"Kenapa kita harus mengurus kepindahan kita ke LA disaat seperti ini?" tanya Isabela cemas. Ia berjalan cepat untuk sampai ke bandara. Mendapatkan kabar dari penjaga rumahnya tentang upaya pencurian dirumah mereka, mengharuskan keduanya untuk pulang. Ketika kawanan perampok itu sudah ditemukan, mereka harus menjadi saksi. Tanpa diduga suaminyapun mengurus kepindahan mereka ke LA.
"Maafkan aku, aku tidak menduga akan selama ini mengurus kepindahan kita." jawab Jonas sama-sama panik. Mereka berdua panik bukan karena kepindahan ini. Tapi karena hari ini adalah hari bersejarah bagi Dean. Tentu saja, mereka diharuskan menjadi saksi saat pernikahan itu tiba.
Mereka telah sampai dibagian pemeriksaan bagasi. Tidak ada yang dibawanya selain satu tas ransel. Jonas menatap pegawai bandara itu.
"Ada apa, nona? Sepertinya wajahmu tidak terlalu baik." ucap Jonas.
"Maafkan aku, Sir. Aku sedikit tidak profesional. Tapi harus aku katakan jika cuaca buruk sedang melanda NewYork. Ada badai yang mendekat. Aku pikir penerbangan akan delay beberapa jam. Bahkan mungkin batal." ucap wanita itu dengan wajah kecewa.
Jonas melihat layar yang menampilkan beberapa penerbangan. Memang benar ada beberapa pesawat yang mengalami keterlambatan. Ia harus mengatakan berita buruk ini pada Isabela. Iapun mendekati Isabela yang terlihat sedang memakan coklat kesukaannya. Ia akan memakannya ketika sedang gugup.
"Kenapa?" tanya Isabella.
Jonas duduk disampingnya dan mengambil salah satu coklat itu dan memakannya. "Sepertinya kita harus kecewa karena melewatkan pernikahan Dean hari ini."
Isabela memasukkan kembali coklat itu kedalam toples dan menatap suaminya serius. "Apa maksudmu?"
"Belum dapat dipastikan. Sepertinya penerbangan kita batal. Cuaca di kota New York sedang buruk. Aku melihat banyak penerbangan yang batal." ucap Jonas.
Isabela menunduk. "Sayang sekali. Padahal aku ingin sekali melihat pengantin wanita."
Jonas memegang tangan Isabela. "Kita bisa melakukannya besok ketika cuaca sudah membaik. Jangan bersedih." ucapnya mencoba menenangkan.
Orang-orang masih saja sibuk. Sejak badai mendekat, pernikahan yang awalnya disiapkan diluar, harus dipindahkan kedalam. Dean tidak mengundang banyak tamu. Hanya kenalan dekat dan beberapa keluarga besarnya. Para wartawan dan media pun sudah disiapkan tempat. Hanya saja, Dean meminta untuk tetap menjaga privasi Jessy untuk tidak memasang wajahnya. Dean mengakui itu adalah hal tersulit.
Ada satu hal yang ingin ia sampaikan. Jessy cantik sekali malam ini. Rambut blondenya masih dapat telihat dibalik tiara yang menghiasi kepalanya. Lana mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Oh, ia kini menatapnya sambil tersenyum. Malam ini ia merasa jadi pria paling beruntung. Ia pun tersenyum.
"Aku seperti melihat adegan pernikahan di sebuah drama romantis yang biasa ditonton remaja jaman sekarang." goda Harris. Pria itu menggodanya.
Dean menunduk sambil tersenyum. Ia membalikkan badannya dan mengambil satu gelas wine yang dihidangkan disana. "Ya, aku mengakuinya."
"Aku tidak melihat rasa kasihan ketika kau bersumpah tadi."
"Aku tetap merasa kasihan padanya." ucapnya sambil berjalan menatap kaca jendela. Hujan mulai turun dengan lebat. Angin pun mulai membesar. "Usia nya masih dua puluh tahun tapi ia harus bersusah payah mencari uang untuk menghidupinya. Ia tidak memiliki orangtua. Selama ini ia tinggal disebuah apartemen yang sangat kecil dengan semua aktifitas dikerjakan disana."
"Apakah kau merasa bersalah karena membawanya pada masalahmu?"
"Sepertinya tidak. Dengan adanya Jessy, aku bisa melepaskan diri dari wanita yang selama ini menggangguku." jawab Dean tenang tanpa melepaskan tatapannya pada wanita yang telah menjadi istrinya itu.
"Uh, aku teringat sesuatu. Proses syuting akan dilakukan bulan depan. Itu berarti kau hanya aku beri ijin selama dua minggu untuk melakukan honeymoon."
"Tidak masalah. Jessy bisa aku tinggal." jawab Dean tenang. Walaupun sebenarnya iapun masih bingung. Bagaimana sikap mereka setelah menikah nanti?
"Kau terlihat sangat cantik, sayang.." ucap Anastasia pada Jessy.
Jessy menoleh. Ia melihat Anastasia seorang diri. Ia tersenyum.
"Sayangnya cuaca buruk sehingga kita tidak bisa melakukannya diluar." ucap Jessy.
Walaupun tidak banyak, tapi tamu yang datang membuat Dean harus menemui mereka satu persatu.
Selesai berganti gaun, Jessy masuk kembali ke ruangan. Tiba-tiba langkahnya terhenti. Ia melihat seorang wanita sedang menangis. Karena penasaran, Jessy menghampirinya.
"Halo.." ucapnya.
Wanita itu mengangkat wajahnya. Sesaat ia terlihat terkejut. Ia bersiap-siap untuk melangkah tapi Jessy bisa menarik lengannya.
"Kau kenapa? Siapa yang menyakitimu?" tanya Jessy ramah.
Wanita itu mengelap airmatanya. "Aku tidak apa-apa." ucapnya gugup.
"Kau tidak mau bercerita?Ini pernikahanku. Aku tidak mau ada seseorang menangis di hari pernikahanku."ucap Jessy.
Wanita itu kemudian mengangkat kedua tangannya. "Aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf. Aku sakit hati melihat kalian berdua menikah. Aku tidak sanggup."
Walaupun terkejut, tapi Jessy bisa tersenyum. Ia memegang kedua tangan wanita itu. "Kau mencintai Dean?"
"Aku mencintai Dean sejak tiga tahun yang lalu." ucap wanita itu.
Beginilah jika menikah atau berhubungan dengan seorang pria yang memiliki pesona memikat setiap wanita. Ia sempat berfikir akan menemui hal ini ketika pernikahannya berlangsung. Dan ternyata memang terjadi. Lana pernah mengatakan jika ia harus bersiap dengan segala kemungkinan ketika pernikahan berlangsung. Ia telah siap. Ia tidak mau kehilangan satu juta dollar hanya karena satu atau dua wanita. Ia pun menarik tangan wanita itu untuk duduk.
"Aku mengerti perasaanmu. Aku sedih mendengarnya. Aku hanya memintamu untuk mulai melupakan Dean dalam hatimu. Mungkin awalnya terasa sulit. Tapi kau cantik, sayang. Kau bisa memilih siapapun untuk kau cintai. Kau bisa mulai membuka dirimu."
"Itu benar, sayang.." ucap Dean yang kini berada tak jauh darinya.
Jessy menoleh pada Dean kemudian ia melihat wanita disampingnya yang terlihat pucat.
"Kau mau pergi?"bisik Jessy. Wanita itu mengangguk dan segera berlari. Jessy hanya tersenyum kemudian berdiri. Ia menatap Dean. "Ada apa kau mencariku?"
"Aku kehilangan pengantinku. Sejak tadi aku tidak melihatmu" jawab Dean tenang.
"Kau sendiri yang meninggalkanku sendiri. Sejak kapan kau berada disana?"
"Cukup lama untuk mendengar kalimat bijakmu." jawab Dean.
"Wanita itu salah satu fans beratmu?"
"Lisa salah seorang aktris pendatang baru. Ia masih satu manajemen denganku. Kenapa? Kau cemburu?" goda Dean.
"Tidak. Aku hanya takut kehilangan uang satu juta dollarku setiap bulan." jawab Jessy sambil berjalan meninggalkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Maya AL Fadl
kisah baru dimulai
2021-08-01
0
Eti Guslidar
hhhhh. jessi hebat... but bucin dean deh
2021-07-14
0
⛤Mursini Zahwa🆘
Jessy..good👍👍
2021-06-21
0