa menjadi seperti bunda. " ucap Airin lemas.
" kamu pasti bisa seperti Bunda kamu pasti bisa melebihi Bunda kamu pasti bisa Airin " Tasya terus membesarkan hati Airin yang kini benar-benar merasa sangat kecil dan sangat lemah.
" jika kamu ingin menjadi seperti bunda kamu harus bisa menghilangkan semua trauma itu Airin, kamu harus benar-benar melupakan semua itu. " tutur Tasya.
" Airin akan mencoba nya pelan-pelan Bunda, tapi biarkan Airin istirahat sebentar " ucap Airin.
" istirahat lah... "
***
Airin dan Mitha tidak tinggal di rumah masing-masing melainkan mereka tinggal di kontrakan yang terdekat dengan kampus, tidak semua orang tau kalau keduanya adalah anak dari orang berada semua hanya mengira kalau dia hanya orang biasa saja.
sore hari Mitha dan Airin sudah kembali ke kontrakan, mereka berdua tinggal bersama, saat maghrib menjelang Airin akan sibuk dengan anak-anak yang datang ke kontrakan nya mereka akan belajar mengaji dengan Airin.
"Assalamu'alaikum.. kakak.. " teriak para anak-anak yang datang dengan kitab di tangan mereka.
" Wa'alaikumsalam.. " Jawab Airin.
semua anak-anak mencium punggung tangan Airin. setiap kedatangan para anak-anak hati Airin seperti mendapatkan semangat dia bisa tersenyum ceria saat bersama mereka.
" ayo masuk.. " ucap Airin menggiring semua anak-anak dan duduk di tempat yang sudah menjadi tempat belajar mereka.
begitu semangat Airin mengajar anak-anak senyum pun selalu Airin pancarkan untuk para anak-anak, hati yang begitu sedih bisa kembali bahagia setiap bersama anak-anak.
" kakak.. aku ingin bisa seperti kakak.. "
" maksud Mila.. " ucap Airin dengan anak didiknya yang bernama Mila.
" aku ingin menjadi seperti kakak yang selalu tersenyum dengan kami selalu membimbing kami dengan tulus dengan bahagia. " ucap Mila.
" semoga kamu bisa menjadi seperti kakak ya. " ucap Airin.
" iya kakak cantik. " ucap Mila.
hati Mitha sungguh terenyuh melihat senyum Airin yang selalu bisa saat di depan anak-anak, jarang-jarang Mitha melihat senyum Airin hanya saat bersama anak-anak lah senyum itu bisa kembali.
" aku ingin kamu bisa seperti ini terus Airin, senyum mu selalu aku rindukan, aku sahabat mu aku tak ingin melihat hati-mu selalu hancur, kamu berhak bahagia Rin.. " gumam Mitha dari belakang pintu.
Air mata Mitha pun menetes saat itu, bisa melihat senyum Airin adalah sebuah hal yang mustahil baginya, hingga dia bisa mengeluarkan air mata meskipun hanya satu tetes saja saat melihat senyum Airin.
" Mitha..!! panggil Airin sembari melangkah mendekati Mitha yang tengah serius dengan tugas-tugas dari kampus.
Mitha menoleh melihat Airin yang sedang melepaskan hijabnya dan menaruhnya di kursi rias.
" kamu sudah selesai, terus anak-anak sudah pulang.? tanya Mitha.
" mereka sudah pulang.. " jawab Airin.
Airin duduk di kasur wajah nya kembali berubah menjadi murung, seakan-akan senyum tadi hanya sebuah mimpi saja bagi Mitha. mimpi yang dengan cepat hilang dan berlalu.
" kamu nggak belajar.? tanya Mitha.
" tugas gue sudah selesai. " ucap Airin dingin..
" what selesai.!! kapan loh ngerjain..?
" abis dari rumah sakit. "
" dari rumah sakit.? hey sadar coy dari rumah sakit hanya setengah jam..!! ucap Mitha tak percaya.
" lihat aja kalau loh nggak percaya.. "
Mitha melihat tugas Airin dan ternyata benar semua nya sudah selesai. " gue lupa, gue telah meragukan Si otak cerdas. " ucap Mitha.
" kapan gue bisa seperti loh ya Rin, loh itu adalah kebanggaan bagi semuanya, di SMA loh menjadi kebanggaan dengan beberapa prestasi dan sekarang di kampus pun loh juga kebanggaan, ngiri gue Rin.. " ujar Mitha.
" ngiri tanda tak mampu Mit.. "
" iya loh benar gue memang tak pernah mampu menjadi seperti loh.. gue pasti kalah sama loh gue tak akan pernah ada apa-apa ya jika sama loh.. "
ternyata kecerdasan Tasya benar-benar menurun pada Airin, semua anak-anak Tasya semuanya berotak cerdas dan selalu menjadi kebanggaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Kasimpo Makale
semangat Airin, buka lembaran baru
David SDH sehat juga ,
2023-01-15
0
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
dua semangat
2022-03-01
1
Sis Fauzi
cerdas, cantik, ngapain menyesali takdir. bersyukur itu jalan terbaik Airin ❤️
2021-09-17
3